Anda di halaman 1dari 18

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI

BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


DALAM MENJALANI PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN
DI INSTITUT MEDIKA drg. SUHERMAN TAHUN 2019
*Neng Tita Nurawaliah
(110315351)
nurawaliahtita@gmail.com

*Alumni Sarjana Keperawatan Institut Medika Drg. Suherman Cikarang, Bekasi

ABSTRAK

Latar Belakang : Praktik klinik merupakan salah satu bagian dari program
akademik di fakultas keperawatan yang berguna untuk mengembangkan
keterampilan, sikap, nilai-nilai dan kemampuan sesuai dengan standar kompetensi
nasional untuk perawat . Dalam menjalani praktik klinik, tentu perlu adanya motivasi
dalam diri mahasiswa. Motivasi sangat erat hubungannya dengan proses
pembelajaran karena motivasi merupakan kondisi-kondisi yang mengaktifkan atau
memberi dorongan dengan mencapai tujuan belajar. Berdasarkan hasil survei awal
yang dilakukan peneliti melalui hasil wawancara kepada 10 mahasiswa/i semester IV
dan VI diperoleh informasi bahwa kurangnya motivasi belajar mahasiswa/i
dikarenakan belajar di lingkungan praktik klinik kurang kondusif, kurangnya
dorongan dalam diri sendiri karena awalnya tidak ada minat menjadi mahasiswa
keperawatan, CI klinik yang kurang ramah, terlalu banyak tugas laporan yang harus
dikerjakan, sehingga menimbulkan kejenuhan pada mahasiswa. Faktor ini tidak
terlepas dari peran seorang CI akademik (dosen) dan CI lapangan.

Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan


dengan motivasi belajar mahasiswa/i program studi S1 keperawatan dalam menjalani
praktik klinik keperawatan Di Institut Medika Drg. Suherman (IMDS) Tahun 2019.

Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik kuantitatif
dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa program studi S1 Keperawatan reguler semester IV dan VI,
Tahun Ajaran 2018/2019 di Institut Medika Drg. Suherman yang pernah menjalani
1
praktik klinik keperawatan sebanyak 50 mahasiswa. Sampel yang diambil sebanyak
74 responden dengan menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan
dalam pengambilan data adalah kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah
analisa univariat dan bivariat berupa uji chi-square dengan nilai signifikan α < 0,05.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua faktor yang diteliti memiliki
pengaruh secara bermakna dengan motivasi belajar. Variabel yang mempengaruhi
adalah cita-cita dan aspirasi (p = 0,003 < α = 0,05), kondisi lingkungan belajar (p =
0,007 < α = 0,05), upaya pengajar (p = 0,004 < α = 0,05). Terdapat hubungan
signifikan antara cita-cita dan aspirasi, kondisi lingkungan, dan upaya pengajar
dengan motivasi belajar mahasiswa program studi S1 Keperawatan dalam menjalani
praktik klinik keperawatan.

Kesimpulan : Ada hubungan antara cita-cita dan aspirasi, kondisi lingkungan, dan
upaya pengajar dengan motivasi belajar mahasiswa program studi S1 Keperawatan
dalam menjalani praktik klinik keperawatan di Institut Medika Drg. Suherman tahun
2019.

Saran : Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan dan informasi bagi
institusi pendidikan, CI akademik, CI lapangan serta menambah pengetahuan bagi
mahasiswa untuk lebih meningkatkan motivasi belajar dalam menjalani praktik
klinik keperawatan.

Kata Kunci : Motivasi belajar, citta-cita dan aspirasi, kondisi lingkungan, upaya
pengajar.

PENDAHULUAN
Pendidikan keperawatan saat pembelajaran yang kompleks dan
ini dituntut untuk dapat menghasilkan berkelanjutan dalam menghasilkan
lulusan tenaga keperawatan yang lulusan yang mempunyai kemampuan
kompeten dan berstandar nasional dan dapat bekerja sesuai bidang
maupun internasional. (Nurhadi, 2005 ilmunya dan diterima dimasyarakat
dalam Syaifudin, 2014). secara baik, oleh karena itu suatu
Penyelengggaraan pendidikan dituntut Perguruan Tinggi harus membekali
dapat dengan cepat merespon proses peserta didiknya dengan attitude,
2
knowledge, skill dan insight sehingga merupakan kondisi-kondisi yang
dapat menciptakan lulusan perawat mengaktifkan atau memberi dorongan
yang berkualitas dan memiliki daya dengan mencapai tujuan belajar.
saing tinggi (Nursalam & Ferry ,2008 Keberhasilan dalam studi dapat
dalam Syaifudin, 2014). Dalam ditunjang oleh beberapa faktor, baik
prosesnya, untuk menjadi seorang faktor yang berasal dari dalam maupun
perawat yang profesional dan dari luar. Faktor dari luar dapat berupa
berkualitas, mahasiswa keperawatan dukungan fasilitas, dana, maupun
diwajibkan untuk mengikuti praktik dorongan orang tua dan orang terdekat
klinik di lapangan (Rumah Sakit). lainnya, sedangkan faktor dari dalam
Praktik klinik merupakan salah dapat berupa motivasi diri sendiri
satu bagian dari program akademik di untuk belajar dan pengaturan belajar
fakultas keperawatan yang berguna individu (self-regulatedlearning).
untuk mengembangkan keterampilan, Motivasi merupakan dorongan untuk
sikap, nilai-nilai dan kemampuan melakukan sesuatu (Robbins, 2007
sesuai dengan standar kompetensi dalam Ermiza, 2017), sehingga tanpa
nasional untuk perawat (Salsabila, sebuah motivasi bisa dipastikan
2015 dalam Putri, dkk 2018). Tujuan seseorang tidak akan melakukan
praktik klinik secara umum adalah sesuatu (Arum, 2009). Seorang CI
untuk membentuk mahasiswa memiliki peran sebagai pengajar klinik
keperawatan agar dapat meningkatkan yaitu merancang tugas belajar dalam
kemampuan secara komprehensif dan kompleksitas seting klinik. Disamping
sistematis dalam menyelesaikan itu, Peran CI sangat beragam yaitu
masalah perawatan klien, dengan sebagai ahli, fasilitator, pelatih dan
memperoleh pengetahuan, pemberi umpan balik. Instruktur klinik
keterampilan dan sikap yang juga berfungsi sebagai mentor
diperlukan dalam perawatan (Yang, (Rahajeng 2011, dalam Ermiza, 2017).
2012). Dalam kegiatan belajar mengandung
Dalam menjalani praktik arti interaksi dari berbagai komponen
klinik, tentu perlu adanya motivasi seperti dosen atau CI akademik,
dalam diri mahasiswa. Motivasi sangat mahasiswa, bahan ajar, CI lapangan
erat hubungannya dengan proses dan sarana prasarana yang digunakan
pembelajaran karena motivasi saat kegiatan berlangsung. Suryobroto

3
(1997 dalam Ermiza, 2017) kurangnya pencahayaan dapat
menyatakan bahwa ‟kemampuan menghambat proses belajar. Oleh
mengelola proses belajar mengajar Karena itu, fasilitas dan kondisi
adalah kesanggupan atau kecakapan lingkungan tidak bisa diabaikan dalam
dosen dan CI lapangan dalam masalah belajar.
menciptakan suasana komunikatif, Dalam penelitian ini, Penulis
afektif, dan psikomotor sebagai upaya melakukan studi pendahuluan terhadap
mempelajari sesuatu berdasarkan Mahasiswa Semester IV dan VI
perencanaan sampai dengan tahap program studi S1 Keperawatan Institut
evaluasi dan tindak lanjut hingga Medika drg. Suherman Tahun 2019.
tercapai tujuan pembelajaran”. Dari hasil studi wawancara, peneliti
Berdasarkan hasil penelitian menemukan beberapa permasalahan
yang dilakukan oleh Widoyoko (2008 dalam kegiatan pembelajaran
dalam Meliala, 2014) menjelaskan khususnya di lingkungan luar kampus
bahwa siswa yang mempunyai seperti di lahan praktek. Berdasarkan
motivasi belajar yang sangat tinggi hasil survei awal yang dilakukan
berasal dari kelas yang gurunya peneliti melalui hasil wawancara
mempunyai kinerja (kemampuan) baik kepada 10 mahasiswa/i semester IV
dibandingkan dengan kelas yang dan VI diperoleh informasi bahwa
gurunya mempunyai kinerja cukup. kurangnya motivasi belajar
Menurut hasil penelitian mahasiswa/i dikarenakan belajar di
Djamarah (2008 dalam Meliala, 2014) lingkungan praktik klinik kurang
menyatakan bahwa kondisi lingkungan kondusif, kurangnya dorongan dalam
dan fasilitas belajar sangat diri sendiri karena awalnya tidak ada
berpengaruh terhadap perkembangan minat menjadi mahasiswa
belajar seseorang, orang yang belajar keperawatan, CI klinik yang kurang
tanpa dibantu dengan fasilitas tidak ramah, terlalu banyak tugas laporan
jarang mendapatkan hambatan dalam yang harus dikerjakan, sehingga
menyelesaikan kegiatan belajar, menimbulkan kejenuhan pada
begitupun dengan kondisi lingkungan mahasiswa. Faktor ini tidak terlepas
yang tidak mendukung, misalnya dari peran seorang CI akademik
lingkungan yang tidak kondusif, kotor, (dosen) dan CI lapangan.
berisik, terlalu ramai dan bahkan

4
Berdasarkan uraian latar tujuan yang dikehendaki oleh subjek
belakang diatas, peneliti merasa belajar dapat tercapai.
tertarik untuk melakukan penelitian Faktor Pendukung Motivasi
yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Belajar Menurut Ratnawati, (2011)
Berhubungan Dengan Motivasi faktor-faktor yang mendukung
Belajar Mahasiswa Program Studi S1 motivasi belajar adalah sebagai
Keperawatan Dalam Menjalani Praktik berikut:
Klinik Keperawatan Di Institut a. Cita-cita dan aspirasi mahasiswa
Medika Drg. Suherman (IMDS) Tahun Cita-cita merupakan faktor
2019”. pendukung yang dapat menambah
semangat sekaligus memberikan
Motivasi Belajar tujuan yang jelas dalam belajar.
Motivasi dan belajar Timbulnya cita-cita disertai oleh
merupakan dua hal yang saling perkembangan akal, moral,
mempengaruhi. Mahasiswa belajar kemauan, bahasa dan keinginan.
karena didorong oleh kekuatan Sedangkan aspirasi merupakan
mentalnya. Kekuatan mental itu harapan atau keinginan seseorang
berupa keinginan, perhatian, kemauan, akan suatu keberhasilan atau
dan cita-cita. Belajar adalah perubahan prestasi tertentu. Cita-cita dan
tingkah laku secara relatif permanen aspirasi akan memperkuat motivasi
dan secara potensial terjadi hasil dari belajar instrinsik maupun
praktik atau penguatan (reinforced ekstrinsik, karena terwujudnya cita-
practice) yang dilandasi tujuan untuk cita akan mewujudkan aktualisasi
mencapai tujuan tertentu (Uno, 2008 diri.
dalam Chairani 2015). b. Kondisi jasmani dan rohani
Menurut Sardiman (2011) motivasi mahasiswa
belajar adalah keseluruhan daya Kondisi mahasiswa meliputi
penggerak di dalam diri mahasiswa kondisi jasmani dan rohani.
yang menimbulkan kegiatan belajar, Seorang mahasiswa yang sedang
yang menjamin kelangsungan dari sakit, lapar, lelah atau marah akan
kegiatan belajar dan yang memberikan menggangu perhatiannya dalam
arah pada kegiatan belajar, sehingga belajar.
c. Kondisi lingkungan belajar

5
Kondisi lingkungan belajar dengan berhasil mencapai tujuan
termasuk hal yang penting untuk belajar (Winkle, 2005 dalam
diperhatikan. Lingkungan yang Ermiza, 2017).
kondusif juga turut mempengaruhi 2) Peran CI (Clinical Instructor)/
minat dan kemauan belajar Pembimbing Klinik.
seseorang. Lingkungan non sosial Pembimbing Klinik/
termasuk lingkungan alamiah dan Clinical Instructure adalah
faktor instrumental. Lingkungan perawat yang terpilih, perawat
alamiah seperti kondisi udara yang yang ahli dalam praktik klinik,
sejuk, tidak panas, suasana yang bertugas untuk membimbing dan
tenang akan mempengaruhi mengarahkan peserta didik
motivasi belajar. selama proses pembelajaran di
d. Unsur-unsur dinamis belajar lahan praktik sesuai dengan
Mahasiswa memiliki tujuan pembelajaran yang telah
perasaan, perhatian, kemauan, dibuat. Menurut Mulyasa (2009,
ingatan dan pikiran yang dalam Chairani 2015), guru
mengalami perubahan karena sebagai agen pembelajaran yang
pengalaman hidup. Pengalaman berperan antara lain sebagai
dengan teman sebaya berpengaruh fasilitator, motivator, pemacu,
pada motivasi dan perilaku belajar. dimana pemberi inspirasi bagi
e. Upaya pengajar dalam mengajarkan peserta didik. Pengajar yang
peserta didik efektif adalah guru yang mampu
1) Peran Pembimbing Akademik membawa siswanya dengan
Pembimbing akademik berhasil sampai tujuan belajar.
merupakan salah satu stimulus
yang sangat besar pengaruhnya KERANGKA KONSEP
dalam memotivasi peserta didik Variabel Independen Variabel Dependen

untuk belajar. Kemampuan 1. Cita-citadan aspirasi


mahasiswa
merancang bahan ajar dan 2. Kondisi lingkungan
praktik klinik Motivasi
perilaku merupakan bagian dari 3. Upaya pengajar Motivasi
Belajar Belajar
(Pembimbing Klinik, CI)
upaya pembelajaran. Pengajar dalam mengajarkan
mahasiswa/i
yang efektif adalah guru yang
mampu membawa siswanya
METODE
6

Motivasi Belajar
Jenis penelitian yang alpha 5% (α = 0,05) dengan uji
digunakan dalam penelitian ini adalah continuity correction sebagai
analitik kuantitatif dengan rancangan alternatifnya.
penelitian cross sectional yakni suatu
penelitian untuk mempelajari HASIL
dinamika korelasi antara cita-cita dan Berikut ini merupakan hasil
aspirasi, pengaruh kondisi lingkungan, analisis univariat untuk masing-
dan upaya pengajar terhadap motivasi masing variabel dalam penelitian ini
belajar mahasiswa melalui cara yang diperoleh melalui software SPSS
pendekatan atau pengumpulan data versi 23 :
sekaligus pada suatu saat Berdasarkan tingkat motivasi
(Notoatmodjo, 2012). belajar dalam praktik klinik dari 50
Populasi dalam penelitian ini mahasiswa/i program studi S1
adalah seluruh mahasiswa program Keperawatan semester IV dan
studi S1 Keperawatan reguler semester semester VI Institut Medika Drg.
IV dan VI, Tahun Ajaran 2018/2019 di Suherman yang menjadi sampel dalam
Institut Medika Drg. Suherman yang penelitian ini, responden dengan
pernah menjalani praktik klinik motivasi rendah memiliki jumlah
keperawatan sebanyak 50 mahasiswa. terbanyak yaitu 29 responden (58,0%),
Tekhnik pengambilan sampel sedangkan responden dengan motivasi
menggunakan total sampling, yaitu tinggi memiliki jumlah terendah yaitu
sampelnya seluruh mahasiswa 21 responden (42,0%).
program studi S1 Keperawatan Berdasarkan cita-cita dan
semester IV dan VI yang pernah aspirasi mahasiswa/i dalam praktik
menjalani praktek klinik keperawatan klinik dari 50 mahasiswa/i program
sebanyak 50 mahasiswa di Institut studi S1 Keperawatan semester IV dan
Medika Drg. Suherman. semester VI Institut Medika Drg.
Instrumen yang digunakan adalah Suherman yang menjadi sampel dalam
berupa kusioner tertutup, dimana penelitian ini, responden dengan cita-
alternatif jawaban telah disediakan. cita dan aspirasi rendah memiliki
Analisis data di lakukan secara jumlah tertinggi yaitu 32 responden
univariat dan bivariat menggunakan (64,0%), sedangkan responden dengan
uji Chi-Square dengan nilai signifikan

7
aspirasi tinggi memiliki jumlah yang diperoleh melalui software SPSS
terendah yaitu 18 (36,0%). versi 23 :
Berdasarkan pengaruh kondisi 1. Hubungan cita-cita dan aspirasi
mahasiswa/i dengan motivasi
lingkungan dalam praktik klinik dari
belajar mahasiswa/i program
50 mahasiswa/i program studi S1 studi S1 keperawatan dalam
menjalani praktik klinik
Keperawatan semester IV dan
keperawatan
semester VI Institut Medika Drg. Dari 50 responden yang
Suherman yang menjadi sampel dalam menunjukkan bahwa cita-cita dan
penelitian ini, responden yang aspirasi rendah mengakibatkan
menyatakan lingkungan tidak motivasi belajar rendah sebanyak 24
mendukung memiliki jumlah responden (75,0%) dibandingkan
terbanyak yaitu 29 (58,0%), responden yang memiliki cita-cita dan
sedangkan responden yang aspirasi tinggi dengan motivasi belajar
menyatakan lingkungan mendukung rendah sebanyak 5 responden (27,8%).
memiliki jumlah terendah yaitu 21 Berdasarkan hasil analisa data dengan
(42,0%). uji statistik menggunakan Chi-Square,
Berdasarkan upaya pengajar diperoleh nilai p=0,003 (p < 0,05)
dalam mengajarkan mahasiswa/i yang berarti H0 ditolak.
dalam menjalani praktik klinik dari 50 Maka disimpulkan bahwa ada
mahasiswa/i program studi S1 hubungan antara cita-cita dan aspirasi
Keperawatan semester IV dan dengan motivasi belajar mahasiswa/i
semester VI Institut Medika Drg. program studi S1 Keperawatan
Suherman yang menjadi sampel dalam semester IV dan VI dalam menjalani
penelitian ini, responden yang praktik klinik keperawatan di Institut
menyatakan upaya pengajar kurang Medika Drg. Suherman Tahun 2019.
baik memiliki jumlah terbanyak yaitu Dari perhitungan Odds Ratio diperoleh
39 responden (78,0%), sedangkan nilai OR sebesar 7,800 yang artinya
responden yang menyatakan upaya cita-cita dan aspirasi rendah beresiko
pengajar baik memiliki jumlah 7,800 kali lebih besar menyebabkan
terendah yaitu 11 responden (20,0%). motivasi belajar rendah dibandingkan
Berikut ini merupakan hasil dengan cita-cita dan aspirasi yang
analisis bivariat untuk masing-masing tinggi.
variabel bebas dalam penelitian ini 2. Hubungan pengaruh kondisi
lingkungan belajar dengan
8
motivasi belajar mahasiswa/i Dari 50 responden yang
keperawatan keperawatan
menunjukkan bahwa upaya pengajar
Dari 50 responden yang
kurang baik mengakibatkan motivasi
menunjukkan pengaruh kondisi
belajar rendah sebanyak 27 responden
lingkungan tidak mendukung
(69,2%) dibandingkan dengan upaya
mengakibatkan motivasi belajar
pengajar yang baik terhadap motivasi
rendah sebanyak 22 responden
belajar rendah yaitu 2 responden
(75,9%) dibandingkan dengan
(18,2%). Berdasarkan hasil analisa
pengaruh kondisis lingkungan
data dengan uji statistik menggunakan
mendukung dengan motivasi belajar
Chi-Square, diperoleh nilai p=0,004 (p
rendah sebanyak 7 responden (33,3%).
< 0,05) yang berarti H0 ditolak.
Berdasarkan hasil analisa data dengan
Maka disimpulkan bahwa ada
uji statistik menggunakan Chi-Square,
hubungan antara upaya pengajar
diperoleh nilai p=0,007 (p < 0,05)
dengan motivasi belajar mahasiswa/i
yang berarti H0 ditolak.
program studi S1 Keperawatan
Maka disimpulkan bahwa ada
semester IV dan VI dalam menjalani
hubungan pengaruh kondisi
praktik klinik keperawatan di Institut
lingkungan dengan motivasi belajar
Medika Drg. Suherman Tahun 2019.
mahasiswa/i program studi S1
Dari perhitungan Odds Ratio diperoleh
Keperawatan semester IV dan VI
nilai OR sebesar 10,125 yang artinya
dalam menjalani praktik klinik
upaya pengajar yang kurang baik
keperawatan di Institut Medika Drg.
beresiko 10,125 kali lebih besar
Suherman Tahun 2019. Dari
menyebabkan motivasi belajar rendah
perhitungan Odds Ratio diperoleh nilai
dibandingkan dengan upaya pengajar
OR sebesar 6,286 yang artinya kondisi
yang baik.
lingkungan yang tidak mendukung
beresiko 6,286 kali lebih besar
PEMBAHASAN
menyebabkan motivasi belajar rendah
1. Hubungan cita-cita dan aspirasi
dibandingkan dengan kondisi
dengan motivasi belajar
lingkungan yang mendukung. mahasiswa/i program studi S1
keperawatan semester IV dan VI
3. Hubungan upaya pengajar dalam
dalam menjalani praktik klinik
mengajarkan mahasiswa/i
keperawatan di Institut Medika
dengan motivasi belajar
Drg. Suherman (IMDS) Tahun
mahasiswa/i program studi S1
2019.
keperawatan dalam menjalani
praktik klinik keperawatan
9
Dari pernyataan yang diajukan cita-cita. Menurut Ratnawati
kepada 50 responden, yang (2011), cita-cita dan aspirasi
memiliki cita-cita dan aspirasi merupakan faktor pendorong yang
rendah mengakibatkan motivasi dapat menambah semangat
belajar rendah yang persentasenya sekaligus memberikan tujuan yang
lebih banyak (75,0%) jelas dalam belajar. Timbulnya cita-
dibandingkan dengan cita-cita dan cita disertai oleh perkembangan
aspirasi tinggi dengan motivasi akal, moral, kemauan, bahasa dan
belajar rendah yang persentasenya keinginan, sedangkan aspirasi
27,8%. Hasil uji statistik merupakan harapan atau keinginan
menggunakan Chi-Square, seseorang akan suatu keberhasilan
diperoleh nilai p=0,003 (p < 0,05) atau prestasi tertentu.
yang berarti H0 ditolak. Maka Hasil ini sesuai dengan
disimpulkan bahwa ada hubungan penelitian yang dilakukan oleh
antara cita-cita dan aspirasi dengan Endang Dwi Ningsih (2014),
motivasi belajar mahasiswa/i menunjukkan bahwa 97 responden
program studi S1 Keperawatan terdapat 48 orang (49,48%) dengan
semester IV dan VI dalam cita-cita dan aspirasi tinggi, lalu
menjalani praktik klinik terdapat 47 orang (48,55%) dengan
keperawatan di Institut Medika cita-cita dan aspirasi sedang, lalu 2
Drg. Suherman Tahun 2019. orang (2,06%) dengan cita-cita dan
Sedangkan dari perhitungan Odds aspirasi rendah. Sehingga diperoleh
Ratio diperoleh nilai OR sebesar hasil uji statistik Chi Square nilai
7,800 yang artinya cita-cita dan p= 0,00 (p<0,05), dengan demikian
aspirasi rendah beresiko 7,800 kali H0 ditolak yang artinya ada
lebih besar menyebabkan motivasi hubungan antara cita-cita dan
belajar rendah dibandingkan aspirasi dengan motivasi belajar.
dengan cita-cita dan aspirasi yang Dengan demikian, dapat
tinggi. diperoleh kesimpulan bahwa cita-
Mahasiswa belajar karena cita dan aspirasi tinggi akan
didorong oleh kekuatan mentalnya. menimbulkan motivasi belajar
Kekuatan mental itu berupa tinggi dibandingkan dengan cita-
keinginan, perhatian, kemauan dan cita dan aspirasi rendah.

10
2. Hubungan pengaruh lingkungan beresiko 6,286 kali lebih besar
praktik klinik dengan motivasi
menyebabkan motivasi belajar
belajar mahasiswa/i program
studi S1 keperawatan semester rendah dibandingkan dengan
IV dan VI dalam menjalani
kondisi lingkungan yang
praktik klinik keperawatan di
Institut Medika Drg. Suherman mendukung.
(IMDS) Tahun 2019.
Menurut Suciati dan
Dari hasil jawaban
Prasetya (2001 dalam Chairani,
pernyataan yang diajukan kepada
2015), kondisi lingkungan belajar
50 responden yang menunjukkan
termasuk hal yang penting untuk
bahwa kondisi lingkungan belajar
diperhatikan. Lingkungan yang
tidak mendukung mengakibatkan
kondusif juga turut mempengaruhi
motivasi belajar rendah yang
minat dan kemauan belajar
persentasenya lebih banyak
seseorang.
(75,9%) dibandingkan dengan
Kondisi lingkungan belajar
kondisi lingkungan yang
yang mempengaruhi motivasi
mendukung dengan motivasi
belajar dikatakan mendukung selain
belajar rendah yang persentasenya
dari faktor alamiah berupa keadaan
33,3%.
sekitar, sarana dan prasarana dalam
Berdasarkan hasil analisa
lokasi belajar pun sangat
data dengan menggunakan uji Chi-
berpengaruh seperti penyediaan alat
Square, maka diperoleh nilai
instrumen pendukung belajar, jika
p=0,007 (p < 0,05) yang berarti H0
dalam lingkungan praktik klinik
ditolak. Maka disimpulkan bahwa
berupa ruangan perawatan yang
ada hubungan pengaruh lingkungan
bersih, peralatan kesehatan yang
dengan motivasi belajar
lengkap, kondisi pasien yang
mahasiswa/i program studi S1
tenang, dan tentunya pengaruh
Keperawatan semester IV dan VI
senior perawat yang baik dapat
dalam menjalani praktik klinik
mempengaruhi motivasi yang
keperawatan di Institut Medika
tinggi.
Drg. Suherman Tahun 2019.
Hasil penelitian ini
Sedangkan dari perhitungan Odds
diperkuat oleh penelitian yang
Ratio diperoleh nilai OR sebesar
dilakukan oleh Rahmawati Fauza
6,286 yang artinya kondisi
(2009), menunjukkan bahwa
lingkungan yang tidak mendukung

11
lingkungan belajar yang kurang keperawatan semester IV dan VI
dalam menjalani praktik klinik
baik akan menimbulkan motivasi
keperawatan di Institut Medika
belajar kurang yang persentasenya Drg. Suherman (IMDS) Tahun
2019.
lebih banyak (66,6%) dibandingkan
Dari hasil jawaban
dengan lingkungan belajar yang
pernyataan yang diajukan kepada
baik terhadap motivasi belajar
50 responden yang menunjukkan
rendah dengan persentase 25,70%.
bahwa upaya pengajar yang kurang
Hasil uji statistik Chi Square
baik mengakibatkan motivasi
didapat nilai p=0,001 (p< 0,05)
belajar rendah yang persentasenya
yang artinya ada hubungan antara
lebih banyak (69,2%)
kondisi lingkungan belajar dengan
dibandingkan dengan upaya
motivasi belajar.
pengajar yang baik dengan motivasi
Berdasarkan hasil analisis
belajar rendah yang persentasenya
tersebut dapat disimpulkan bahwa
18,2%.
kondisi lingkungan belajar yang
Berdasarkan hasil uji
mendukung akan mengakibatkan
statistik menggunakan Chi-Square,
motivasi belajar tinggi. Begitupun
diperoleh nilai p=0,004 (p < 0,05)
sebaliknya, kondisi lingkungan
yang berarti H0 ditolak. Maka
belajar yang tidak mendukung
disimpulkan bahwa ada hubungan
mengakibatkan motivasi belajar
antara upaya pengajar dengan
rendah. Hal ini karena kondisi
motivasi belajar mahasiswa/i
lingkungan merupakan unsur-unsur
program studi S1 Keperawatan
yang datang dari luar diri
semester IV dan VI dalam
mahasiswa. Dimana, jika
menjalani praktik klinik
lingkungan praktik klinik tidak
keperawatan di Institut Medika
kondusif, kotor, terlalu banyak
Drg. Suherman Tahun 2019.
pasien, dll, akan mempengaruhi
Sedangkan dari perhitungan Odds
konsentrasi belajar mahasiswa,
Ratio diperoleh nilai OR sebesar
sehingga dapat menyebabkan
10,125 yang artinya upaya pengajar
motivasi belajar rendah.
yang kurang baik beresiko 10,125
3. Hubungan upaya pengajar (CI
kali lebih besar menyebabkan
lapangan/ CI akademik) dalam
mengajarkan mahasiswa/i motivasi belajar rendah
dengan motivasi belajar
mahasiswa/i program studi S1
12
dibandingkan dengan upaya Clinical Instructor (CI) Lapangan,
pengajar yang baik. sarana prasarana terhadap motivasi
Menurut Mc. Donald dan belajar mahasiswa semester VI di
Sutikno (2007 dalam Ermiza, program studi DIII Kebidanan
2017), motivasi adalah perubahan STIKes Fort De Kock Bukittinggi
energi dalam diri seseorang yang didapatkan p=0,00 (p< 0,005).
ditandai dengan munculnya feeling Menurut peneliti rendahnya
dan di dahului dengan tanggapan motivasi belajar mahasiswa yang
terhadap adanya tujuan. menilai peran Clinical Instructor
Dikemukakakan bahwa metode (CI) Lapangan atau dosen kurang
pengajaran dosen akan baik disebabkan oleh kurangnya
mempengaruhi cara berpikir dukungan dan perhatian dosen
mahasiswa. Dosen dapat kepada mahasiswa. Dan sebagian
mengendalikan apa tingkatan mahasiswa yang menilai peran
berpikir mahasiswa. Penelitian Clinical Instructor (CI) lapangan
yang dilakukan oleh Nuzurah atau dosen baik, sehingga
tentang ‟pengaruh intensistas dan meningkatkan motivasi belajar
motivasi terhadap hasil belajar mahasiswa menjadi tinggi, karena
Mahasiswa‟. Dengan hasil mahasiswa tersebut senang dengan
penelitian menunjukkan bahwa keberadaan dosen, menyukai dosen,
terdapat pengaruh intensitas dan dan mereka bermimpi ingin sukses
motivasi terhadap hasil belajar seperti dosen mereka. Namun
siswa atau mahasiswa. Penilaian sebaliknya, mahasiswa yang
mahasiswa terhadap peran Clinical menilai peran Clinical Instructor
Instructor (CI) akademik atau (CI) lapangan atau dosen baik,
dosen, peran Clinical Instructor memiliki motivasi rendah, hal ini
(CI) lapangan, dan sarana prasarana disebabkan oleh mahasiswa malas
memiliki hubungan terhadap untuk belajar sungguhsungguh,
motivasi belajar mahasiswa. sibuk dengan diri sendiri tanpa
Dari hasil penelitian Ermiza menghiraukan kewajiban belajar
(2017) didapatkan hasil bahwa sebagai seorang peserta didik.
terdapat hubungan antara peran Dengan demikian dapat
Clinical Instructor (CI) Akademik, ditarik kesimpulan bahwa upaya

13
pengajar dalam mengajarkan tinggi memiliki jumlah terendah
mahasiswa dalam menjalani yaitu 21 responden (42,0%).
praktik klinik dengan upaya 2. Cita-cita dan aspirasi mahasiswa/i
pengajar yang baik akan dalam praktik klinik mahasiswa/i
menghasilkan motivasi belajar program studi S1 Keperawatan
tinggi. Sebaliknya, apabila upaya semester IV dan semester VI
pengajar kurang baik, maka akan Institut Medika Drg. Suherman,
mengakibatkan motivasi belajar responden dengan cita-cita dan
rendah pula. Hal ini sesuai dengan aspirasi rendah memiliki jumlah
pernyataan Mc. Donald dan tertinggi yaitu 32 responden
Sutikno (2007 dalam Ermiza, (64,0%), sedangkan responden
2017), dimana metode pengajaran dengan aspirasi tinggi memiliki
Clinical Instructor mempengaruhi jumlah terendah yaitu 18 (36,0%).
motivasi belajar mahasiswa. Jika CI 3. Pengaruh kondisi lingkungan dalam
yang dinilai mahasiswa kurang praktik klinik dari 50 mahasiswa/i
baik, cuek, dan tidak membimbing program studi S1 Keperawatan
mahasiswa, maka mempengaruhi semester IV dan semester VI
motivasi mahasiswa menjadi Institut Medika Drg. Suherman
rendah. yang menjadi sampel dalam
KESIMPULAN penelitian ini, responden yang
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan lingkungan tidak
yang telah dilakukan, maka dapat mendukung memiliki jumlah
disimpulkan sebagai berikut : terbanyak yaitu 29 (58,0%),
1. Tingkat motivasi belajar dalam sedangkan responden yang
praktik klinik mahasiswa/i program menyatakan lingkungan
studi S1 Keperawatan semester IV mendukung memiliki jumlah
dan semester VI Institut Medika terendah yaitu 21 (42,0%).
Drg. Suherman, responden dengan 4. Upaya pengajar dalam mengajarkan
motivasi belajar rendah memiliki mahasiswa/i dalam menjalani
jumlah terbanyak yaitu 29 praktik pada mahasiswa/i program
responden (58,0%), sedangkan studi S1 Keperawatan semester IV
responden dengan motivasi belajar dan semester VI Institut Medika
Drg. Suherman, responden yang

14
menyatakan upaya pengajar kurang SARAN
baik memiliki jumlah terbanyak 1. Bagi mahasiswa
yaitu 39 responden (78,0%), Diharapkan mahasiswa dapat lebih
sedangkan responden yang mengoptimalkan kembali esensi
menyatakan upaya pengajar baik dari tujuan minat belajar dalam
memiliki jumlah terendah yaitu 11 praktik klinik yaitu untuk
responden (20,0%). meningkatkan pengetahuan dan
5. Ada hubungan cita-cita dan aspirasi kemampuan dari segi kognitif dan
dengan motivasi belajar psikomotor, dimana keduanya
mahasiswa/i program studi S1 dapat terwujud apabila kondisi
Keperawatan dalam menjalani fisiologis dan psikologis mahasiswa
praktik klinik keperawatan di dalam keadaan stabil. Serta
Institut Medika Drg. Suherman diharapkan mahasiswa mengikuti
Tahun 2019 ( p value = 0,003 < praktik klinik dengan sungguh-
0,05), dengan demikian H0 ditolak. sungguh, datang tepat waktu,
6. Ada hubungan kondisi lingkungan melakukan asuhan keperawatan
belajar dalam praktik klinik dengan sesuai prosedur, mengumpulkan
motivasi belajar mahasiswa/i laporan tepat waktu agar
program studi S1 Keperawatan mendapatkan hasil sesuai yang
dalam menjalani praktik klinik diinginkan.
keperawatan di Institut Medika 2. Bagi Institusi
Drg. Suherman Tahun 2019 ( p Diharapkan institusi dapat berperan
value = 0,007 < 0,05), dengan serta dalam peningkatan motivasi
demikian H0 ditolak. belajar dan menggugah semangat
7. Ada hubungan pengaruh upaya mahasiswa dalam menjalani praktik
pengajar dengan motivasi belajar klinik. Serta peran CI akademik dan
mahasiswa/i program studi S1 lapangan yang baik yang akan
Keperawatan dalam menjalani menambah motivasi belajar
praktik klinik keperawatan di mahasiswa serta meningkatkan rasa
Institut Medika Drg. Suherman tanggung jawab dalam melakukan
Tahun 2019 ( p value = 0,004 < tindakan keperawatan.
0,05), dengan demikian H0 ditolak. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

15
Diharapkan peneliti selanjutnya TA. Imron. Moch. (2010). Metodologi
mampu mengembangkan penelitian Penelitian Bidang Kesehatan.
yang serupa menjadi lebih baik Jakarta: Sagung Seto.
dengan sumber-sumber terbaru, dan
Ermiza. (2017). Faktor-Faktor yang
penelitian ini dapat digunakan
Berhubungan dengan Motivasi
sebagai bahan perbandingan.
Belajar Mahasiswa Semester
Program Studi S1 Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
STIKes Fort De Kock
Donsu JDT. (2017). Psikologi
Bukittinggi Tahun 2017.
Keperawatan : Aspek-aspek
http://docplayer.info/54263664-
Psikologi│Konsep Dasar
Faktor-faktor-yang-
Psikologi Teori Perilaku
berhubungan-dengan-motivasi-
Manusia. Yogyakarta : Pustaka
belajar-mahasiswa-s1-
Baru Press.
keperawatan. Diakses pada
Donsu JDT. (2016). Metodologi tanggal 19 Mei, 2019.
Penelitian Keperawatan.
Yogyakarta : Pustaka Baru
Press.

Kartika. (2017). Buku Ajar Dasar-


dasar Riset Keperawatan dan
Pengolahan Data Statistik.
Jakarta Timur : CV. Trans Info
Media.

Mahmud Dimyati. M. (2018).


Psikologi Suatu Pengantar.
Yogyakarta : Andi Offset

Riwidikdo. (2009). Statistik


Kesehatan. Jogjakarta. Mitra
Cendekia Press.

Sunaryo. (2013). Psikologi Untuk


Keperawatan. Jakarta : ECG

16
Hartati. (2017). Faktor-faktor yang stikes sumatera utara medan
berperan terhadap motivasi tahun 2014. http://e-
belajar mahasiswa di akademi journal.upp.ac.id/index.php/akbd
keperawatan manggala /article/view/1385/1110. Diakses
husada jakarta. pada tanggal 18 Mei, 2018.
http://ejournal.umm.ac.id/i
Naibaho (2010). Pengaruh
ndex.php/keperawatan/arti
Lingkungan Kampus Terhadap
cle/view/4055. Diakses pada
Motivasi Belajar Mahasiswa.
tanggal 19 Mei, 2019.
http://jurnalpemasaran.petra.ac.i

Kartikowati (2012). Analisis Faktor d/index.php/mar/article/view/18

Yang Mempengaruhi Motivasi 363/18190. Diakses pada tanggal


28 Juli 2019.
Belajarmahasiswa Program
Studi Pendidikan Ekonomi Ningsih (2014) Hubungan Motivasi
Fkipuniversitas Riau. Belajar Terhadap Minat Belajar
http://download.garuda.rist Pada Mahasiswa Tingkat Ii Di
ekdikti.go.id/article.php? Akademi Keperawatan Panti
article=106085&val=2291& Kosala Surakart.
title=analisis%20faktor https://docplayer.info/57295067-
%20yang Hubungan-motivasi-belajar-
%20mempengaruhi terhadap-minat-belajar-pada-
%20motivasi%20belajar mahasiswa-tingkat-ii-di-
%20mahasiswa akademi-keperawatan-panti-
%20program%20studi kosala-surakarta-abstract.html.
%20pendidikan Diakses pada tanggal 28 Juli
%20ekonomi%20fkip 2019.
%20universitas%20riau.
Rahmadi (2014). Sistem Inferensi
Diakses pada tanggal 29 Juli
Fuzzy untuk Mengetahui
2019.
Pengaruh Motivasi Belajar dan
Meliala Emilya. (2014). Faktor-faktor Lingkungan Belajar terhadap
yang mempengaruhi motivasi Prestasi Belajar Mahasiswa
belajar pada mahasiswa s-1 https://media.neliti.com/media/p
keperawatan semester vii di ublications/93620-ID-sistem-

17
inferensi-fuzzy-untuk-
mengetahui.pdf. Diakses pada
tanggal 29 Juli 2019.

Setyawan.(2014). Pembelajaran
Klinik Keperawatan.
http://nersdody.blogspot.co
m/2014/10/pembelajaran-
klinik-keperawatan.html.
Diakses pada tanggal 22 Mei,
2019.

18

Anda mungkin juga menyukai