Anda di halaman 1dari 24

TUGAS

ANALISIS FARMASI II

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF VITAMIN YANG


LARUK LEMAK DAN VITAMIN YANG LARUT PADA AIR

DISUSUN OLEH:

NAMA : ANDI SEPTHIAN JAYA PRIBADI

NIM : 514 17 011 110

KELAS : KONVERSI E

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PANCASAKTI

MAKASSAR

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karuniah-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan
harapan. Berbagai kesulitan dan hambatan dialami dalam penulisan makalah ini,
namun atas dorongan dan kemauan yang keras terutama adanya bantuan dari
berbagai pihak sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan pada waktunya.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekeliruan dan kesalahan yang disebabkan oleh keterbatasan dari segi pengetahuan,
tenaga maupun materi. Oleh karena itu, pendapat, saran dan kritik sangat
diharapkan dari semua pihak demi kesempurnaan Makalah ini.

Makassar, 13 Juli 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i

DAFTAR ISI ……………………..………………………..………………..…….ii

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang …………. ………………………………………………..1


B. Rumusan Masalah ……………..……….………………………………..2
C. Tujuan………….…………………………………………………………2

BAB II. PEMBAHASAN………..……… ……..…………………………….... 3

A. Macam-macam Vitamin………….. ………………………………….…...3


B. Fungsi Vitamin………………………..…………………………………..3

BAB III. METODE ANALISIS…………………… …………….…………... ..5

A. Analisis Vitamin…… ……………………………………………….........5

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vitamin merupakan zat organik yang umumnya tidak dapat dibentuk dalam

tubuh. Vitamin berperan sebagai katalisator organik, mengatur proses metabolisme

dan fungsi normal tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan, dan makhluk hidup

lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat

menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita (Khotimah,

2017).

Secara umum pengertian vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang

sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk membantu pengaturan

atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup

lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup . Walaupun vitamin memiliki

banyak jenis akan tetapi secara umum vitamin bekerja dengan cara menggalakkan

reaksi kimia tertentu dalam suatu prosesmetabolisme. Jika kekurangan vitamin

dapat memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.

Ada dua golongan vitamin, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan

vitamin yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A,

D, E, dan K. sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah B (thiamin, riboflavin,

niacin, piridoksin, asam pantothenat, biotin, sianokobalamin, choline, inositol) dan


vitamin C. Kedua golongan vitamin ini mempunyai sifat umum yang berbeda-

beda. Ada beberapa senyawa yang berhubungan dengan vitamin, yaitu antivitamin,

yang kerjanya dapat merusak struktur vitamin, dan antagonis vitamin, yang

kerjanya dapat dapat berkompetisi dengan vitamin (Proverawati, 2011).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari makalah ini

yaitu:

1. Bagaimanakah metode analisis kualitatif dan kuantitatif dari vitamin yang larut

dalam lemak dan vitamin yang laut dalam air?

C. Tujuan

Untuk mengetahui dan memahami metode analisis kualitatif dan kuantitatif

dari vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang laut dalam air.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Macam-macam Vitamin

Vitamin dibedakan menjadi 2 bila dilihat dari kelarutannya dalam air.

Pertama yaitu vitamin larut dalam air dan vitamin tidak larut dalam air (larut

dalam lemak) (Khotimah, 2017).

1. Vitamin yang larut dalam ait

Terdiri dari: Vitamin B (B1, B2, B3, B5, B12) dan Vitamin C

2. Vitamin yang tidak larut dalam ait

Terdiri dari: Vitamin A, D, E, dan K

B. Fungsi Vitamin

Pada setiap vitamin memiliki fungsi yang berbeda-beda ditubuh manusia,

fungsi dari masing-masing vitamin diantaranya:

1. Vitamin A ( Akseroptol )

Fungsi utama dari vitamin A adalah penglihatan (vision), diferensiasi

sel-sel epitel, pertumbuhan, dan reproduksi.

2. Vitamin B

Vitamin B berperan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan

bayi, selera makan, pencernaan, menjaga tisu mata, dan membantu

proses metabolism.
3. Vitamin C ( Asam Askorbat )

Fungsi dari vitamin C diantaranya adalha membantu mempercepat

penyembuahn luka, menjaga istem kekebalan tubuh, menyerap zat besi,

membentuk tulang dan gigi.

4. Vitamin D ( Kalsiferol )

Vitamin ini beperan pada pertumbuhan normal, meningkatkan parasit

(gram acid sitric) dalm darah dan mengalakkan penyerapan kalsium

dalam usus, menjaga kesehatan tulang dan gigi.

5. Vitamin E ( Toko Ferol )

Vitamin ini sangat penting untuk memepertahankan fungsi saraf otot,

melindungi struktur normal mengalakkan metabolism, mengekalkan

struktur paru-paru, hati, dan membrane sel darah merah.

6. Vitamin K ( Menadion )

Vitamin K baik bagi pasien yang baru menjalani proses pembedahan.

Vitamin ini membantu struktur tubuh baru dan menyembuhka jahitan.


BAB III

METODE ANALISIS

A. Analisis Vitamin

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menganalisis vitamin, yaitu

dengan cara kualitatif dan kuantitatif. Berikut adalah beberapa metode yang

dapat digunakan untuk menganalisis vitamin, meliputi:

1. Analisis Vitamin Larut Lemak

a. Vitamin A (Retinol)

 Uji Kualitatif

Uji Identifikasi Vitamin A dengan Pereaksi Carr-Price

Prinsip :

Berdasarkan penambahan kloroform dan asam asetat

anhidrid. Selanjutnya dibubuhkan seujung sendok kristal SbCl3 ke

dalamnya sehingga terbentuk warna biru yang akan berubah menjadi

merah coklat berarti positif vitamin A.

.Cara Analisis :

a.Disiapkan alat dan bahan

b. Dimasukkan 5 tetes minyak ikan ke dalam tabung reaksi.

c. Ditambahkan 10 tetes kloroform, kemudian Homogenkan dengan

baik
d. Ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrit

e. Selanjutnya, dibubuhkan seujung sendok Kristal Sbcl3 ke dalamnya

f. Perhatikan perubahan warna

g. Jika terbentuk warna biru yang akan berubah menjadi merah coklat

berarti vitamin A positif.

 Uji Kuantitatif

Uji Identifikasi Vitamin A dengan Metode Kromatografi (HPLC)

Preparasi sampel:

Dimasukkan sebanyak 40 mL sampel (makanan formula atau

susu cair) ke dalam tabung digesti 100 ml, tambahkan 10 ml etanolik

pirogallol (2% pirogallol dalam 95% etanol) dan sabunkan dengan

etanolik KOH (10% KOH dalam 90% etanol) pada suhu ruang

selama 18 jam.

Ekstraksi:

Pipet 3 ml sampel yang telah terdigesti ke dalam tabung

sentrifus 15 ml dan tambahkan 2 ml air. Ekstrak dengan 7 ml heksan-

dietileter (85:15). Ulangi ekstraksi sebanyak dua kali. Masukkan

sampel terekstrak ke dalam tabung volumetrik 25 ml. Tambahkan 1

ml heksadekan (heksadekan (1) + hexan (100)) dan diencerkan

sampai 25 ml dengan heksan. Pipet 15 ml ekstrak yang sudah


diencerkan ke dalam tabung sentrifus dan uapkan dengan nitrogen.

Larutkan residu dalam 0,5 ml heptan.

b. Vitamin D (Kalsiferol)

 Uji Kualitatif

Prinsip:

Berdasarkan penambahan larutan H2O2 5% dihomogenkan

kemudian dipanaskan lalu didinginkan. Selanjutnya dilakukan uji

dengan pereaksi Carr-price. Amati perubahan warna jika berwanra

jingga kuning berarti positif vitamin D.

Cara Kerja:

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Dimasukkan masing-masing 10 tetes minyak ikan ke dalam 2

tabung reaksi

c. Ditambahkan 10 tetes larutan H2O2 5%

d. Dikocok campuran kira-kira 1 menit.

e. Dipanaskan di atas api kecil perlahan-lahan sampai tidak ada

gelembung-gelembung gas yang keluar. Usahakan jangan sampai

mendidih.

f. Dinginkan tabung dibawah air kran.

g. Dilakukan uji dengan uji pereaksi Carr-Price


h. Amati perubahan warna yang terjadi. Adanya warna jingga kuning

berarti positif vitamin D.

 Uji Kualitatif

Prinsip

Analisis vitamin D pada umumnya menggunakan analisis Bioassay

(analisis menggunakan hewan percobaan atau manusia), dimana

analisis kadarnya menggunakan spektrofotometer pada panjang

gelombang 550 nm. Perhitungan kadarnya menggunakan kurva

standar.

Cara Kerja:

Metode utama analisis kadar vitamin D adalah secara bioassay.

Karena ada perbedaan nilai antirachitis vitamin D dari berbagai

sumbernya.

1. Preparasi sampel & Persiapan alat dan bahan

2. Periode deplesi (penghabisan) : pemberian diet Rachitogenic

selama 18-25 hari. Tikus yang digunakan berumur ≤ 30 hari

dengan berat badan ≥ 44 g tetapi ≤ 60 g

3. Pengujian : mulai hari terakhir deplesi sampai 8 atau 11 hari

setelah deplesi. Selama pengujian, tikus terdeplesi diberi vitamin

D dengan jumlah diketahui (standard) dan tidak diketahui

(sampel).
4. Jumlah vitamin dalam sampel ditentukan dari warna tulang tibia

(tulang kering) proximal paling akhir atau tulang radius atau ulna

distal paling akhir.

5. Dimasukkan 2 ml larutan yang diuji dalam tabung spektrometer

dan ditambah 4 ml larutan jenuh Antimoni-trikhlorida dalam

khloroform bebas air

6. Ditunggu 10-15 menit dan serapannya dibaca pada 500 nm

7. Kadar vitamin D dapat dihitung dengan persamaan kurva standar .

c. Vitamin E (Tokoferol)

 Uji Kuantitatif

Metode Kromatografi (HPLC)

Margarin dan minyak nabati

 Tambahkan 40 ml heksan (0,1% BHT) ke dalam 10 g sampel

dan homogenkan. Tambahkan 3 g MgSO4 dan campur,

biarkan 2 jam. Saringlah dan encerkan sampai volume

dengan heksan. Injeksi 20 l.

 Uji Kualitatif

Lebih kurang 250 mg tokoferol asetat yang ditimbang

seksama, dimasukkan kedalam labu coklat kuning dasar bulat 100

ml. dan dilarutkan dalam 25 ml etanol mutlak. Larutan

ditambahkan20 ml larutan asam sulfat 15% v/v dalam etanol 95%,


lalu direfluks selama 3 jam dan didinginkan. Larutan dipindahkan

kedalam labu takar coklat kuning 200 ml dan diencerkan dengan

etanol mutlak secukupnya hingga 200 ml. sebanyak 50,0 ml larutan

yang diukur secara seksama ditambbahkan 50 ml larutan asam sulfat

1,5% v/v dalam etanol 95% dan 20 ml air. Sambil dicampur baik

baik, larutan dititrasi dengan serium(IV) SULFAT 0,01 N

menggunakan indicator 2 tetes difenilamin. Titrasi dilakukan

terlindung dari cahaya langsung, sebaiknya ditempat gelap, dengan

tetesan diatur tiap 10 detik .dilakukan juga titrasi blanko, tiap ml

serium (IV) SULFAT 0,01 N setara dengan 2,3638 mg tokoferol

asetat.

d . Vtamin K (Menadion)

 Uji Kuantitatif

Cara Analisis:

Ekstraksi vitamin K diawali dengan penimbangan sampel

(contoh; keong macan, kerang salju, atau kerang tahu) sebanyak 2-5

gr yang mengandung sekitar 40 mikrogram vitamin B12 dimasukkan

ke dalam tabung reaksi tertutup. Bufer asetat sebanyak 20 ml dan 0,2

ml larutan kalium-sianida ditambahkan pada tabung reaksi. Tabung

dimasukkan ke dalam penangas air mendidih selama 30 menit, lalu

didinginkan dan diencerkan sampai 50 ml dengan air suling dan


disaring dengan kertas whatman 42. Homogenisasi selama 5 menit

dengan ultrasonic dan didiamkan pada suhu ruang sampai dingin.

Penambahan 25 ml metanol dan ditepatkan sampai volume 50 ml

dengan asam asetat 2 %. Sampel disentrifuse pada 4000 rpm selama

30 menit. Supernatan dipisahkan untuk disuntikkan ke HPLC, dengan

kondisi HPLC sebagai berikut :

Fase gerak : H2O pH 2

Kolom : C18

Kecepatan aliran : 0,5 ml/menit

Pompa : 515 HPLC pump

Injector : Cecil 1100 series

Program : Isokratik

Detektor : UV visible

Panjang gelombang : 280 nm

Sensitivitas : 0,01 AUFS

Suhu : kamar

Tekanan : 6000 psi

 Uji Kuantitatif

Penggunaan KCKT analisis vitamin k dalam makanan

Larutkan 10 g sampel kedalam natrium sulfat 5% yang

mengandung EDTA 1 M. masukkan dalam catriridge SPE C18, cuci


dengan 10 ml air lalu dengan alcohol 10% dalam air, elusi vitamin K

dengan 10 ml air

2. Vitamin Yang Larut Pada Air

a. Vitamin C (Asam Askorbat)

 Uji Kualitatif

Prinsip

Berdasarkan penambahan pereaksi benedict akan

menghasilkan warna hijau kekuningan sampai merah bata yang

menandakan reaksi positif (+) mengandung vitamin C.

Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dimasukkan kedalam tabung reaksi 5 tetes larutan benedict

3. Dipanaskan di atas api kecil sampai mendidh selama 2 menit

4. Perhatikan adanya endapan yang terbentuk. Warna hijau

kekuningan sampai merah bata menandakan vitamin C positif.

 Uji Kuantitatif

Prinsip

Prinsip yang digunakan dalam analisis vitamin C adalah

dengan oksidasi analat oleh I2 sehingga I-tereduksi menjadi ion

iodida kemudian ditambahkan C2 dan C3 dengan indikator amilum.

Akhir titrasi ditandai dengan warna biru (iod-amilum).


Cara Kerja

Sebanyak 5 mL vitamin C ditambahkan 25 mL aquades

kemudian ditambahkan 2 mL larutan Pati 1 %. Setelah itu dititrasi

dengan larutan iodin standar 0,01 N. Akhir titrasi terbentuk warna biru

yang tetap. Titrasi harus dikerjakan cepat karena pada senyawa lain

seperti glutathion dan sistein akan teroksidasi perlahan-lahan oleh

larutan iodin dan menghasilkan hasil yang tidak akurat (error).

b. Vitamin B1 (Thiamin)

 Uji Kualitatif

Cara Kerja

1. Masukkan 10 tetes larutan yang diuji (misalnya thiamin 1%) ke

dalam tabung reaksi

2. Tambahkan 10 tetes larutan Pb-asetat 10% dan 1 mL NaOH 6 N

3. Campurlah dengan baik, perhatikan warna kuning yang terjadi

4 .Lalu panaskan dan amati perubahan yang terjadi (Jika timbul

endapan warna coklat-hitam yang menandakan positif

mengandung Vitamin B1)

 Uji Kuantitatif

Prosedur penetapan kadar vitamin B1 secara argentometri:

Lebih kurang 100 mg tiamin hidroklorida yang ditimbang secara

seksama dilarutkan dalam 20 mL air. Larutan diasamkan dengan


asam nitrat encer dan ditambah 10 mL perak nitrat 0,1 N. Endapan

yang terjadi disaring dan dicuci dengan air sampai tidak mengandung

klorida. Filtrat selanjutnya dititrasi dengan larutan baku ammonium

tiosianat 0,1 N menggunakan indikator besi (III) amonium sulfat.

Tiap mL perak nitra 0,1 N setara dengan 16,86 mg tiamin

hidorklorida.Berat ekivalen (BE) tiamin hidroklorida pada

penetapan secara argentometri adalah setengah dari berat molekulnya

(BM/2). Ini disebabkan karena tiap 1 mol tiamin hidroklorida (yang

mengandung 2 Cl-) bereaksi dengan 2 mol AgNO3.

c. Vitamin B2 (Riboflavin)

 Uji Kuantitatif

Prosedur penetapan kadar riboflavin tunggal secara spektrofotometri :

Sekitar 100 mg riboflavin yang ditimbang seksama dilarutkan

dengan pemanasan dalam campuran 2 mL asam asetat glacial dan 150

mL air. Larutan selanjutnya diencerkan dengan air, didinginkan,

ditambah air secukupnya hingga 1000 mL. pada 10,0 mL larutan

ditambah 3,5 mL natrium asetat 0,1 M kemudian ditambah air

secukupnya hingga 100 mL. kadarnya dihitung dengan menggunakan

riboflavin baku sebagai pembanding.


 Uji Kuantitatif

Metode spektrofluorometri:

Cara penetapan langsung dapat digunakan terhadap campuran

yang bebas dari senyawa berwarna yang mengganggu atau senyawa

pengganggu lain yang mengandung riboflavin lebih besar dari 0,1 %.

Cara penetapan langsung dapat digunakan terhadap campuran

yang tidak mengandung senyawa berfluorosensi atau senyawa

berwarna yang larut dalam air atau dalam asam encer. Pengukuran

harus dilakukan secepat mungkin karena riboflavin terurai oleh sinar

ultraviolet.

d. Vitamin B3 ( Niasin)

 Uji Kuantitatif

Metode Spektrofotometer :

Preparasi Sampel, Timbang sampel (kira-kira mengandung 0,1

mg niasin) dan tambahkan NH2SO4, autoklaf selama 1 jam dan

dinginkan. Atur pH sampai 6,8 dan encerkan sampai volume

konsentrasi 0,1 g niasin/mL. campur dan saring. Preparasi tabung

pengujian, Pengulangan sedikitnya menggunakan 0,5, 1,0, 2,0,

3,0,4,0 dan 5,0 mL sampel kemudian tambahkan air sampai

mencapai 5 mL. tambahkan 5 mL Difco Basal medium untuk niasin

ke dalam masing-masing tabung, autoklaf selama 10 menit pada suhu


1210C dan dinginkan. Preparasi standar Sama dengan preparasi

pengujian Standar = larutan yang mengandung 0,1 μL/mL niasin

Inokulasi dan inkubasi (37oC, 16-18 jam) Tambahkan 1 tetes

inokulum ke masing-masing tabung, tutup tabung dan inkubasi pada

suhu 37oC selama 16-18 jam sampai kekeruhan maksimum pada

tabung dengan konsentrasi niasin paling tinggi. Pengukuran

Absorbansi diukur pada panjang gelombang 540-660 nm.

 Uji Kualitatif
e. Vitamin B6

 Uji Kualitatif

Metode kolorimetri
Metode ini didasarkan pada reaksi fenol dengan 2,6-dikloro-p-
benzokuin-4-kloromina dengan menghasilkan warna biru yang dapat
disari dengan pelarut organik. Reaksi ini merupakan reaksi umum
untuk senyawa fenol berkedudukan para terhadap gugus hidroksil
fenol tidak tersubsitusi.
 Uji Kuantitatif
Metode kromatografi
Kromatofrafi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan detector
fluorometri telah digunakan secara luas untuk analisis kuantitatif
vitamin B6 dalam ayam dan bahan makanan lainnya

f. Vitamin B7 (Biotin)
 Uji Kuantitatif
Metode Spektrometri
Larutan biotin dalam pH 4,0 menunjukkan absorbs maksimum

(λ maks) pada 444 nm. Cara ini digunakan untuk menetapkan

kemurnian biotin atau untuk penetapan biotin dilakukan dengan cara

terlindung dari cahaya.

 Uji Kualitatif
g. Vitamin B9 (Asam Folat)

 Uji Kuantitatif

Cara kerja

Diinjeksikan 20μL larutan standar dan larutan sampel ke

dalam sistem HPLC (High Performance Liquid Chromatography)

 Uji Kualitatif
h. Vitamin B12 ( Sianokobalamin)

 Uji Kuantitatif

Metode kromatografi
Metode KCKT telah sukses digunakan untuk pemisahan dan
analisis kuantitatif vitamin B1, B2, dan campuran-campurannya dalam
bebagai macam bahan makanan. Berbagai macam isomer vitamin B12
(sianokobalamin) yang ada dalam berbagai macam susu juga telah
dipisahkan dengan menggunakan metode KCKT fase terbalik.
 Uji Kualitatif
Secara spekrofotometri:
Lebih kurang 2 mg sianokobalamin yang ditimbang saksama,
dilarutkan dalam akuades secukupnya dan diencerkan hingga 50,0
mL. Larutan diukur absorbansinya dengan kuvet 1 cm pada panjang
gelombang 361 nm. Harga E1cm1% pada 361 nm adalah 207
DAFTAR PUSTAKA

Robi.2014.Macam MacamManfaatdaFungsi Vitamin.

deMan, John M. 1997. Kimia Makanan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Muchtadi, Deddy. 2009. Pengantar Ilmu Gizi. Bandung: Alfabeta.

Pratiwi, Sri Maryati, dkk.. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Proverawati, Atikah dan Erna Kusumawati. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi
Kesehatan. Yogyakarta:

Nuha Medika. Sirajuddin, Saifuddin. 2012. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar:


Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai