BAB I
PENDAHULUAN
atau membudayakan pola konsumsi pangan yang beraneka ragam dan seimbang,
serta aman dalam jumlah dan komposisi yang cukup, guna memenuhi kebutuhan
tepat guna diperlukan untuk mengubah sebagai bahan pangan menjadi bahan
mutu gizi makanan dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan pangan yang
kurang diminati oleh masyarakat namun mengandung nilai gizi yang cukup tinggi.
Padahal bahan pangan tersebut jika diolah dengan teknologi pangan yang tepat
akan dapat memiliki nilai gizi dan nilai jual yang tinggi dari sebelumnya
(Almaitser, 2013).
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010 sekitar 44,4% anak usia sekolah
kurang mendapatkan komsumsi energi yang dibutuhkan. Anak usia sekolah juga
merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dengan anak sekolah. Kebiasaan
jajan dapat dilihat dari frekuensi jajan dan kontribusi gizi jajanan. Hasil penelitian
Mudiani et al., (2018) menunjukkan kontribusi energi jajanan tertinggi adalah 607
kkal dan sebanyak 19% anak-anak tergolong lebih untuk kontribusi jajannya
11
12
dibutuhkan zat-zat gizi yang sangat penting yaitu karbohidrat, protein, lemak,
Nilai gizi makanan yang terdapat disekolah masih jauh dari yang
pedagang tidak dapat memenuhi dan mengandung zat gizi yang dibutuhkan anak.
Jajanan yang dijual oleh penjual banyak mengandung bahan baku yang tinggi
karbohidrat dibandingkan dengan protein karena harga bahan baku yang berasal
mempunyai kadar protein yang tinggi juga bisa digunakan sebagai pengganti
mencegah kerusakan sel yang disebabkan polusi dan sinar matahari, mengurangi
anak-anak lebih suka makanan jajanan yang digoreng, salah satunya ialah nugget.
dalam pengolahan nugget, bahan baku dalam pengolahan didominasi oleh bahan
baku yang berasal dari protein dibandingkan bahan baku karbohidrat dimana
jumlah tepung yang digunakan sebaiknya sekitar 10-15% dari berat daging.
13
Protein kedelai memiliki sifat fungsional antara lain sifat pengikat air dan
lemak. Dengan kandungan protein yang tinnggi tersebut kacang kedelai bisa
diolah menjadi tepung kedelai dan kadar protein pada tepung kedelai jauh lebih
tinggi dibandingkan tepung garut dan tepung terigu. Zat gizi yang ada di kacang
kalium, vitamin B6, asam folat, fiboflavin (Vit B2), thiamin (Vit B1) dan vitamin
K (Noor, 2015). Kacang kedelai mengandung air 9%, protein 40%, lemak 18%,
serat 3,5%, gula 7% dan sekitar 18% zat gizi lainnya (Fitria, 2022). Olahan
kedelai juga merupakan sumber protein nabati yang banyak dikonsumsi oleh
memiliki rasa dan bau langu yang ditimbulkan oleh kerja enzim lipoksigenase
yang ada dalam biji kedelai sehingga membuat orang tidak tertarik untuk
mencicipinya. Untuk itu perlu dilakukan penambahan bahan makanan lain untuk
Salah satu jenis bahan pangan yang sering digunakan dimasyarakat ialah
ikan. Ikan selain menjadi salah satu sumber protein juga merupakan bahan pangan
yang melimpah di Indonesia, baik ikan laut, payau maupun tawar. Salah satu jenis
ikan tawar yang menjadi komoditas unggulan di masyarakat adalah ikan lele. Ikan
mortalitasnya pun rendah, serta laju pertumbuhan ikan lele sendiri lebih tinggi
dibandingkan dengan beberapa spesies ikan tawar lainnya (Bhakti, 2022). Ikan
lele (Clarias) merupakan komoditas budidaya ikan air tawar yang memiliki
kandungan gizi cukup tinggi komposisi gizi ikan lele meliputi kandungan protein
14
(17,7%), lemak (4,8%), mineral (1,2%) dan air (76%). Protein yang terkandung
dalam ikan lele tersebut mengandung asam amino esensial, seperti isoleusin,
leusin, lisin, dan fanilalanin dalam jumlah yang cukup banyak. Kandungan lisin
dan leusin dalam ikan lele lebih tinggi dibandingkan protein dari susu dan daging.
Daging ikan lele mengandung asam lemak omega-3 yang sangat dibutuhkan untuk
membantu perkembangan sel otak pada anak dibawah usia 12 tahun sekaligus
memelihara sel otak. Kandungan gizi ikan lele mudah dicerna dan diserap oleh
tubuh manusia baik pada anak-anak, dewasa, dan orang tua (Dewi, 2018).
kedelai: P1 = tepung kedelai 25 gram, ikan lele 50 gram, bawang putih 30 gram,
bawang merah 20 gram, daun seledri 10 gram, tepung panir 25 gram, merica
tekstur cukup lembut dan tidak telalu kenyal. P4 = tepung kedelai 25 gram, ikan
lele 140 gram, bawang putih 30 gram, bawang merah 20 gram, daun seledri 10
gram, tepung panir 25 gram, merica bubuk dan garam secukupnya. Nuggget yang
tepung kedelai 25 gram dan ikan lele 50 gram, P2 = tepung kedelai 25 gram dan
ikan lele 80 gram, P3 = tepung kedelai 25 gram dan ikan lele 110 gram, P4 =
tepung kedelai 25 gram dan ikan lele 150 gram dalam pembuatan nugget.
menjadi solusi dalam pemanfaatan hasil produksi ikan lele. Nugget tersebut juga
15
aman dikomsumsi anak autis dikarenakan nugget free gluten. Berdasarkan uraian
ikan lele (Clarias) terhadap mutu organoleptik dan kadar protein pada nugget
ini adalah “Bagaimana pengaruh penambahan ikan lele (Clarias) terhadap mutu
organoleptik dan kadar protein pada nugget tepung kedelai sebagai jajanan sehat”.
lele (Clarias) terhadap mutu organoleptik dan kadar protein pada nugget tepung
terhadap warna.
terhadap aroma.
terhadap tekstur.
terhadap rasa.
16
keanekaragaman produk olahan ikan lele dan tepung kacang kedelai serta