Kelompok 1 – Farmakoterapi 3 C
Chesira Rizki A (1606924373)
Fasya Fairuzia (1606891324)
Jiihan Mardhi Ulhaq (1606923925)
Nurrisfia Fara Dhianti (1606874835)
Thalia Ghina Cahyandita (1606924184)
Sheryl Querida R (1606874942)
Raiza Aulia Madani (1606923982)
FILARIASIS
Thalia Ghina (1606924184)
Filariasis
■ Filariasis (Penyakit Kaki Gajah)
disebabkan oleh cacing
filarial (mikrofilaria) yang dapat
menular dengan perantara
nyamuk sebagai vektor.
■ Penyakit ini bersifat menahun
(kronis) dan jika tidak mendapat
pengobatan dapat menimbulkan
cacat menetap seumur hidup
berupa pembesaran kaki,
lengan, dan alat kelamin baik
perempuan maupun laki-laki
Penyebab
Siklus
Hidup
Brugia
malayi
Click icon to add picture
Siklus
Hidup
Wuchereria
bancrofti
Diagnosis
Pemeriksaan klinis
Pemeriksaan langsung
darah segar ujung jari
■ Taeniasis adalah penyakit parasit akibat infeksi dari cacing pita dari genus Taenia
■ Taenia saginata (pada sapi), Taenia solium (pada babi) dan Taenia asiatica (di Asia)
Definisi ■ Manusia dapat terinfeksi oleh spesies ini karena mengkonsumsi daging yang mentah
maupun kurang matang
■ T. Solium juga dapat menyebabkan cystiserosis menyebabkan kejang-kejang dan
kerusakan pada mata
■ Ditemukan di Eropa Timur, Rusia, Afrika Timur, Amerika Latin dan Asia
Patofisiologi /
Siklus Hidup
Cacing
Gejala
■ Umumnya, infeksi cacing pita tidak memiliki gejala atau memiliki gejala
ringan
■ Pasien yang menderita infeksi karena T. saginata mengalami gejala yang
lebih banyak dibandingkan dengan T. solium
■ Gejala umum
– Sakit perut
– Hilangnya nafsu makan
– Penurunan berat badan
– Sakit pada lambung
■ Namun pada kasus yang langka, segmen cacing pita dapat bersarang di
appendix, saluran empedu dan pankreas
Diagnosis
Telur
cacing
Pasien pita
Sampel perlu dapat
feses ditanya Dieksa
dideteks
pasien apakah minasi
i setelah
*di 3 mengelua dengan
rkan 2-3
hari mikrosk
segmen bulan
yang op
cacing dinyatak
berbeda pita an ada
cacing
pita
Komplikasi
■ Pada T. Solium dapat menyebabkan penyakit lain
yaitu cysticercosis
■ Dapat menginfeksi
– Otak kejang-kejang, sakit kepala
– Otot ada benjolan
– Jaringan lainnya mis. Mata
mengganggu penglihatan
■ Umumnya, pengobatan bisa dengan anti-parasite
dan anti-inflamasi
Tatalaksana
Pengobatan
• praziquantel (sebagai first line; 10-20mg single dose) dan niclosamide (sebagai alternative drug) secara oral
• Namun pada T. solium niclosamide lebih dipilih dibandingkan praziquantel karena tidak memiliki efek pada neurocysticerocis
Pencegahan
■ Trikuriasis ringan biasanya tidak memberikan gejala klinis yang jelas atau sama sekali
tanpa gejala.
■ Pada infeksi berat terutama pada anak, cacing tersebar di seluruh kolon dan rektum
sehingga dapat menimbulkan prolapsus rekti (keluarnya dinding rektum dari anus)
akibat Penderita mengejan dengan kuat dan sering timbul pada waktu defekasi.
■ Penderita dapat mengalami diare yang diselingi sindrom disentri atau kolitis kronis,
sehingga berat badan turun.
■ Bagian anterior cacing yang masuk ke dalam mukosa usus menyebabkan trauma yang
menimbulkan peradangan dan perdarahan.
■ T. trichiura juga mengisap darah hospes, sehingga mengakibatkan anemia
Diagnosis
Langsung dari anus ke mulut, melalui tangan yg Orang yang tidur bersama pasien
terkontaminasi telur cacing
• Biasanya asimtomatik
• Simptomatik :
• iritasi di sekitar anus,perineum, dan vagina (cacing
betina gravid bisa migrasi ke anus & vagina)
• Gatal di malam hari. Pasien menjadi sulit tidur.
• Cacing dewasa muda bisa migrasi ke usus haus bagian
proksimal hingga lambung,esophagus, bahkan hidung
gangguan pada daerah tersebut.
Diagnosis
■ Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah menggunakan toilet, mengganti
popok, dan sebelum makan.
■ Untuk mencegah adanya infeksi ulang, penderita harus rajin mandi di pagi hari untuk
menghilangkan telur di kulit
■ Rajin memotong kuku secara teratur Hindari menggigit kuku dan mengaruk di sekitar
anus
Pengobatan
Gol. Benzimidazole
Albendazole
Mebendazole
Karena infeksi ini mudah menular,
sebaiknya pengobatan dilaksanakan
pada seluruh anggota keluarga/orang-
Mekanisme : menghambat sintesis
orang yang sering beraktivitas
mikrotubulin
bersama pasien
Pengobatan
■ Albendazole
– Dosis : 400mg PO (dosis tunggal), ■ Mebendazole
anak > 2 tahun
– Dosis : 100 mg (single dose).
– Dosis : 200 mg (dosis tunggal), anak Dosis kedua diberikan lagi
12 dan 24 bulan (rekomendasi WHO) setelah dua minggu.
– Dosis kedua diberikan lagi setelah dua
■ Pyrantel Pamoate
minggu
– Dosis : 11 mg/kg, max 1 gram.
■ Obat tersebut tidak membunuh telur cacing secara 100%. Oleh karena itu, dosis kedua
adalah untuk mencegah infeksi ulang oleh cacing dewasa yang menetas dari telur
yang tidak terbunuh oleh pengobatan pertama.
■ Infeksi yang berulang harus diobati dengan metode yang sama dengan infeksi pertama.
Sumber
■ Infeksi Enterobiasis
– Dosis dewasa: 400 mg dosis tunggal saat perut kosong
– Dosis anak (usia > 2 tahun): 400 mg dosis tunggal saat perut kosong.
■ Infeksi Askariasis
– Dosis dewasa: 400 mg dosis tunggal diminum saat perut kosong
– Dosis anak (usia ≥2 tahun): 400 mg dosis tunggal diminum saat perut kosong.
■ Infeksi Trikuriasis
– Dosis dewasa: 400 mg dosis tunggal saat perut kosong
– Dosis anak (usia > 2 tahun): 400 mg dosis tunggal saat perut kosong
■ Infeksi Ankilostomiasis
– Dosis dewasa: 400 mg dosis tunggal ketika perut kosong
– Dosis anak (usia > 2 tahun): 400 mg dosis tunggal ketika perut kosong
■ Infeksi Taeniasis
– Dosis dewasa: 400 mg satu kali sehari saat perut kosong selama 3 hari; jika tidak
terjadi eradikasi setelah 3 minggu, diindikasikan untuk pemberian obat sekunder
– Dosis anak (usia > 2 tahun): 400 mg satu kali sehari saat perut kosong selama 3
hari; jika tidak terjadi eradikasi setelah 3 minggu, diindikasikan untuk pemberian
obat sekunder.
Farmakokinetika:
■ Albendazole langsung bekerja sebagai antihelmintik di saluran cerna setelah pemberian
peroral
■ Bila diberikan dalam dosis tinggi diserap dan dimetabolisme menjadi albendazole
sulphoxide yang aktif terhadap parasit jaringan.
Efek samping Pusing, mual dan muntah, nyeri abdomen, diare, rasa kantuk, gatal,
muncul ruam kulit, demam, angioedema, agranulocytosis, anemia,
gangguan fungsi hati, glomerulonefritis, hematuria, alopecia,
necrolysis epiderma l Sindrom Steven-Johnson
Dosis:
■ Infeksi Enterobiasis
– Dosis dewasa: 100 mg diminum satu kali. Dosis ini harus diulang selama 2 minggu.
– Dosis anak (usia > 2 tahun): 100 mg diminum satu kali. Dosis ini harus diulang selama 2 minggu.
■ Infeksi Askariasis
– Dosis dewasa: 100 mg diminum dua kali sehari selama 3 hari
– Dosis anak (usia ≥2 tahun): 100 mg diminum dua kali sehari selama 3 hari.
■ Infeksi Trikuriasis
– Dosis dewasa: 100 mg diminum dua kali sehari selama 3 hari
– Dosis anak (usia > 2 tahun): 100 mg diminum dua kali sehari selama 3 hari.
■ Infeksi Ankilostomiasis
– Dosis dewasa: 100 mg diminum dua kali sehari selama 3 hari
– Dosis anak (usia > 2 tahun): 100 mg diminum dua kali sehari selama 3 hari
Farmakokinetika:
■ Dimetobolisme sebagian besar di hati
■ Terikat dengan protein 90-95%
■ Diekskresi melalui urin dan di feses dalam bentuk tidak berubah
■ Waktu paruh: 2,5-5,5 jam
■ Infeksi Askariasis
– Dosis dewasa: 11 mg/kg diminum satu kali.
– Dosis anak (usia ≥2 tahun): 11 mg/kg (maksimum 1 gram) diminum satu kali saja.
■ Infeksi Ankilostomiasis
– Dosis dewasa: 11 mg/kg (maksimum 1 gram) diminum setiap hari selama tiga hari berturut-turut.
– Dosis anak (usia > 2 tahun): 11 mg/kg. Diminum setiap hari selama tiga hari berturut-turut.
Farmakokinetika:
■ Sedikit di serap di saluran pencernaan
■ Dimetabolisme di hati
■ Diekskresi 50% di feses dalam bentuk tidak berubah, 7% di urin dalam bentuk metabolit
Obat ini dikontraindikasikan bagi pasien yang hipersensitif terhadap pyrantel pamoate.
IVERMECTIN
Mekanisme aksi Mencegah cacing dewasa bereproduksi dan membunuh larva
cacing di dalam tubuh penderita
Manfaat Mengatasi infeksi akibat parasit cacing
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak BB ≥15kg
Kategori kehamilan dan menyusui C.
■ Infeksi Askariasis
– Dosis dewasa: 0,2 mg / kg oral sekali.
Farmakokinetika:
■ Dimetobolisme di hati
■ Absorpsi lebih mudah bila dikonsumsi dengan makanan tinggi lemak
■ Terikat dengan protein 93%
■ Diekskresi melalui urin dan di feses dalam bentuk tidak berubah
■ Waktu paruh: 16 jam
Farmakokinetika:
■ Obat ini cepat diabsorpsi oleh usus.
■ Kadar puncak dalam darah dicapai dalam waktu 1-2 jam.
■ Distribusi: merata ke seluruh jaringan kecuali jaringan lemak.
■ Dalam waktu 30 jam obat dieksresikan bersama urin, 70% dalam bentuk metabolitnya, pada pemakaian
berulang dapat menimbulkan sedikit akumulasi.
Kontraindikasi:
hipersensitif; bayi, lanjut usia atau pasien dengan kondisi lemahfungsi ginjal buruk, punya penyakit
jantung
- Dalam pengobatan dengan regimen DEC, sangat dianjurkan untuk kontrol rutin untuk dilakukan
pemeriksaan kepada dokter untuk memastikan keadaan infeksi yang sedang berjalan.
- Karena efek samping obat ini dapat terjadi penurunan kualitas penglihatan sampai tahap kebutaan
jika dikonsumsi dalam jangka panjang, sangat dianjurkan untuk memeriksakan diri secara berkala
ke dokter spesialis mata.
- Berhati-hati dalam melakukan pekerjaan berat seperti menyetir karena obat ini bisa
mengakibatkan pusing serta nyeri kepala hebat.
- Hindari mengonsumsi alkohol serta merokok selama menjalani pengobatan dengan DEC agar
terhindar dari efek samping yang tidak diinginkan.
PRAZIQUANTEL
Mekanisme aksi Menyebabkan kerusakan pada tegumental cacing dan kontraksi
serta paralisis otot cacing yang diakhiri dengan kematian pada
cacing dan dikeluarkan dari hospes secara alami
Farmakokinetika:
Cepat diserap
Waktu paruh di serum: 0,8-1,5 jam