Anda di halaman 1dari 14

UJI KANDUNGAN VITAMIN C PADA JUS JAMBU BIJI DAN

MINUMAN JAMBU BIJI DALAM KEMASAN

SCIENCE RESEARCH PROJECT


PRIMARY

Submitted to the Examination Board of QUBA ISLAMIC


SCHOOL-Primary in Partial of Fulfilment of the Requirement for the
Terms of Graduation

Free image

By:
Faira Alisha Jabel
Primary 6B

QUBA ISLAMIC SCHOOL


BEKASI
April 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis
yang berjudul “UJI KANDUNGAN VITAMIN C PADA JUS JAMBU BIJI DAN
MINUMAN JAMBU BIJI DALAM KEMASAN”.
Selama penulisan ini tidak sedikit hambatan dan tantangan yang dialami.Untuk itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tc Dwi Susanti M.Pd selaku Kepala Sekolah Quba Islamic School
2. Tc Linda, S.Pd selaku Wali Kelas primary 6B Quba islamic school
3. Tc Farah Kamalia, S.Si selaku Pembimbing Karya Tulis Ilmiah
4. Papa, mama dan kakak

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
ABSTRAK iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
1.4 Manfaat 2
BAB II DASAR TEORI 2
2.1 (...) 3
2.2 (...) 3
2.3 (...) 3
BAB 1II METODE PENELITIAN 3
3.1 Waktu dan Tempat i
3.2 Alat dan Bahan i
3.3 Metode i
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN i
BAB V KESIMPULAN i
DAFTAR PUSTAKA i

3
ABSTRAK

FAIRA ALISHA JABEL. UJI KANDUNGAN VITAMIN C PADA JUS JAMBU BIJI DAN
MINUMAN JAMBU BIJI DALAM KEMASAN. Di bawah bimbingan TC FARAH
KAMALIA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan vitamin C jus jambu biji asli dan
minuman jambu biji dalam kemasan. Sedikit teori. Hasil. Kesimpulan.

Kata kunci.

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Vitamin C adalah kristal putih yang larut dalam air dan sering digunakan sebagai suplemen
dan merupakan salah satu yang diperlukan oleh tubuh. Vitamin C juga dikenal dengan nama
kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C berfungsi sebagai katalis dalam
reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh manusia, sehingga apabila katalis ini tidak
tersedia maka fungsi normal tubuh akan terganggu (Almatsier S, 2010)
Vitamin C juga bermanfaat sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein
penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C
juga dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit kanker karena dapat mencegah
pembentukan nitrosamine yang bersifat karsinogenik dan dapat menurunkan taraf trigliserida
serum tinggi yang berperan dalam terjadinya penyakit jantung (Almatsier S, 2001)
Sumber vitamin C ada pada pepaya, stroberi, jeruk, kiwi, jambu biji, anggur, mangga, nanas,
kelengkeng, melon, pisang dan alpukat. Vitamin C juga bisa didapatkan pada sayuran hijau
seperti brokoli, kembang kol, sawi, kubis,paprika merah, cabai rawit, bayam mentah, seledri
dan mentimun (Dymas, 2011; Kharina, 2008)
Vitamin C sebagai salah satu vitamin yang sangat penting bagi kesehatan tubuh
banyak terdapat di berbagai macam buah khususnya jambu biji dan dalam minuman kemasan
rasa jambu biji yang secara mudah kita dapatkan di berbagai minimarket maupun store.

5
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang diperoleh dari penelitian ini
adalah :  Bagaimana perbandingan kandungan vitamin c pada perasan buah jambu biji dan air
jambu biji dalam kemasan?

1.3. Tujuan
Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah : Mengetahui kandungan vitamin c yang
ada dalam minuman rasa jambu biji dan buah jambu biji

1.4. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah/diantaranya:
1. Mengetahui tentang kandungan vitamin c lebih dalam
      2. Untuk membuktikan hasil penelitian perbandingan kandungan vitamin c 

BAB II

6
DASAR TEORI

2.1 Buah Jambu Biji


Buah jambu biji (Psidium guajava) merupakan tanaman buah jenis perdu, dalam bahasa
Inggris disebut Lambo guava. Tanaman jambu ini berasal dari Brazilia Amerika Tengah, lalu
menyebar ke Thailand dan ke negara Asia lainnya seperti Indonesia.Jambu biji sering disebut
juga Jambu Klutuk, Jambu Siki, atau Jambu Batu (Kuntarsih, 2006). Banyak sekali
macam-macam jenis buah jambu yang ada di Indonesia.
Buah jambu berbentuk bulat, bulat agak lonjong, lonjong, dan daging buah berwarna putih
ada yang merah tergantung pada varietasnya. Buah memiliki kulit tipis dan permukaannya
halus sampai kasar. Buah yang telah masak dagingnya lunak, sedangkan yang belum masak
dagingnya agak keras dan renyah. Buah berasa manis, kurang manis, dan hambar, tergantung
dari varietasnya (Bambang, 2010).

2.2 Manfaat dan Kandungan Buah Jambu Biji


Jambu biji sangat tinggi kandungan vitamin C. Dari segi kandungan vitamin C-nya,
vitamin C dari buah jambu biji putih sekitar 116-190mg, sedangkan pada jambu biji merah
adalah 87mg per 100 gram jambu. Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang berguna
untuk melawan serangan radikal bebas penyebab penuaan dini dan berbagai jenis kanker
(Anonim, 2006).
Buah jambu biji kaya akan kandungan serat, khususnya pektin (serat larut air). Pada
umumnya peran fisiologis serat makanan adalah meningkatkan massa feses, memperlambat
waktu pengkosongan lambung, meningkatkan rasa kenyang sesudah makan, menurunkan
absorpsi glukosa, dan meningkatkan ekskresi asam empedu (Wirakusumah, 2007).

2.3 Kandungan Vitamin C pada Buah Jambu Biji


Buah jambu biji sering kita makan tetapi tidak tahu kandungan yang terdapat dalam buah
tersebut. Buah jambu biji mengandung berbagai zat gizi yang dapat digunakan sebagai obat
untuk kesehatan. Kandungan vitamin C jambu biji dua kali lipat jeruk manis yang hanya 49
mg per 100 g buah. Vitamin C itu terkonsentrasi pada kulit dan daging bagian luarnya yang

7
lunak dan tebal. Kandungan vitamin C jambu biji memuncak saat menjelang matang

BAB III
METODE PENELITIAN

8
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten
Bekasi. Waktu penelitian Minggu, 22 Mei 2022.

3.2. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah 2 buah gelas bening dan sendok.
Bahan-bahan yang digunakan adalah air putih, minuman jambu biji dalam kemasan, jus
buah jambu biji, dan zat iodine.

3.3. Metode
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. langkah -
langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Tuangkan air putih ke dalam dua gelas yang telah disediakan.
2. Masukkan 6-8 tetes betadine ke dalam dua gelas tersebut
3. Aduk hingga tercampur dengan merata.
4. Tambahkan jus buah jambu biji asli ke dalam gelas pertama dan tambahkan air jambu
biji kemasan ke dalam gelas kedua.
5. Lalu perhatikan berapa tetes iodine yang diperlukan kedua gelas hingga larutan
menjadi tidak berwarna. Air dengan kandungan vitamin c lebih banyak akan lebih
mudah membuat larutan iodine berubah menjadi tidak berwarna

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

9
Gambar 1. Alat dan Bahan Penelitian

10
Gambar 2. Hasil Uji Vitamin C minuman jambu biji dalam kemasan (kiri) dan jus buah jambu
biji asli (kanan)
4.2. Pembahasan

Vitamin C merupakan asam askorbat, senyawa kimia yang larut dalam air (Perricone,
2007). Vitamin C memiliki banyak manfaat dalam tubuh, sehingga suplemen vitamin C
banyak ditemukan di pasaran. Namun, tanpa suplemen tersebut kita pun dapat memenuhi
kebutuhan vitamin C dengan mengkonsumsi buah-buahan.

Dalam pengujian ini menggunakan betadine sebagai indikator keberadaan vitamin C.


Pada kemasan betadine tertera bahwa betadine mengandung povidone iodine 10% yang setara
dengan iodine 1%. Iodine ini lah yang sebenarnya menjadi indikator, karena reaksi antara
asam askorbat dalam vitamin C dan iodine akan menghilangkan warna dari iodine.Dari
pengujian di atas didapatkan hasil bahwa kandungan vitamin C pada jus buah jambu asli lebih
banyak dari minuman kemasan jambu biji.

11
12
BAB V
KESIMPULAN

Setelah dilakukan uji kualitatif terhadap kandungan vitamin C pada jus jambu biji asli
dan minuman jambu biji dalam kemasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kandungan
vitamin C yang terbesar ada pada minuman jus jambu biji asli.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Jambu biji. http://www.cktagro.com/editing/artikel_jambu_biji.htm (Diakses


pada tanggal 23 Mei 2022)
Bambang, C. 2010. Sukses Budi Daya Jambu Biji Di Perkarangan dan Perkebunan.
Yogyakarta: Lily Publisher.
Kuntarsih. 2006. Jambu Biji (Psidium guajava). Surabaya: Trubus Agrisarana.
Perricone, N. 2007. The Perricone Prescription. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta

14

Anda mungkin juga menyukai