KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengertian Buah
Buah adalah bagian dari tanaman yang merupakan elemen penting
yang dapat menghasilkan sumber nutrisi sangat baik yang dibutuhkan
oleh tubuh manusia.buah-buahan dikonsumsi lebih aman dan sehat
tanpa efek samping yang berbahaya bagi tubuh manusia. Kandungan
nutrisi dalam buah lebih banyak serat, vitamin, dan mineral yang
bermanfaat bagi tubuh kita sehingga penggunaan bahan-bahan herbal
dipercaya mampu menjadah alternatif pengobatan tubuh secara medis
dengan biaya yang terjangkau karena bahannya mudah ditemui disekitar
kita.Mengunyah makanan berserat dan berair seperti buah semangka
dan buah jambu air dapat membersihkan plak pada permukaan gigi dan
melindungi dari karies (Komarayanti, 2017).
2. Jambu Air
a. Definisi Buah Jambu Air
Jambu air berasal dari daerah Indo Cina dan Indonesia,
tersebar keMalaysia dan Pulau-Pulau di Pasifik. Selama ini masih
terkonsentrasi sebagai tanaman pekarangan untuk konsumsi
keluarga. Buah Jambu air tidak hanya sekedar manis menyegarkan,
tetapi memilik keragaman dalam penampilan. Jambu air
dikategorikan sebagai salah satu jenis buah-buahan potensial yang
belum banyak disentuh pembudidayannya untuk tujuan komersial.
Jambu air (Syzygium samarangense) adalah tumbuhan
dalam suku jambu-jambuan atau Myrtaceae yang berasal dari
Indonesia dan Malaysia. Jambu air ini memang memiliki
kandungan air yang melimpah di setiap buahnya. Hal ini yang
menjadikan begitu nikmat dan segar saat disantap. Banyak yang
menjadikannya buah pelepas dahaga oleh karena efeknya yang
memang membuat tubuh lebih fresh. Selain kandungan air yang
melimpah, buah dengan warna cerah yang satu ini juga
7
8
Ash 0,4 g
Kalsium 8 mg
Niacin 0,6 mg
Riboflavin 0,03 mg
panas, dan sebagai pelembut kulit. Bagian buah secara empiris juga
dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk menurunkan tekanan darah
tinggi, menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah kanker,
memperlancar pencernaan, peluruh lemak, obat batuk, peluruh air
kencing dan radang usus. Belimbing berkhasiat untuk menekan
tekanan darah tinggi karena buah ini mengandung kalium yang
tinggi dan natrium yang rendah (Intan,2010).
4. Mekanisme Self-Cleansing
Self cleansing adalah pembersihan secara alami pada gigi terhadap
sisa-sisa makanan yang tertinggal di dalam mulut. Tindakan yang dapat
dilakukan untuk memelihara kebersihan gigi dan mulut adalah
dengan menyikat gigi dan memakan makanan yang mengandung
serat dan air, karena makanan tersebut mempunyai kemampuan
sebagai pembersih alami (self-cleansing) pada gigi yang dapat
membersihkan permukaan gigi dengan menstimulasi aliran saliva
(Prasetyowati, dkk, 2014).
Proses pengunyahan akan merangsang produksi saliva, dapat
mendorong sekresi ludah, dan secara fisiologis dapat melakukan self
cleansing dalam rongga mulut membantu membilas gigi dari partikel –
partikel makanan yang melekat pada gigi, juga melarutkan komponen
gula dari sisa makanan yang terperangkap dalam sela pit dan fissure
sehingga dapat mempengaruhi indeks debris seseorang (Purnomowati
dan Arianto, 2016).
5. Debris Indeks (DI)
a. Pengertian Debris Indeks (DI)
Debris adalah material lunak yang terdapat pada permukaan
gigi, terdiri dari lapisan biofilm, material alba, dan sisa makanan
sisa-sisa makanan yang terdapat di sekitargigi (Tumembow, dkk,
2018). Kebanyakan debris makanan akan segera mengalami
liquifikasi oleh enzim bakteri dan bersih 5-30 menit setelah makan,
tetapi ada kemungkinan sebagian masih tertinggal pada permukaan
gigi dan membran mukosa. Aliran saliva, aksi mekanisme lidah, pipi,
12
dan bibir serta bentuk dan susunan gigi dan rahang akan
mempengaruhi kecepatan pembersihan sisa makanan. Pembersihan
ini dipercepat oleh proses pengunyahan dan viskositas ludah yang
rendah (Basuni, dkk, 2014).
Indeks merupakan angka yang menyatakan keadaan klinis
yang didapatkan pada waktu dilakukan pemeriksaan, dengan cara
mengukur luas dari permukaan gigi yang ditutupi oleh plak maupun
kalkulus, dengan demikian angka yang diperoleh berdasarkan
penilaian yang objektif (Prasetyowati dan Wahyuni, 2016). Debris
indeks adalah nilai atau skor dari endapan lunak yang menempel
pada permukaan gigi penentu (Mandalika, dkk, 2014).
d. Kriteria penilaian
Untuk mengetahui nilai debris indeks ada beberapa
kriteria yang telah ditentukan yang perlu diperhatikan untuk
memperoleh keseragaman penilaian yaitu: (Basuni, dkk, 2014).
Tabel 2.4 Kriteria Penilaian
No Kriteria Nilai
1. Pada permukaan gigi terlihat, tidak ada
debris lunak dan tidak ada pewarnaan 0
ekstrinsik
2. a. Pada permukaan gigi terlihat, tidak
ada debris lunak, yang menutupi 1/3
atau kurang dari 1/3 permukaan
gingival/gusi (dari servikal).
1
b. Pada permukaan gigi terlihat, tidak ada
debrislunak tetapi ada pewarnaan
enstrinsik yang menutupi sebagian atau
seluruh dari permukaan gigi.
3. Pada permukaan gigi terlihat, ada debris
lunak menutupi lebih dari 1/3 tetapi kurang 2
dari 2/3 permukaan gigi dari tepi gingiva/gusi
4. Pada permukaan gigi terlihat ada debris
yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan 3
gigi dari tepi gusi.
e. Skor penilaian
Menurut Greene dan Vermillion (Basuni, dkk, 2014)
ketentuan untuk penilaian skordebris adalah sebagai berikut :
1) Baik, apabila nilai berada diantara 0,0-0,6
2) Sedang, apabila nilai berada diantara 0,7-1,8
3) Buruk, apabila nilai berada diantara 1,9-3,0
15
B. Kerangka Konsep
Variable Pengaruh Variable Terpengaruh
Mengkonsumsi buah jambu air
Mekanisme Self-
Mengkonsumsi buah belimbing cleansing
manis
1. Mengunyah : 2 sisi
rahang 1. Keadaan
2. Frekuensi : 32 kali saliva
mengunyah 2. Pola makan
3. Ukuran Buah : 40 gram 3. Struktur gigi
Keterangan :
= variabel Diteliti
= Variabel Tidak Diteliti
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan variabel yang ada, dapat di hasilkan pertanyaan sebagai berikut:
“Bagaimana Efektivitas Mengkonsumsi Buah Jambu Air dan Belimbing
Manis Terhadap Mekanisme Self-cleansing di SDN II Donorojo Demak?”