diamter ±1 inchi
peristaltis
gerak peristaltis
menyampaikannya ke pusat
menelan akan
menginstruksikan adanya
gelombang peristaltis
dibandingkan gelombang
- Mukus yang disekresi oleh kelenjar mukosa komposita pada esofagus bagian atas
mencegah ekskoriasi mukosa oleh makanan yang baru masuk
a. Sekresi di mulut Air liur/saliva disekresikan oleh kelenjar air liur. Terdapat tiga
kelenjar ludah utama
yang berkontribusi dalam produksi saliva, yaitu parotid, submandibular, dan sublingu
al. Namun, terdapat pula beberapa kelenjar buccal kecil yang ikut berkontribusi pada
sekresi keseluruhan. Saliva memiliki tiga fungsi (Heymann & Porth, 2004). Pertama,
adalah fungsi proteksi
dan pelumasan. Saliva kaya akan mucus, yang melindungi mukosa oral dan menyeli
muti makanan ketika melewati mulut, faring, dan esofagus. Kelenjar sublingual dan
buccal hanya memproduksi sekresi tipe mukus. Fungsi kedua dari saliva adalah
tindakan pelindung antimikrobanya. Saliva membersihkan mulut dan mengandung
enzim lisozim, yang memiliki aksi antibakteri. Ketiga, saliva mengandung ptyalin dan
amylase, yang menginisiasi pencernaan pati.
- Kelenjar pilorus terutama mensekresi mukus untuk perlindungan mukosa pilorus dan
kelenjar pilorus terletak pada bagian antrum lambung
Lambung
Lambung merupakan segmen saluran pencernaan yang melebar, yang fungsi
utamanya adalah menampung makanan yang telah dimakan, mengubahnya
menjadi bubur yang liat yang dinamakan kimus (chyme). Permukaan
lambung ditandai oleh adanya peninggian atau lipatan yang dinamakan
rugae. Invaginasi epitel pembatas lipatan-lipatan tersebut menembus
lamina propria, membentuk alur mikroskopik yang dinamakan gastric
pits atau foveolae gastricae. Sejumlah kelenjar-kelenjar kecil, yang
terletak di dalam lamina propria, bermuara ke dalam dasar gastric
pits ini. Epitel pembatas ketiga bagian ini terdiri dari sel-sel
toraks yang mensekresi mukus. Lambung secara struktur histologis
dapat dibedakan menjadi: kardia, korpus, fundus, dan pylorus.
b.Sekresi di lambung Selain terdapat sel pensekresi mukus yang berada pada seluruh
permukaan lambung, mukosa lambung memiliki dua tipe kelenja, yaitu kelenjar
oxyntic (atau gatric) dan
kelenjar pilorik. Kelenjar oxyntic yang berlokasi di 80% proksimal lambung (pada bo
dy dan fundus), mensekresi hydrochloric acid (HCl), pepsinogen, faktor intrinsik, dan
mukus. Sementara itu, kelenjar pilorik berada pada 20% distal, atau antrum. Hasil
sekresi kelenjar pilorik adalah kebanyakan mukus, beberapa pepsinogen, dan hormon
gastrin. Sel di fundus juga mensekresi lipase, sebuah enzim yang menghancurkan
lemak menjadi asam lemak dan digliserida. Karena lipase yang diproduksi oleh
pankreas jumlahnya banyak, maka hilangnya lipase dari lambung tidak mengubah
pencernaan lemak. Namun tetap saja kontribusi lipase gaster dapat menjadi
signifikan pada bayi baru lahir dan seseorang dengan defisiensi dan inaktivasi lipase
pankreas.
- b.Motilitas di lambung
Makanan yang belum tercampur disimpan di fundus sekitar 1 jam (Carol,
2007).Selama periode ini, terdapat pemisahan makanan menurut kepadatan, dengan c
ara lemak naik ke permukaan isi lambung. Cairan dapat mengalir
dan menumpuk di bagian bawah. Pemisahan ini menyebabkan urutan pengosongan
lambung ke duodenum, yaitu pertama cairan, padatan, dan akhirnya lemak. Terdapat
dua tipe motilitas yang terjadi di perut, yaitu peristaltik dan
segmentasi (pencampuran). Peristaltik dimulai dari gelombang pada sfingter bawah
esophageal dan
terus bergerak menuju sfingter pilorik menyebabkan kontraksi dan terjadi setiap 20 d
etik. Sementara itu, setelah sfingter pilorik tertutup dan antrum berkontraksi, terjadi
gerakan mencampur. Ketika seseorang menelan makanan, otot halus di fundus
berelaksasi sebelum kedatangan makanan. Hal ini disebut receptive relaxation dan
dimediasi oleh saraf parasimpatis
kesaraf pleksus enterik lambung, dengan koordinasi oleh pusat menelan di otak (Van
der et al, 2001). Ketika makanan di esofagus, lambung memproduksi gelombang
peristaltik untuk merespon kedatangan makanan. Setiap gelombang hanya
menghasilkan riakan dan diteruskan ke antrum. Antrum berkontraksi, dan
menyebabkan pencampuran isi lambung dan menutup sfingter pilorik (yang
menghubungkan antrum dengan duodenum). Akibat dari tertutupnya sfingter, hanya
sedikit kime yang keluar menuju duodenum, dan isi lambung mundur menyebabkan
aktivitas pencampuran di antrum. Makanan yang telah bercampur dengan sekresi
lambung disebut kime. Peningkatan motilitas lambung, meningkatkan pengosongan
lambung.
3. Kerongkongan (oesofagus)
Merupakan saluran penghubung antara mulut dengan lambung. Sepertiga
bagian atasnya terdiri dari otot lurik, sedang duapertiga bagian bawahnya terdiri
dari otot polos. Makanan pada saluran ini hanya memerlukan waktu 6 detik
untuk sampai ke lambung sebab adanya gerak peristaltik (meremas) dinding
oesofagus. Gerakan ini terjadi karena otot memanjang dan melingkar dinding
oesofagus mengerut bergantian.
4. Lambung (ventrikulus)
Merupakan kantong besar yang terdapat di bawah sekat rongga badan, sedikit
agak ke kiri. Lambung terdiri atas 3 daerah, yaitu :
- daerah kardiak : paling dekat dengan hati dan merupakan tempat masuk
pertama kali makanan dari oesofsagus
- daerah fundus : bagian tengah yang membulat
- daerah pilorus : bagian bawah yang paling dekat dengan usus halus
Bagian dalam dari dinding lambung menghasilkan lendir atau musin, sedang
bagian fundus menghasilkan getah lambung. Dinding lambung dapat
menghasilkan hormon gastrin dan mengandung kelenjar getah lambung. Hormon
gastrin berguna untuk merangsang sekresi getah lambung. Kelenjar getah
lambung dapat menghasilkan HCl, pepsinogen dan renin.