Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

GANDUM DI OLAH MENJADI TERIGU YANG DI OLAH

MENJADI BISKUIT GANDUM

Oleh :

Anugrah

PO76304201076
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAMUJU

JURUSAN GIZI TAHUN 2022

BAB l

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Gandum adalah salah satu serealia yang merupakan salah satu bahan

makanan pokok manusia selain beras. Gandum utuh yang di tepung kan

berbeda dengan tepung terigu yang biasa dingin digunakan masyarakat

di Indonesia. Dan tepung terigu di buat dari bagian dalam gandum saja

setelah dan setelah membuang bagian luarnya yang keras yang banyak

mengandung serat dan bagain dari biji gandum yang mengandung

banyak vitamin dan mineral, sedangkan gandum utuh itu terdiri dari ke

tiga bagian tersebut dengan demikian itu tepung terigu mengandung

hanya sebagian nutrisi yang sebenarnya ada pada gandung utuh .

Gandum bukan merupakan tanaman yang dapat di tanam di Indonesia

tapi di gemari oleh masyarakat ,hal ini menyebabkan gandum terus


meningkat bahkan gandunm yang berhasil di tanam dan tumbuh serta di

kelolah di Indonesia adalah gandum variates dewata berdasarkan hal

tersebut maka sangat di perlukan pengembangan produk pangan

berbahan dasar gandum utuh lokal di perkuat dengan analisis kadar gizi

nya

selain tinggi serat ke unggulan dari gandum utuh adalah kadar

amilosanya yang juga lebih tinggi dari pada tepung terigu , selain itu

gandunm utuh memiliki

Kadungan gizi karbohidrat,protein,lemak, dan mineral produk pangan

yang di buat dari gandum utuh adalah penelitian analisis para meter gizi

meliputi kadar air abu karbohidrat dan protein lemak dan serak

parameter kemudian di bandingkan dengan stadar nasional Indonesia

SNI selain itu pengaruh siptitusi gandum utuh lokal terdapat daya cerna

patih resisten dari produk pangan juga di analisis

Biskuit gandum yang kaya dangan nutrisi termasuk lemak dan protein

dan karbohidratnya akan manyumbangakan energi untuk ibu. Jadi makan

biskuit gandum ternyata juga sangat bauk untuk membantu


mengurungkan kadar kllestrol dan biskuit gandung di peroleh dari tepung

gandum atau gandum utuh

Pada dasarnya mengkonsumsi semua jenis makanan olahan yang

bersumber dari biji-bijian dan gandum utuh sangat baik untuk ibu hamil.

Termasuk jika ibu mengkonsumsi biskuit gandum yang terbuat dari

gandum utuh murni. Gandum utuh sangat baik untuk mendukung sistem

pencernaan dan bisa mengatasi masalah ambeien agar tidak terkana

bahaya ambeien untuk ibu hamil Biskuit gandum biasanya juga sangat

menyehatkan karena dilengkapi dengan berbagai nutrisi tambahan lain.

Jadi tidak ada masalah jika ibu makan biskuit gandum selama hamil.

Biskuit gandum ternyata juga sangat baik untuk membantu menurunkan

kadar kolesterol. Ini sangat baikl untuk tubuh ibu karena mengandung

serat yang sangat tinggi. Serat akan menyerap kolesterol dalam tubuh

yang kemudian dikeluarkan lewat kotoran. Akhirnya makan biskuit

gandum bisa menyebabkan tubuh ibu menjadi lebih sehat termasuk

mencegah adanya resiko bahaya obesitas bagi ibu hamil.

2.Tujuan
1.menentukan kadar gizi biskuit gandum utuh variates meliputi kadar air

abu karbohidrat lemak protein dan serat

2. Membandingkan kadar gizi biskuit gandum utuh variates dengan

tentang mutu dan cara uji biskuit

3. Menentukan pengaruh tepung gandum utuh variates terhadap daya

cerna pati amilosa dan pati resisten biskuit

BAB II
METODE

A.bahan dan alat

Bahan yang di gunakan dalam pembuatan biskuit gandum yaitu tepung

terigu gandum,kuning telur , gula margarin, susu skim ,bau King pouder

dan alat yang di gunakan itu adalah oven,baskom dan pengaduk

B.Prosedur pembuatan biskuit

Proses pembuatan biskuit meliputi tiga tahap, yaitu pembuatan adonan,

pencetakan, dan pemanggangan adonan. Pembuatan adonan diawali

dengan proses pencampuran dan pengadukan bahan-bahan. Menurut

metode dasar pencampuran adonan adalah metode krim (creaming

method) dan metode. Pada metode krim, bahan baku dicampur secara

bertahap. Pertama adalah pencampuran lemak dan gula, kemudian

ditambah pewarna dan perisa, kemudian susu dan bahan kimia aerasi

berikut garam yang sebelumnya telah dilarutkan dalam air. Penambahan

tepung dilakukan pada bagian paling akhir. Metode ini baik untuk biskuit

karena menghasilkan adonan yang bersifat membatasi pengembangan

gluten yang berlebihan, Sesuai dengan namanya, metode all in dilakukan


dengan pencampuran seluruh bahan lalu diaduk sampai membentuk

adonan.

Setelah mengalami proses pencampuran (mixing) maka akan terbentuk

adonan. Adonan tersebut akan mengalami proses aging selama kurang

lebih 15 menit, tergantung jenis bahan pengembang yang digunakan.

Aging diperlukan untuk memberi kesempatan pada bahan pengembang

untuk bekerja efektif. Selanjutnya dilakukan pencetakan terhadap

adonan yang sebelumnya telah ditipiskan sampai mencapai ketebalan

tertentu. Bentuk dan ukuran biskuit diusahakan karena hal ini dapat

mempengaruhi proses pemanggangan. Untuk menghindari kelengketan

antara adonan dan alat, permukaan adonan diberi tepung. Adonan yang

telah mengalami proses pencetakan ditata diatas loyang yang telah

diolesi dengan lemak lalu dipanggang. Pengolesan lemak pada loyang ini

bertujuan untuk menghindari lengketnya biskuit pada loyang setelah

dipanggang

Proses terakhir dalam pembuatan biskuit adalah proses pemanggangan.

Proses ini merupakan proses yang paling penting dari urutan proses

sebelumnya, karena proses ini mengarah pada kualitas dari produk itu
sendiri. Selama pemanggangan, lemak mencair, gula larut, bahan

pengembang melanjutkan aktifitasnya, struktur terbentuk, cairan

dipindahkan dan terjadi crust pada permukaan dan pembentukan warna.

Suhu oven untuk proses pemanggangan tergantung pada jenis, bentuk,

dan ukuran dari produk yang dibuat dan dijaga sifat-sifat dari bahan-

bahan penyusunnya. Pada umumnya suhu pemanggangan


Daftar pustaka

[1]https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6120/2/

T1_652010018_Full%20text.pdf

[2]https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4581/2/PROS_AT

%20Haryani%2C%20S%20Andini%2C%20S%20Hartini%20Pati_Resisten

%20Biskuit_fulltext.pdf

[3]https://journals.usm.ac.id/index.php/jtphp/article/download/
470/279

[4]http://eprints.undip.ac.id/54684/3/Bab_II.pdf

Anda mungkin juga menyukai