Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

PELATIHAN CARA MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR SERTA PENDIDIKAN


KESEHATAN TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA IBU DENGAN ANAK DALAM
PERAWATAN NICU DI RUMAH SAKIT KABUPATEN BEKASI

HALAMAN SAMPUL

PENYUSUN:
Agung Bastian
Anggara
Ani Nurfaidah
Dela Santika
Eka Lesmana
Neng Tita N
Nunki Pramesti N
Osan Anjayana

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

INSTITUT MEDIKA DRG. SUHERMAN (IMDS)

2019
Lembar Identitas dan Pengesahan Pendidikan Kesehatan

Judul : Pelatihan cara menyusui yang baik dan benar serta


pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif pada ibu
menyusui dengan anak dalam perawatan NICU di Rumah
Sakit RSUD Kabupaten Bekasi
Ketua Penyuluhan
Nama Lengkap : Ns. Yuli Erlina, S.Kep, M.Kes
NIK : 50090322
NIDN : 0408077902
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
Program Studi : Prodi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners
Anggota :
1. Agung Bastian
2. Anggara
3. Ani Nurfaidah
4. Dela Santika
5. Eka Lesmana
6. Neng Tita N
7. Nunki Pramesti N
8. Osan Anjayana
Cikarang, 14 November 2019

Mengetahui,
Pembimbing Klinik Ketua Penyuluhan

(.................................................) (Ns. Yuli Erlina, S.Kep, M.kes)


NIK. NIK. 50090322

Mengetahui,
Kepala Ruangan

(........................................)
NIK.
USULAN PENYULUHAN KESEHATAN
PRAKTIK PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN IX
INSTITUT MEDIKA Drg. SUHERMAN

RINGKASAN
Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan
(janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan
masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Gangguan kekurangan gizi tingkat buruk yang terjadi pada periode ini bersifat permanen,
tidak dipulihkan walaupun kebutuhan gizi selanjutnya terpenuhi.
Untuk mendapatkan gizi yang baik pada bayi yang baru lahir maka ibu harus sesegera
mungkin menyusui bayinya karena ASI memberikan peranan penting dalam menjaga
kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup bayi. Oleh karena itu, bayi yang
berumur kurang dari enam bulan dianjurkan hanya diberi ASI tanpa makanan pendamping.
Makanan pendamping hanya diberikan pada bayi yang berumur enam bulan ke atas (Suraji,
2003).
Program ASI Eksklusif merupakan program promosi pemberian ASI saja pada bayi
tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Tahun 1990, pemerintah mencanangkan
Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian ASI (PPASI) yang salah satu tujuannya adalah
untuk membudayakan perilaku menyusui secara eksklusif kepada bayi dari lahir sampai usia
4 bulan. Tahun 2004, sesuai dengan anjuran WHO, pemberian ASI eksklusif ditingkatkan
menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia no.450/MENKES/SK/VI/2004.
Berdasarkan data Susenas tahun 2004-2008 cakupan pemberian ASI ekslusif di
Indonesia berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan. Cakupan pemberian ASI
eksklusif pada bayi 0-6 bulan turun dari 62,2% (2007) menjadi 56,2% tahun 2008,
sedangkan pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28,6% (2007) menjadi 24,3% (2008)
(Minarto, 2011). Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007
memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997
menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007 (Fikawati dan Syafiq, 2010). Sebagian
besar proses menyusui dilakukan pada kisaran waktu 1- 6 jam setelah bayi lahir, namun
masih ada 11,1 % yang dilakukan setelah 48 jam (Riskesdas, 2010).
Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena dampaknya yang luas
terhadap status gizi dan kesehatan balita, upaya peningkatan kualitas hidup manusia harus
dimulai sejak dini yaitu sejak masih dalam kandungan hingga usia balita. Dengan demikian
kesehatan anak sangat tergantung pada kesehatan ibu terutama masa kehamilan, persalinan
dan masa menyusui (Zainuddin, 2008). Tujuan penyuluhan tentang ASI Eksklusif,
diharapkan klien dan keluarga mampu mengerti, memahami mengenai ASI Eksklusif, dan
menyadari untuk mendukung program ASI Eksklusif dan memberikan ASI Eksklusif pada
bayinya. Selain itu klien juga diharapkan dapat menyusui anaknya dengan cara yang benar.
Penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai ASI eksklusif serta
menyusui yang baik dan benar dapat meningkatkan pemahaman pada ibu serta meningkatkan
kesejahteraan pada bayi dan munurunkan morbiditas maupun mortalitas. Pelatihan cara
menyusui yang baik dan benar menggunakan buku kerja sehingga ibu dapat memahami dan
melakukan dengan baik dan benar. Beberapa materi pelatihan dan pendampingan yang akan
diberikan diantaranya mencuci tangan, cara memompa ASI dengan tangan, dengan bantuan
botol mesin. Pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif pada ibu menyusui akan diberikan
menggunakan media LCD proyektor. Metode yang akan digunakan yaitu menggunakan
diskusi dan simulasi alat peraga.
BAB I
PENDAHULUAN

1. ANALISIS SITUASI
Program ASI Eksklusif merupakan program promosi pemberian ASI saja pada
bayi tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Tahun 1990, pemerintah
mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian ASI (PPASI) yang salah satu
tujuannya adalah untuk membudayakan perilaku menyusui secara eksklusif kepada bayi
dari lahir sampai usia 4 bulan. Tahun 2004, sesuai dengan anjuran WHO, pemberian ASI
eksklusif ditingkatkan menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan dalam Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia no.450/MENKES/SK/VI/2004.
Berdasarkan data Susenas tahun 2004-2008 cakupan pemberian ASI ekslusif di
Indonesia berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan. Cakupan pemberian ASI
eksklusif pada bayi 0-6 bulan turun dari 62,2% (2007) menjadi 56,2% tahun 2008,
sedangkan pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28,6% (2007) menjadi 24,3% (2008)
(Minarto, 2011). Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007
memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun
1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007 (Fikawati dan Syafiq, 2010).
Sebagian besar proses menyusui dilakukan pada kisaran waktu 1- 6 jam setelah bayi
lahir, namun masih ada 11,1 % yang dilakukan setelah 48 jam (Riskesdas, 2013).
ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam-garam
organisyang disekresi oleh kedua buah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama
ASI. ASI Eksklusif adalah bayi diberi ASI saja pada 0-6 bulan tanpa pemberian
apapun,termasuk susu formula, air gula, madu, air putih atau makanan tambahan apapun.
Adapun tujuan dalam pemberian ASI eksklusi antara lain adalah :
1. Komposisi ASI pada bulan pertama cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi berumur 6 bulan
pertama.
2. Pemberian ASI eklsklusif bertujuan untuk menghindari factor alergi dalam
pemberian makanan selain ASI, karena sebelum usia anak 6 bulan system
pencernaan bayi belum matur. jaringan pada usus halus bayi pada umumnya seperti
saringan pasir. Pori-porinya berongga sehingga memungkinkan bentuk protein akan
langsung masuk dalam system peredaran darah yang dapat menimbulkan alergi.
Manfaat pemberian ASI secara Eksklusif

1. Bagi Bayi
a) ASI dapat membantu memulai kehidupan nya dengan baik.
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang
baik setelah lahir, dan dengan adanya frekuensi yang sering menyusui
dibuktikan bermanfaat karena volume ASI yang dihasilkan lebih banyak
sehingga tidak terjadinya penurunan berat badan bayi. ASI mudah dicerna
karena selain mengadung zat gizi yang sesuia,juga mengandung enzin-enzim
untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI.
b) ASI mengandung antibody (zat kekebalan)
 ASImengandung zat kekebalan tubuh danzat anti peradangan sehingga
memberikan perlindungan pada bayi dari infeksi. Baik yangdisebabkan oleh
bakteri,virus,jamur atu parasit.
 ASI terdapat kolostrum yang mengandung zat kekebalan terutama IgAuntuk
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
 ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas terkontaminasi
 Didalam ASI terdapat laktoferin yaitu sejenis protein yang
merupakankomponen zat kekebalan yang mengikat zat besi disaluran
pencernaan.
c) ASI mengandung komposisi yang tepat
 ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna
untukpertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi.
 Mengandung protein yang tinggi yang mudah diserap.
d) Mengurangi kejadian karies dentis
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapatkan susu formula jauh
lebihtinggidibandingyangmendapatkanASI,karenakebiasaanmenyusuidengan
botol dan dot terutama pada waktu akan tidur nyebabkan gigi lebihlama kontak
dengan susu formula dan menyebabkan asam yang terbentukakan merusak gigi.
e) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibudan
bayi.
f) Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulitibu ke
kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupunsocial yang
lebih baik.
g) Terhindar dari alergi.
Pada bayi baru lahir system IgE belum sempurna. Pemberian susu formulaakan
merangsang aktivasi sitem ini dan dapat menimbulkan alergi. PadaASI tidak
menimbulkan efek ini.
h) ASI meningkatkan kecerdasan bayi
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3
untukpematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat
ASIekslusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari ransangan kejang
sehinggamenjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel
sarafotak.
i) Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigikarena
gerakan menghisap mulut bayi pada payudara.
2. Bagi Ibu
Manfaat ASI bagi ibu antara lain:
a) Pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien selama 6
bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (ekslusif) dan
belum terjadi menstruasi kembali,
b) Menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium,
c) Membantu ibu menurunkan berat badan setelah melahirkan.
d) Menurunkan risiko DM Tipe 2.
e) Pemberian ASI sangat ekonomis.
f) Mengurangi terjadinya perdarahan bila langsung menyusui setelah melahirkan.
g) Mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia dimana saja dan kapan saja.
h) Meningkatkan hubungan batin antara ibu dan bayi (WHO, 2010; Aprilia, 2009).

2. PERMASALAHAN MITRA
a. Masih banyaknya ibu yang memberikan susu formula pada bayi nya.
b. Sedikitnya penyimpanan ASI di ruang NICU.
c. Peningkatan status kesehatan melalui terlaksananya program ASI Eksklusif, masih
kurang terhadap pemberian ASI yang baik dan benar.
3. SOLUSI PERMASALAHAN
Tujuan umum yang merupakan solusi dari ibu menyusui adalah untuk meningkatkan
pemberian ASI eksklusif pada bayi dan cara menyusui yang baik dan benar guna
menurunkan Angka kematian Ibu dan Kematian Bayi. Sedangkan tujuan khususnya yaitu:
1. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif, cara memerah ASI,
penyimpanan ASI dan cara menyusui yang baik dan benar.
2. Meningkatkan sikap ibu dan keluarga tentang ASI Eksklusif, cara memerah ASI,
penyimpanan ASI dan cara menyusui yang baik dan benar.
3. Meningkatkan perseptif ibu dan keluarga tentang ASI Eksklusif cara memerah ASI,
penyimpanan ASI dan cara menyusui yang baik dan benar.
4. Terpenuhinya pemberian asi eksklusif bagi bayi sehingga meningkatkan tumbuh
kembangnya.
Kegiatan penkes, demonstrasi cara memerah ASI dan pelatihan menyusui yang baik
dan benar ini mempunyai ruang lingkup meliputi pelayanan kesehatan dasar secara
komperhensif, yaitu upaya promotif, dan preventif, serta upaya pemberdayaan ibu
menyusui dan keluarga dalam bidang kesehatan ini. Kegiatan rutin penkes dan pelatihan
ini diselenggarakan dan dimotori oleh mahasiswa profesi ners dengan bimbingan teknis
dari Kepala Ruangan NICU dan Pembimbing terkait. Upaya pelayanan kesehatan yang
dapat diselenggarakan antara lain:
1. Promotif
a. Penyuluhan kesehatan antara lain: ASI eksklusif, cara mencuci tangan sebelum
pemberian ASI, Penkes gizi ibu menyusui, pelatihan menyusui yang baik dan benar
serta bagaimana memompa asi yang baik agar dapat disimpan.
2. Preventif
a. Penjaringan kesehatan
b. Pemeriksaan kesehatan berkala ibu menyusui dan bayi

4. GAMBARAN IPTEK
1. Jasa berupa pelatihan dan pendampingan untuk melakukan pelatihan tentang
menyusui yang baik dan benar serta penkes tentang ASI eksklusif.
2. Pengetahuan dan pemahaman ibu menyusui tentang pentingnya ASI Eksklusif dan
menyusui yang baik dan benar.
3. Ibu Menyusui dapat melakukan praktek cuci tangan sebelum menyusui, praktek
menyusui yang baik dan benar, serta cara memompa ASI untuk disimpan.
4. Leaflat berisi himbauan tentang cara mencuci tangan yang benar dan praktek
menyusui yang baik dan benar serta cara memompa ASI.

5. METODE PELAKSANAAN
Penyuluhan ini merupakan program kerja yang dilaksanakan Program Praktek studi
Profesi Ners Institut Medika Drg. Suherman pada bulan November 2019.
Penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai ASI Eksklusif
dan Praktek menyusui yang baik dan benar untuk dapat mengurangi risiko terjadinya
peningkatan Angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi melalui penerapan program
pendidikan kesehatan dan pelatihan menggunakan media poster afirmasi positif. Kegiatan
ini dilaksanakan dengan menjalin kerjasama antara pengusul dengan ruangan NICU
RSUD Kabupaten Bekasi. Pengusul program bertindak sebagai pemberi materi sedangkan
mitra bertindak sebagai pelaksana. Jumlah peserta untuk kegiatan ini adalah 18 ibu
menyusui.
Dalam setiap pelatihan dan pendampingan kegiatan menggunakan buku kerja
sehingga ibu menyusui dapat mempelajari dengan baik di lingkungan Ruangan NICU.
Beberapa materi pelatihan dan pendampingan yang akan diberikan diantaranya gerakan
mencuci tangan, menyusui yang baik dan benar, gerakan memompa ASI. Metode yang
akan digunakan menggunakan diskusi dan simulasi alat peraga.

5. JADWAL
Jadwal pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan disusun dengan mengisi langsung table
berikut dengan memperbolehkan penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
Tanggal
No Nama Kegiatan
13 14 15 16 18 19 20
Pengumuman Usulan
1.
Penyuluhan Kesehatan *
Penilaian usulan (pembahasan
2. usulan dan kunjungan
Penyuluhan Kesehatan) *
Penetapan usulan penyuluhan
3.
kesehatan yang difasilitasi *
4. Pengumuman Usulan *
Tanggal
No Nama Kegiatan
13 14 15 16 18 19 20
penyuluhan Kesehatan yang
difasilitasi
5. Kontrak dengan mitra *
Pelaksanaan Penyuluhan
6. Kesehatan di Ruang NICU
RSUD Kabupaten Bekasi *
Evaluasi kegiatan / penulisan
7.
hasil *
8. Penyusunan artikel *
9. Pengiriman laporan *
10. Publikasi *

6. PETA LOKASI
Peta lokasi mitra sasaran berisikan gambar peta lokasi mitra yang dilengkapi
dengan penjelasan jarak mitra sasaran dengan IMDS.

Lokasi Penyuluhan Kesehatan ini adalah diwilayah cibitung tepatnya di


RSUD Kabupaten Bekasi yang berjarak sekitar 3 Km dari IMDS atau lebih kurang 30
menit perjalanan dengan menaiki kendaraan mobil atau motor maupun dengan angkutan
umum lainnya. RSUD Kabupaten Bekasi terletak di pinggir jalan sehingga mudah
terjangku ases kendaraan.
7. ANGGARAN
Pada bagian anggaran menjelaskan rincian rencana penggunaan anggaran, pagu
disesuaikan dengan ketetapan IMDS.

Jenis Pembelanjaan Komponen Item Satuan Vol.


Bahan ATK Paket Paket 2
Pengumpulan Data Bahan Bahan Paket 2
Penyuluhan Penyuluhan
Lapangan dan
cendera mata
untuk
responden
DAFTAR PUSTAKA
1. Riskesdas (2013), RisetKesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pembangunan Kesehatan
tentang
ASI Eksklusif

2. Kementerian Kesehatan RI. (2015). ASI Eksklusif; kesehatan Ibu dan Anak Pusat Data
Dan Kementerian Kesehatan RI.

3. PKM Prolaksi sebagai startegi Pemberdayaan Ibu Menyusui, Nian Afrian Nuari, dkk,
Maret 2019

4. Peningkatan Cakupan ASI di WilayahKelurahan Karangjati Kecamatan Blora Kabupaten


Blora Melalui Pelatihan ASI, Krisdiana, 2017

5. Pemberdayaan keluarga dan kader kesehatan dalam Pemberian ASI Eksklusif, Fakultas
Keperawatan, Universitas Padjajaran, 2019

6. Pengaruh pemberian asi eksklusif dan non eksklusif terhadap mental emosional anak usia
3-4 tahun, Any Setyarini,dkk, Jurnal gizi, 2015
SUSUNAN ACARA

Waktu Acara Keterangan


16.00 – 16.20 wib Acara Pembukaan
1. Pembukaan
2. Kata sambutan
 Ketua Penyuluhan MC
 Kepala Ruangan
16.20 – 16.40 Penyuluhan mengenai ASI
Eksklusif, cara mencuci
tangan sebelum pemberian
ASI, gizi untuk ibu
menyusui.
16.40 – 17.10 Pelatihan cara menyusui
yang baik dan benar, serta
cara memompa ASI agar
dapat disimpan.
17.10 – 17.20 Penutupan
1. Do’a MC
2. Penutup

Anda mungkin juga menyukai