Anda di halaman 1dari 22

Judul Laporan : IMD & ASI Ekslusif

Topik : IMD & ASI Ekslusif


Waktu Kegiatan : 23/5/2022
Tempat Kegiatan : PONED Puskesmas Ciampea

LATAR Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusui segera
BELAKANG setelah dilahirkan. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu sendiri dan
tidak disodorkan langsung ke putting susu ibu. Inisiasi Menyusui Dini
sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI Eksklusif dan
lama menyusui. Inisiasi Dini Menyusui bermanfaat untuk membantu
daya tahan tubuh bayi.
Pemberian ASI (air susu ibu) secara eksklusif adalah pemberian hanya A
SI tanpa memberikan cairan atau makanan padat lainnya kecuali vitami
n, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 4-6 bulan.
Berbagai penelitian telah mengkaji manfaat pemberian ASI eksklusif dal
am hal menurunkan mortalitas bayi, menurunkan morbiditas bayi, meng
optimalkan pertumbuhan bayi, membantu perkembangan kecerdasan ana
k, dan membantu memperpanjang jarak kehamilan bagi ibu.
Penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia adalah kematian neonatal
dan dua pertiga dari kematian neonatal adalah pada satu minggu pertama
oleh karena daya imun bayi masih sangat rendah. Sub Committee on Nut
rition (ACC/SCN) dalam edisi laporan tahun 2010, menyebutkan perlun
ya meningkatkan durasi pemberian ASI eksklusif karena perilaku menyu
sui sangat berhubungan dengan kesehatan dan kelangsungan hidup anak.
Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya peningkatan pemberian A
SI eksklusif dengan berbagai cara. Menerbitkan peraturan dan perundan
g-undangan mengenai pemberian ASI eksklusif pun sudah dilakukan. K
epmenkes RI No.450/MENKES/IV/2004, merupakan salah satu upaya k
ementrian kesehatan dalam rangka meningkatkan pemberian ASI eksklu
sif, dalam undang-undang ini diatur agar semua tenaga kesehatan yang b
ekerja di sarana pelayanan kesehatan agar menginformasikan kepada se
mua Ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI eksklusif. Dalam
Keputusan Mentri Kesehatan ini diputuskan Sepuluh Langkah Menuju K
eberhasilan Menyusui (LMKM)
Pemberian ASI secara eksklusif kepada bayi dianjurkan untuk diberikan
selama 4-6 bulan. Pada tahun 1999, UNICEF bersama dengan World He
alth Assembly (WHA) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sela
ma 6 bulan untuk keuntungan yang optimal bagi ibu dan bayinya. Reko
mendasi pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan tampaknya masih
terlalu sulit untuk dilaksanakan. Upaya agar ibu bisa menyusui bayinya s
ecara eksklusif sampai usia 4 bulan saja masih memiliki banyak kendala.
Sasaran program perbaikan gizi masyarakat untuk meningkatkan ASI ek
sklusif menjadi 80% tampak terlalu tinggi.
Pemberian makanan/minuman pralakteal adalah pemberian makanan ata
u minuman kepada bayi baru lahir sebelum ASI keluar (dengan kata lain
mendahului pemberian ASI), biasanya telah dilakukan dalam 3 hari pert
ama. Pemberian makanan/minuman pralakteal adalah praktek yang serin
g dilakukan dan merupakan salah satu faktor utama kegagalan pelaksana
an ASI eksklusif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ASI eksklusif yaitu produksi ASI kur
ang, ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar, ingin relakta
si, terlanjurmendapat prelactal feeding (pemberian air gula/dekstrosa, su
su formula pada hari hari pertama kelahiran), kelainan ibu contohnya ma
salah anatomi payudara, ibu hamil lagi padahal masih menyusui, ibu bek
erja, abnormalitas bayi/kelainan bayi, dan persepsi yang salah mengenai
ASI.
Faktor lain separti perubahan sosial budaya, faktor psikologis, faktor fisi
k ibu, faktor kurangnya petugas kesehatan, meningkatnya promosi susu
kaleng sebagai pengganti ASI, petugas kesehatan menganjurkan penggu
naan PASI, puting susu nyeri/lecet, payudara bengkak (engorgement), sa
luran susu tersumbat, mastitis, abses payudara, kelainan anatomis pada p
uting susu, kegagalan menyusui, bayi enggan menyusu, gagal tumbuh pa
da bayi yang mendapat ASI, ikterus pada bayi yang minum ASI, bayi la
hir dengan operasi sectio caesaria, bayi kembar, penyakit kronis/berat pa
da ibu, ibu dengan diit tertentu, pemberian obat- obatan pada ibu menyu
sui, dan menyusui pada waktu hamil.

TUJUAN KEGIA  Memperkenalkan “bonding attachment” dengan ibu sesegera mungkin


melalui inisiasi dini, Mempertahankan kondisi bayi baru lahir dalam ke
TAN
adaan sehat secara optimal, Mencegah hipotermi, Mencegah perdaraha
n pasca persalinan, Mempercepat produksi ASI, Memberi
perlindungan alamiah (imunisasi bagi bayi).

 Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya


Inisiasi Menyusui Dini terhadap kesehatan Bayi

 Meningkatkan program kerja di UPTD Puskesmas Ciampea terk


ait Inisiasi Menyusui Dini sehingga masyarakat mendapatkan pel
ayanan dan pembinaan kesehatan yang lebih baik lagi dari Puske
smas.

GAMBARAN  Pelaksana Kegiatan : Dokter umum/internsip, Bidan


PELAKSANAAN  Sasaran kegiatan : Seluruh pasien yang melahirkan di PONED Puskes
mas Ciampea
 Waktu/Tempat : Segera selesai diberikan vaksin dan suntik vitamin K.
Bayi segera diberikan kepada ibunya untuk dilakukan IMD / PONED
Puskesmas Ciampea
 Pendanaan dan Sumber dana : -
 Hasil Kegiatan : Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi men
yusui segera setelah dilahirkan. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu
sendiri dan tidak disodorkan langsung ke putting susu ibu. Inisiasi
Menyusui Dini sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian
ASI Eksklusif dan lama menyusui. Inisiasi Dini Menyusui bermanfaat
untuk membantu daya tahan tubuh bayi. Setelah ibu partus dan kala 4
lalu bayi setelah selesai diberikan vaksin dan suntik vitamin K. Bayi
segera diberikan kepada ibunya untuk dilakukan IMD dan edukasi
tentang ASI ekslusif. Posisi bayi digendong menggunakan tangan kiri,
menempel pada dada ibu, lalu bayi menghisap putting ibu sampai batas
aerola mammae sekitar 20 menit.

Identitas : Ny. S; P2A0 persalinan normal;


Tanda-tanda Vital
 Tekanan Darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 88x/menit
 Respirasi : 20x/menit
 Suhu : 36,5OC
 SpO2 : 98%

 Kesimpulan : Terlaksananya program Inisiasi Menyusui Dini di


Puskesmas Ciampea sudah berjalan cukup baik. Prosedur tindakan
yang susah sesuai SOP yang berlaku membuat pasien menjadi lebih
merasa aman. Selain itu pasien lebih optimal mendapat pelayanan nya
karena bisa mendapatkan informasi yaang lebih lengkap dan mumpuni
mengenai kesehatanya khususnya terkait program IMD.

Judul Laporan : IMD & ASI Ekslusif


Topik : IMD & ASI Ekslusif
Waktu Kegiatan : 23/5/2022
Tempat Kegiatan : PONED Puskesmas Ciampea

LATAR Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusui segera
BELAKANG setelah dilahirkan. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu sendiri dan
tidak disodorkan langsung ke putting susu ibu. Inisiasi Menyusui Dini
sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI Eksklusif dan
lama menyusui. Inisiasi Dini Menyusui bermanfaat untuk membantu
daya tahan tubuh bayi.

Pemberian ASI (air susu ibu) secara eksklusif adalah pemberian hanya A
SI tanpa memberikan cairan atau makanan padat lainnya kecuali vitami
n, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 4-6 bulan.
Berbagai penelitian telah mengkaji manfaat pemberian ASI eksklusif dal
am hal menurunkan mortalitas bayi, menurunkan morbiditas bayi, meng
optimalkan pertumbuhan bayi, membantu perkembangan kecerdasan ana
k, dan membantu memperpanjang jarak kehamilan bagi ibu.
Penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia adalah kematian neonatal
dan dua pertiga dari kematian neonatal adalah pada satu minggu pertama
oleh karena daya imun bayi masih sangat rendah. Sub Committee on Nut
rition (ACC/SCN) dalam edisi laporan tahun 2010, menyebutkan perlun
ya meningkatkan durasi pemberian ASI eksklusif karena perilaku menyu
sui sangat berhubungan dengan kesehatan dan kelangsungan hidup anak.
Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya peningkatan pemberian A
SI eksklusif dengan berbagai cara. Menerbitkan peraturan dan perundan
g-undangan mengenai pemberian ASI eksklusif pun sudah dilakukan. K
epmenkes RI No.450/MENKES/IV/2004, merupakan salah satu upaya k
ementrian kesehatan dalam rangka meningkatkan pemberian ASI eksklu
sif, dalam undang-undang ini diatur agar semua tenaga kesehatan yang b
ekerja di sarana pelayanan kesehatan agar menginformasikan kepada se
mua Ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI eksklusif. Dalam
Keputusan Mentri Kesehatan ini diputuskan Sepuluh Langkah Menuju K
eberhasilan Menyusui (LMKM)
Pemberian ASI secara eksklusif kepada bayi dianjurkan untuk diberikan
selama 4-6 bulan. Pada tahun 1999, UNICEF bersama dengan World He
alth Assembly (WHA) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sela
ma 6 bulan untuk keuntungan yang optimal bagi ibu dan bayinya. Reko
mendasi pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan tampaknya masih
terlalu sulit untuk dilaksanakan. Upaya agar ibu bisa menyusui bayinya s
ecara eksklusif sampai usia 4 bulan saja masih memiliki banyak kendala.
Sasaran program perbaikan gizi masyarakat untuk meningkatkan ASI ek
sklusif menjadi 80% tampak terlalu tinggi.
Pemberian makanan/minuman pralakteal adalah pemberian makanan ata
u minuman kepada bayi baru lahir sebelum ASI keluar (dengan kata lain
mendahului pemberian ASI), biasanya telah dilakukan dalam 3 hari pert
ama. Pemberian makanan/minuman pralakteal adalah praktek yang serin
g dilakukan dan merupakan salah satu faktor utama kegagalan pelaksana
an ASI eksklusif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ASI eksklusif yaitu produksi ASI kur
ang, ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar, ingin relakta
si, terlanjurmendapat prelactal feeding (pemberian air gula/dekstrosa, su
su formula pada hari hari pertama kelahiran), kelainan ibu contohnya ma
salah anatomi payudara, ibu hamil lagi padahal masih menyusui, ibu bek
erja, abnormalitas bayi/kelainan bayi, dan persepsi yang salah mengenai
ASI.
Faktor lain separti perubahan sosial budaya, faktor psikologis, faktor fisi
k ibu, faktor kurangnya petugas kesehatan, meningkatnya promosi susu
kaleng sebagai pengganti ASI, petugas kesehatan menganjurkan penggu
naan PASI, puting susu nyeri/lecet, payudara bengkak (engorgement), sa
luran susu tersumbat, mastitis, abses payudara, kelainan anatomis pada p
uting susu, kegagalan menyusui, bayi enggan menyusu, gagal tumbuh pa
da bayi yang mendapat ASI, ikterus pada bayi yang minum ASI, bayi la
hir dengan operasi sectio caesaria, bayi kembar, penyakit kronis/berat pa
da ibu, ibu dengan diit tertentu, pemberian obat- obatan pada ibu menyu
sui, dan menyusui pada waktu hamil.

TUJUAN  Memperkenalkan “bonding attachment” dengan ibu sesegera mungkin


KEGIATAN melalui inisiasi dini, Mempertahankan kondisi bayi baru lahir dalam ke
adaan sehat secara optimal, Mencegah hipotermi, Mencegah perdaraha
n pasca persalinan, Mempercepat produksi ASI, Memberi
perlindungan alamiah (imunisasi bagi bayi).

 Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya


Inisiasi Menyusui Dini terhadap kesehatan Bayi

 Meningkatkan program kerja di UPTD Puskesmas Ciampea terk


ait Inisiasi Menyusui Dini sehingga masyarakat mendapatkan pel
ayanan dan pembinaan kesehatan yang lebih baik lagi dari Puske
smas.

GAMBARAN  Pelaksana Kegiatan : Dokter umum/internsip, Bidan


PELAKSANAAN  Sasaran kegiatan : Seluruh pasien yang melahirkan di PONED Puskes
mas Ciampea
 Waktu/Tempat : Segera selesai diberikan vaksin dan suntik vitamin K.
Bayi segera diberikan kepada ibunya untuk dilakukan IMD / PONED
Puskesmas Ciampea
 Pendanaan dan Sumber dana : -
 Hasil Kegiatan : Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi men
yusui segera setelah dilahirkan. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu
sendiri dan tidak disodorkan langsung ke putting susu ibu. Inisiasi
Menyusui Dini sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian
ASI Eksklusif dan lama menyusui. Inisiasi Dini Menyusui bermanfaat
untuk membantu daya tahan tubuh bayi. Setelah ibu partus dan kala 4
lalu bayi setelah selesai diberikan vaksin dan suntik vitamin K. Bayi
segera diberikan kepada ibunya untuk dilakukan IMD dan edukasi
tentang ASI ekslusif. Posisi bayi digendong menggunakan tangan kiri,
menempel pada dada ibu, lalu bayi menghisap putting ibu sampai batas
aerola mammae sekitar 20 menit.

Identitas : Ny. U; 22 th; P1A0 persalinan normal.


Tanda-tanda Vital
– Tekanan Darah : 100/80 mmHg
– Nadi : 80x/menit
– Respirasi : 20x/menit
– Suhu : 36,5OC
– SpO2 : 98%
 Kesimpulan : Terlaksananya program Inisiasi Menyusui Dini di
Puskesmas Ciampea sudah berjalan cukup baik. Prosedur tindakan
yang susah sesuai SOP yang berlaku membuat pasien menjadi lebih
merasa aman. Selain itu pasien lebih optimal mendapat pelayanan nya
karena bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan mumpuni
mengenai kesehatanya khususnya terkait program IMD.

Judul Laporan : Pengobatan TB Baru


Topik : Pengobatan TB Baru
Waktu Kegiatan : 6 April 2022

LATAR Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh


BELAKANG kuman Mycobacterium tuberculosis. Berdasarkan Survei Prevalensi Tub
erkulosis tahun 2013-2014, prevalensi TBC dengan konfirmasi bakteriol
ogis di Indonesia sebesar 759 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun k
e atas dan prevalensi TBC BTA positif sebesar 257 per 100.000 pendudu
k berumur 15 tahun ke atas. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (da
pat disertai dengan darah), Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung
lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-k
adang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul, Pen
urunan nafsu makan dan berat badan. Pengobatan tuberkulosis bertujuan
untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuh
an, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi ku
man terhadap OAT. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah: IN
H, Rifampisin, Streptomisin, Etambutol. Jenis obat tambahan lainnya (li
ni 2): Kanamisin , Amikasin, Kuinolon. TBC ini membutuhkan pengoba
tan dan perawatan setidaknya 6 bulan hingga pasien benar-benar sembu
h.
TUJUAN - Meningkatkan program kerja di UPTD Puskesmas Ciampea
KEGIATAN terkait Pengobatan TB Paru sehingga masyarakat mendapatkan
pelayanan dan pembinaan kesehatan yang lebih baik lagi dari
Puskesmas.
- Menambah pengetahuan dan informasi yang lebih banyak
mengenai pengobatan TB Paru, efek samping dan komplikasi
yang bisa ditimbulkan
- Bagi dokter internsip agar mempunyai pengalaman dan
pengetahuan tentang Pengobatan TB Paru di Puskesmas dalam
lingkup wilayah kerja puskesmas Ciampea

GAMBARAN  Pelaksana kegiatan : Dokter umum/internsip, pemegang


PELAKSANAAN program TB
 Sasaran kegiatan : Seluruh pasien terkonfirmasi TB
 Waktu/Tempat : 5 April 2022 Pukul 08.00-12.00 /
Poli TB Paru
 Pendanaan dan sumber dana : JKN/BPJS
 Hasil kegiatan :
Identitas : Tn. S; 44 th; BB 55 kg; TB 160 cm
Pasien datang dengan keluhan batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu,
disertai keluhan penurunan berat badan drastis. Pasien sudah dilakukan
pemeriksaan dahak di Puskesmas Ciampea dengan hasil dahak mtb
detected very low. Pasien merupakan pasien TB baru. Pasien datang
dilakukan pemeriksaan tanda vital, didapatkan hasil:
– Tekanan Darah : 120/70 mmHg
– Nadi : 100x/menit
– Respirasi : 22x/menit
– Suhu : 36,5OC
– SpO2 : 98%
– Setelah dilakukan pemeriksaan pasien diberikan obat Kategori 1 Fase
awal 1 X 4 tab, Vitamin B kompleks 2x1

 Kesimpulan : Terlaksananya program Pengobatan TB untuk pasien


terkonfirmasi di puskesmas Ciampea sudah berjalan cukup baik.
Prosedur tindakan yang sudah sesuai SOP yang berlaku membuat
pasien menjadi lebih mengerti dan yakin untuk melakukan
pengobatan TB. Selain itu pasien lebih optimal mendapat
pelayanannya karena bisa mendapatkan informasi yang lebih
lengkap, dan mumpuni mengenai kesehatanya khususnya terkait
pengobatan TB yang sedang dijalani.

Judul Laporan : Pengobatan TB Bulan ke-3


Topik : Pengobatan TB Bulan ke-3
Waktu Kegiatan : 6 April 2022

LATAR Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh


BELAKANG kuman Mycobacterium tuberculosis. Berdasarkan Survei Prevalensi Tub
erkulosis tahun 2013-2014, prevalensi TBC dengan konfirmasi bakteriol
ogis di Indonesia sebesar 759 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun k
e atas dan prevalensi TBC BTA positif sebesar 257 per 100.000 pendudu
k berumur 15 tahun ke atas. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (da
pat disertai dengan darah), Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung
lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-k
adang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul, Pen
urunan nafsu makan dan berat badan. Pengobatan tuberkulosis bertujuan
untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuh
an, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi ku
man terhadap OAT. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah: IN
H, Rifampisin, Streptomisin, Etambutol. Jenis obat tambahan lainnya (li
ni 2): Kanamisin , Amikasin, Kuinolon. TBC ini membutuhkan pengoba
tan dan perawatan setidaknya 6 bulan hingga pasien benar-benar sembu
h.
TUJUAN - Meningkatkan program kerja di UPTD Puskesmas Ciampea
KEGIATAN terkait Pengobatan TB Paru sehingga masyarakat mendapatkan
pelayanan dan pembinaan kesehatan yang lebih baik lagi dari
Puskesmas.
- Menambah pengetahuan dan informasi yang lebih banyak
mengenai pengobatan TB Paru, efek samping dan komplikasi
yang bisa ditimbulkan
- Bagi dokter internsip agar mempunyai pengalaman dan pengetahuan
tentang Pengobatan TB Paru di Puskesmas dalam lingkup wilayah
kerja puskesmas Ciampea

GAMBARAN  Pelaksana kegiatan : Dokter umum/internsip, pemegang


PELAKSANAAN program TB
 Sasaran kegiatan : Seluruh pasien terkonfirmasi TB
 Waktu/Tempat : 5 April 2022 Pukul 08.00-12.00 /
Poli TB Paru
 Pendanaan dan sumber dana : JKN/BPJS
 Hasil kegiatan :
Identitas : Tn. I; 37 th; BB 45 kg; TB 160 cm
Pasien datang kontrol pengobatan TB bulan ke-3. Saat ini pasien masih
mengeluhkan batuk berdahak, berat badan pasien sudah mulai
mengalami kenaikan. Pasien datang dilakukan pemeriksaan tanda vital,
didapatkan hasil:
TD 110/70mmhg
Nadi 80x/menit
Nafas 20x/menit
Suhu 36,8 C
Setelah dilakukan pemeriksaan pasien diberikan obat Kategori 1 Dewa
sa OAT Fase Lanjutan (R/H 150/50mg) 1x3, Vitamin B Kompleks 2x
1, gliseril guaiakolat 3x1

 Kesimpulan : Terlaksananya program Pengobatan TB untuk pasien


terkonfirmasi di puskesmas Ciampea sudah berjalan cukup baik.
Prosedur tindakan yang sudah sesuai SOP yang berlaku membuat
pasien menjadi lebih mengerti dan yakin untuk melakukan pengobatan
TB. Selain itu pasien lebih optimal mendapat pelayanannya karena
bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap, dan mumpuni
mengenai kesehatanya khususnya terkait pengobatan TB yang sedang
dijalani.

Judul Laporan : Pengobatan TB Bulan ke-4


Topik : Pengobatan TB Bulan ke-4
Waktu Kegiatan : 6 April 2022

LATAR Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh


BELAKANG kuman Mycobacterium tuberculosis. Berdasarkan Survei Prevalensi Tub
erkulosis tahun 2013-2014, prevalensi TBC dengan konfirmasi bakteriol
ogis di Indonesia sebesar 759 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun k
e atas dan prevalensi TBC BTA positif sebesar 257 per 100.000 pendudu
k berumur 15 tahun ke atas. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (da
pat disertai dengan darah), Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung
lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-k
adang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul, Pen
urunan nafsu makan dan berat badan. Pengobatan tuberkulosis bertujuan
untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuh
an, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi ku
man terhadap OAT. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah: IN
H, Rifampisin, Streptomisin, Etambutol. Jenis obat tambahan lainnya (li
ni 2): Kanamisin , Amikasin, Kuinolon. TBC ini membutuhkan pengoba
tan dan perawatan setidaknya 6 bulan hingga pasien benar-benar sembu
h.
TUJUAN - Meningkatkan program kerja di UPTD Puskesmas Ciampea
KEGIATAN terkait Pengobatan TB Paru sehingga masyarakat mendapatkan
pelayanan dan pembinaan kesehatan yang lebih baik lagi dari
Puskesmas.
- Menambah pengetahuan dan informasi yang lebih banyak
mengenai pengobatan TB Paru, efek samping dan komplikasi
yang bisa ditimbulkan
- Bagi dokter internsip agar mempunyai pengalaman dan pengetahuan
tentang Pengobatan TB Paru di Puskesmas dalam lingkup wilayah
kerja puskesmas Ciampea

GAMBARAN  Pelaksana kegiatan : Dokter umum/internsip, pemegang


PELAKSANAAN program TB
 Sasaran kegiatan : Seluruh pasien terkonfirmasi TB
 Waktu/Tempat : 5 April 2022 Pukul 08.00-12.00 /
Poli TB Paru
 Pendanaan dan sumber dana : JKN/BPJS
 Hasil kegiatan :

Identitas : Ny. Y; 31 th; BB 35 kg; TB 145 cm


Pasien datang kontrol pengobtana TB bulan ke-4. Saat ini pasien masih
mengeluhkan batuk berdahak, berat badan pasien sudah mulai mengalami
kenaikan. Pasien datang dilakukan pemeriksaan tanda vital, didapatkan
hasil:
TD 120/80mmhg
Nadi 80x/menit
Nafas 20x/menit
Suhu 36,5 C

Setelah dilakukan pemeriksaan pasien diberikan obat Kategori 1 Dewasa


OAT Fase Lanjutan (R/H 150/50mg) 1x3, Vitamin B Kompleks 2x1,
gliseril guaiakolat 3x1

 Kesimpulan : Terlaksananya program Pengobatan TB untuk pasien


terkonfirmasi di puskesmas Ciampea sudah berjalan cukup baik.
Prosedur tindakan yang sudah sesuai SOP yang berlaku membuat
pasien menjadi lebih mengerti dan yakin untuk melakukan pengobatan
TB. Selain itu pasien lebih optimal mendapat pelayanannya karena
bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap, dan mumpuni
mengenai kesehatanya khususnya terkait pengobatan TB yang sedang
dijalani.

Judul Laporan : Pengobatan TB Bulan ke-5


Topik : Pengobatan TB Bulan ke-5
Waktu Kegiatan : 6 April 2022

LATAR Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh


BELAKANG kuman Mycobacterium tuberculosis. Berdasarkan Survei Prevalensi Tub
erkulosis tahun 2013-2014, prevalensi TBC dengan konfirmasi bakteriol
ogis di Indonesia sebesar 759 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun k
e atas dan prevalensi TBC BTA positif sebesar 257 per 100.000 pendudu
k berumur 15 tahun ke atas. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (da
pat disertai dengan darah), Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung
lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-k
adang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul, Pen
urunan nafsu makan dan berat badan. Pengobatan tuberkulosis bertujuan
untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuh
an, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi ku
man terhadap OAT. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah: IN
H, Rifampisin, Streptomisin, Etambutol. Jenis obat tambahan lainnya (li
ni 2): Kanamisin , Amikasin, Kuinolon. TBC ini membutuhkan pengoba
tan dan perawatan setidaknya 6 bulan hingga pasien benar-benar sembu
h.
TUJUAN - Meningkatkan program kerja di UPTD Puskesmas Ciampea
KEGIATAN terkait Pengobatan TB Paru sehingga masyarakat mendapatkan
pelayanan dan pembinaan kesehatan yang lebih baik lagi dari
Puskesmas.
- Menambah pengetahuan dan informasi yang lebih banyak
mengenai pengobatan TB Paru, efek samping dan komplikasi
yang bisa ditimbulkan
- Bagi dokter internsip agar mempunyai pengalaman dan pengetahuan
tentang Pengobatan TB Paru di Puskesmas dalam lingkup wilayah
kerja puskesmas Ciampea

GAMBARAN  Pelaksana kegiatan : Dokter umum/internsip, pemegang


PELAKSANAAN program TB
 Sasaran kegiatan : Seluruh pasien terkonfirmasi TB
 Waktu/Tempat : 5 April 2022 Pukul 08.00-12.00 /
Poli TB Paru
 Pendanaan dan sumber dana : JKN/BPJS
 Hasil kegiatan :

Identitas : Tn. Z; 34 th; BB 54 kg; TB 160 cm


Pasien datang kontrol pengobatan TB bulan ke-5. Satt ini pasien masih
mengeluhkan batuk berdahak, Berat badan pasien sudah mnegalami
peningkatan. Pasien datang dilakukan, pemeriksaan tanda vital, didapatkan
hasil:
TD 110/70mmh
Nadi 80x/menit
Nafas 20x/menis
Suhu 36 C

Setelah dilakukan pemeriksaan pasien diberikan obat Kategori 1 Dewasa


OAT Fase Lanjutan (R/H 150/50mg) 1x3, Vitamin B Kompleks 2x1,
Gliseril Guaiakolat 3x1

 Kesimpulan : Terlaksananya program Pengobatan TB untuk pasien


terkonfirmasi di puskesmas Ciampea sudah berjalan cukup baik.
Prosedur tindakan yang sudah sesuai SOP yang berlaku membuat
pasien menjadi lebih mengerti dan yakin untuk melakukan pengobatan
TB. Selain itu pasien lebih optimal mendapat pelayanannya karena
bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap, dan mumpuni
mengenai kesehatanya khususnya terkait pengobatan TB yang sedang
dijalani.

Judul Laporan : Pengobatan TB Bulan ke-6


Topik : Pengobatan TB Bulan ke-6
Waktu Kegiatan : 6 April 2022

LATAR Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh


BELAKANG kuman Mycobacterium tuberculosis. Berdasarkan Survei Prevalensi Tub
erkulosis tahun 2013-2014, prevalensi TBC dengan konfirmasi bakteriol
ogis di Indonesia sebesar 759 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun k
e atas dan prevalensi TBC BTA positif sebesar 257 per 100.000 pendudu
k berumur 15 tahun ke atas. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (da
pat disertai dengan darah), Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung
lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-k
adang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul, Pen
urunan nafsu makan dan berat badan. Pengobatan tuberkulosis bertujuan
untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuh
an, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi ku
man terhadap OAT. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah: IN
H, Rifampisin, Streptomisin, Etambutol. Jenis obat tambahan lainnya (li
ni 2): Kanamisin , Amikasin, Kuinolon. TBC ini membutuhkan pengoba
tan dan perawatan setidaknya 6 bulan hingga pasien benar-benar sembu
h.
TUJUAN - Meningkatkan program kerja di UPTD Puskesmas Ciampea
KEGIATAN terkait Pengobatan TB Paru sehingga masyarakat mendapatkan
pelayanan dan pembinaan kesehatan yang lebih baik lagi dari
Puskesmas.
- Menambah pengetahuan dan informasi yang lebih banyak
mengenai pengobatan TB Paru, efek samping dan komplikasi
yang bisa ditimbulkan
- Bagi dokter internsip agar mempunyai pengalaman dan pengetahuan
tentang Pengobatan TB Paru di Puskesmas dalam lingkup wilayah
kerja puskesmas Ciampea

GAMBARAN  Pelaksana kegiatan : Dokter umum/internsip, pemegang


PELAKSANAAN program TB
 Sasaran kegiatan : Seluruh pasien terkonfirmasi TB
 Waktu/Tempat : 5 April 2022 Pukul 08.00-12.00 /
Poli TB Paru
 Pendanaan dan sumber dana : JKN/BPJS
 Hasil kegiatan :

Identitas : Tn. M; 47 th; BB 55 kg; TB 165 cm


Pasien datang kontrol pengobatan TB bulan ke-6. Saat ini pasien tida
k ada keluhan, keluhan sesak sudah tidak ada, demam tidak ada.batu
k berdahak sudah tidak ada. Berat badan pasien sudah mulai naik. P
asien datang dilakukan pemeriksaan tanda vital, didapatkan hasil:
TD 110/70mmhg
Nadi 84x/menit
Nafas 19x/menit
Suhu 36,8

Setelah dilakukan pemeriksaan pasien diberikan obat Kategori 1 Dewasa


OAT Fase Lanjutan (R/H 150/50mg) 1x3, Vitamin B Kompleks 2x1

 Kesimpulan : Terlaksananya program Pengobatan TB untuk pasien


terkonfirmasi di puskesmas Ciampea sudah berjalan cukup baik.
Prosedur tindakan yang sudah sesuai SOP yang berlaku membuat
pasien menjadi lebih mengerti dan yakin untuk melakukan pengobatan
TB. Selain itu pasien lebih optimal mendapat pelayanannya karena
bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap, dan mumpuni
mengenai kesehatanya khususnya terkait pengobatan TB yang sedang
dijalani.

Judul Laporan : Tracing Penyakit Menular : Penapisan COVID-19 (Swab Antigen)


Topik : Penapisan COVID-19 (Swab Antigen)
Waktu Kegiatan : 14 Maret 2022

LATAR COVID-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret


BELAKANG 2020 sejumlah dua kasus. Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus yang
terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus kematian. Tingkat m
ortalitas COVID-19 di Indonesia sebesar 8,9%, angka ini merupakan ya
ng tertinggi di Asia Tenggara.
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 n
m. Virus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah
kelelawar dan unta. Sebelum terjadinya wabah COVID-19, ada 6 jenis c
oronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu alphacoronavirus 229
E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus HK
U1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan Mi
ddle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).14 Coronav
irus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus betacorona
virus.
Gejala ringan didefinisikan sebagai pasien dengan infeksi akut sal
uran napas atas tanpa komplikasi, bisa disertai dengan demam, fatigue, b
atuk (dengan atau tanpa sputum), anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan,
kongesti nasal, atau sakit kepala. Pada beberapa kasus pasien juga meng
eluhkan diare dan muntah.
Metode yang dianjurkan untuk deteksi virus adalah amplifikasi asa
m nukleat dengan real-time reversetranscription polymerase chain reacti
on (rRTPCR) dan dengan sequencing. Sampel dikatakan positif (konfir
masi SARS-CoV-2) bila rRT-PCR positif pada minimal dua target geno
m (N, E, S, atau RdRP) yang spesifik SARSCoV-2; ATAU rRT-PCR po
sitif betacoronavirus, ditunjang dengan hasil sequencing sebagian atau s
eluruh genom virus yang sesuai dengan SARS-CoV-2.
TUJUAN  Mengetahui kegiatan tracing penyakit menular yang dilaksanakan di
KEGIATAN UPTD Puskesmas Ciampea
 Memutus mata rantai penularan COVID-19 di Wilayah kerja UPTD Pu
skesmas Ciampea

GAMBARAN  Pelaksana kegiatan : Dokter umum/internsip, Perawat pen


PELAKSANAAN damping, Petugas Laboratorium
 Sasaran kegiatan : Seluruh pasien dengan gejala
COVID-19
 Waktu/Tempat : 30 Maret 2022 Pukul 09.00 /
Laboratorium Puskesmas Ciampea
 Pendanaan dan sumber dana : JKN/BPJS, pembiayaan mandiri
untuk pasien umum
 Hasil kegiatan :
Identitas : Tn. J; 55 th; BB 65 kg; TB 165 cm
S : Pasien datang dengan keluhan batuk sejak 5 hari yang lalu. keluhan
batuk disertai dahak. Keluhan disertai dengan pilek, demam disertai dengan
keringat dingin yang terasa menggigil, pegel-pegel pada seluruh badan.
Keluhan serupa dialami oleh istri pasien.

O:
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD 145/64mmhg
Nadi 80x/menit
Respirasi 20x/menit
Suhu 36,8 C

A : Acute upper respiratory infection, unspecified

P : Pasien dilakukan pengisian PE dan dilakukan pemeriksaan swab antigen


dimana pengambilan spesimen berasal dari hidung dan tenggorokan.

 Kesimpulan : Kegiatan tracing penyakit menular COVID-19 sudah


dilakukan sesuai SOP yang berlaku di Puskesmas Ciampea. Pasien
yang akan dilakukan penapisan sudah di informed consent terlebih
dahulu dan dijelaskan prosedur yang akan dilakukan, sehingga pasien
lebih optimal mendapat pelayanan, mendapat informasi yang lebih
lengkap dan mumpuni mengenai tracing penyakit menular COVID-19.

Judul Laporan : Tracing Penyakit Menular : Penapisan COVID-19 (Swab Antigen)


Topik : Penapisan COVID-19 (Swab Antigen)
Waktu Kegiatan : 17 Maret 2022

LATAR COVID-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret


BELAKANG 2020 sejumlah dua kasus. Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus yang
terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus kematian. Tingkat m
ortalitas COVID-19 di Indonesia sebesar 8,9%, angka ini merupakan ya
ng tertinggi di Asia Tenggara.
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 n
m. Virus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah
kelelawar dan unta. Sebelum terjadinya wabah COVID-19, ada 6 jenis c
oronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu alphacoronavirus 229
E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus HK
U1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan Mi
ddle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).14 Coronav
irus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus betacorona
virus.
Gejala ringan didefinisikan sebagai pasien dengan infeksi akut sal
uran napas atas tanpa komplikasi, bisa disertai dengan demam, fatigue, b
atuk (dengan atau tanpa sputum), anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan,
kongesti nasal, atau sakit kepala. Pada beberapa kasus pasien juga meng
eluhkan diare dan muntah.
Metode yang dianjurkan untuk deteksi virus adalah amplifikasi asa
m nukleat dengan real-time reversetranscription polymerase chain reacti
on (rRTPCR) dan dengan sequencing. Sampel dikatakan positif (konfir
masi SARS-CoV-2) bila rRT-PCR positif pada minimal dua target geno
m (N, E, S, atau RdRP) yang spesifik SARSCoV-2; ATAU rRT-PCR po
sitif betacoronavirus, ditunjang dengan hasil sequencing sebagian atau s
eluruh genom virus yang sesuai dengan SARS-CoV-2.
TUJUAN  Mengetahui kegiatan tracing penyakit menular yang dilaksanakan di
KEGIATAN UPTD Puskesmas Ciampea
 Memutus mata rantai penularan COVID-19 di Wilayah kerja UPTD Pu
skesmas Ciampea

GAMBARAN  Pelaksana kegiatan : Dokter umum/internsip, Perawat pen


PELAKSANAAN damping, Petugas Laboratorium
 Sasaran kegiatan : Seluruh pasien dengan gejala
COVID-19
 Waktu/Tempat : 30 Maret 2022 Pukul 09.00 /
Laboratorium Puskesmas Ciampea
 Pendanaan dan sumber dana : JKN/BPJS, pembiayaan mandiri
untuk pasien umum
 Hasil kegiatan :
Identitas : Ny. S; 19 th; BB 45 kg; TB 155 cm
S : Pasien datang dengan keluhan nyeri tenggorokan sejak 1 minggu yang
lalu. Keluhan disertai dengan batuk tidak disertai dahak. Keluhan tidak
disertai dengan demam, mual dan muntah.

O:
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD 120/80mmhg
Nadi 80x/menit
Respirasi 20x/menit
Suhu 36,8 C

A: Acute upper respiratory infections of multiple and unspecified sites

P : Pasien dilakukan pengisian PE dan dilakukan pemeriksaan swab antigen


dimana pengambilan spesimen berasal dari hidung dan tenggorokan.

 Kesimpulan : Kegiatan tracing penyakit menular COVID-19 sudah


dilakukan sesuai SOP yang berlaku di Puskesmas Ciampea. Pasien
yang akan dilakukan penapisan sudah di informed consent terlebih
dahulu dan dijelaskan prosedur yang akan dilakukan, sehingga pasien
lebih optimal mendapat pelayanan, mendapat informasi yang lebih
lengkap dan mumpuni mengenai tracing penyakit menular COVID-19.

Judul Laporan : KB Pil


Topik : KB Pil
Waktu Kegiatan : 3 Juni 2022
Identitas : Ny. D; 26 th; BB 45 kg; TB 155 cm

LATAR Keluarga berencana (KB) merupakan usaha untuk mengukur jumla


BELAKANG h anak dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Tujuan dilaksanakan p
rogram KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuat
an sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak
agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenu
hi kebutuhan hidupnya.

Pil KB adalah alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan atau m


encegah konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral atau kontrasep
si oral. Pil KB merupaka salah satu jenis kontrasepsi yang banyak diguna
kan.Pil KB banyak disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan,
serta harganya murah. Pil KB yang banyak dipakai pada umumnya berisi
dua jenis hormon, yakni estrogen dan progesterone. Ada juga yang beri
si hanya salah satu hormon saja. Kedua hormo ini bekerja menghambat
terjadinya ovulasi, oleh karena ovulasi atau keluarnya sel telur matang
tidak terjadi, maka kehamilan pun tidak berbuah. Angka keberhasilan m
emakai pil bisa dibilang hampir selalu efektif dalam mencegah kehamila
n. Namun, tidak semua wanita boleh memilih pil jika mengidap tumor y
ang dipengaruhi oleh hormon estrogen, seperti tumor kandungan dan p
ayudara, mengidap penyakit hati aktif, penyakit pembuluh balik atau va
rices thrombophlebitis, atau yang pernah terkena serangan stroke dan
mengidap penyakit kencing manis. Mereka mutlak tidak boleh memakai
pil, dan harus memilih cara kontrasepsi yang lain. Yang perlu dipertimb
angkan tidak boleh memilih pil apabila mengidap darah tinggi, migren,
depresi, tumor jinak rahim (mioma uteri) dan haidnya jarang karena ob
at dalam pil kurang lebih sama dengan obat suntik, maka memilih sunti
kan juga perlu mempertimbangkan kondisi-kondisi akseptor. Pilihan pil
KB sering ditinggalkan karena faktor efek sampingnya. Efek samping est
rogen sering menimbulkan mual, nyeri kepala dan nyeri payudara. Seda
ngkan efek samping progesteron menjadikan perdarahan vagina tidak t
eratur, nafsu makan bertambah sehingga bertambah gemuk, muncul je
rawat, haid jadi sedikit dan kemungkinan payudara mengecil.
TUJUAN - Meningkatkan program kerja di UPTD Puskesmas Ciampea terk
KEGIATAN ait Keluarga Berencana sehingga masyarakat mendapatkan pelay
anan dan pembinaan kesehatan yang lebih baik lagi dari Puskesm
as.

- Menambah pengetahuan dan informasi yang lebih banyak meng


enai pelayanan Keluarga Berencana, salah satunya tahu metode k
ontrasepsi yang sesuai digunakan sampai dengan efek samping d
an komplikasi yang bisa ditimbulkan

- Bagi dokter internsip agar mempunyai pengalaman dan pengetah


uan tentang evaluasi gerakan Keluarga Berencana di Puskesmas
dalam lingkup wilayah kerja puskesmas Ciampea

GAMBARAN  Pelaksana kegiatan : Dokter umum/internsip,


PELAKSANAAN bidan pendamping
 Sasaran kegiatan : Wanita usia subur
 Waktu/Tempat : 28 Maret 2022 Pukul 10.00 / Poli
KIA Puskesmas Ciampea
 Pendanaan dan sumber dana : JKN/BPJS, pembiayaan mandiri
untuk pasien umum
 Hasil kegiatan :

Identitas : Ny. D; 26 th; BB 45 kg; TB 155 cm


S: Pasien datang untuk pasang KB baru. Pasien ingin menggunakan KB pil

O:
KU: Baik
Kes: CM
TD: 120/80 mmHg
N: 90x/menit
Rr : 20x/menit
S : 36
SpO2: 98%

Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Normocephal
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Hidung : cairan (-/-) darah (-/-)
Telinga : cairan (-/-) darah (-/-)
Mulut : mukosa basah (+)
Leher : Pembesaran KGB(-)
Cor : 1,2 reguler, bising (-), intensitas normal
Pulmo : suara dasar vesikuler (+/+), ronki basah halus (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen :nyeri tekan (-), bising usus normal
Ekstremitas : akral dingin (-/-) CRT <2 detik, kelemahan (-)

A: Surveillance of contraceptive drugs

P: Pasien diberikan KB minipil yang diminum 1x dalam sehari.

Pil KB adalah alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan atau mencegah


konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral atau kontrasepsi oral. Pil KB
merupaka salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan.Pil KB
banyak disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta
harganya murah. Pil KB yang banyak dipakai pada umumnya berisi dua
jenis hormon, yakni estrogen dan progesterone. Ada juga yang berisi
hanya salah satu hormon saja. Kedua hormo ini bekerja menghambat
terjadinya ovulasi, oleh karena ovulasi atau keluarnya sel telur matang
tidak terjadi, maka kehamilan pun tidak berbuah.

 Kesimpulan : Terlaksananya program KB untuk wanita usia subur


di puskesmas Ciampea sudah berjalan cukup baik. Prosedur
tindakan yang sudah sesuai SOP yang berlaku membuat pasien
menjadi lebih yakin untuk melakukan tindakan KB di puskesmas
ciampea. Selain itu pasien lebih optimal mendapat pelayanan nya
karena bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan
mumpuni mengenai kesehatannya khususnya terkait program KB
yang sedang dijalani.
Judul Laporan : Kemitraan
Topik : Sosialisasi BIAN tingkat Kecamatan
Waktu Kegiatan : 22 Juni 2022

LATAR Bulan Imunisasi Anak Nasional adalah kegiatan pemberian imunis


BELAKANG asi tambahan Campak-Rubela dan pemberian Imunisasi Kejar pada anak
yang belum mendapatkan imunisasi lengkap. Vaksin apa saja yang diber
ikan pada saat BIAN adalah Vaksin Campak-Rubela, Vaksin Polio (OP
V dan IPV), dan Vaksin Pentavalent (DPT-HB-Hib). Semua vaksin yang
digunakan telah mendapat rekomendasi WHO dan izin edar dari Badan
POM dan efektif untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut.
Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi adalah C
ampak, Rubela, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, dan Polio. Penya
kit-penyakit ini sangat menular (infeksius) dan bisa mengakibatkan Kem
atian. Laporan kasus penyakit tersebut masih banyak ditemukan di duni
a. Pada tahun 2020 ada 93,913 kasus Campak dan 7.420 kasus Rubela. P
ada tahun 2018 ada 33 kasus Polio pertahun, 151.000 kasus pertusis, dan
diperkirakan 34.000 bayi meninggal akibat Tetanus di tahun 2015. Oleh
karena itu, Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) merupakan strategi y
ang diputuskan Kementerian Kesehatan dalam penanganan masalah ini.
TUJUAN - Meningkatkan kesadaran dan pemahaman kepada seluruh masyar
KEGIATAN akat akan pentingnya pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasion
al terhadap pencapaian target eliminasi campak-rubela/Congenita
l Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2023, mempertahankan In
donesia Bebas Polio dan mewujudkan Dunia Bebas Polio pada ta
hun 2026 serta mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa PD3I l
ainnya.

- Menambah pengetahuan dan informasi yang lebih banyak menge


nai Kegiatan BIAN, salah satunya tahu imunisasi yang akan
dilakukan sampai dengan efek samping dan komplikasi yang bisa
ditimbulkan
- Bagi dokter internsip agar mempunyai pengalaman dan pengetah
uan tentang kegiatan BIAN dalam lingkup wilayah kerja puskes
mas Ciampea

GAMBARAN  Pelaksana kegiatan : Kepala Puskesmas, Dokter


PELAKSANAAN umum/internsip, Pemegang program BIAN
 Sasaran kegiatan : Kader kecamatan Ciampea
 Waktu/Tempat : 22 Juni 2022 Pukul 08.00 / Kantor
Kecamatan Ciampea
 Pendanaan dan sumber dana : JKN/BPJS
 Hasil kegiatan :
Sosialisasi Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di SDIT Insan
Madani dilaksanakan Hari Rabu, 22 Juni 2022. Sosialisasi
dilaksanakan di kantor kecamatan yang dihadiri oleh Kepala
kecamatan, kepala polisi sektor, Kepala puskesmas, Pemegang
program BIAN, kader kecamatan ciampea dan dokter
umum/internsip. Sosialisasi berisikan pemberian materi tentang
gejala dan bahaya penyakit campak dan rubella, pengenalan program
BIAN, serta pelaksanaan BIAN. Kegiatan ini dilakukan untuk
meningkatkan kesadaran dan pemahaman kepada seluruh masyarakat
akan pentingnya pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional
terhadap pencapaian target eliminasi campak-rubela/Congenital
Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2023, mempertahankan
Indonesia Bebas Polio dan mewujudkan Dunia Bebas Polio pada
tahun 2026 serta mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa PD3I
lainnya.
 Kesimpulan : Kegiatan sosialisasi BIAN terlaksana dengan cukup
baik. Antusias masyarakat dan para kader sangat baik dalam
menyambut kegiatan BIAN yang akan dilaksanakan bulan Agustus
2022. Masyarakat dan kader mendapatkan informasi mengenai
gejala dan bahaya penyakit campak dan rubella, pengenalan
program BIAN, serta pelaksanaan BIAN.

Anda mungkin juga menyukai