Anda di halaman 1dari 4

JIFA : Jurnal Ilmiah Farmasi ATTAMRU 01-01 (2020) 0xx–0xx

Artikel ini terdapat di http://journal.uim.ac.id/index.php/attamru

JIFA
Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru
PENENTUAN KADAR KANDUNGAN VITAMIN-C PADA BUAH MENGKUDU (Morinda
citrifolia L.) MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI
AHMAD DANAEL1
1
Program Studi D3 Farmasi Universitas Islam Madura
JL. Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan Madura, Gladak, Bettet, Kec. Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur Indonesia 69317
Alamat e-mail: farisaramadhani2711@gmail.com

Informasi Artikel
Kata Kunci : Abstrak
Mengkudu, Titrasi
Iodometri Vitamin C Indonesia merupakan wilayah yang beriklim tropis dan berada di daerah khatulistiwa. Indonesia
memungkinkan tumbuhnya berbagai macam tumbuh tumbuhan dengan subur seperti buah-
buahan. Buah-buahan mengandung berbagai macam vitamin yang diperlukan oleh tubuh, salah
satunya adalah vitamin C. Salah satu bahan alam yang berpotensi sebagai antioksidan yang kaya
akan kandungan vitamin C adalah buah mengkudu (Morinda citrifolia L.).Metode yang digunakan
dalam penelitian Metode titrasi Iodometri. Dari penilitian yang sudah dilakukan, didapatkan kadar
Vitamin C sebesar 2,43 % pada sampel saringan dan pada sampel perasan Vitamin C Didapatkan
kadar Vitamin C sebesar 2,09 % Hasil pengukuran sampel saringan berbeda dengan sampel
perasan, sampel saringan memiliki kadar vitamin C lebih tinggi, hal ini terjadi karena adanya
perbedaan metode. Pada sampel saringan, buah mengkudu dijemur di bawah sinar matahari
hingga dihasilkan sari buah mengkudu, sedangkan pada sampel perasan sari buah mengkudu
dihasilkan dengan cara di blander dan diperas.Kesimpulan pada penelitian ini adalah rata-rata
kadar Vitamin C pada sampel saringan adalah 2,43 % sedangkan rata-rata kadar Vitamin C pada
sampel perasan adalah 2,09 % menggukan metode titrasi iodometri dan memiliki selisih 0,34 %,
maka sampel Vitamin C yang paling tinggi berada pada sampel saringan.

Abstract
Indonesia is a tropical climate and is located in the equator. Indonesia allows the growth of various
kinds of plants as lushly as fruits. Fruits contain a wide variety of vitamins needed by the body, one of
which is vitamin C. One of the natural ingredients that have the potential to be antioxidants rich in
vitamin C content is the fruit of mengkudu (Morinda citrifolia L.). Methods used in the study Iodometric
titration methods. From the research that has been carried out, Vitamin C levels of 2,43 % the first
sample and in the second sample Vitamin C obtained Vitamin C levels of 2,09 %. The measurement
results of the first sample are different from the second sample, the first sample has higher vitamin C
levels, this happens because of differences in methods. In the first sample, the fruit is dried in the sun
until the juice is produced, while in the second sample the juice of the hoofed fruit is produced by
blander and squeezing. The conclusion in this study was that the average Vitamin C level in the first
sample was 2,43 % while the average Vitamin C level in the second sample was 2,09 % using the
iodometric titration method and had a difference of 0,34 %, then the highest Vitamin C sample was in
the first sample.

1. Pendahuluan satunya adalah vitamin C. Vitamin C berperan sebagai antioksidan dan


Indonesia merupakan wilayah yang beriklim tropis dan berada di daerah efektif mengatasi radikal bebas yang merusak sel atau jaringan. Vitamin
khatulistiwa. Indonesia memungkinkan tumbuhnya berbagai macam C mudah larut dalam air, oleh karena itu pada waktu mengalami proses
tumbuh tumbuhan dengan subur seperti buah-buahan. Buah-buahan pengirisan, pencucian dan perebusan bahan makanan yang mengandung
mengandung berbagai macam vitamin yang diperlukan oleh tubuh, salah vitamin C akan mengalami penurunan kadarnya. Kandungan vitamin C
e-ISSN : 2723-5629 | https://doi.org/xx.xx/
Received 9 Agustus 2020; Received in revised form 15 Agustus 2020; Accepted 3 September 2020
Available online 23 September 2020
© 2020 Published by JIFA
Wahyuni,dkk JIFA : Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru 01-01 (2020) 0xx–0xx Farmasi klinis

dalam buah dan makanan akan rusak karena proses oksidasi oleh udara
luar, terutama jika dipanaskan. Salah satu bahan alam yang berpotensi
sebagai antioksidan yang kaya akan kandungan vitamin C adalah buah
mengkudu (Morinda citrifolia L.). Buah mengkudu biasanya
dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat untuk sayur, rujak dan juga jus,
karena selain memiki rasa yang nikmat juga mempunyai khasiat yang
bagus untuk kesehatan dan Khasiat buah mengkudu sudah diyakini sejak 3. Metode Penelitian
dahulu, khasiatnya tidak lain Membantu mengatasai arthritis, Penilitan ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen di
Meningkatkan kekebalan tubuh, Membantu menurunkan kolesterol, Laboratium Kimia DIII Farmasi Falkutas Kesehatan Universitas Islam
Menurunkan gula darah, Membantu meningkatkan daya tahan saat Madura (UIM).
berolahraga.
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Manfaat dan khasiat buah mengkudu menurut (Hartini H, 2016) Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember 2021 sampai
bahwa buah mengkudu mengandung senyawa metabolit sekunder yang
Juli 2022 bertempat di Laboratium Kimia DIII Farmasi Falkutas
sangat bermanfaat bagi kesehatan, selain kandungan nutrisinya yang
Kesehatan Universitas Islam Madura.
juga beragam seperti vitamin A, C, niasin, tiamin dan riboflavin, serta
mineral seperti zat besi, kalsium, natrium, dan kalium. Beberapa jenis
3.2. Populasi dan Sampel
senyawa fitokimia dalam buah mengkudu adalah terpen, acubin,
Data Populasi dan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lasperuloside, alizarin, zat-zat antrakuinon, asam askorbat, asam
buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) yang tumbuh di Desa Ngaporan
kaproat, asam kaprilat, zat-zat skopoletin, damnakantal, dan alkaloid.
Senyawa turunan antrakuinon dalam mengkudu antara lain adalah Jaya Kowel yang sudah matang pengambilan sampel dilakukan dengan
morindin, morindon dan alizarin, sedangkan alkaloidnya antara lain cara manual yaitu dengan memetik.
xeronin dan proxeronin (prekursor xeronin) . Penelitan ini mengacu 4. Hasil dan Pembahasan
pada analisis Vitamin C pada Buah Mengkudu menurut (Purnawati,
4.1. Sistem penyimpanan Obat Narkotika dan Psikotropika di
2012) Salah satu buah yang menjadi sumber vitamin C selain buah sirsak
Gudang Farmasi UPT. Puskesmas Pademawu Kabupaten
adalah buah mengkudu. kandungan vitamin C dalam 100g buah
Pamekasan.
mengkudu sebanyak 175mg. Dengan menganalisis kandungan vitamin C Berikut hasil presentase perolehan penyimpanan obat narkotika dan
dalam buah mengkudu diharapkan dapat memudahkan masyarakat dan psikotropika :
para peneliti dalam pengembangan pemanfaatan buah mengkudu dan Tabel 4.1 Persentase Perolehan Penyimpanan Obat Narkotika dan
bermanfaat bagi kesehatan akan kandungannya. Psikotropika di Gudang Farmasi UPT. Puskesmas Pademawu
Kabupaten Pamekasan.
2. Tinjauan Pustaka
Tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L.) memiliki ciri umum yaitu
pohon dengan tinggi 4-6 meter. Batang berkelok-kelok, dahan kaku, kulit Indikator Skor Skor
berwarna coklat keabu-abuan dan tidak berbulu.Daun tebal berwarna NO. % Kategori
Penilaian Perolehan maks.
hijau, berbentuk jorong lanset dengan ukuran 15-50 x 5-17 cm, tepi daun
rata, serat daun menyirip dan tidak berbulu.Akar tanaman mengkudu
berwarna coklat kehitaman dan merupakan akar tunggang. Peralatan
Vitamin C adalah salah satu zat gizi yang berperan sebagai Penyimpana
antioksidan dan efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel n Obat
atau jaringan, termasuk melindungi lensa dari kerusakan oksidatif yang 1. Narkotika 3 4 75% Baik
ditimbulkan oleh radiasi. Vitamin C juga dapat mengurangi resiko
dan
kanker dan mengurangi kerusakan akibat radikal bebas yang dapat
memicu kanker,secara khusus mampu meningkatkan daya serap tubuh Psikotropik
atas kalsium (mineral untuk pertumbuhan gigi dan tulang) serta zat besi a
dari bahan makanan lain. Kebutuhan Vitamin C setiap hari untuk
manusia tergantung pada umur,yaitu 30 mg untuk bayi yang berumur Sistem
kurang dari satu tahun, 35 mg untuk bayi berumur 1-3 tahun, 50 mg
Penyusunan
untuk anak-anak berumur 4-6 tahun, 60 mg untuk anak-anak berumur
7-12 tahun, 100 mg untuk wanita hamil dan 150 mg untuk wanita Penyimpana
menyusui (Hasanah, 2018). n Obat
2. 3 7 42,9% Kurang
Kekurangan vitamin C atau asam askorbat dapat mengakibatkan Narkotika
rambut kering dan bercabang, kulit bersisik, gigi mudah keropos, dan
mimisan (epistakis), anemia, gusi berdarah, dan luka menjadi sulit untuk Psikotropik
sembuh. Jika dikonsumsi dalam dosis tinggi atau dalam jangka panjang,
a
vitamin C dapat menyebabkan sejumlah efek perut kembung, sakit perut,
diare, mual, muntah, nyeri ulu hati, batu ginjal (Hasanah, 2018). Rata-rata 54,5% Kurang
Analisi Vitamin C Menggunakan Metode Titrasi Iodometri, Metode
titrasi iodometri ada dua proses metode titrasi iodometri, Cara langsung
atau Iodimetri Titrasi iodimetri merupakan titrasi redoks yang 4.1.1. Peralatan Penyimpanan Obat Narkotika dan Psikotropika
menggunakan larutan standar I₂ sebagai titran dalam suasana netral Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika di Gudang Farmasi
atau sedikit asam, Cara tidak langsung atau Iodometri merupakan titrasi UPT. Puskesmas Pademawu Kabupaten Pamekasan disimpan di lemari
tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa khusus terpisah dan menempel pada dinding serta memiliki dua pintu
yang mempunyai potensial oksidasi lebih besar dari sistem iodium- dan dua kunci. Terdapat kartu stok obat untuk dokumentasi keluar
iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti masuk obat narkotika dan psikotropika. Lemari khusus narkotika dan
CuSO₄.5H₂O. Pada iodometri, sampel yang bersifat oksidator direduksi psikotropika terbuat dari bahan baja yang kuat, tidak mudah di pindah-
dengan kalium iodida berlebih dan akan menghasilkan iodium yang pindah, tidak mudah terlihat oleh umum, dan mempunyai dua buah
selanjutnya dititrasi dengan larutan baku tiosulfat kunci yang berbeda. Terdapat termometer ruangan untuk mengetahui

2
Wahyuni,dkk JIFA : Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru 01-01 (2020) 0xx–0xx Farmasi klinis

suhu pada ruangan tersebut dan AC yang berfungsi untuk sirkulasi Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 tentang standar pelayanan
udara. kefarmasian di puskesmas yang menyatakan sebagai berikut : Metode
penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan,
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa peralatan penyimpanan obat dan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
narkotika dan psikotropika di Gudang Farmasi UPT. Puskesmas dan disusun secara alfabetis atau abjad dengan menerapkan prinsip
Pademawu Kabupaten Pamekasan mendapatkan persentase sebesar FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out) disertai sistem
75%. Hal ini menunjukkan peralatan penyimpanan obat narkotika dan informasi manajemen. Hal ini disebabkan karena tenaga kefarmasian di
psikotropika sudah baik dikarenakan obat sudah di simpan di lemari Gudang Farmasi UPT. Puskesmas Pademawu Kabupaten Pamekasan
khusus, terbuat dari bahan yang kuat, tidak mudah dipindahkan dan dikerjakan oleh petugas yang bukan di bidangnya seperti, perawat dan
mempunyai dua pintu dan dua kunci yang di kuasai oleh apoteker atau bidan. Penelitian ini sudah dikonfirmasikan dengan Kepala Puskesmas
petugas yang di kuasakan, dan diletakkan di tempat yang aman tidak yang menyatakan bahwa akan mengevaluasi dan memperbaiki masalah
terlihat oleh umum. Dari hasil yang ada sudah memenuhi standar sistem penyimpanan obat narkotika dan psikotropika di Gudang Farmasi
menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 UPT. Puskesmas Pademawu Kabupaten Pamekasan dan merekrut
Tahun 2015 pasal 26 tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan, petugas kefarmasian.
pelaporan dan prekursor farmasi. Dalam penyimpanan obat narkotika
dan psikotropika harus disimpan pada lemari khusus yang memiliki 5. Simpulan dan Saran
syarat sebagai berikut : Kesimpulan

a. Terbuat dari bahan yang kuat. Berdasarkan hasil penelitian di Gudang Farmasi UPT. Puskesmas
b. Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai dua buah kunci yang Pademawu Kabupaten Pamekasan tahun 2022 mengenai sistem
berbeda. penyimpanan obat narkotika dan psikotropika belum sesuai dengan
c. Harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang. standar Peraturan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor 3
d. Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum. Tahun 2015 dan Nomor 74 Tahun 2016. Peralatan penyimpanan obat
e. Kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/ narkotika dan psikotropika mendapatkan persentase sebesar 75%
Apoteker yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan. dengan masalah kartu stok tidak diletakkan bersamaan dengan sediaan
obat narkotika dan psikotropika melainkan digabungkan dengan kartu
Terdapat kartu stok obat untuk setiap jenis obat baik narkotika stok obat bebas lainnya, sedangkan sistem penyusunan penyimpanan
maupun psikotropika untuk mencatat keluar masuk obat secara manual obat narkotika dan psikotropika mendapatkan persentase sebesar
tetapi kartu stok tersebut tidak diletakkan di lemari khusus melainkan 42,9% dengan masalah obat narkotika dan psikotropika tidak diletakkan
digabungkan dengan kartu stok obat bebas lainnya. Hal ini masih belum berdasarkan golongan obat dan jenis sediaan, tidak diletakkan
sesuai dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. berdasarkan alfabetis atau abjad, dan tidak diberi pelabelan (nama obat)
Penulisan kartu stok obat sudah baik karena sudah memuat nama obat, pada rak penyimpanan.
bentuk sediaan, jumlah persediaan, tanggal, sumber penerimaan, jumlah
penyerahan, jumlah yang diterima, nomor bets dan kadaluarsa, serta
paraf. Hal ini sudah sesuai dengan Peraturan BPOM Nomor 4 Tahun
2018 tantang pengawasan pengelolaan obat, bahan obat, narkotika,
psikotrpoika, dan atau prekursor farmasi harus dilengkapi dengan kartu
stok dapat berbentuk kartu stok manual maupun elektronik. Informasi
dalam kartu stok sekurang-kurangnya memuat : Saran
1. Kartu stok obat narkotika dan psikotropika harus diletakkan
a. Nama obat/bahan obat, bentuk sediaan, dan sumber penerimaan. bersamaan dengan sediaan obat narkotika dan psikotropika di
b. Jumlah persediaan. lemari khusus berbeda dengan kartu stok obat bebas lainnya.
c. Tanggal. 2. Obat narkotika dan psikotropika harus diletakkan berdasarkan
d. Jumlah yang diterima. golongan obat dan bentuk sediaan, diletakkan berdasarkan
e. Nomor bets atau kadaluarsa setiap penerimaan atau penyerahan/ alfabetis atau abjad, dan diberi pelabelan (nama obat) pada rak
penggunaan. penyimpanan agar tidak terjadi kesalahan pada obat atau hal-hal
f. Paraf atau identitas petugas yang ditunjuk. yang tidak diinginkan.
3. Merekrut petugas kefarmasian seperti apoteker dan tenaga teknis
4.1.2. Sistem Penyusunan Penyimpanan Obat Narkotika dan kefarmasian agar sistem penyimpanan obat narktoika di Gudang
Psikotropika Farmasi UPT. Puskesmas Pademawu Kabupaten Pamekasan
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sistem penyusunan penyimpanan memnuhi standar Peraturan Menteri Kesehatan Republik
obat narkotika dan psikotropika di Gudang Farmasi UPT. Puskesmas Indonesia.
Pademawu Kabupaten Pamekasan mendapatkan persentase sebesar
42,9%. Hal ini menunjukkan sistem penyusunan penyimpanan obat 6. Ucapan Terimakasih
narkotika dan psikotrpoika masih kurang dikarenakan ada beberapa 1. Seluruh rekan Gudang Farmasi UPT. Puskesmas Pademawu
poin evaluasi yang masih belum sesuai dengan standar Peraturan Kabupaten Pamekasan yang telah membantu dalam penyelesaian
Menteri Kesehatan, seperti tidak menggunakan sistem berdasarkan penelitian ini.
alfabetis atau abjad. Penggolongan obat narkotika dan psikotropika dan 2. Seluruh dosen D3 Farmasi Universitas Islam Madura yang telah
jenis sediaan semua obat dicampur, baik yang tablet maupun sediaan memberi arahan dalam penyelesaian penelitian ini.
injeksi dan juga tidak diberi pelabelan pada obat narkotika dan
psikotropika. Tetapi sistem penyimpanan obat narkotika dan 7. Daftar Pustaka
psikotropika di Gudang Farmasi UPT. Puskesmas Pademawu Kabupaten Badan POM RI. (2018). Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat,
Pamekasan menggunakan metode FIFO (First In First Out) dan FEFO Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor di Fasilitas Pelayanan
(First Expired First Out). Obat yang sudah rusak dan kadaluarsa Kefarmasian. Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia,
dipisahkan dengan obat yang baik agar tidak tercemar oleh partikel- 1–50.
partikel asing yang dapat merusak mutu obat dan mencegah terjadinya Fauziyah W., dan Emylia F. (2021). Evaluasi Sistem Penyimpanan Obat
kesalahan pemberian obat kepada pasien. Psioktropika dan Narkotika Guna Menunjang Kualitas Obat di UPTD
Puskesmas Ciranjang. Jurnal Sosial dan Sains. 1(10):1181-1187.
Sistem penyimpanan obat narkotika dan psikotropika di Gudang Iriani D. (2015). Kejahatan Narkoba. Justitia Islamica. 12(2):306-330.
Farmasi UPT. Puskesmas Pademawu Kabupaten Pamekasan masih Mas’ul K. (2020). Gambaran Penyimpanan dan Distribusi Obat
belum memenuhi standar dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Psikotropika dan Narkotika di RSI PKU Muhammadiyah Tegal. Karya
3
Wahyuni,dkk JIFA : Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru 01-01 (2020) 0xx–0xx Farmasi klinis

Tulis Ilmiah. Program Studi DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama,


Tegal.
Munawaroh M. (2020). Evaluasi Kesesuaian Penyimpanan Obat di
Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Dr. H. Koesnadi Bondowoso.
Skripsi. Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Permenkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesi
Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standart Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit.
Permenkes RI. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan,
dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi.
Permenkes RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 58 tahun 2014 tentang Standart Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit.
Permenkes RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standart Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
Permenkes RI. (2018). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2018 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika.
Permenkes RI. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2019 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
Permenkes RI. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Permenkes RI. (2021). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2021 tentang Penetapan dan Perubahan Golongan
Psikotropika.
Permenkes RI. (2021). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2021 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika.
Sengkoen, A. (2019). Profil Penyimpanan Obat di Puskesmas Maubesi
Kecamatan Insana Tengah Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun
2019. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Farmasi Poloteknik
Kesehatan Kemenkes, Kupang.
Seno, Y. (2018). Sistem Penyimpanan Obat di Gudang Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Umum Daerah Naibonat. Karya Tulis Ilmiah Farmasi.
Program Studi Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes, Kupang.
Wahyuni, A., Aryzki, S., & Yuliana, I. (2019). Evaluasi Penyimpanan
Sediaan Farmasi Di Gudang Puskesmas Se Kota Banjarmasin. Jurnal
Insan Farmasi Indonesia. 2(2):166–174.

Anda mungkin juga menyukai