Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN

GIZI KURANG PADA An.R DI WILAYAH PUSKESMAS


PEKAUMAN BANJARMASIN
.

Disusun oleh :

YULI GANDUNG TRI HANDOKO


NIM 11409718037

Jl. Pantai Selaras RT 12. Mantuil

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI/TANJUNGPURA BANJARMASIN


TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : YULI GANDUNG TRI HANDOKO
N.I.M : 11409718037
WILAYAH KERJA : PUKESMAS PEKAUMAN

SAYA YANG BERTANDA TANGAN DIBAWAH INI TELAH


MENYELESAIKAN LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG GANGGUAN GIZI
KURANG PADA ANAK DI WILAYAH KERJA KELUARAHAN MANTUIL,
PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN.

Banjarmasin, September 2020

Mengetahui

Pembimbing Akademik Mahasiswa

Baidah,S.Kep.Ns.,M.Kep Yuli Gandung Tri Handoko


NIK : 026 637 120 NRP : 11409718037
LAPORAN PENDAHULUAN

I. KONSEP DASAR
A. Definisi
Gizi merupakan faktor penting dalam pola tumbuh kembang balita.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa
diukur dan berdampak pada aspek fisik. Sedangkan perkembangan
(development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

Gizi ialah suatu proses organisme yang menggunakan makanan yang di


konsumsi terlebih dahulu secara normal melalui proses digesti, absorbs,
transportasi, penyimpanan, metabolism, dan pengeluaran zat-zatyang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehiidupan, pertumbuhan, dan funsi
normal dari organ-organ, serta menghasilkan energy.

Tidak ada satu makanan yang mengandung semua zat gizi, yang
membuat orang mampu untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif.
setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi usia 0-
4 bulan yang hanya cukup mengkonsumsi ASI saja. Bagi bayi usia 0-4 bulan
ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses
tumbuh kembang dirinya.

Gizi buruk terjadi karena gangguan terhadap produksi antibodi dalam


tubuh. Penurunan produksi antibodi tertentu akan mengakibatkan mudahnya
bibit penyakit masuk ke dalam tubuh seperti dinding usus. Dinding usus
dapat mengalami kemunduran dan juga dapat mengganggu produksi
berbagai enzim untuk pencernaan makanan. Makanan tidak dapat dicerna
dengan baik dan ini akan menyebabkan terganggunya penyerapan zat gizi
sehingga dapat memperburuk keadaan gizi. Karjadi (2011).

Sedangkan menurut Almatzier (2002:303), Gizi kurang disebabkan


kekurangan sumber energy secara umum dan kurang sumber protein.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa gizi kurang yaitu suatu
keadaan dimana seseorang kekurangan sumber energy, sumber protein, dan
penyerapan yang kurang baik.

B. Masalah nutrisi pada anak


Jika asupan gizi anak berlebihan atau kekurangan akan menimbulkan
nutrisi yang mengintai. Berikut beragam masalah asupan nutisi pada masing-
masing anak:

1. Marasmus
Marasmus merupakan kekurangan gizi akibat tidak tercukupi asupan
energy dan protein. Marasmus masuk dalam kelompok gizi buruk,
karena pasokan gizi tidak terpenuhi dalam jangka waktu yang lama.
Selain karna kelaparan kronis, kondisi ini juga terjadi akibat anak
mengalami infeksi berulang kali sehingga tidak dapat mencerna
makanan yang masuk dengan baik. dengan ciri sebagai berikut.
a. Berat badan anak turun drastic
b. Kulit keriput seperti orang tua
c. Perut sekung
d. Cenderung cengeng

2. Kwashiorkor
Kwashiorkor yaitu kekurangan gizi kronis krena kekurangan asupan
protein harian yang sangat rendah, Anak yang mengalami kwashiorkor
bertubuh kurus, tapi berat badan biasanya tidak menurun drastic seperti
marasmus. Dikarenakan tubuh anak dengan kwashiorkor dipenuhi oleh
penumpukan cairan (edema) yang membuatnya Nampak berat. ciri
kwashikor yaitu :
a. Perubahan warna kulit
b. Rabut seperti jagung
c. Bengkak (edema) di beberapa bagian, seperti kaki, tangan, dan perut.
d. Wajah bulat sembab (moon face)
e. Penurunan masa otot
f. Diare dan lemas

3. Marasmik
Marasmik adalah bentuk lain dari gizi buruk pada balita yang mengubah
kondisi dan gejala antara marasmus dan kwashiorkor. Kondisi gizi buruk
ini dibentuk dengan indicator berat badan balita berdasarkan usia (BB/U)
kurang dari 60% baku median WHO. ciri dari anak yang mengalami
marasmik yaitu:
a. Bertuh hangat kurus
b. Menunjukkan tanda-tanda tubuh kurus (washting) di beberapa
bagian tubuh, seperti hilangnya jaringan dan massa otot, serta
tulang yang langsung kentara pada kulit seolah tidak terlapisi oleh
daging.
c. Mengalami penumpukan cairan di beberapa bagian tubuh.
Tidak seperti kwashiorkor yang mengalami pembengkakan pada perut,
adanya edema pada anak dengan marasmus dan kwashiorkor sekaligus,
dan biasanya tidak begitu mencolok. Biasyanya berat badan anak yang
mengalami marasmus dan kwashiorkor sekaligus berat badan di bawah
60% dari berat badan normal di usianya.

C. Kebutuhan nutrisi anak


Semua orang telah mengakui bahwa air susu ibu (ASI) tidak perlu
diragukan lagi sebagai makanan bayi yang paling baik. Akan tetapi kadang-
kadang oleh suatu sebab tertentu ibu harus menambah atau mengganti ASI
ini dengan makanan lain. pembagian formula bayi (infant formula) dan
formula lanjutan (follow-up formula) berikut adalah pembagian formula bayi
sesuai dengan tahap perkembangannya :

1. Formula Adaptasi
Adapted berarti disesuaikan dengan kebutuhan bayi baru lahir. Formula
adaptasi ini untuk bayi baru lahir sampai umur 6 bulan. Susunan formula
adaptasi sangat mendekati susunan ASI dan sangat baik bagi bayi baru
lahir sampai umur 4 bulan. Pada umur di bawah 3-4 bulan fungsi saluran
pencernaan dan ginjal belum sempurna hingga pengganti ASI-nya harus
mengandung zat-zat gizi yang mudah dicerna dan tidak mengandung
mineral yang berlebihan. Komposisi yang dianjurkan oleh ESPGAN
(1977) setelah bubuk formula tersebut dicairkan sesuai petunjuk
prosedurnya

2. Formula Awal Lengkap


Susu formula awal lengkap ini diberikan untuk bayi berusia 4-6 bulan.
formula ini terdapat kadar protein yang lebih tinggi dan rasio antara
fraksi-fraksi proteinnya tidak disesuaikan dengan rasio yang terdapat
dalam susu ibu. Selain itu kadar sebagain mineralnya lebih tinggi
dibandingkan dengan formula adaptasi. Keuntungan dari formula ini
terletak pada harganya.

3. Formula Lanjutan
Formula ini diperuntukan bagi bayi berumur 6 bulan – 3 tahun, di dalam
formula adaptasi zat-zat gizinya cukup untuk pertumbuhan yang normal
dan mencegah timbulnya penyakit-penyakit gizi yang disebabkan oleh
kekurangan maupun kelebihan masukan zat-zat gizi tersebut. Di
samping itu dengan pertumbuhan yang cepat dan aktifitas fisik yang
meningkat maka dibutuhkan zat gizi yang dapat memenuhi kebutuhan
bayi di atas 6 bulan. Pertumbuhan yang cepat memerlukan protein
ekstra untuk perkembangan dan juga lebih banyak mineral.
4. Makanan tambahan.
ASI dalam jumlah yang cukup memang merupakan makanan terbaik dan
dapatmemenuhi kebutuhan gizi bayi selama 4-6 bulan pertama. Namun,
setelah umur 4 bulan bayi Makanan tambahan secara berangsur-angsur
perlu diberikan makanan tambahan berupa sari buah atau buahbuahan
segar, makanan lumat, dan akhirnya makanan lembek.

D. Kebutuhan Gizi pada Bayi


Menurut Kemenkes RI, angka kecukupan gizi yaitu kecukupan rat-rat zat
gizi harian. Penentuan nilai gizi akan disesuaikan dengan jenis kelamin,
kelompok usia, tinggi badan, berat badan, dan aktivitas fisik. Kebutuhan gizi
anak dibagi menjadi dua kelompok yaitu, zat gizi makro dan zat gizi mikro.
Zat gizi makro yaitu semua jenis at gizi yang dibutuhkan anak dalam jumlah
banyak, seperti energy, protein, lemak, dan karbohidrat. Dan zat gizi mikro
adalah nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit seperti vitamin dan
mineral. Secara garis besar kebutuhan nutrisi anak yang sebaiknya dipenuhi
sesuai AKG Indonesia tahun 2013 dari Kemenkes RI.

1. Makanan Anak Usia Dini

a) Usia 0-6 bulan


ASI eksklusif tanpa ditambah cairan atau makanan lain merupakan
makanan pertama dalam kehidupan manusia yang bergizi seimbang
b) Usia 6-12 bulan
Usia 6 bulan. Pada usia ini sudah diberikan makanan tambahan
pendamping ASI (MP-ASI). Makanan berbentuk lumat dan rendah
serat, misalnya pisang yang dilumatkan, sari jeruk, labu, papaya dan
biscuit yang dilumatkan dengan susu. Pola pemberian dilakukan
secara bertahap sebanyak 2 sendok makan per waktu makan dan
diberikan 2 kali sehari.
c) Usia 7 bulan.
Pada usia 7 bulan bubur tim saring dengan campuran sayuran dan
protein hewani-nabati terdiri daribuah lumat, bubur susu dan tim
saring.
d) Usia 8 bulan.
Mulai usia 8 bulan sudah bisa diberi tim cincang untuk membantu
merangsang pertumbuhan gigi, meskipun belum tumbuh gigi,
makanan pada usia ini dapat ditambah minyak. Minyak akan
menambah kalori dan meningkatkanpenyerapan vitamin A dan zat
gizi lain.
e) Usia 9 bulan.
Secara bertahap mulai dikenalkan makanan yang lebih kental dan
berikan makanan selingan 1 kali sehari. berupa: bubur kacangchijau,
pudding susu, biscuit susu.
f) Usia 10-12 bulan.
Kepadatan makanan ditingkatkan mendekati makanan keluarga,
mulai dari tim lunak sampai akhirnya nasi pada
g) Usia 1-5 tahun
Pada usia ini anak sudah harus makan seperti pola makan keluarga,
yaitu:
sarapan, makan siang, makan malam dan 2 kali selingan. Porsi
makan pada usia ini setengah dari porsi orang dewasa. Memasuki
usia 1 tahun pertumbuhan mulai lambat dan permasalahan mulai
sulit makan muncul. Sementara itu aktivitas mulai bertambah
dengan bermain sehingga makan dapat dilakukan sambil bermain.

2. Sumber Makanan Untuk Memenuhi Nutrisi Anak


a) Protein
Membantu membangun, memperbaiki dan menjaga kesehatan
jaringan-jaringan tubuh. Protein juga berfungsi memecah makanan
menjadi energy, melawan infeksi, mempercepat penyembuhan saat
sakit, dan mengirim O2 ke seluruh tubuh. Contoh Protein hewani
seperti telur, keju, susu, ikan, daging ayam, daging sapi, udang,
dan lain sebagainya. Protein nabatiseperti kacang-kacangan,
gandum, lentil, brokoli, oat, dan lainnya.
b) Karbohidrat
Gula dan karbohidrat adalah sumber energy utama bagi tubuh.
Gula yang di serap oleh tubuh adalah gula dalam bentuk
sedarhana, seperti glukos dan fruktosa. Gla yang dikonsumsi akan
langsung digunakan oleh tubuh da nada juga yang di simpan
sebagai cadangan energy. Gula yang terkandung dala buah, sayur,
dan susu termasuk gula alami yang baik untuk dionsumsi anak.
c) Lemak
Kalori yang terkandung didalam lemak dibilang cukup tinggi dari
pada zat gizi yang lainnya. Tidak selamanya lemak itu buruk.
Lemak merupakan salah satu sumber energy cadangan yang
penting bagi tubuh. Selain itu lemak juga membantu penyerapan
vitamin, membangun sel dan jaringan, melancarkan pembekuan
darah, serta mendukung pergerakan otot. Sumber lemak baik yang
bias diberikan untuk anak seperti buah alpukat, kacang-kacangan,
telur, tofu, dan lain-lain
d) Vitamin dan Mineral
Beberapa zat gizi yang dijabarkan sebelumnya termasuk zat gizi
makro. Meski tergolong mikro tapi kebutuhannya tidak boleh
dikesampingkan dan harus cukup. Untuk anak ibu bias memberikan
jenis sayuan dan buah-buahan setiap hari untuk membantu
mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral. Selain itu bias juga
dengan daging ayam, daging sapi, makanan laut, kacang-kacangan
serta jamur.

3. Kebutuhan Gizi dan Anjuran Pembagian Makan Sehari sesuai AKG


Indonesia tahun 2013 dari Kemenkes RI.
a) Usia 0-3 bulan: 89 x BB dalam kg – 100) + 175
b) Usia 4-6 bulan: (89 x BB dalam kg – 100) + 56
c) Usia 6-8 bulan: 650 kalori
d) Usia 9-11 bulan: 900 kaloriUsia 9-11 bulan: 900 kalori
e) Usia 1-2 tahun: 1300 kal
f) Usia 3-5 tahun: 1400 kal

Patokan porsi yang digunakan:

a) Nasi 1 porsi= 3/4 gls=100 g=175 kal


b) Sayur 1 porsi= 1 gls=100 g=25 kal
c) Buah 1 porsi=1-2 bh=50-190 g=50 kal
d) Tempe 1 porsi= 2 ptg sdg=50 g=75 kal
e) Daging 1 porsi= 1 ptg sdg= 35 g=75 kal
f) Minyak 1 porsi= 1 sdt=5 g=50 kal
g) Gula 1 porsi= 1 sdm=13 g=50 kal
h) Susu bubuk (tanpa lemak) 1 porsi=4 sdm=20 g=75 kal

E. Etiologi
1. Ketidaktahuan orang tua tentang gizi
Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap pola makan sehat dan gizi
yang semibang, yaitu penyebab paling umum terjadi kurang gizi pada
anak. Apabila orang tua tidak memahami jenis dan porsi nutrisi yang
dibutuhkan anak, dan asupan nutrisi pada anak yang diberikan bisa
tidak sesuai dengan kebutuhan anak sehingga mengakibatkan kurang
gizi.

2. Kebersihan lingkungan yang buruk


Lingkungan yang kurang besrsih dapat menyebabkan anak mengalami
kekurangan gizi pada anak, karena lingkungan yang kotor dapat
menyebabkan anak terkena macam-macam penyakit. Hal ini dapat
mengganggu penyerapan gizi, walaupun asupan makanannya sudah
baik.
3. Menderita penyakit tertentu
Selain karna factor makanan, anak kurang gizi bisa di sebabkan oleh
penyakit atau kondisi medis, terutama penyakit pada saluran
pencernaan yang membuat tubuh anak sulit mencerna dan menyerap
makanan. Seperti penyakit celiac, penyakit cronh, dan radang usus.
4. Tingkat social ekonomi yang rendah
Kondisi ekonomi keluarga yang rendah bisa menyebabkan anak
mengalami kekurangan gizi. Hal ini biasanya porsi yang kurang dan
jenis ,makanan yang tidak memenuhi kebutuhan gizi pada anak.

F. Tanda dan Gejala


1. Nafsu makan kurang
2. Lebih rewel
3. Kulit kering
4. Pipi dan mata tampak cekung
5. Rambut kering dan mudah rontok
6. Anak mengalami gagal tumbuh (dilihat dari berat badan, tinggi badan,
atau dilihat dari keduanya tidak sesuai dengan umur anak)
7. Kehilangan lemak dan massa otot tubuh
8. Kekuatan otot menghilang
9. Sulit berkonsentrasi
10. Proses penyembuhan luka sangat lama
11. Rentang terserang penyakit

G. Patofisiologi
Sebenarnya gizi kurang merupakan keadaan kekurangan kebutuhan
nutrisi pada tubuh yang tidak terpenuhi, gizi kurang terjadi karena beberapa
factor. Yang mana ada beberapa factor penting yang mengakibatkan gizi
kurang yaitu pengetahuan, ekonomi, kebersihan lingkungan, dan penyakit.
Factor pengetahuan memegang peranan penting tetapi factor lain juga
menentukan dalam keadaan kebutuhan gizi keluarga., tubuh selalu
berusaha memenuhi kebutuhan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat,
protein dan lemak, merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan, (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan
tubuh sebagai bahan bakar,
H. PATHWAY

Sosial Kegagalan Kebersihan Menderita


ekonomi melakukan sintesis lingkungan Penyakit
protein dan kalori

Intake kurang dari kebutuhan

Hilangnya lemak difisiensi protein dan kalori Kurang


Dibantalan kulit Pengetahuan

Daya tahan tubuh Asam amino esensial menurun dan


menurun produksi albumin menurun
Turgor kulit
menurun dan
keriput

Keadaan umum Atrofi/ pengecilan otot


lemah
Kerusakan
integritas kulit
Keterlambatan
Resiko Infeksi pertumbuhan dan
perkembangan

Resiko Infeksi
saluran

Anoreksia, diare

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

(moderenisasi Pathway marasmus : Aplikasi Asuhan keperawatan berdasarkan


diagnosa medis dan NANDA NIC-NOC 2015)

I. Penatalaksanaan
1. Periksa ke dokter
Jika curiga akan nutrisi yang di konsumsi anak kurang tepat, dalam
jumlah yang cukup maka konsultasi dengan dokter, perawat, atau ahli
gizi yang memahami kebutuhan nutrisi yang diperlukan anak.
Dan juga mungkin dokter akan mengukur Tinggi Badan, Berat Badan,
dan Indeks Masa Tubuh. Jika dokter mendiagnosis anak kekurangan
gizi, dokter akan memberikan obat untuk meningkatkan nafsu makan
atau obat untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi.
2. Perubahan pola makan
Sarankan bertahap meningkatkan asupan kalori, protein, karbohidrat,
cairan, vitamin, dan mineral.
a. Memberikan buah dan sayur dalam setiap menu makan
b. Memberikan makanan yang mempunyai sumber karbohidrat,
seperti nasi, roti kentang, dan sereal.
c. Memberikan makanan yang mempunyai sumber protein yang
tinggi, seperti, daging, telur, ikan, dan kacang-kacangan
d. Memberikan asupan vitamin dari susu dsb.
e. Pemberian suplemen
ASUHAN KEPERAWATAN

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Merupakan tahapan awal dalam proses keperawatan dimana pada tahap ini
perawat melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari hasil: observasi,
wawancara, pemeriksaan fisik, catatan keperawatan serta analisa data.
Adapun data subyektif dan obyektif dari hasil pengkajian pada klien dengan
gizi kurang secara teoritis sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
a. Identitas klien
b. Identitas penanggung jawab
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan utama
Merupakan keluhan yang dirasakan pasien, seingga menjadi alas an
pasien dibawa kerumah sakit atau puskesmas.
b. Riwayat penyakit sekarang
Merupakan kronoligis dari penyakit yang diderita ini mulai awal hingga
di bawa ke RS secara lengkap.
c. Riwayat penyakit dahulu
Yaitu data atau riwayat penyakit yang di derita sebelum penyakit yang
sekarang
d. Riwayat penyakit keluarga
Yaitu, riwayat penyakit keturunan yang diderita anggota keluarga.
e. Pemeriksaan fisik
Data yang didapatkan berdasarkan hasil pemeriksaan secara
langsung pada pasien.(Tekanan Darah, Nadi, Pernapasan,
Temperatur, Tinggi Badan, Berat Badan)
f. Pola aktivitas sehari-hari
Yaitu kegiatan yang dilakukan sehari-hari.
g. Data penunjang
1) Laboratorium
Untuk mencari etiologi melalui cek darah lengkap, glukosa,
elektrolit, magnesium, kalsium, fosfar, urinalisa kultur urin.
2) Radiologi
3) EKG (Elektrornsefalografi)

B. Diagnose Keperawatan

No Diagnosa NOC :
NIC Rasional
. Keperawatan Tujuan & kriteria hasil
1 Ketidakseimbanga - Status Gizi: Makan- 1. Kaji adanya alergi 1. Untuk menghinda
n nutrisi kurang an dan Asupan makanan kesalahan pemberia
dari kebutuhan Cairan 2. Kolaborasi dengan ahli makanan yan
tubuh berhubung- Kriteria Hasil : gizi untuk menentukan berdampak negatif pad
an dengan intake - Adanya jumlah kalori dan pasien
yang kurang peningkatan berat nutrisi yang 2. Jumlah kalori dan nutr
badan sesuai dibutuhkan pasien. yang tepat dap
dengan tujuan 3. Anjurkan pasien untuk membantu
- Berat badan ideal meningkatkan intake mempermudah
sesuai dengan Fe kesembuhan pasien
tinggi badan 4. Yakinkan diet yang 3. Fe adalah mikro eleme
- Mampu dimakan mengandung yang berfungsi sebag
mengidentifikasi tinggi serat untuk penggiat berbagai jen
kebutuhan nutrisi mencegah konstipasi enzim sehingg
- Tidak ada tanda 5. Berikan makanan melancarkan pros
tanda malnutrisi yang terpilih (sudah metabolisme.
- Tidak terjadi dikonsultasikan 4. Serat dap
penurunan berat dengan ahli gizi) memperlancar pros
badan yang berarti 6. Ajarkan keluarga pencernaan di usus
bagaiamana cara 5. Pemberian makana
membuat catatan yang tepat dap
makanan harian mempermudah
kesembuhan pasien.
6. Dengan membu
catatan haria
diharapkan pola maka
lebih teratur

2. Gangguan tumbuh NOC : 1. Kaji faktor penyebab 1. Mengkaji Fakt


kembangan - Tumbuh dan ganguan perkembangan penyebab ganggua
berhubungan
Berkembang perkembangan
dengan asupan
kalori dan protein - Ketidakseimbanan 2.Identifikasi dan 2. Dengan identifikasi d
yang tidak nutrisi kurang dari gunakan sumber mencegah ganggua
adekuat
tubuh pendidikan perkembangan menja
Kriteria Hasil lebih parah
- Anak berfungsi 3.Tingkatkan komunikasi 3. Meningkatkan interak
optimal sesui verbal antara orang tua da
tingkatannya anak
- Keluarga dan anak 4. Manajemen perilaku 4. Dengan manajeme
mampu koping anak yang sulit perilaku bi
terhadap mendapatkan solu
ketidakmampuan terhadap permasalaha
- Status gizi
seimbang
- Berat badan

3. Defisiensi NOC : 1. Sediakan informasi 1. Untuk menamba


pengetahuan - Proses penyakit kepada keluarga informasi keluarg
berhubungan pengetahuan tentang kondisi mengenai gizi yan
dengan kurangnya - Pengetahuan: dengan cara yang seimbang
informasi perilaku kesehatan tepat 2. Membantu membe
2. Diskusikan perubahan saran pada keluarg
Kriteria Hasil gaya hidup yang dalam mengatur po
- Keluarga mampu mungkin diperlukan makan anak
melaksanakan 3. Diskusikan pilihan 3. Membantu keluarg
prosedur yang terapi atau dalam melakuka
dijelaskan dengan penanganan penanganan yang ben
benar
- Keluarga mampu
menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan tim
kesehatan
4. Risiko Infeksi NOC : 1. Instruksikan kepada 1. Untuk menghilangka
berhubungan - Status kekebalan keluarga dan anak transmisi kuma
dengan daya - Pengetahuan: untuk sebelum penyakit
tahan tubuh pengendalian infeksi melakukan kegiatan 2. Pola hidup yang bers
menurun hendaknya cuci tentunya aka
Kriteria Hasil: tangan terlebih dahulu meminimalisr kuma
- Klien bebas dari 2. Mendiskusikan pola penyakit
tanda gejala infeksi hidup bersih
- Menunjukkan
perilaku hidup sehat
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubung-an
dengan intake yang kurang
2. Gangguan tumbuh kembangan berhubungan dengan asupan kalori dan
protein yang tidak adekuat
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
4. Risiko Infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun.

C. Intervensi dan Rasional

D. Implementasi
Implementasi adalah tndakan yang dilakukan sesuai dengan intervensi atau
rencana tindakan.

E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari suatu tindakan, yang mana tujuannya untuk
menilai tindakan yang sudah dilakukan, apakah tindakan yang dilakukan tercapai
atau tidak untuk mengatasi masalah yang terjadi
DAFTAR PUSTAKA

Amin & Hardi. 2015. Asuhan Keperawatan Praktik Berdasarkan Penerapan


Diagnosa Nanda, Nic, Noc Dalam Berbagai Kasus Jilid 1. Yogyakarta:
Mediaction.
T.Heather dan Shigemi.2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan klasifikasi
Jakarta:EGC

Doenges, M. E. (2014). Manual Diagnosis Keperawatan Rencana, Intervensi, &


Dokumentasi Asuhan Keperawatan. (P. E. Karyuni, E. A. Mardella, E.
Wahyuningsih, & M. Mulyaningrum, Eds.) (Edisi 3). Jakarta: EGC.

Kemenkes RI, dirjen bina gizi. Pedoman gizi seimbang. Kemenkes RI.2014

Azrimaidaliza, Kusharisupeni, Basuni.Abas, Utari.Diah M. The Estimation Cut Off


Point Energy and Protein Intake to Weight and Length of Birth Based on
Maternal Height ; Advanced Science Letters, Volume 23, Number 4, 2017

Rukmana.S C,dkk. Hubungan Asupan Gizi dan Status Gizi Ibu hamil Trimester III
dengan Berat Badan Lahir Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suruh
Kabupaten Semarang, http://ejournal-s1,undip.ac.id/index.php/jnc : 2014

Hallo Sehat. (2020). Kekurangan Gizi pada Anak: Tanda, Jenis, dan cara
Mengatasinya
https://wwwgoggle.com/amp/s/hellosehat.com/parenting/nutrisi-anak/kurang-
gizi-pada-anak/%famp (diakses tanggal 28.9.2020 jam 20.00)

Amin & Hardi. 2015. Asuhan Keperawatan Praktik Berdasarkan Penerapan


Diagnosa Nanda, Nic, Noc Dalam Berbagai Kasus Jilid 2. Yogyakarta:
Mediaction.
Alodokter. (2019).Kenali Penyebab Anak Kurang Gizi dan Gejala Awal yang Timbul
https://wwwalodoktor.com/kenali-penyebab-anak-kurang-gizi-dan-gejala-
awal-yang-timbul (diakses tanggal 28.9.2020 jam 20.05)

Academia. (2014) Dokumen Tips Laporan Pendahuluan Gizi Kurang


www.academia.edu/36204896/Dokumen_tips-
laporan_pendahuluan_gizi_kurang (diakses tanggal 28.9.2020 jam 20.05)

Anda mungkin juga menyukai