Anda di halaman 1dari 17

i

LAPORAN HASIL PERCOBAAN

PENGUJIAN KADAR VITAMIN C PADA BUAH


MANGGA DAN TOMAT

Disusun Oleh :

Ketua : Dipa Sapitri


Anggota : 1. Vhaira Lerrynza Putri
2. Amelia Oktaviani
3. Nola Priharum
4. Marvel Bilal
5. Riza Maulana

Kelas : Sembilan (9) A


Guru Pengajar : Agus Sudarsono, S.Pd.

SMP NEGERI 1 KECAMATAN BATANG HARI LEKO


2022
ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah Bahasa Indonesia mengenai masalah pengujian kadar vitamin c pada buah manga
dan tomat.

Pada kesempatan yang baik ini, izinkan penulis menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberi bantuan
dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada kedua
orang tua penulis dan kepada guru pengajar yaitu Bapak Agus Sudarsono, S.Pd.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik bentuk,isi
maupun teknis penyajiannya. Oleh sebab itu kritikan yang bersifat membangun bagi
berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka serta sangat diharapkan. Semoga
kehadiran makalah ini bisa menambah wawasan kita.
.

Tanah Abang, 15 Agustus 2022

Penulis

ii
iii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Vitamin merupakan salah satu penunjang kesehatan tubuh khususnya dalam


memperbaiki dan memperbarui sel-sel dalam tubuh. Meski bukan merupakan golongan
senyawa primer yang menjadi kebutuhan pokok tubuh, vitamin mempunyai fungsi vital
dalam metabolisme yang terjadi pada tubuh. Asupan akan vitamin juga harus tetap
dipenuhi secara cukup karena masing-masing vitamin mempunyai fungsi khusus bagi
tubuh dan tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Dalam praktikum ini, kami membahas tentang pengujian kadar vitamin C sebagai
salah satu vitamin yang mempunyai fungsi diantaranya yaitu membantu meningkatkan
imunitas tubuh. Pengujian dilakukan dengan menyiapkan beberapa sumber vitamin C
yang kemudian diuji dengan metode titrasi iodometri menggunakan larutan betadine
(obat antiseptik).
Sumber yang digunakan berupa beberapa sampel buah-buahan, minuman sari
buah dan minuman vitamin C yang banyak ditemukan di pasaran. Pengujian kadar
vitamin C dimaksudkan untuk mengetahui macam-macam kadar vitamin C yang
terkandung dalam sampel, faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya kadar vitamin
C yang terdapat pada masing-masing sampel yang akhirnya dengan mengetahui hal-hal
tersebut dapat membantu dalam pemilihan dan pemenuhan asupan vitamin C secara
optimal.

1.2. Rumusan Masalah


1. Seberapa besar pengaruh vitamin c pada buah mangga?
2. Seberapa besar pengaruh vitamin c pada buah tomat?
3. Bagaimana pengaruh kadar vitamin c pada buah-buahan?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mampu melakukan pengujian kadar vitamin c pada buah mangga
2. Mengetahui kadar vitamin c pada buah tomat
3. Mengetahui kadar vitamin c pada beberapa buah-buahan
2

1.4. Manfaat
Manfaat dari pembelajaran materi ini yaitu menambah wawasan dan ilmu agar
kita lebih bisa mengetahui manfaat buah-buahan serta bisa menambah imun tubuh
dengan mengkonsumsi buah-buah yang mengandung vitamin c.
3

BAB II
LANDASAN TEORI

Vitamin mula-mula diutarakan oleh seorang ahli kimia Polandia yang bernama
Funk, yang percaya bahwa zat penangkal beri-beri yang larut dalam air itu suatu amina
yang sangat vital, dan dari kata tersebut lahirlah kata vitamine yang kemudian diganti
dengan kata vitamin. Kini vitamin dikenal sebagai suatu kelompok senyawa organik
yang tidak termasuk dalam golongan protein, karbohidrat maupun lemak, peranannya
bagi beberapa fungsi tertentu tubuh untuk menjaga kelangsungan kehidupan. Vitamin
merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk proses
metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh
tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan
pangan yang dikonsumsi
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B
(tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat).
Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya memproduksi vitamin D dan
K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Sumber berbagai vitamin ini dapat berasal
dari makanan, seperti buah-buahan, sayuran, dan suplemen makanan.
Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu
vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2
vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin
A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak (Godam, 2006). Vitamin yang larut dalam
lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini
kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa
jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis
vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh.
Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air
hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama
aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan
masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak
dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin
4

Kebanyakan vitamin yang larut dalam air bertindak sebagi batu bangunan oleh
koenzim, contoh asam askorbat (vitamin C) sebagai gizi diperlukan bagi hewan
menyusui tingkat tinggi dan normal. Vitamin C adalah vital dalam pembentukan dari
kolagen protein struktural
Selain itu vitamin C juga digunakan untuk membantu meningkatkan imuntas
tubuh dan antioksidan alami yang dapat membantu menangkal berbagai radikal bebas
yang tedapat di lingkungan sekitar kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan
sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun
jaringan kulit, sendi, tulang dan jaringan penyokong lainnya.
5

BAB III
METODE PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan
A. ALAT
- Pisau
- Pipet tetes
- Tabung reaksi
- Mortar
- Corong
- Kertas saring
- Spatula
B. BAHAN
- Larutan vitamin C
- Mangga
- Tomat
- Betadine

2. Cara Kerja
a. Siapkan 12 tabung reaksi kemudian tetesi masing-masing dengan larutan betadine
sebanyak 20 tetes.
b. Tetesan larutan vitamin C dengan pipet tetes pada salah satu tabungreaksi yang
berisi betadine hingga nampak hilangnya warna betadine menjadi bening atau sama
6

seperti warna larutan vitamin C sebelum di campur dengan betadine. Pengujian


diulang sebanyak tiga kali.
c. Teteskan larutan minuman sari buah kemasan dengan pipet tetes pada tabung reaksi
yang telah berisi betadine hingga nampak hilangnya warna betadine menjadi bening
atau sama seperti warna larutan minuman sari buah kemasan sebelum di campur
dengan betadine. Pengujian diulang sebanyak tiga kali.
d. Haluskan tomat dengan mortar hingga nampak keluar sari buahnya. Saring dengan
filter atau kertas saring hingga didapatkan larutan sari buah yang terpisah dari serat
kulit buah tomat.
e. Teteskan sari buah tomat dengan pipet tetes pada tabung reaksi yang telah berisi
betadine hingga nampak hilangnya warna betadine menjadi sama seperti warna
larutan sari buah tomat sebelum dicampur dengan betadine. Pengujian diulang
sebanyak tiga kali.
f. Haluskan mangga dengan mortar hingga nampak keluar sari buahnya. Saring
dengan filter atau kertas saring hingga didapatkan larutan sari buah yang terpisah
dari serat-serat buah mangga.
g. Teteskan sari buah mangga dengan pipet tetes pada tabung reaksi yang telah berisi
betadine hingga nampak hilangnya warna betadine menjadi sama seperti larutan
sari buah mangga sebelum dicampur dengan betadine. Pengujian diulang sebanyak
tiga kali.
7

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL

Tabel perbandingan hasil pengujian


a. Larutan vitamin C
Sampel Kadar
Jumlah tetes
Larutan vit. C
200%
Uji 1 10 tetes
222,2%
Uji 2 9 tetes
222,2%
Uji 3 9 tetes

b. Larutan sari buah tomat


Sampel Kadar
Jumlah tetes
Larutan sari buah tomat
12,05%
Uji 1 166 tetes
12,19%
Uji 2 164 tetes
13,33%
Uji 3 150 tetes

c. Larutan sari buah mangga


Sampel
Larutan sari buah Jumlah tetes Kadar
mangga
9,66%
Uji 1 207 tetes
8,89%
Uji 2 225 tetes
8%
Uji 3 250 tetes

Rumus kadar :
Jumlah tetes betadine x 100%
Jumlah tetes sampel
8

4.2. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa kadar vitamin C dari masing-
masing sampel menunjukkan perbedaan. Larutan vitamin C menunjukkan jumlah rata-
rata tetesan yang dibutuhkan untuk menjernihkan betadine sebanyak 9 tetes dari tiga
kali pengujian. Sedangkan Buah-buahan alami tomat dan mangga juga menunjukkan
perbedaan yang tinggi dengan rata-rata tetesan yang dibutuhkan untuk menjernihkan
betadine berturut-turut 160 tetes dan 270 tetes dengan masing-masing dilakukan tiga
kali pengujian pada buah tomat dan mangga.
Kadar vitamin C dari masing-masing sampel didapatkan rata-rata kadar larutan
vitamin C 214,8%. Kemudian larutan sari buah tomat dan mangga memiliki rata-rata
kadar vitamin C berturut-turut sebanyak 12,5% dan 8,85%. Dari hasil yang didapatkan
dapat diketahui bahwa kadar vitamin C terbanyak dimiliki oleh larutan vitamin C
kemudian \ sari buah tomat dan kadar vitamin C terendah dimiliki sari buah mangga.
Kebutuhan akan vitamin dalam tubuh memang harus dipenuhi secara cukup karena
fungsinya yang vital dalam metabolisme dan beberapa manfaat antara lain meningkatkan
imunitas tubuh, baik bagi kulit. Karena memiliki banyak manfaat bagi tubuh, suplemen
vitamin C banyak diproduksi di pasaran. Namun melihat kebutuhan vitamin C dalam tubuh
100mg/hari, konsumsi buah-buahan dan sayuran sudah dapat mencukupi kebutuhan
tersebut.
Dalam pengujian yang dilakukan diatas menunjukkan bahwa vitamin C yang di dapat
dari sampel larutan vitamin C dan minuman dalam kemasan memiliki kadar vitamin C yang
lebih tinggi daripada vitamin C yang terkandung dalam sari buah alami tomat dan mangga.

Kandungan senyawa dalam buah tomat di antaranya solanin (0,007 %), saponin,
asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk likopen, α dan ß-karoten),
protein, lemak, vitamin, mineral dan histamin
Dalam praktikum ini, digunakan buah mangga jenis gadung. Namun kadar
vitamin C tertinggi buah mangga didapatkan pada buah mangga muda dengan kadar
vitamin C sebanyak 65mg.
Kadar vitamin C yang terdapat pada sampel juga dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor lain. Contoh lain kandungan vitamin C dalam brokoli bisa berkurang
sampai lebih dari 50% hanya dalam beberapa hari, tetapi kehilangan ini dapat dicegah
dengan penyimpanan pada suhu rendah. Sifat vitamin C adalah mudah berubah akibat
9

oksidasi namun stabil jika merupakan kristal (murni). Penyimpanan pada suhu rendah
dapat mengurangi kegiatan respirasi dan metabolisme, memperlambat proses penuaan,
mencegah kehilangan air dan mencegah kelayuan.
Vitamin C merupakan asam askorbat, senyawa kimia yang larut dalam air
Pengujian kadar vitamin C dilakukan dengan menggunakan betadine sebagai indikator
adanya vitamin C. Pada kemasan betadine tertera kandungan betadine berupa povidone
iodine 10% yang setara dengan iodine 1%. Disinilah iodine berperan sebagai indikator
yang bereaksi dengan asam askorbat setetes demi setetes untuk menghilangkan warna
iodine. Oleh karena itu metode ini disebut metode titrasi iodometri.
Reaksi tersebut:

Asam askorbat

Hasil pengujian sari buah tomat

Hasil pengujian sari buah mangga


10

Dari kedua pengujian diatas, larutan iodine (betadine) jika ditetesi dengan vitamin
C atau asam askorbat akan menghasilkan molekul asam askobat yang mengikat molekul
iodine. Hal itu terjadi karena molekul vitamin C lebih besar daripada molekul iodine.
Semakin banyak vitamin C yang terkandung pada bahan makanan, maka dia akan
mengikat molekul zat warna iodine lebih banyak juga. Jadi warna yang dihasilkan pada
bahan makanan yang mengandung banyak vitamin C menjadi bening atau keruh
menunjukkan tidak ada lagi molekul zat warna iodine bebas karena sudah diikat oleh
molekul vitamin C. Sedangkan apabila kandungan vitamin C pada larutan sedikit, maka
zat warna iodine tidak dapat terikat sempurna.
Beberapa metode analisis vitamin selain metode titrasi iodometri:
• HPLC (metode referensi)

• Colorimetric dan Spektrofotometri tes

Metode-metode ini merupakan pengukur vitamin secara langsung dan


memberikan pengukuran kuantitatif. Direkomendasikan untuk digunakan terutama
untuk vitamin yang berguna secara klinis.

High Performance Liquid Chromatography (HPLC)/ kromatografi cair


berperforma tinggi

Merupakan salah satu teknik kromatografi untuk zat cair yang biasanya disertai
dengan tekanan tinggi. Seperti teknik kromatografi pada umumnya, HPLC berupaya
untuk memisahkan molekul berdasarkan perbedaan afinitasnya terhadap zat padat
tertentu. Cairan yang akan dipisahkan merupakan fase cair dan zat padatnya merupakan
fase diam (stasioner).

Teknik ini sangat berguna untuk memisahkan beberapa senyawa sekaligus karana
setiap senyawa mempunyai afinitas selektif antara fase diam tertentu dan fase gerak
tertentu. Dengan bantuan detektor serta integrator kita akan mendapatkan kromatogram.
Kromatorgram memuat waktu tambat serta tinggi puncak suatu senyawa.Ini adalah
metode referensi untuk menganalisis jenis vitamin. Juga digunakan untuk menentukan
bentuk iso vitamin
11

Keuntungan

- Langsung

- kuantitatif

- Precise & akurat

- Sensitif dan spesifik

- Otomatis

- Tinggi melalui put

Kerugian

- Membutuhkan pretreatment sampel seperti ekstraksi & filtrasi

- Membutuhkan perhatian untuk memilih fase gerak & sampel laju pemompaan

- Awalnya membutuhkan optimasi. Dalam rangka untuk mendapatkan resolusi tinggi


dasar rendah dan kembali ketingkat noise yang rendah harus dipertahankan

- Membutuhkan standar internal, kalibrator dan reagen HPLC kelas

- Mahal untuk membeli dan biaya pemeliharaan yang tinggi

Kolorimetri dan Spektrofotometri tes

Reaksi kimia antara chromogen dan vitamin menyebabkan perubahan warna.


Perkembangan warna menunjukkan adanya vitamin (analisis kualitatif). Untuk
mengukur metode ini, spektrofotometer digunakan untuk mengukur intensitas warna
'end point', di mana intensitas warna sebanding dengan konsentrasi vitamin. Terutama
digunakan untuk penentuan vit-C (asam askorbat).

Keuntungan

- Sebuah uji kuantitatif langsung

- Membutuhkan volume sampel kecil

- Otomatis

- Cepat turn-sekitar waktu


12

- Bisa diterapkan untuk sampel tunggal atau beberapa pada satu waktu

Kerugian

- Sensitivitas dan spesifisitas rendah maka beberapa zat lainnya dapat mengganggu
chromogen atau enzim yang digunakan.

- Tidak bisa digunakan untuk semua jenis vitamin

- Kontrol yang tepat dan kalibrator harus digunakan


13

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Setelah dilakukan pengujian kualitatif kandungan vitamin C terhadap dua sampel,


didapatkan kandungan vitamin C paling tinggi berturut-turut pada larutan vitamin
C, sari buah tomat, dan terakhir sari buah mangga.
2. Beberapa faktor yang mempengaruhi kandungan vitamin C:
a. Kematangan buah
b. Jenis buah
c. Suhu penyimpanan
d. Oksidasi
3. Kandungan vitamin C tertinggi memang jelas terdapat pada larutan vitamin C,
namun pemenuhan vitamin C dari buah-buahan alami pastinya lebih baik daripada
produk pasaran yang telah tercampuri oleh zat aditif yang tidak baik bagi
kesehatan. Kebutuhan tubuh akan vitamin C 100mg/hari sejatinya masih dapat
tercukupi dengan konsumsi buah-buahan alami yang baik bagi kesehatan
ditambah dengan berbagai senyawa bermanfaat lain yang terdapat di dalamnya.

5.2. Saran

Penulis menyarankan bahwa buah manga dan tomat mengandung vitamin c dan
baik dikonsumsi dalam mencegah penyakit radang dan sariawan dan juga penulis
menyarankan untuk melakukan hasil percobaan buah lainnya yang banyak mengandung
vitamin.
14

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu.17562504/laporan_pratikum_biokimia_pengujian_vitamin_c

Anda mungkin juga menyukai