Posisi lidah yang menekan langit-langit keras menjaga agar makanan tidak
masuk kembali ke mulut sewaktu menelan.
Uvula terangkat dan menekan belakang tengorokan, menutup saluran hidung
dari faring agar bolus tidak masuk ke hidung.
Bolus dicegah masuk ke trakea terutama oleh elevasi laring dan penutupan erat
pita suara di pintu laring atau glotis. Bagian pertama trakea adalah laring, atau
voice box, yang dilintangi oleh pita suara. Sewaktu menelan, pita suara
melakukan tugas yang tidak berkaitan dengan berbicara.
Lanjutan..
Kontraksi otot-otot laring mendekatkan pita suara satu sama lain sehingga pintu masuk
glotis tertutup. Bolus juga mendorong suatu lipatan kecil jaringan tulang rawan, epiglotis,
ke belakang menutupi hlotis sebagai proteksi tambahan agar bolus tidak masuk ke saluran
pernapasan.
Yang bersangkutan tidakn melakukan upaya respirasi ketika saluran napas secara temporer
tertutup sewaktu menelan, karena pusat menelan secara singkat menghambat pusat
pernapasan di dekatnya.
Dengan laring dan trakea tertutup, otot-otot laring kontraksi untuk mendorong bolus ke
dalam esophagus.
2. FASE FARINGEAL
• Serangkaian gerakan kompleks akan mendorong bolus menuju faring, sekitar laring,
melalui spingter faringoesofageal (PES), menuju esofagus. Gerakan pada fase
faringeal terjadi secara simultan, dan durasinya sekitar 1 detik.
• Ketika masuk faring, bolus harus diarahkan ke dalam esophagus dan dicegah masuk
ke lubang-lubang lain yang berhubungan dengan faring.
• Dengan kata lain, makanan harus dijaga agar tidak masuk kembali ke dalam mulut,
masuk saluran hidung atau masuk trakea.
Epiglotis menutup, sehingga membelokkan bolus menjauhi laring
dan jalan napas
Laring menutup melalui kontraksi dari vocal folds dan penutupan
laringeal vestibule.
PES membuka, sehingga bolus dapat masuk ke esofagus.
Selama bolus melewati faring dan masuk ke dalam esofagus, pusat
sistem pernapasan akan terhambat dan berhenti
Lanjutan..