Anda di halaman 1dari 4

 RETRAKSI PUTTING SUSU

Retraksi putting susu merupakan kondisi dimana payudara membesar dan puting tidak
menonjol maka mungkinsaja disebabkan oleh retraksi puting atau inverted nipple. hal ini
merupakan kondisi yang wajar dan tidak berbahaya, secara umum hal ini dapat terjadi pada
wanita yang menyusui.
Puting yang ditarik adalah puting yang berputar ke dalam, bukan ke luar, kecuali saat
dirangsang. Puting jenis ini terkadang disebut sebagai puting terbalik. Beberapa ahli membuat
perbedaan antara puting susu yang masuk ke dalam dan ke dalam, mengacu pada puting susu
yang masuk ke dalam sebagai puting yang rata dengan payudara, bukan menjorok ke dalam. Anda
dapat memiliki satu atau dua puting susu yang ditarik

 CARA MENGIDENTIFKASI PUTTING YANG DITARIK


Tidak seperti puting terbalik yang menarik ke dalam, puting susu yang ditarik ke belakang
terletak rata di areola. Mereka tidak tampak tegak. Puting yang ditarik dapat menjadi tegak
dengan rangsangan manual atau lingkungan, seperti disentuh, disusul, atau terasa dingin

 PENYEBAB PUTING TERTARIK


Putting yang ditarik adalah variasi dari jenis putting. Yang berarti mungkin dilahirkan dengan
putting susu yang ditarik .Ada beberapa penyebab untuk kondisi ini , penyebab putting
tertarik meliputi :

-Penuaan
-Ektasia saluran susu
-Penyakit Paget pada Payudara
-Karsinoma

Dikutip oleh Corey Whelan dan Telah direview oleh Valinda Riggins Nwadike,MD,MPH

Pada tanggal 28 maret 2018

Sumber : https://www.healthline.com/health/nipple-retraction

 PMTCT
PMTCT singkatan dari Prevention of Mother to Child HIV Transmission yaitu suatu program
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi.

Penularan HIV dari Ibu ke Bayi :


 
 Masa kehamilan
Yang memungkinkan terjadinya penularan pada saat kehamilan yaitu kadar HIV pada
darah ibu tinggi dan terjadinya infeksi pada plasenta (ari-ari).

 Proses Persalinan
Penularan saat proses persalinan dapat terjadi bila kadar HIV dalam darah ibu tinggi
dan pecah ketuban dini, atau lecet-lecet pada bayi waktu proses melahirkan.
 Melalui Air Susu Ibu (ASI)
Penularan pada saat menyusui terjadi antara lain karena kadar HIV dalam darah ibu
yang tinggi, pemberian ASI diselingi dengan pengganti ASI (mixed feeding), abses
pada payudara, status gizi ibu yang buruk dan penyakit mulut pada bayi.

PMTCT sangat penting karena:

1. Penularan HIV pada anak 90% disebabkan oleh ibu yang menderita HIV
2. Dengan program PMTCT, risiko penularan HIV ke bayi dapat ditekan dari 25-45%
menjadi 2%
3. Memungkinkan dilakukannya pencegahan kepada orang tua dan bayinya
4. Memungkinkan pengobatan dan perawatan dini yang dapat dilakukan oleh keluarga

Apakah risiko penularan HIV dari ibu ke bayi bisa dikurangi? BISA!! Melalui:

 Pemberian obat HIV (ARV = antiretroviral) selama masa kehamilan dan persalinan.
 Melahirkan dengan operasi seksio sesarea dan menerapkan prinsip-prinsip
pencegahan infeksi (universal precaution).
 Pemberian susu formula saja kepada bayi sampai umur 6 bulan (tidak dicampur ASI
dan/atau makanan tambahan lainnya)

Bila ibu tidak bisa mendapatkan susu formula yang memenuhi syarat AFASS 
Acceptable  = dapat diterima
Feasible      = dapat dilakukan
Affordable   = harga terjangkau
Sustainable = dapat berkelanjutan
Safe            = aman penggunaannya
maka ibu sebaiknya memberikan ASI eksklusif (tanpa dicampur dengan minuman/makanan lain
termasuk air putih) selama 6 bulan saja.

Dikutip oleh Disdukkbpppa pada tanggal 8 agustus 2018

Sumber : https://disdukkbpppa.badungkab.go.id/artikel/18052-pmtct#:~:text=PMTCT
%20singkatan%20dari%20Prevention%20of,HIV%20dari%20Ibu%20ke
%20Bayi.&text=Yang%20memungkinkan%20terjadinya%20penularan%20pada,plasenta
%20(ari%2Dari).
 RELAKTASI
Relaktasi merupakan suatu usaha untuk mengembalikan bayi menyusu
kembali ke payudara, setelah sebelumnya bayi pernah menyusu lalu berhenti. Ada
beberapa sebab mengapa ibu berhenti menyusui, dari faktor ibu bisa karena ibu
sakit dan mengkonsumsi obat yang merupakan pantangan untuk menyusui, ibu
bekerja, ibu merasa air susu ibu (ASI) tidak cukup sehingga diberikan susu
tambahan, ibu mengalami kesulitan menyusui seperti payudara bengkak,puting
susu lecet,infeksi payudara,desakkan dari keluarga karena bayi rewel saat menyusu. 
Sedangkan dari faktor bayi, bayi sakit dan dirawat terpisah dengan ibu, pemberian
ASI perah ataupun susu tambahan dengan dot, bayi kesulitan saat menyusu, sejak
lahir diberikan susu tambahan oleh rumah sakit tempat kelahiran bayi tersebut, dan
pada situasi bencana yang tidak memungkinkan untuk menyusui.

Relaktasi perlu segera dilakukan karena makanan terbaik bagi bayi adalah
ASI, menyusui bukan hanya sekedar memberikan makanan untuk bayi namun lebih
utama lagi untuk membentuk kedekatan antara ibu dan bayi (bonding) sehingga bayi
merasa nyaman, aman sehingga tumbuh kembang optimal.  Menurut Dr.dr. Fitri
Hartanto, SpA (K) konsultan tumbuh kembang anak kebaikan yang tak ternilai dari
seorang ibu adalah menyusui (breastfeeding) bukan sekedar upaya memberikan Air
Susu Ibu (ASI) (breastfeed).  Dalam proses menyusui, seorang anak akan mendapat
semua kebutuhan dasarnya, yaitu ASUH, berupa nutrisi (mikronutrien,makronutrien,
zat kebal), ASIH, berupa kasih sayang yang terjadi karena adanya bonding saat
menyusui, ASAH, berupa stimulasi tumbuh kembang yang didapat pada proses
menyusui, berupa sentuhan, suara, kontak mata.  Beliau juga menyampaikan bahwa
keberhasilan menyusui seorang ibu tidak lepas dari lingkungan yang terdekat yaitu
suami (Ayah). 

Dalam proses relaktasi rasa percaya diri ibu bahwa ibu akan bisa kembali
menyusui, dukungan keluarga dan lingkungan, pendamping menyusui atau konselor
menyusui sangatlah penting.  Karena pada proses relaktasi, bayi sudah kehilangan
kemampuan untuk menghisap ke payudara, bahkan sudah menolak saat disodorkan
payudara.  Sehingga membutuhkan waktu dan konsistensi agar usaha relaktasi
berhasil.  Contoh yang sering terjadi pada proses relaktasi adalah bayi akan
menangis keras atau menolak pada saat didekatkan ke payudara ibu.  Seorang ibu
harus tetap tenang saat bayi menangis agar bayi mau melekat kembali ke payudara,
dan ini membutuhkan kesabaran yang luar biasa.  Oleh karena itulah kehadiran
konselor menyusui, kehadiran keluarga yang akan sering bersama ibu pada saat
proses relaktasi juga sangat penting.  Kegagalan pada proses relaktasi yang paling
sering karena tidak ada dukungan keluarga, sehingga pada prosesnya ibu kurang
percaya diri, saat anak menangis akhirnya kembali diberikan pertolongan dengan
memberikan ASI perah atau susu formula dengan dot.
Relaktasi melatih kita sebagai orang tua, untuk memberi kesempatan kepada
seorang anak untuk belajar, dalam hal ini belajar menyusu kembali.  Bukan melayani
setiap apa yang anak minta dengan menangis, karena hal itu juga akan berpengaruh
dalam pola asuh kita terhadap anak, sehingga bisa mengganggu tumbuh
kembangnya.  Jika relaktasi berhasil, anak akan mendapatkan zat-zat gizi yang
penting untuk tumbuh kembangnya, sel hidup yang didapat dari proses menyusu
dalam hal ini kasih sayang, rasa nyaman dan aman yang akan meningkatkan rasa
percaya diri anak.  Sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak akan optimal di
dua tahun pertama usianya.

Dikutip oleh Puspita Ayu Nurcahyani, S.Tr.Keb,Bd pada tanggal 31 Juli 2023

Sumber : https://www.rskariadi.co.id/news/457/RELAKTASI-Untuk-Ibu-Menyusui/News

Anda mungkin juga menyukai