Enterobius vermicularis (cacing keremi_oxyuris vermikularis) • Hospes definitif manusia. • Penyakit oksiuriasis atau entrobiasis • Cacing yang dapat masuk ke tubuh melalui mulut, makanan, udara, dan tanah yang akan bersarang di usus besar • Malam hari cacing betina meletakkan telurnya di daerah anus • Cacing dewasa hidup di dalam sekum dan sekitar apendiks 3 Morfologi Telur
• Memproduksi telur sebanyak 11.000 butir
setiap harinya selama 2-3 minggu, sesudah itu cacing betina akan mati • Telur bentuk asimetrik, tidak berwarna, mempunyai dinding yang tembus sinar dan berisi larva yang hidup. Morfologi cacing dewasa
• Berukuran kecil, berwarna putih
• Cacing betina > jantan • Ukuran cacing betina sampai 13 mm, jantan sampai sepanjang 5mm. • Ekor cacing betina lurus dan runcing sedangkan yang jantan mempunyai ekor yang melingkar. • Cacing jantan jarang dijumpai oleh karena sesudah mengadakan kopulasi dengan betinanya ia segera mati 10/13/2020 6 DAUR HIDUP 10/13/2020 8 Epidemiologi • Kosmopolit tropis & subtropis • Insiden tinggi di negara-negara barat terutama USA 35-41 %. • Merupakan penyakit keluarga. • Yang sering diserang yaitu anak-anak umur 5-14 tahun dikarenakan pada golongan umur tersebut daya tahan tubuh masih lemah, selain itu juga rendahnya tingkat kesadaran untuk menjaga kebersihan diri Epidemiologi • Pd daerah tropis insiden sedikit cukupnya sinar matahari, udara panas, kebiasaan ke WC (yaitu sehabis defekasi dicuci dengan air tidak dengan kertas toilet) maka pertumbuhan telur terhambat, sehingga dpt dikatakan bahwa infeksi cacing kremi dipengaruhi oleh iklim dan kebiasaan • Penyebaran lebih banyak ditemukan di daerah dengan suhu dingin daripada suhu panas. Daerah dingin jarang mandi/mengganti baju dalam • Udara yang dingin, lembab dan ventilasi yang jelek merupakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan telur. Epidemiologi • Penyebaran lebih luas • Penularannya dapat dipengaruhi oleh: 1. Penularan dari tangan ke mulut sesudah menggaruk daerah perianal 2. Debu yang mengandung telur cacing 3. Retroinfeksi melalui anus: larva dari anus yg menetas kembali ke masuk ke usus Gejala Klinik • Enterobiosis relatif tidak berbahaya • Iritasi pada daerah anus (perianal) disebabkan migrasi cacing betina dari usus ke kulit perianal. • Kadang-kadang cacing betina bermigrasi ke vagina tuba falopi menimbulkan peradangan saluran pruritas vagina menggaruk sekitar anus dan vagina pada malam hari luka Gejala Klinik • Kurang nafsu makan, aktivititas meninggi, berat badan menurun, cepat marah, mimpi buruk, anuresis, gigi menggertak, insomania, gelisah dan berakhir dengan melakukan masturbasi. • Infeksi sering ditemukan pada anak-anak dan wanita. • Pada wanita dengan infeksi berat mengeluarkan cairan mukoid dan vagina uetrus, tuba falopii sering ditemukan cacing yang mengadakan kapsulasi di organ-organ tersebut DIAGNOSIS • Anal swab / Swab Perianal adalah pengambilan sampel untuk membantu menegakkan diagnosa dari infeksi cacing kremi dgn bantuan alat berupa batang gelas atau spatel lidah yang pada ujungnya dilekatkan scotch adhesive tape • Waktu pemeriksaan pagi hari sebelum BAB Teknik Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Pengobatan • Paling efektif dengan piperasin yang diberikan pada malam hari • Mebendazol dan pirivinum lebih efektif terhadap stadium cacing kremi • Tiabendazol Pencegahan dan Pemberantasan • Memutuskan rantai daur hidup dengan : - Defekasi di kakus - Menjaga kebersihan - Pengobatan masal • Pemberian penyuluhan kepada masyarakat mengenai sanitasi lingkungan Strongyloides stercoralis (small roundworm of man) • Hidup bebas di tanah sbg parasit • Manusia merupakan hospes utama cacing ini, walaupun ada yang ditemukan pada hewan • Cacing ini tadak mempunyai hospes perantara • Penyakit strongilodiasis • Hidup di mukosa usus halus, terutama duodenum dan jejunum • Diagnosis dengan menemukan telur pada tinja • Ditemukan juga pada anjing & kucing Strongyloides stercoralis (small roundworm of man) • Cacing yg tdpt pd MC hanya berjenis kelamin betina dewasa • Perkembangan secara partenogenesis DAUR HIDUP • Siklus langsung • Siklus tidak langsung • Autoinfeksi Daur Hidup strongyloides stercoralis Menembus kulitvenajantung kanan dan paru-paru Siklus Langsung • Larva rabditiform (ukuran 225 X 16 mikron) berada 2-3 hari di tanah berubah larva filariform (bentuk infektif, ukuran 630 X 16 mikron) • Larva filariform menembus kulit manusia vena jantung kanan dan paru-paru • Dalam paru-paru menjadi cacing dewasa menembus alveolus trakea dan laring batuk-batuk di laring cacing tertelan hingga usus halus bagian atas • Cacing betina bertelur kira-kira 28 hari sesudah infeksi Siklus Tidak Langsung • Larva rabditiform berkembang cacing jantan dan betina bentuk bebas • Bentuk cacing gemuk; betina ukuran 50-75 mikron, jantan 40-50 mikron, ekor melengkung ke arah ventral dan dilengkapi dua spikulum • Telur cacing betina setelah dibuahi menetas menjadi larva rabditiform beberapa hari larva filariform masuk ke dalam hospes baru • Larva rabditiform dapat mengulangi fase bebas Siklus Autoinfeksi • Larva rabditiform berkembang menjadi larva filariform di rongga usus atau di daerah perianal • Bila larva filariform menembus mukosa usus atau kulit perianal terjadi daur perkembangan di dalam hospes. • Autoinfeksi dapat menyebabkan strongiloidiasis menahun di daerah non endemis Aspek Klinis Strongyloides stercoralis • Kulit munculnya alur urtikaria mulai dari daerah dekat anus, perluasan paling sering terdapat di bagian dada • Paru-Paru pada kasus hiperinfeksi terjadi batuk-batuk, pernafasan memendek, mengigil, demam, dan sindrom loeffler • Usus gangguan pada saluran pencernaan, dapat berlasung menahun. DIAGNOSA • Diagnostik klinik sulit untuk ditegakkan • Diagnosis pasti diperolehnya telur, larva dan cacing dewasa dalam tinja, bahan duodenum maupun sputum Pengobatan • Albendazole 400 mg / day, 3 – 5 days • Ivermectin 200 ug/day, 4 days • Alternative Drug: • Mebendazole 3 X 100 mg/ day, 2 – 4 weeks • Thiabendazole 25 mg/kg BW, • 1 - 2X/ day, 3 days Pencegahan • Penularan dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan tanah, tinja atau genangan air yang diduga terkontaminasi oleh larva infektif. • Orang yang positif terinfeksi harus segera diobati Ancylostoma Braziliense dan Ancylostoma Caninum
• Cacing ini hidup di dalam usus halus kucing
dan anjing. • Pada manusia, A.braziliense dan A. Caninum menimbulkan kelainan kulit. Trichinella spiralis (Trichina worm, cacing trichina) • Cacing ini hidup dalam mukosa duodenum, sampai sekum manusia. • Selain menginfeksi manusia, cacing ini juga menginfeksi mamalia lain, seperti tikus, kucing, anjing, babi, beruang, dll. • Penyakit yang disebabkan parasit ini disebut trikinosis, trikinelosis, dan trikiniasis. Toxocara canis (dog worm) dan Toxocara cati (cat worm) • Toxocara canis ditemukan pada anjing, sedangkan Toxocara cati ditemukan pada kucing. • Belum pernah ditemukan infeksi campuran pada satu macam hospes. • Secara umum penyakit ini disebut toksokoroasis • Kadang-kadang cacing ini dapat hidup pada manusia sebagai parasit yang mengembara dan menyebabkan penyakit yang disebut Visceral larva migrans. TERIMA KASIH