Anda di halaman 1dari 19

IMD

Oleh:
Chintya Elittasari
Nisaatul Maharanita F
Ristina Rosauli H.
Definisi IMD

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah


proses menyusu yang dimulai
secepatnya dengan cara membiarkan
bayi kontak kulit dengan kulit ibunya
selama satu jam pertama setelah lahir
atau hingga proses menyusu awal
berakhir
Manfaat IMD
Mencegah terjadinya hipotermia

Kunci keberhasilan ASI eksklusif

Menurunkan risiko kematian balita di negara berkembang

Mencegah terjadinya hipoglikemi dan membantu dalam pengaturan parameter


biokimia saat beberapa jam pertama setelah lahir

Memindahkan bakteri dari kulit ibu ke bayi. Pada saat skin to skin contact bayi
akan menjilat kulit ibu kemudian menelan bakteri yang ada pada kulit ibu

Mempercepat ikatan batin antara ibu dengan bayi

Kontraksi uterus lebih baik


Proses IMD
1 2 3

4 5 6

7
8
Penelitian yang dilakukan oleh (Yin lu et
al., 2017) di BFHI‐certified hospital di
Singapura dengan 915 responden,
memberikan bukti bahwa waktu yang
tepat dari SSC (skin to skin contact)
adalah dalam 30 menit setelah kelahiran
dengan metode apapun. SSC langsung di
ruang operasi dan dalam pemulihan Kebijakan dan rutinitas rumah sakit
harus direkomendasikan (Stevens et al., secara signifikan mempengaruhi
2014) untuk mencapai efek yang keberhasilan menyusui. Oleh karena itu,
diinginkan untuk pengaturan fisiologi dan alur kerja (SOP) prioritas penting karena
perilaku ke depan (Kim, 2017). akan mempengaruhi waktu SSC dan
inisiasi menyusui selanjutnya. Dibutuhkan
pemberian dukungan laktasi yang tepat
untuk wanita yang menjalani operasi
caesar atau kelahiran pervaginam untuk
mendapatkan posisi yang nyaman dan
benar untuk memulai menyusui dini.
Upaya harus difokuskan pada pencegahan
kesulitan laktasi dini untuk memastikan
inisiasi menyusui dini.
ASI EKSKLUSIF
DEFINISI ASI EKSKLUSIF
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
33 Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan
selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti
dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan
mineral).
ASI awal mengandung zat kekebalan tubuh dari ibu yang dapat
melindungi bayi dari penyakit penyebab kematian bayi dari seluruh
dunia seperti diare, ISPA, dan radang paru-paru. ASI eksklusif yaitu
ASI yang diberikan pada bayi mulai dari lahir hingga usia 6 bulan
tanpa diberi makanan atau minuman lain (Sanjaja dkk. 2009).
Selain untuk menekan kematian ibu dan anak, ASI eksklusif juga
biaya kesehatan yang ditimbulkan akibat risiko morbiditas pada
anak. Penelitian yang dilakukan di Inggris bahwa dengan
mendukung ibu yang menyusui secara eksklusif pada 1 minggu
untuk melanjutkan menyusui sampai 4 bulan dapat menurunkan
insiden penyakit infeksi pada masa kanak-kanak dan menghemat
minimal £ 11.000.000 per tahun (Pokhrel et all. 2014)

Kementerian Kesehatan RI menargetkan cakupan ASI eksklusif 6 bulan sebesar


80%.
MENGAPA HARUS 6 BULAN?
 Sistem imun bayi berusia kurang dari 6 bulan belum sempurna.
 Pada 6 bulan pertama kehidupan organ pencernaan bayi masih belum
matang sehingga membutuhkan asupan gizi yang mudah untuk dicerna.
 Mengurangi risiko terkena alergi karena sel-sel di sekitar usus belum siap
untuk kandungan dari makanan selain ASI.
 Menunda MPASI hingga 6 bulan melindungan bayi dari obesitas di
kemudian hari akibat proses pemecahan sari-sari makanan yang belum
sempurna.
 Masa kehamilan hingga bayi berusia 2 tahun merupakan periode
pertumbuhan otak yang paling cepat yang disebut brain growth spurt.
Pemenuhan gizi bayi secara langsung dapat mempengaruhi
pertumbuhan, termasuk pertumbuhan otak.
 Apabila bayi diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, bayi akan sering
berada dalam dekapan ibu sebagai dasar perkembangan emosi bayi dan
membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.
DURASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

American Academy of Dari frekuensinya, ASI


diberikan tidak kurang dari
Pediactric 3 jam atau 2 jam atau
merekomendasikan ASI sekitar 8 – 12 kali per hari,
Sejak tahun 2001, WHO eksklusif hingga sekitar 6 5 sampai 15 menit di
merekomendasikan bulan, diikuti dengan masing-masing payudara
pemberian ASI eksklusif pengenalan makanan untuk bayi yang normal.
menjadi 6 bulan. pendamping ASI hingga 1 Untuk bayi preterm atau
tahun atau lebih seiring dengan pertumbuhan
terhambat membtuhkan
dengan keinginan sang ibu ASI dalam interval yang
dan bayi. pendek.
KONTRAINDIKASI ASI
• Terinfeksi HIV
• Terinfeksi tuberculosis yang tidak diobati
• Terinfeksi virus human T-lymphotropic tipe I dan II
• Terdapat lesi virus herpes simplek pada payudara
• Pengobatan tertentu (Penyalahgunaan obat, obat
beracun, dan senyawa radioaktif) dapat diakses di
American Academy of Pediatrics
• Bayi dengan galaktosemia
Data Cakupan IMD dan Asi Eksklusif Menurut Provinsi Tahun 2018
(Sumber : Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI 2019)
Mengacu pada target Kementerian Kesehatan RI, cakupan ASI
eksklusif 6 bulan sebesar 80% hal ini tentu masih sangat jauh.
Ada begitu banyak masalah dan situasi yang melatarbelakangi
rendahnya cakupan ini diantaranya seperti misalnya budaya
memberikan makanan pralaktal, memberikan tambahan susu
formula karena ASI tidak keluar, menghentikan pemberian ASI
karena bayi atau ibu sakit, ibu harus bekerja, serta ibu ingin
mencoba susu formula.
Masalah dalam Pencapaian cakupan ASI Ekslusif
Masalah Internal Masalah Eksternal
• Masalah fisik • Masalah keluarga
• Masalah Psikologis • Ketahanan pangan
• Inisiasi Menyusui Dini • Wilayah geografis
• Ibu bekerja • Peran Media
• Pendidikan ibu • Profeisonal Kesehatan
• Praktik Pemberian • Praktek Budaya
Makanan Prelakteal
10 LANGKAH KEBERHASILAN MENYUSUI
(WHO, 2018)
• Menuliskan kebijakan menyusui yang secara teratur dikomunikasikan ke petugas kesehatan
• Memastikan petugas kesehatan memiliki pengetahuan yang cukup, kompeten, dan terampil untuk
mendukung menyusui.
• Menginformasikan seluruh ibu hamil tentang manfaat dan manajemen menyusui
• Membantu ibu menginisiasi menyusui secara dini dengan kontak kulit bayi ke kulit ibu sesegera mungkin pada
awal kelahiran
• Menunjukkan kepada ibu tentang menyusui dan meneruskan laktasi, walaupun harus berpisah dengan
bayinya dan melakukan manajemen masalah umum pemberian ASI
• Tidak memberikan makanan tambahan dan cairan apapun kecuali ASI, kecuali dengan indikasi medis
• Mempraktikkan rooming in, yang memperbolehkan ibu dan bayi baru lahir bersama 24 jam
• Mendorong ibu untuk mengenali dan merespon isyarat bayi untuk menyusu
• Tidak memberikan dot buatan untuk menyusui kepada BBL dan menginformasikan ke ibu mengenai risiko.
• Mengkoordinasikan kelompok dukungan pemberi AS.
REKOMENDASI AKSI
• Secara global, hanya 41% bayi menyusu secara eksklusif sehingga berkontribusi terhadap
kematian bayi sebanyak sekitar 800.000 (WHO, 2019). Berkenaan dengan target yang akan dicapai
pada tahun 2025, yaitu dengan meningkatkan angka menyusui secara eksklusif minimal 50% pada
enam bulan pertama, WHO memberikan aksi rekomendasi berupa:
1. Membatasi marketing susu formula sebagai pengganti ASI yang dilakukan dengan cara
monitoring, dorongan, dan legislasi terkait dengan International Code of Marketing of Breastmilk
Subtitutes.
2. Mendukung cuti berbayar untuk memberdayakan ibu dalam pemberian ASI eksklusif dengan
menetapkan kebijakan cuti berbayar dan kebiakan terkait dengan dorongan kepada ibu untuk
menyusui di tempat kerja maupun di umum.
3. Memperkuat sistem kesehatan dengan menyediakan fasilitas yang berkapasitas untuk
mendukung ASI eksklusif dan diperluas dengan inisiasi keberadaan rumah sakit ramah bayi
4. Mendukung ibu dengan strategi menyediakan komunitas untuk mendukung ASI eksklusif yaitu
dengan konseling ibu hamil dan menyusui. Grup konselor sebaya untuk meningkatkan angka
menyusui eksklusif, termasuk implementasi kampanye komnikasi.
Daftar Pustaka

Fikawati, Sandra, dkk. 2016.Gizi Ibu dan Bayi. Rajawali Pers:Depok


Zaoutis, Lisa B., Chiang, Vincent W. 2007. Comprehensive Pediatric Hospital Medicine. Mosby
Elsevier. China
Cunningham, F. Gary., et al. 2018. William Obstetrics 25th Edition. Mc Graw Hill. Dallas.
https://www.who.int/nutrition/bfhi/ten-steps/en/
https://pediatrics.aappublications.org/content/129/3/e827
https://www.who.int/nutrition/global-target-2025/infographic_breastfeeding.pdf?ua=1
https://www.cdc.gov/breastfeeding/data/facts.html

Anda mungkin juga menyukai