Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 7

 Lutfan Parwitto Adi (M3517023)


 Nur Nira Hanifah (M3517031)
 Rosanno Adhi P (M3517042)
 Ridha Estuningtyas (M3517039)
 Shintya Nur Widiarti (M3517047)
 Sonia Karunia Ningrum (M3517049)
 
DRACUNCULIASIS
(INFEKSI NEMATODA JARINGAN)
DAN
PENYAKIT KECACINGAN HYMENOLEPIS NANA
KASUS
 Penyakit Dracunculiasis dan Hymenolepis Nana.
 Daur hidup Dracunculus medinensis dan Hymenolepis
Nana
 Pola penyebaran dan infeksi oleh cacing Dracunculus
medinensis dan Hymenolepis Nana
 Gejala yang ditunjukkan oleh penderita Dracunculiasi
dan Hymenolepis Nana
 Teknik diagnosa penyakit inveksi oleh cacing
Dracunculus medinensi dan Hymenolepis Nana
 Pengobatan untuk Dracunculiasis dan Hymenolepis Nana
 Pencegahan Dracunculiasis dan Hymenolepis Nana
Drancunculiasis
 Infeksi yang disebabkan oleh cacing gelang
Dranculus medinensis.
 Cacing berbentuk silindris dan memanjang seperti
benang. Permukaan tubuh berwarna putih susu
dengan kutikula yang halus. Ujung anterior
berbentuk bulat tumpul sedangkan ujung posterior
melengkung membentuk kait.Memiliki mulut yang
kecil dan ujung anteriornya dikelilingi paling
sedikit 10papila
 Cacing betina dewasa, termasuk nematoda
terpanjang, memiliki ukuran panjang mencapai 120
cm dan lebar hanya 1-2 mm. Bersifat viviparous
dan memiliki dua pasang organ genital
Daur Hidup
Pola Penyebaran
 Banyak ditemukan
didaerah Afrika
karena sumber air
yang tidak aman
dan memadai
Gejala
 Gejala-gejala mulai muncul setelah cacing betina gravid mulai
bermigrasi ke kulit.Reaksi alergi yang luas dapat terjadi karena
toksin, mirip histamin, yang dilepaskan oleh cacing ke dalam
tubuh penderita. Proses ini timbul beberapa jam sebelum
perkembangan lesi pada kulit. Gejala-gejala yang muncul
antara lain :
1.Demam
2.Eritema
3.Urtikaria
4.Nausea
5.Muntah
6.Diare
7.Dispnoe
Teknik Diagnosa Penyakit
Diagnosis adalah jelas ketika cacing dewasa tampak pada lepuhan. Sinar X
dapat dilakukan untuk menentukan klasifikasi cacing
 
 Diagnosa pasti biasanya dibuat berdasarkan
1.Ditemukannya cacing dewasa, baik dengan
penyinaran cahaya maupun saat ujung
anterior cacing betina gravid sampai pada
permukaankulit.
2.Ditemukannya larva pada cairan vesikula
yang diperiksa secaramikroskopik.
3.Ditemukannya klasifikasi pada jaringan
subcutan pada pemeriksaan radiologis
4.Tes intradermal dengan cara
menyuntikkan antigencacing.
5.Eosinofilia pada pemeriksaan darah rutin.
 
Pengobatan
 Medis
Pilihan pertama dalam pengobatan Dracunculiasis
adalah Niridazole (Ambilhar).Obat ini sangat
efektif dan diberikan secara oral dengan dosis 25
mg/bb/hari
 Obat alternatif lain adalah :
1.Metronidazole, diberikan dengan dosis 3x250 mg
pada dewasa dan 25 mg/bb .
2.Thiabendazole 50 mg/bb/hari selama 2 hari.
Obat ini memiliki efek samping yang lebih minimal
daripadaMetronidazole.
Pengobatan
 Tradisional
Cacing betina diambil paksa dengan
cara dilinting pelan-pelan. Melintingnya
harus pelan. Sebab cacing tidak boleh
putus. Kalau putus, maka cacingnya
akan mati di dalam jaringan subkutan
(bawah kulit) dan akan timbul ulkus
(kerusakan) yang lebih luas lagi, cacing
yang mati akan membusuk
Pencegahan
Tindakan pencegahan dapat
dilakukan dengan (Hopkins,
1983) :
1. Penyaringan air minum
melalui kain katun tipis
2.Merebus air hingga mendidih
sebelum digunakan
3. Meminum air berklorin
membantu
mencegah dracunculiasis
Hymenolepis Nana
 Hymenolepiasis merupakan penyakit zoonosis yang
disebabkan oleh dua spesies cacing pita kerdil atau
dwarf tapeworm dari genus Hymenolepis yang
menginfeksi manusia yaitu Hymenolepis nana dan
Hymenolepis diminuta.
 Hymenolepis nana yang merupakan cacing pita yang
sangat pendek dengan ukuran panjang 25 – 40 mm
dan lebar 0,1 - 0,5 mm
Daur Hidup
 Cacing ini di dalam siklus hidupnya tidak memerlukan
hospes perantara, kecuali Hymenolepis nana var. fraterna
yang hospes alamiahnya adalah tikus dan menggunakan
flea serta kumbang sebagai hospes perantaranya
 Hymenolepis nana akan pecah didalam usus penderita
dan mengeluarkan telur yang segera menjadi infektif bila
dikeluarkan bersama feses penderita. Manusia tertular
jika memakan telur cacing ini. Di dalam usus halus, telur
akan menetas menjadi oncospher dan menembus villi
usus halus kemudian menjadi larva cysticercoid dan
apabila sudah dewasa akan kembali ke lumen usus
penderita
Daur hidup
 Infeksi terjadi diawali dengan tertelannya telur H. nana
yang ada di kotoran manusia atau hewan (tikus) yang
mencemari makanan atau air minum. Telur yang
keluar bersama tinja langsung berifat infektif
 Penularan secara langsung terjadi melalui jari yang
tercemar telur cacing (auto infeksi atau dari orang ke
orang). Dapat juga terjadi dikarenakan manusia
menelan serangga yaitu berbagai jenis kumbang seperti
kumbang beras (Sitophilus oryzae) atau kumbang
tepung (Gnatocerus cornutus) yang mengandung y. Z!
 …..
 Kl,kkkzzcysticercoid di tubuh kumbahome boyng
Gejala
 Gejala yang dirasakan bagi penderita infeksi
berat :
1.sakit kepala
2.Pusing
3.anoreksi
4.nyeri perut yang disertai diare atau tidak
5.Mual
6. muntah
7.kehilangan berat badan
Teknik Diagnosa Penyakit
 Diagnosis ditegakkan dengan menemukan
telur H. nana dalam sampel tinja penderita
 Identifikasi dilakukan pada tinja yang segar
atau yang diawetkan dengan formalin karena
telur akan lebih terlihat
Pengobatan
 Sebagai obat pilihan dapat diberikan
Niclosamide
 Obat lain yaitu Praziquantel peroral dengan
dosis tunggal 15 mg/kg barat badan diberikan
setelah makan pagi
Pencegahan
 meningkatkan kebersihan lingkungan
 kebersihan perorangan terutama pada
keluarga besar
 meningkatkan kesadaran dan higienes pada
anak-anak,
 mengobati penderita sehingga tidak menjadi
sumber penularan
 memberantas hospes reservoar sebagai sumber
infeksi seperti tikus dan hewan pengerat
lainnya
Pencegahan
 Pencegahan terhadap aspek personal hygiene adalah:
1.Mencuci tangan dengan sabun setelah keluar dari kamar
kecil dan sebelum menjamah makanan.
2.Mengkonsumsi air minum yang sudah dimasak (mendidih)
atau air kemasan yang dikonsumsi terkemas dalam kondisi
yang baik.
3.Menjaga kebersihan tangan dengan menggunting kuku
secara teratur.
 Pencegahan terhadap aspek sanitasi lingkungan adalah:
1.Pembuangan kotoran manusia yang memenuhi syarat. Tinja
yang dibuang terisolir dengan baik, dan tidak mengeluarkan
bau.
2.Penggunaan air minum dari sumber air bersih yang sanitair.

Anda mungkin juga menyukai