NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh:
Jurusan Gizi
2017
i
PENGARUH KOMBINASI TEPUNG PISANG, WORTEL DAN CAKAR AYAM
TERHADAP KANDUNGAN GIZI BISKUIT MPASI
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh:
Jurusan Gizi
2017
HALAMAN PENGESAHAN
NASKAH PUBLIKASI
Disususm Oleh:
Pada Tanggal :
15 Desember 2017
Pembimbing
E-mail : ekafrizqi@gmail.com
Abstrak Latar Belakang : Ketidaktahuan tentang cara pemberian makan pada bayi, baik
dari jumlah, jenis, dan frekuensi makanan secara langsung dan tidak langsung menjadi
penyebab terjadinya masalah kurang gizi pada bayi. Pada masa ini, perkembangan otak dan
fisik bayi jadi perhatian utama, khususnya pada bayi yang terlahir prematur maupun bagi
bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat badan rendah. Pemberian makanan
pada anak hendaknya diperhatikan sejak masih bayi. Pemberian MP-ASI dilakukan untuk
menunjang kebutuhan nutrisi dikarenakan sistem pencernaan bayi yang belum berfungsi
secara optimal dan sistem pencernaannya masih membutuhkan proses penyesuaian. Oleh
karena itu diperlukan makanan yang mudah dicerna oleh bayi. MPASI / bubuk instan
menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No : 224/Menkes/SK/II/2007
komposisi dalam 100gr MPASI untuk usia 6 – 12 bulan mengandung lemak 10 – 15 gr,
karbohidrat maksimum 30gr sukrosa, dan 5gr serat dan 200 – 400mg kalsium untuk berat
bersih tiap label kemasan 200gr dan untuk usia 12 – 24 bulan mengandung lemak 8 -12 gr,
karbohidrat maksimun 30gr sukrosa, dan 5gr serat dan 200 – 300mg kalsium Salah satu MP-
ASI yang biasa diberikan kepada bayi salah satunya biscuit. Biscuit yang baik adalah yang
dapat memenuhi kebutuhan dan dicerna secara optimal.
Tujuan : Mengetahui pengaruh substitusi tepung pisang, tepung wortel dan tepung cakar
ayam terhadap kadar kalsium, betakaroten, karbohidrat, lemak dan daya terima biscuit.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian
menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor, untuk menguji pengaruh variabel
independen yaitu tepung pisang, tepung wortel dan tepung cakar ayam serta variabel
dependen yaitu kadar karbohidrat, lemak, kalsium, serta betakaroten dan daya terima biscuit
bayi tepung pisang, tepung wortel dan tepung cakar ayam .
Hasil : Dari Uji Anova di dapatkan hasil bahwa p value 0,00 (p < 0,01) sehingga Ho ditolak
dan terdapat hubungan antara uji kandungan karbohidrat, lemak, kalsium dan betakaroten
dengan formula pada biscuit.Berdasarkan hasil uji Kendall’s antara formula biscuit dengan
daya terima kategori rasa diperoleh nilai p value 0,038 yang artinya p> 0,01 sehingga tidak
ada hubungan antara formula biscuit dengan daya terima kategori rasa. Daya terima kategori
warna diperoleh nilai p value 0,742 yang artinya p> 0,01 sehingga tidak ada hubungan
antara formula biscuit dengan daya terima kategori warna. Daya terima kategori aroma
diperoleh nilai p value 0,567 yang artinya p> 0,01 sehingga tidak ada hubungan antara
formula biscuit dengan daya terima kategori aroma. kategori tekstur diperoleh nilai p value
0,336 yang artinya p> 0,01 sehingga tidak ada hubungan antara formula biscuit dengan daya
terima kategori tekstur.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan
sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang
tangguh mental yang kuat kesehatan yang prima serta cerdas. Bukti empiris
menunjukkan bahwa hal ini sangat ditentukan oleh status gizi yang baik dan
status gizi baik ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang dikonsumsi. Status
gizi yang baik untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas pada
hakikatnya harus dimulai sedini mungkin yakni sejak manusia itu masih berada
dalam kandungan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah makanannya
melalui makanan, bayi mendapatkan zat gizi yang merupakan kebutuhan dasar
makan pada bayi, baik dari jumlah, jenis, dan frekuensi makanan secara
langsung dan tidak langsung menjadi penyebab terjadinya masalah kurang gizi
pada bayi.
Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah terlahir
dari rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi jadi
perhatian utama, khususnya pada bayi yang terlahir prematur maupun bagi bayi
Bayi yang baru lahir memerlukan perhatian khusus karena pencernaan mereka
Pada usia bayi sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan anak,
serat dan 200 – 400mg kalsium untuk berat bersih tiap label kemasan 200gr dan
30gr sukrosa, dan 5gr serat dan 200 – 300mg kalsium dan mineral yang berperan
dikarenakan sistem pencernaan bayi yang belum berfungsi secara optimal dan
diperlukan makanan yang mudah dicerna oleh bayi. Salah satu MP-ASI yang
biasa diberikan kepada bayi salah satunya biscuit. Biscuit yang baik adalah yang
dapat memenuhi kebutuhan dan dicerna secara optimal. Namun melihat kondisi
nutrisi bayi. Berdasarkan hal tersebut maka, peneliti membuat formula biscuit
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah ada pengaruh substitusi tepung pisang, tepung wortel dan tepung cakar
ayam terhadap kadar kalsium, betakaroten, karbohidrat, lemak dan daya terima
biscuit.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
7
perbandingan.
d. Menganalisis daya terima biscuit tepung pisang, tepung wortel, tepung cakar
D. MANFAAT PENELITIAN
Membuat biscuit tepung pisang, tepung wortel, tepung cakar ayam sebagai alternatif
METODE PENELITIAN
A. Tahapan Penelitian
1. Membuat biscuit bayi tepung pisang, tepung wortel dan tepung cakar ayam
2. Menguji daya terima biscuit bayi pada panelis tidak terlatih dengan
menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor, untuk menguji pengaruh variabel
independen yaitu tepung pisang, tepung wortel dan tepung cakar ayam serta
8
variabel dependen yaitu kadar karbohidrat, lemak, kalsium, serta betakaroten dan
daya terima biscuit bayi tepung pisang, tepung wortel dan tepung cakar ayam .
F1 F2 F3
Keterangan :
F3 : Perbandingan 1:1:1
tepung wortel, pisang dan tepung cakar ayam 2:1:1 (F1), 1:2:1 (F2), 1:1:1 (F3).
D. Lokasi Penelitian
1. Pembuatan biscuit bayi tepung pisang, tepung wortel dan tepung cakar ayam
Semarang. Dan uji daya terima dengan panelis tidak terlatih dilakukan di Ruang 3 D
Muhammadiyah Semarang .
9
E. Cara pembuatan
alat
2. Tepung wortel, pisang dan cakar ayam perbandingan satu memiliki berat 45gr
3. Memasukkan gula pasir kedalam baskom diikuti kuning telur dikocok sampai
4. Setelah tercampur rata memasukan mentega cair(40ml) sedikit terlebih dulu dan
secara perlahan.
5. Memasukan tepung wortel, pisang dan cakar ayam dengan perlahan dan sambil
di aduk.
8. Setelah adonan menyatu dan ulet, adonan ditimbang @5 gr untuk diuji panelis.
9. Memipihkan adonan dan mengoles dengan dark coklat yang telah di cairkan
12.Setelah matang ditunggu supaya suhu turun sekiranya sudah dingin, bungkus
dalam plastik.
13.Dan sajikan.
Data daya terima diperoleh dengan melakukan uji daya terima biscuit bayi pada
perbandingan tepung pisang, tepung wortel dan tepung cakar ayam, yang paling
G. Analisis Data
1. Analisa Univariat
Analisa data kadar karbohidrat, lemak, kalsium, dan betakaroten serta daya
2. Analisa Bivariat
pisang, tepung wortel dan tepung cakar ayam terhadap Kadar Karbohidrat,
Wilk. Jika hasil dari uji kenormalan diperoleh data berdistribusi normal (p
value > 0,01 ) maka uji selanjutnya menggunakan uji ANOVA jika p value
> 0,01 maka Ho diterima dan Ha ditolak dan jika p value < 0,01 maka Ho
11
dilakukan uji lanjut yang sesuai dengan nilai koefisien keragaman (KK),
untuk menentukan perlakuan KK dan uji lanjut yang sesuai adalah sebagai
berikut :
√KTG
KK = × 100%
Ȳ
Keterangan :
KK : koefisien keragaman
Ȳ : rata-rata keseluruhan
Uji yang digunakan adalah uji lanjut anova menentukan perbedaan kadar .
ditabulasikan dalam bentuk tabel. Dari hasil tabulasi dilakukan uji statistik
pisang, tepung wortel dan tepung cakar ayam terhadap daya terima biscuit
bayi
12
PEMBAHASAN
Nilai gizi biscuit MP-ASI yang meliputi perhitungan karbohidrat, lemak, kalsium,
betakaroten dilakukan dengan uji kimia di Laboratorium berikut pada Tabel 7 adalah hasil
perhitungan tersebut pada tiga taraf perlakuan perbandingan tapung pisang, wortel dan
Diketahui kadar Karbohidrat tertinggi terdapat pada biscuit P sebesar 62,37 dengan
perbandingan tepung wortel, pisang dan cakar ayam sebesar 1 : 2 : 1 dan karbohidrat
Nilai lemak tertinggi terdapat pada biscuit W sebesar 4,15 dengan perbandingan
tepung wortel, pisang dan cakar ayam 2 : 1 : 1 dan lemak terendah terdapat pada P
sebesar 1,13.
Nilai kalsium tertinggi terdapat pada biscuit W sebesar 50,325 dengan perbandingan
2 : 1 : 1, dan nilai kalsium terendah terdapat pada biscuit P sebesar 11,03 dengan
perbandingan 1 : 2 : 1.
Biscuit tepung pisang, tepung wortel dan tepung cakar ayam terbuat dari bahan segar
karbohidrat sebesar 26,8 gr/100gr kalsium 11mg/100gr, wortel segar yang memiliki
kalsium 88mg/100gr dan karbohidrat 0,4gr/100gr dan setelah menjadi tepung nilai
Berdasarkan tabel dapat diketahui tingkat kecukupan nilai gizi dari 100 gr
biscuit, dari biscuit W didapat karbohidrat sebesar 132%, kemudian 33% memenuhi
asupan anak usia kurang dari 1 tahun. Nilai kecukupan gizi lemak sebesar 41%
mampu memenuhi asupan anak usia 1 – 2 tahun, untuk nilai kalsium mampu
memenuhi 16,8% pada anak usia kurang dari 1 dan 20,1% usia 1 – 2 tahun.Dari
biscuit P didapat 157% karbohidrat dan lemak 9,3% untuk anak usia kurang dari 1
tahun, untuk anak usia 1 – 2 tahun mampu memenuhi 11.3% dari kebutuhan
bayi,kadar kalsium mampu mencukupi 3,7% kebutuhan bayi usia kurang dari 1
tahun dan 4,41% mampu memenuhi kebutuhan anak usia 1 – 2 tahun. Dan untuk
biscuit WPC didapat 178% karbohidrat kecukupan bayi, untuk lemak mapu
memenuhi 25,3% kebutuhan anak usia kurang dari 1 tahun dan 31% mampu
14
memenuhi kebutuhan untuk anak usia 1 – 2 tahun. Serta kadar kalsium 11,6%
berdistribusi normal p value 0.2 (p > 0.01) selanjutnya dilakukan Uji Anova dan di
dapatkan hasil bahwa p value 0,00 (p < 0,01) sehingga Ho ditolak dan terdapat
Jenis Biscuit
Total
1:1:1
1 : 2 : 1 (P) 2 : 1 : 1 (W)
(WPC)
tidak suka 12 10 11 33
agak suka 8 11 5 24
Suka 0 3 7 10
Total 25 25 25 75
Sangat 1 1 1 3
tidak
suka 33,3% 33,3% 33,3% 100.0%
Tidak 7 8 6 21
suka
33.3% 38.1% 28.6% 100.0%
Agak 9 9 9 27
suka
33.3% 33.3% 33.3% 100.0%
Suka 7 6 8 21
Sangat 1 1 1 3
suka
33.3% 33.3% 33.3% 100.0%
Total 25 25 25 75
Tidak suka 13 12 11 36
Agak suka 7 8 12 27
Suka 4 3 2 9
Sangat suka 0 1 0 1
Total 25 25 25 75
1:1:1
1 : 2 : 1 (P) 2 : 1 : 1 (W)
(WPC)
Sangat tidak 0 2 0 2
suka
.0% 100.0% .0% 100.0%
Tidak suka 10 4 5 19
Agak suka 8 11 13 32
Suka 6 6 5 17
Sangat suka 1 2 2 5
Total 25 25 25 75
19
1:1:1
1 : 2 : 1 (P) 2 : 1 : 1 (W)
(WPC)
Sangat tidak 0 2 0 2
suka
.0% 100.0% .0% 100.0%
Tidak suka 10 4 5 19
Agak suka 8 11 13 32
Suka 6 6 5 17
Sangat suka 1 2 2 5
Total 25 25 25 75
KETERBATASAN PENELITIAN
terhadap produk bersifat subjektif sehingga data tidak bersifat mutlak. Dalam
penelitian ini sampel tidak di uji daya terima nya secara langsung kepada bayi atau
anak usia 6 bulan – 2 tahun sehingga hasil tingkat kesukaan tidak mutlak. Untuk
penelitian lanjutan disarankan untuk menguji hedonik kepada subjek sesuai sasaran
produk.
KESIMPULAN
Dari data dapat diketahui terdapat pengaruh substitusi tepung pisang, tepung
wortel dan tepung cakar ayam terhadap kadar karbohidrat, lemak, kalsium
paling tinggi.
pengaruh pada rasa namun tidak terlalu berpengaruh terhadap aroma, warna,
dan tekstur. Aroma biscuit masih kuat ditandai dengan aroma tepung cakar
ayam.
0,21.
Dari data laboratorium dan standar zat Karbohidrat MPASI per 100 gr dapat
Dari data laboratorium dan standar kandungan lemak MPASI per 100 gr dapat
diketahui asupan lemak dari biscuit W memenuhi 33% untuk usia ≤ 1tahun dan
41% untuk usia 1 – 2 tahun, biscuit P memenuhi 9,3% untuk usia usia ≤ 1tahun
dan 11,3% untuk usia 1 – 2 tahun, biscuit WPC memenuhi 25,3% untuk usia
Dari data laboratorium dan standar kandungan kalsium MPASI per 100 gr dapat
diketahui asupan kalsium dari biscuit W memenuhi 16,8% untuk usia ≤ 1tahun
dan 20,1% untuk usia 1 – 2 tahun, biscuit P memenuhi 3,7% untuk usia usia ≤
1tahun dan 4,41% untuk usia 1 – 2 tahun, biscuit WPC memenuhi 11,6% untuk
Jadi dari ketiga formula yang paling bisa mendekati dengan ketentuan
normal p value 0.2 (p > 0.01) selanjutnya dilakukan Uji Anova dan di dapatkan
hasil bahwa p value 0,00 (p < 0,01) sehingga Ho ditolak dan terdapat hubungan
Berdasarkan hasil uji Kendall’s antara formula biscuit dengan daya terima
kategori rasa diperoleh nilai p value 0,038 yang artinya p> 0,01 sehingga tidak
ada hubungan antara formula biscuit dengan daya terima kategori rasa. Daya
terima kategori warna diperoleh nilai p value 0,742 yang artinya p> 0,01
sehingga tidak ada hubungan antara formula biscuit dengan daya terima kategori
warna. Daya terima kategori aroma diperoleh nilai p value 0,567 yang artinya
p> 0,01 sehingga tidak ada hubungan antara formula biscuit dengan daya terima
kategori aroma. kategori tekstur diperoleh nilai p value 0,336 yang artinya p>
0,01 sehingga tidak ada hubungan antara formula biscuit dengan daya terima
kategori tekstur.
23
SARAN
Tepung cakar harus lebih kering agar aroma cakar tidak terlalu kuat dan
mempengaruhi daya terima panelis.
Sebaiknya diuji secara langsung daya terima biscuit kepada anak balita usia 6 bulan
sampai dengan 2 tahun, karena kesukaan bayi/balita berbeda dengan orang dewasa.
24
DAFTAR PUSTAKA
Hartatie, Endang Sri.2011. Kajian Formulasi ( Bahan Baku , Bahan Pemantap ) dan Metode
Pembuatan terhadap Kualitas Es Krim. Malang:
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/1415, 7(1)
Puspitasari, R. and Rahayuni, A. (2012) ‘Kandungan Serat, Lemak, Sifat Fisik, Dan Tingkat
Penerimaan Es Krim Dengan Penambahan Berbagai Jenis Bekatul Beras Dan
Ketan’, artikel penelitian universitas diponegoro, semarang.
Santoso, Agus. 2011. Serat Pangan (Dietary Fiber) Dan Manfaatnya Bagi
Kesehatan.Klaten: Fakultas Teknologi Pertanian. Hal 38
SNI 01-3713-1995.http://sisni.bsn.go.id/index.php/sni/Sni/download/4132.