Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II

“Penetapan Kadar Asetosal/Aspirin/Asam Asetil Salisilat pada Sediaan Tablet


dengan Metode Asidi-Alkalimetri”

Disusun oleh :
Achmad Fairuz Zabadi : 2019.06.02.0.0023

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

UNIVERSITAS ISLAM MADURA

PAMEKASAN

2020
1. Tujuan Praktikum

 Mahasiswa dapat menentukan kadar Asetosal/Aspirin/Asam Asetil Salisilat pada


sediaan tablet dengan Metode Asidi-Alkalimetri

2. Dasar Teori
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang
sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor),
antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Badan POM Indonesia
menyebutkan bahwa obat ini merupakan analgesik antiinflamasi pilihan pertama (Cartika,
2017). Prosedur penetapan kadar asetosal yang tertera dalam Farmakope Indonesia,
menunjukkan bahwa asetosal dapat ditentukan kadarnya dengan metode asidi-alkalimetri.
Metode analisis ini merupakan metode titrasi tidak langsung, yang dilakukan dengan
mereaksikan asetosal dengan larutan baku natrium hidroksida berlebih.

 Pemerian bahan
 NaOH (Kemenkes RI,2020:1224)
Pemerian : Putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pelet kecil,
serpihan atau batang atau bentuk lain. Keras, rapuh dan menunjukkan pecahan
hablur. Jika terpapar di udara, akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol.

 Asam Klorida (Depkes RI, 1979)


Pemerian : cairan; tidak berwarna; berasap; bau merangsang. Jika diencerkan
dengan 2 bagian air, asam dan bau hilang.
Kelarutan : larut dalam air dan dalam etanol (95%)

 Asam Asetil Salisilat (Kemenkes RI,2020:170)


Pemerian : Hablur putih, umumnya seperti jarum atau lempengan tersusun, atau
serbuk hablur putih; tidak berbau atau berbau lemah. Stabil di udara kering; di
dalam udara lembap secara bertahap terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam
asetat.
Kelarutan : Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol; larut dalam
kloroform dan dalam eter; agak sukar larut dalam eter mutlak.

 Fenolftalein (Kemenkes RI,2020:595)


Pemerian : Serbuk hablur; putih atau putih kekuningan lemah; tidak berbau; stabil
di udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam etanol; agak sukar larut
dalam eter.
 Etanol (Kemenkes RI,2020:537)
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna; bau khas dan
menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu
rendah dan mendidih pada suhu 78º, mudah terbakar.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut
organik

3. Alat dan Bahan

 Alat :
1. Erlenmeyer 250 ml
2. Buret 50 ml
3. Labu ukur 500 ml
4. Gelas ukur
5. Gelas kimia 100 ml
6. Neraca analitik
7. Pipet tetes
8. Corong
9. Mortir dan stemper

 Bahan :
1. Sampel tablet asetosal
2. Natrium hidroksida 0,1 N
3. Asam klorida 0,1 N
4. Indikator fenolftalein
5. Etanol 95%
4. Prosedur Kerja

o Preparasi Sampel Obat


1. Diambil 3 biji
2. Digerus hingga halus
3. Diambil sebanyak rata2 (1)

o Penentuan Kadar Asetosal


1. Diambil sebanyak data (1)
2. Dimasukkan dalam beaker glass
3. Ditambah 25 ml NaOH 0,1 N
4. Ditambah 5 ml etanol 95%
5. Dipanaskan kurang lebih 10 menit
6. Didinginkan
7. Diambil 10 ml larutan sampel ke dalam Erlenmeyer
8. Ditambah 3 tetes indikator PP
9. Dititrasi dengan HCl 0,1 N hingga mengalami perubahan warna pink ke oranye
10. Dicatat volume HCl
11. Lakukan duplo

o Blanko NaOH 0,1 N


1. Diambil 25 ml
2. Ditambahkan 5 ml etanol 95%
3. Diambil 10 ml
4. Diambil 3 tetes indikator PP
5. Dititrasi dengan HCl 0,1 N
6. Diamati perubahannya
7. Dicatat volume HCl
5. Data Hasil praktikum

o Berat rata-rata tablet

Tablet ke- Berat tablet (mg)

1 0,24

2 0,22

3 0,23

Rata2 0,23

o Blanko
Setelah dilakukan titrasi pada larutan blanko NaOH, larutan titrat berubah dari
warna merah keunguan menjadi bening membutuhkan 10,20 ml NaOH.

o Penentuan kadar asam salisilat pada sampel

Vol HCl 0,1 Vol HCl 0,1


N yang N yang
NO BE Asetosal Kadar Asetosal
dibutuhkan dibutuhkan
(sampel) (sampel)
1 4,7 ml 90 Kadar asetosal :
= 0,0495 x 100% / 0,23
= 21,5%
10,20
2 4,4 ml 90 Kadar asam salisilat :
= 0,0522 x 100% / 0,23
= 22,7%

Penetapan Kadar Asetosal dalam tablet


Percobaan ke 1 :
Kadar Asetosal (mg/tablet)
Mgrek HCl = Mgrek NaOH (Mgrek asetosal)
(MHCl x VHCl (blanko)) – (MHCl x VHCl (sampel)) = Massa Asetosal / BE Asetosal
MHCl (VHCl (blanko)) – VHCl (sampel)) = Massa Asetosal / BE Asetosal
0,1 (10,2 – 4,7) = m. Asetosal /90
0,1 x 5,5 = m. Asetosal / 90
0,55 x 90 = m. Asetosal
m. Asetosal = 49,5 mg

Percobaan ke 2 :
Kadar Asetosal (mg/tablet)
Mgrek HCl = Mgrek NaOH (Mgrek asetosal)
(MHCl x VHCl (blanko)) – (MHCl x VHCl (sampel)) = Massa Asetosal / BE Asetosal
MHCl (VHCl (blanko)) – VHCl (sampel)) = Massa Asetosal / BE Asetosal
0,1 (10,2 – 4,4) = m. Asetosal /90
0,1 x 5,8 = m. Asetosal / 90
0,58 x 90 = m. Asetosal
m. Asetosal = 52,2 gram
6. Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu menetapkan kadar asetosal dengan metode asidi-alkalimetri,
praktikum kali ini jelas berbeda dari praktikum sebelumnya karena larutan titratnya
menggunakan senyawa yang bersifat asam bukan basa. Pertama adalah menyiapkan alat dan
bahan yang diperlukan dengan mencucinya lalu dikeringkan. Kemudian melakukan prosedur
yang pertama yaitu menimbang tablet lalu dihitung rata-rata dari ketiga tablet tersebut kemudian
digerus lalu diambil sebanyak rata-rata, selanjutnya adalah masukkan sampel obat ke dalam
beaker glass kemudian ditambah NaOH, dan etanol 95%, kemudian panaskan selama kurang
lebih 10 menit, lalu diamkan hingga dingin. Setelah dingin larutan diambil sesuai intruksi dan
ditambahkan indikator, kemudian dititrasi dengan menggunakan larutan HCl 0,1 N dengan dua
kali pengulangan untuk mendapatkan hasil yang akurat. Selanjutnya adalah melangkah pada
prosedur kerja yang kedua yaitu pengecekan blanko berupa larutan NaOH tanpa sampel yang
dititrasi dengan HCl 0,1 N juga. Setelah dilakukan langkah-langkah tersebut, dilakukan
perhitungan dan didapatkan hasil kadar asam asetilsalisilat atau asetosal sebanyak 21,5% sampai
22,7 % per tabletnya.

7. Kesimpulan

a. Hasil pengecekan blanko adalah positif karena setelah dititrasi berubah menjadi
warna bening
b. Hasil dari penentuan kadar asam asetilsalisilat adalah sebanyak 21,5% sampai
22,7 %
8. Daftar Pustaka

Anonim, 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
Anonim, 2020. Farmakope Indonesia edisi VI. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Cartika, Harpolia. 2017. Kimia Farmasi II. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
Dokumentasi :

Anda mungkin juga menyukai