MANUSCRIPT
Disusun Oleh :
Yuliana
NIM : 1804158
Oleh :
Yuliana
NIM : 1804158
A. Latar Belakang
Bayi adalah individu yang lemah dan memerlukan proses adaptasi. Bayi harus
dapat melakukan 4 penyesuain agar dapat tetap hidup yaitu penyesuaian perubahan
suhu, menghisap dan menelan, bernafas dan pembuangan kotoran. Kesulitan
penyesuaian atau adaptasi akan menyebabkan bayi mengalami penurunan berat badan,
keterlambaan perkembangan bahkan bisa sampai meninggal dunia (4)
Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi,
karena banyak mengandung zat gizi yang diperlukan oleh bayi dan sangat penting
bagi pertumbuhan. ASI lebih unggul daripada susu formula dan susu sapi. Pemberian
ASI eksklusif adalah proses memberikan ASI saja kepada bayi selama 6 bulan tanpa
dicampur dengan tambahan cairan lain seperti susu formula, madu, air putih dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu dan biskuit (7)
Pijat bayi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan berat badan bayi,
karena pijat bayi mempunyai manfaat atau dampak yang positif antara lain :
menurunkan hormon stress, peningkatan kadar zat daya tahan tubuh (immunoglobin),
memperbaiki sirkulasi darah, merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan,
meningkatkan nafsu makan, mengubah gelombang otak yang dapat membuat bayi
tidur lelap, meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel, meningkatkan
kenaikan berat badan dan mengeratkan ikatan batin antara bayi dengan orang tua
(Bonding), dan pijat bayi juga mempunyai manfaat utuk ibu yaitu meningkatkan
Volume ASI (3).
Berdasarkan dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Efektivitas Pijat Bayi Terhadap Frekuensi dan Durasi Menyusu
pada Bayi Usia 0 – 3 Bulan di Wilayah UPTD Puskesmas Sekaran Gunungpati”.
B. Tinjauan Teori
1. Bayi Baru Lahir
a. Definisi
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari (3).
Bayi baru lahir adalah bayi berusia satu jam yang lahir pada usia
kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4000 gram (3).
b. Ciri-ciri
1) Kolostrom
Cairan pertama kali yang keluar dari kelenjar payudara,
mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat
dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan
sesudah masa puerperium.Kolostrom keluar pada hari pertama
sampai hari keempat pasca persalinan.Cairan ini mempunyai
viskositas kental, lengket dan berwarna kekuning-kuningan.
Cairan kolostrom mengandung tinggi protein, mineral
garam,vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang
tinggi dibandingkan dengan ASI matur. Selain itu, kolostrom
rendah lemak dan laktosa.Protein utamanya adalah
immunoglobulin (IgG, IgA, IgM) berguna sebagai antibodi
untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan
parasit. Volume kolostrom antara 150-300 ml/24 jam.
Meskipun kolostrom hanya sedikit volumenya, tetapi volume
tersebut mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2
hari. Kolostrom berfungsi sebagai pencahar ideal yang dapat
mengeluarkan zat-zat yang tidak terpakai dari usus bayi baru
lahir dan mempersiapkan kondisi saluran pencernaan agar siap
menerima makanan yang akan datang.
2) ASI Peralihan
Merupakan peralihan dari kolostrom sampai menjadi ASI
matur.ASI peralihan keluar sejak hari ke 4-10 pasca
persalinan.Volumenya bertambah banyak dan ada perubahan
warna dan komposisinya. Kadar immunoglobulin menurun,
sedangkan kadar lemak dan laktosa meningkat.
3) ASI Matur
ASI yang keluar dari hari ke 10 pasca persalinan sampai
seterusnya.Komposisi relative konstan (adapula yang
menyatakan bahwa komposisi ASI relative mulai konstan pada
minggu ke 3 sampai minggu ke 5), tidak mudah menggumpal
bila dipanaskan.ASI pada fase ini yang keluar pertama kali atau
pada 5 menit pertama disebut sebagai foremilk. Foremilk lebih
encer, kandungan lemaknya lebih rendah namun tinggi laktosa,
gula protein, mineral dan air.
4. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Kuantitatif
b. Design Penelitian
Quasy Eksperimental
c. Teknik pengumpulan data
Observasi
d. Sumber data
Data Primer
Data Sekunder
e. Metode analisa data
Univariate dan
Bivariate menggunakan uji paired t test dan independent test
5. Bibliografi
1. Catur Yuni Purwanti, 2017. Jurnal Penerapan Massage Endorphine
Menggunakan
2. Enny Fitriahadi, 2016. Jurnal Pengaruh Pijat Bayi Terhadap
Frekuensi dan Durasi Menyusu Bayi
3. Farida Y, Mardianti, Dkk, 2018. Jurnal Pengaruh Pijat Bayi
Terhadap Peningkatan Frekuensi dan Durasi Menyusu pada Bayi
Usia 1 – 3 Bulan
4. Mansur, H, 2009. Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika
5. Maria Panggratia Mahuse, 2012. Hubungan Sikap Ibu Tentang ASI
Eksklusif Dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang
6. Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Gunungpati, 2017
7. Roesli U, 2009. Mengenal ASI Eksklusif (Seri 1). Jakarta : Trubus
Agriwidya Anggota IKAPI
8. Sari Wiguna, 2013. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kejadian Sakit
pada Bayi Usia 4 sampai 6 Bulan di BPS Wandari Klego Boyolali
9. Susy Mariawati, 2013. Hubungan Pengetahuan Tentang Teknik
Menyusu Terhadap Perilaku Menyusui pada Ibu Primipara di
Puskesmas Patebon 02 Kabupaten Kendal
10. Utia Dina Nasiroh, Dkk, 2016. Perbedaan Frekuensi Menyusu ASI
Eksklusif Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pijat Bayi