Anda di halaman 1dari 3

1.

Faktor apa yang mempengaruhi irama sirkadian

2. Jelaskan tahap-tahap orang tertidur (sampai tertidur nyenyak)

 Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu:

1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)

2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM).

Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti oleh
fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara bergantian antara 4-7
kali siklus semalam. Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium yaitu:

1. Tidur stadium Satu. Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur. Fase ini
didapatkan kelopak mata tertutup, tonus otot berkurang dan tampak gerakan bola mata
kekanan dan kekiri. Fase ini hanya berlangsung 3-5 menit dan mudah sekali dibangunkan.

2. Tidur stadium dua Pada fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih
berkurang, tidur lebih dalam dari pada fase pertama.

3. Tidur stadium tiga Fase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya.

4. Tidur stadium empat Merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Fase tidur
NREM, ini biasanya berlangsung antara 70 menit sampai 100 menit, setelah itu akan masuk ke
fase REM. Pada waktu REM jam pertama prosesnya berlangsung lebih cepat dan menjadi lebih
insten dan panjang saat menjelang pagi atau bangun. Pola tidur REM ditandai adanya gerakan
bola mata yang cepat, tonus otot yang sangat rendah, apabila dibangunkan hampir semua organ
akan dapat menceritakan mimpinya, denyut nadi bertambah dan pada laki-laki terjadi eraksi
penis, tonus otot menunjukkan relaksasi yang dalam.

Sumber : Ambarwati Rini. 2017. SLEEP, THE CIRCADIAN RHYTHMS AND METABOLISM. JURNAL
KEPERAWATAN. Vol. X No 1 April 2017.

 Total 4 hingga 5 siklus melalui perkembangan ini biasa terjadi dalam satu malam.

NREM tahap 1 adalah tahap tidur dangkal di mana seseorang masih mudah terbangun. Itu
berlangsung 1 hingga 7 menit. Gelombang alfa ritmis mencirikan electroencephalogram (EEG)
pada frekuensi 8 hingga 13 siklus per detik.

NREM tahap 2 berlangsung kira-kira 10 sampai 25 menit pada siklus awal tidur tetapi berlanjut
untuk mengonsumsi 50% dari total siklus tidur di kemudian hari malam. Tahap 2 adalah
keadaan tidur yang jauh lebih nyenyak daripada tahap 1, tetapi setiap individu begitu masih
terbangun dengan rangsangan berat. Aktivitas gelombang otak di EEG adalahrendah

"spindle tidur dan kompleks K" tegangan. Teori terkini menunjukkan bahwa konsolidasi memori
terjadi terutama selama tahap ini.

NREM tahap 3 berlangsung sekitar 20 sampai 40 menit, awalnya. EEG ditandai dengan tegangan
tinggi, frekuensi gelombang lambat.

REM adalah fase tidur yang bertanggung jawab untuk bermimpi. Ini ditandai dengan
kelumpuhan otot total tubuh sukarela (kecuali ekstraokuler otot). Kelumpuhan ini dianggap
sebagai mekanisme untuk mencegah saraf stimulus dari mimpi untuk terwujud dalam impuls
otot yang sebenarnya selama tidur. EEG dalam REM adalah "bentuk gelombang gigi gergaji",
gelombang theta, dan gelombang alfa lambat dalam pola yang tidak sinkron.

Sumber : brinkman Joshua E, sharman Sandeep. 2018. Physiology,sleep.

3. Jelaskan proses learning dan memori!


Learning dan memory saat tidur tidak dapat juga disebut dengan sleep learning, dimana
fenomena atau hyopaedia belum membawa bukti signifikan untuk menunjukkan
kepraktisannya, mereka memiliki pandangan pseudoscientific, dan karenannya mungkin tidak
diterapkan pada semua perilaku manusia. Pendekatan yang lebih praktis ubtuk menyelidiki
konsep ini akan dalam bentuk peningkatan memory atau memperkuat informasi yang
diperoleh.
Beberapa aspek penciuman mungkin membuat efisien untuk belajar selama tidur :
a. Semut bau nontrigemial tidak bangun, d]faktanya peningkatan gaya delta yang diinduksi
oleh rangsangan yang diamati dan dikombinasikan pengamatan peningkatab kualitas
tidur setelah persentase bau yang menunjukkan repon pelindung tidur yang dilindungi
oleh bau.
b. Bau adalah penguat yang kuat dan oleh karena itu bebberapa uji coba sudah cukup
untuk membentuj pembelajaran baru
c. Respon mengendus memberikan indeks pembelajaran implisit nonverbal
d. Proses penciuman kortikal tidak bergantung pada relaythalamic (meskipun stimulus
pendengaran tidak jelas) dan meskipun fungsi gerbang thalamus dapat memberikan
status khusus untuk penciuman. Informasi yang diperoleh dalam tidur kemungkinan
kombinasi dari factor-faktor yang mengoptimalkan belajar selama tidur.
Sumber : Anthony, onoride. 2019. A vosvo-spatial understanding of hypopaedia. Department
psikologi universitas lagos. Nigeria
Arzi anat, DKK. 2020. Humans can learn new information during step.
4. Apakah pola tidur mempengaruhi kecerdasan?
Salah satu faktor fisiologis yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu perlu memperhatikan serta
memelihara kesehatan badan atau fisik. Dalam upaya menjaga kesehatan badan, perlu
memperhatikan pola makan dan juga pola tidur yang bertujuan untuk melancarkan
metabolisme tubuh, mengkonsumsi jajanan sehat, mencuci tangan, tidak merokok, menimbang
berat badan, mengukur tinggi badan, olah raga yang terartur dan terukur bukan saja untuk
memelihara kesehatan fisik bahkan untuk meningkatkan ketangkasan. Secara fisik, orang yang
kurang tidur akan lebih rentan terserang virus, bahkan virus yang ringan sekalipun. Secara
psikologis, kekurangan tidur menyebabkan emosi menjadi tidak stabil, kemampuan berpikir dan
berkonsentrasi berkurang. Kemampuan otak untuk menghafal, contohnya menghafal pelajaran
mungkin masih optimal, tetapi orang yang kurang tidur akan sulit untuk menggunakan informasi
yang didapat dengan kreatif. Selain kemampuan otak yang menurun, kurang tidur juga
menyebabkan seseorang menjadi kurang perhatian, lambat, linglung, mengalami gangguan
belajar dan bahkan turunnya prestasi akademik. Satu efek akibat kekurangan tidur adalah rasa
mengantuk pada siang hari, lelah dan kurang tumpuan serta berpengaruh juga kepada suasana
hati (mood), akhirnya menjadi faktor utama penurunan prestasi belajar, oleh itu dapat
disimpulkan bahwa tidur sangat berpengaruh besar dalam hal kewaspadaan, energi, suasana
hati, berat badan, persepsi, daya ingat, daya pikir dan lain-lain sebagainya.

Sumber : Muhammad Aminuddin. 2018. HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN PRESTASI
BELAJAR MAHASISWA AKADEMI KEPERAWATAN PEMPROV KALTIM SAMARINDA. Jurnal Kesehatan
Pasak Bumi Kalimantan

5. Bagaimana proses terbangun/terjaga?


6. Bagaimana pandangan islam tenyang tidur yang baik?

Anda mungkin juga menyukai

  • Poster Sekresi
    Poster Sekresi
    Dokumen13 halaman
    Poster Sekresi
    nerissa arviana
    Belum ada peringkat
  • Islam SBG Din Dan Tamaddun
    Islam SBG Din Dan Tamaddun
    Dokumen3 halaman
    Islam SBG Din Dan Tamaddun
    nerissa arviana
    100% (1)
  • DENTOKRANIOFASIAL
     DENTOKRANIOFASIAL
    Dokumen1 halaman
    DENTOKRANIOFASIAL
    nerissa arviana
    Belum ada peringkat
  • LBM4 3
    LBM4 3
    Dokumen10 halaman
    LBM4 3
    nerissa arviana
    Belum ada peringkat
  • LBM 2 2.4
    LBM 2 2.4
    Dokumen7 halaman
    LBM 2 2.4
    nerissa arviana
    Belum ada peringkat
  • LBM4
    LBM4
    Dokumen3 halaman
    LBM4
    nerissa arviana
    Belum ada peringkat
  • Prior LBM 3
    Prior LBM 3
    Dokumen5 halaman
    Prior LBM 3
    nerissa arviana
    Belum ada peringkat
  • SGD9 LBM4.
    SGD9 LBM4.
    Dokumen7 halaman
    SGD9 LBM4.
    nerissa arviana
    Belum ada peringkat
  • LBM4 SGD3
    LBM4 SGD3
    Dokumen9 halaman
    LBM4 SGD3
    nerissa arviana
    Belum ada peringkat
  • Islam Dan Karakteristik
    Islam Dan Karakteristik
    Dokumen62 halaman
    Islam Dan Karakteristik
    nerissa arviana
    Belum ada peringkat