LATAR Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusui segera
BELAKANG setelah dilahirkan. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu sendiri dan
tidak disodorkan langsung ke putting susu ibu. Inisiasi Menyusui Dini
sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI Eksklusif dan
lama menyusui. Inisiasi Dini Menyusui bermanfaat untuk membantu
daya tahan tubuh bayi.
Pemberian ASI (air susu ibu) secara eksklusif adalah pemberian hanya A
SI tanpa memberikan cairan atau makanan padat lainnya kecuali vitami
n, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 4-6 bulan.
Berbagai penelitian telah mengkaji manfaat pemberian ASI eksklusif dal
am hal menurunkan mortalitas bayi, menurunkan morbiditas bayi, meng
optimalkan pertumbuhan bayi, membantu perkembangan kecerdasan ana
k, dan membantu memperpanjang jarak kehamilan bagi ibu.
Penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia adalah kematian neonatal
dan dua pertiga dari kematian neonatal adalah pada satu minggu pertama
oleh karena daya imun bayi masih sangat rendah. Sub Committee on Nut
rition (ACC/SCN) dalam edisi laporan tahun 2010, menyebutkan perlun
ya meningkatkan durasi pemberian ASI eksklusif karena perilaku menyu
sui sangat berhubungan dengan kesehatan dan kelangsungan hidup anak.
Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya peningkatan pemberian A
SI eksklusif dengan berbagai cara. Menerbitkan peraturan dan perundan
g-undangan mengenai pemberian ASI eksklusif pun sudah dilakukan. K
epmenkes RI No.450/MENKES/IV/2004, merupakan salah satu upaya k
ementrian kesehatan dalam rangka meningkatkan pemberian ASI eksklu
sif, dalam undang-undang ini diatur agar semua tenaga kesehatan yang b
ekerja di sarana pelayanan kesehatan agar menginformasikan kepada se
mua Ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI eksklusif. Dalam
Keputusan Mentri Kesehatan ini diputuskan Sepuluh Langkah Menuju K
eberhasilan Menyusui (LMKM)
Pemberian ASI secara eksklusif kepada bayi dianjurkan untuk diberikan
selama 4-6 bulan. Pada tahun 1999, UNICEF bersama dengan World He
alth Assembly (WHA) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sela
ma 6 bulan untuk keuntungan yang optimal bagi ibu dan bayinya. Reko
mendasi pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan tampaknya masih
terlalu sulit untuk dilaksanakan. Upaya agar ibu bisa menyusui bayinya s
ecara eksklusif sampai usia 4 bulan saja masih memiliki banyak kendala.
Sasaran program perbaikan gizi masyarakat untuk meningkatkan ASI ek
sklusif menjadi 80% tampak terlalu tinggi.
Pemberian makanan/minuman pralakteal adalah pemberian makanan ata
u minuman kepada bayi baru lahir sebelum ASI keluar (dengan kata lain
mendahului pemberian ASI), biasanya telah dilakukan dalam 3 hari pert
ama. Pemberian makanan/minuman pralakteal adalah praktek yang serin
g dilakukan dan merupakan salah satu faktor utama kegagalan pelaksana
an ASI eksklusif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ASI eksklusif yaitu produksi ASI kur
ang, ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar, ingin relakta
si, terlanjurmendapat prelactal feeding (pemberian air gula/dekstrosa, su
su formula pada hari hari pertama kelahiran), kelainan ibu contohnya ma
salah anatomi payudara, ibu hamil lagi padahal masih menyusui, ibu bek
erja, abnormalitas bayi/kelainan bayi, dan persepsi yang salah mengenai
ASI.
Faktor lain separti perubahan sosial budaya, faktor psikologis, faktor fisi
k ibu, faktor kurangnya petugas kesehatan, meningkatnya promosi susu
kaleng sebagai pengganti ASI, petugas kesehatan menganjurkan penggu
naan PASI, puting susu nyeri/lecet, payudara bengkak (engorgement), sa
luran susu tersumbat, mastitis, abses payudara, kelainan anatomis pada p
uting susu, kegagalan menyusui, bayi enggan menyusu, gagal tumbuh pa
da bayi yang mendapat ASI, ikterus pada bayi yang minum ASI, bayi la
hir dengan operasi sectio caesaria, bayi kembar, penyakit kronis/berat pa
da ibu, ibu dengan diit tertentu, pemberian obat- obatan pada ibu menyu
sui, dan menyusui pada waktu hamil.
LATAR Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusui segera
BELAKANG setelah dilahirkan. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu sendiri dan
tidak disodorkan langsung ke putting susu ibu. Inisiasi Menyusui Dini
sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI Eksklusif dan
lama menyusui. Inisiasi Dini Menyusui bermanfaat untuk membantu
daya tahan tubuh bayi.
Pemberian ASI (air susu ibu) secara eksklusif adalah pemberian hanya A
SI tanpa memberikan cairan atau makanan padat lainnya kecuali vitami
n, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 4-6 bulan.
Berbagai penelitian telah mengkaji manfaat pemberian ASI eksklusif dal
am hal menurunkan mortalitas bayi, menurunkan morbiditas bayi, meng
optimalkan pertumbuhan bayi, membantu perkembangan kecerdasan ana
k, dan membantu memperpanjang jarak kehamilan bagi ibu.
Penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia adalah kematian neonatal
dan dua pertiga dari kematian neonatal adalah pada satu minggu pertama
oleh karena daya imun bayi masih sangat rendah. Sub Committee on Nut
rition (ACC/SCN) dalam edisi laporan tahun 2010, menyebutkan perlun
ya meningkatkan durasi pemberian ASI eksklusif karena perilaku menyu
sui sangat berhubungan dengan kesehatan dan kelangsungan hidup anak.
Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya peningkatan pemberian A
SI eksklusif dengan berbagai cara. Menerbitkan peraturan dan perundan
g-undangan mengenai pemberian ASI eksklusif pun sudah dilakukan. K
epmenkes RI No.450/MENKES/IV/2004, merupakan salah satu upaya k
ementrian kesehatan dalam rangka meningkatkan pemberian ASI eksklu
sif, dalam undang-undang ini diatur agar semua tenaga kesehatan yang b
ekerja di sarana pelayanan kesehatan agar menginformasikan kepada se
mua Ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI eksklusif. Dalam
Keputusan Mentri Kesehatan ini diputuskan Sepuluh Langkah Menuju K
eberhasilan Menyusui (LMKM)
Pemberian ASI secara eksklusif kepada bayi dianjurkan untuk diberikan
selama 4-6 bulan. Pada tahun 1999, UNICEF bersama dengan World He
alth Assembly (WHA) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sela
ma 6 bulan untuk keuntungan yang optimal bagi ibu dan bayinya. Reko
mendasi pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan tampaknya masih
terlalu sulit untuk dilaksanakan. Upaya agar ibu bisa menyusui bayinya s
ecara eksklusif sampai usia 4 bulan saja masih memiliki banyak kendala.
Sasaran program perbaikan gizi masyarakat untuk meningkatkan ASI ek
sklusif menjadi 80% tampak terlalu tinggi.
Pemberian makanan/minuman pralakteal adalah pemberian makanan ata
u minuman kepada bayi baru lahir sebelum ASI keluar (dengan kata lain
mendahului pemberian ASI), biasanya telah dilakukan dalam 3 hari pert
ama. Pemberian makanan/minuman pralakteal adalah praktek yang serin
g dilakukan dan merupakan salah satu faktor utama kegagalan pelaksana
an ASI eksklusif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ASI eksklusif yaitu produksi ASI kur
ang, ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar, ingin relakta
si, terlanjurmendapat prelactal feeding (pemberian air gula/dekstrosa, su
su formula pada hari hari pertama kelahiran), kelainan ibu contohnya ma
salah anatomi payudara, ibu hamil lagi padahal masih menyusui, ibu bek
erja, abnormalitas bayi/kelainan bayi, dan persepsi yang salah mengenai
ASI.
Faktor lain separti perubahan sosial budaya, faktor psikologis, faktor fisi
k ibu, faktor kurangnya petugas kesehatan, meningkatnya promosi susu
kaleng sebagai pengganti ASI, petugas kesehatan menganjurkan penggu
naan PASI, puting susu nyeri/lecet, payudara bengkak (engorgement), sa
luran susu tersumbat, mastitis, abses payudara, kelainan anatomis pada p
uting susu, kegagalan menyusui, bayi enggan menyusu, gagal tumbuh pa
da bayi yang mendapat ASI, ikterus pada bayi yang minum ASI, bayi la
hir dengan operasi sectio caesaria, bayi kembar, penyakit kronis/berat pa
da ibu, ibu dengan diit tertentu, pemberian obat- obatan pada ibu menyu
sui, dan menyusui pada waktu hamil.
O:
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD 145/64mmhg
Nadi 80x/menit
Respirasi 20x/menit
Suhu 36,8 C
O:
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD 120/80mmhg
Nadi 80x/menit
Respirasi 20x/menit
Suhu 36,8 C
O:
KU: Baik
Kes: CM
TD: 120/80 mmHg
N: 90x/menit
Rr : 20x/menit
S : 36
SpO2: 98%
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Normocephal
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Hidung : cairan (-/-) darah (-/-)
Telinga : cairan (-/-) darah (-/-)
Mulut : mukosa basah (+)
Leher : Pembesaran KGB(-)
Cor : 1,2 reguler, bising (-), intensitas normal
Pulmo : suara dasar vesikuler (+/+), ronki basah halus (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen :nyeri tekan (-), bising usus normal
Ekstremitas : akral dingin (-/-) CRT <2 detik, kelemahan (-)