Anda di halaman 1dari 3

Manajemen Laktasi dan IMD

Air susu ibu (ASI) merupakan satu-satunya nutrisi yang tepat untuk bayi karena
mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Menyusui dimulai segera setelah lahir kemudian diberikan secara eksklusif selama enam
bulan, dan dilanjutkan hingga dua tahun atau lebih. Pemberian ASI eksklusif merupakan
salah satu indikator program pemerintah dalam melaksanakan Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi dalam rangka seribu hari pertama kehidupan (Gerakan 1000
HPK), gerakan ini dimulai dari masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun.

Menyusui dapat meningkatkan kelangsungan hidup anak dan melindungi anak dari penyakit,
serta menyusui mendorong pertumbuhan yang sehat dan meningkatkan sejak dini
perkembangan anak dan mendukung perkembangan otak yang sehat. Menyusui tidak
hanya baik untuk bayi, tetapi juga baik untuk ibu. Menyusui dapat melindungi terhadap
kejadian perdarahan pasca-melahirkan, depresi pasca melahirkan, penurunan berat badan,
kanker ovarium dan payudara, penyakit jantung, hipertensi, dislipidemia dan diabetes tipe 2.
Diperkirakan dengan meningkatnya tingkat menyusui dapat mencegah tambahan 20.000
kematian ibu akibat kanker payudara.

Penelitian pada 123 negara menunjukkan bahwa di seluruh dunia 95 % dari bayi pernah
mendapat ASI. Namun, tingkat ini sangat bervariasi antara negara-negara berpenghasilan
rendah dan menengah, dengan negara-negara berpenghasilan tinggi. Di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah, hanya 4 %, atau 1 dari 25 bayi, tidak pernah disusui,
sedangkan negara-negara berpenghasilan tinggi, ditemukan 21 % bayi, atau 1 dari 5 bayi,
tidak pernah menerima ASI.

Manajemen laktasi yang tepat dimulai dari persiapan prenatal hingga menyusu eksklusif dan
dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih meningkatkan keberhasilan menyusui
serta pertumbuhan dan perkembangan anak yang adekuat sejak dini.

Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah Tindakan meletakkan bayi baru lahir yang telah
dikeringkan tanpa busana ke dada ibu, dengan slimut hangat dan tipis atau handuk diatas
punggung bayi segera setalh lahir minimal selama 1 jam dan sampai terjadi isapan pertama.
Proses IMD ini sebaiknya dilakukan pada ibu dan bayi yang bugar, tanpa diganggu oleh
prosedur atau pemeriksaan baik yang lahir spontan maupun seksio sesarea. Aktivitas IMD
memberikan dampak positif pada ibu dan bayi, antara lain parameter tanda vital dan gula
darah bayi batu lahir lebih baik, keberhasilan menyusu eksklusif yang lebih tingi, interaksi
ibu dan bayi lebih terjalin, ibu lebih sensitive terhadap tanda lapar bayi, serta merangsang
pembentukan microbiome atau bakteri baik di usus bayi.

Perhatikan posisi dan perlekatan saat menyusui karena berdampak pada pengeluaran ASI
dan kenyamanan bagi ibu dan bayi.
Empat kunci posisi menyusu yang benar adalah:

1 Kepala dan badan bayi membentuk garis lurus

2 Wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan dengan putting susu

3 Badan bayi dekat ke tubuh ibu

4 Ibu menggendong/mendekp badan bayi secara utuh

Empat kunci perlekatan menyusu yang benar adalah

1 Bayi dekat dengan payudara dengan mulut terbuka lebar

2 Dagu bayi menyentuh payudara

3 Bagian areola di atas lebih banyak terlihat dibanding di bagian bawah mulut bayi

4 Bibir bawah bayi memutar keluar (dower)

Bila posisi dan perlekatan benar, ujung putting ibu terlindungi karena diposisikan jauh ke
belakang mulut bayi ke arah langit-langit yang lunak. Terdapat tanda segera dan tanda
lanjut dari perlekatan yang kurang baik. Tanda segera meliputi pipi bayi kempot selama
menyusui, terdengar suara “klik”, bibir bawah melengkung kedalam. Gerakan kepala bayi
sering dan kurnag terdengar suara menelan, ibu merasa nyeri dan tidak nyaman. Tanda
lanjut adalah trauma ke putting ibu dan rasa sakit, kenaikan berat badan yang buruk serta
pasokan ASI yang rendah.

Pola menyusu efektif sejak awal menyusui harus diperhatikan agar kecukupan ASI
selama proses menyusu dapat terjaga. Berikut adalah pola menyusu efektif:7

 Menyusui sesering mungkin/semau bayi (8-12 kali sehari atau lebih)


 Bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan, lalu susui. Untuk membangunkan
bayi, dapat dilakukan dengan membuka pakaian bayi atau melepas selimut,
mengganti popok, dan meletakkan bayi dari kulit-ke kulit atau memijat.
 Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara sisi yang lain
 Ibu memahami isyrat bayi (tanda lapar) berupa rooting,  Gerakan atau suara
menghisap, meletakkan tangan ke mulut, gerakan mata yang cepat, desahan
dan kegelisahan.
 Apabila bayi sudah kenyang, tetapi payudara masih terasa penuh/kencang,
maka payudara perlu diperah, ASI disimpan. Hal ini bertujuan mencegah
masitits (peradangan pada payudara) dan menjaga pasokan ASI

Selain melakukan pola dan teknik menyusui yang benar, kita juga haru
smengevaluasi kecukupan ASI bagi bayi. Evaluasi  kecukupan menyusui meliputi
tanda menyusu efektif dan  pola pertumbuhan. Tanda menyusu efektif mencakup:7

 Bayi melakukan isapan lambat dan dalam


 Bayi berhenti sesaat dan menunggu sampai saluran ASI terisi lagi
 Bayi mengambil beberapa kali hisapan cepat untuk memulai aliran ASI
 Setelah ASi mengalir, bayi menghisap lebih lambat dan dalam kembali
 Terdengar suara menelan
 Pipi bayi membulat
 Frekuensi dan warna BAK dan BAB yang sesuai
 Payudara ibu terasa membesar dan berat, disertai ASI yang menetes diantara
atau selama menyusui

Kriteria kecukupan nutrisi dinilai dari pola pertumbuhan bayi sejak lahir yang
mendapatkan ASi eksklusif dan perlu dilakukan evaluasi berkala. Pola pertumbuhan
yang ditemukan adalah:

 Kehilangan berat badan rerata 7% pada 72 jam pertama (tidak melebihi 10%
pada bayi cukup bulan)
 Berat badan bayi minimal mencapai berat badan lahir pada usia 2 minggu
 Kenaikan berat badan 25-30 gram /hari dari hari ke-5 hingga 2 bulan
 Kenaikan berat badan selama mendapatkan ASi sesuai dengan kurva
pertumbuhan

Manajemen laktasi yang tepat dimulai dari persiapan prenatal hingga menyusu
eksklusif dan dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih meningkatkan
keberhasilan menyusui serta pertumbuhan dan perkembangan anak yang adekuat
sejak dini. Konsultasikan segera apabila anda mengalami kesulitan atau masalah
dalam menyusui agar segera mendapatkan tata laksana yang tepat. Jangan ragu
untuk bertanya dan berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter. Anda dapat membuat
janji untuk telekonsultasi melalui website dan nomor telepon RSUI.

Referensi: 

1. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI. Pedoman


perencanaan program gerakan nasional percepatan perbaikan gizi dalam
rangka seribu hari pertama kehidupan (Gerakan 1000 HPK). Jakarta:
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI, 2013
2. Victora C. G. et al., Breastfeeding in the 21st century: epidemiology,
mechanisms, and lifelong effect. Lancet 2016; 387: 475–90.
3.  Global Breastfeeding Advocacy Initiative, ADVOCACY BRIEF: Breastfeeding
and Early Childhood Development.
4. Victora C. G. et al., Breastfeeding in the 21st century: epidemiology,
mechanisms, and lifelong effect. Lancet 2016; 387: 475–90
5.  UNICEF Global Databases: Infant and Young Child Feeding, 2018
6. Safitri A, dan Puspitasari D.A.  Upaya Peningkatan Pemberian ASI Ekslusif
dan Kebijakannya di Indonesia. Penelitian Gizi dan Makanan, Juni 2018 Vol.
41 (1): 13-20
7. Kementrian Kesehatan RI. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Kementrian
Kesehatan RI. 2021

Anda mungkin juga menyukai