Oleh:
Arten
Pembimbing:
dr. Rini Lestari Ansanay, Sp. KFR
dr. Oktaviany H.M. Sp. KFR
Milestone Delayed adalah ketertinggalan secara signifikan pada fisik, meliputi aktifitas
merangkak, duduk, berdiri dan berjalan pada pasien bila dibandingkan dengan pasien normal
seusianya. Seorang pasien dengan kondisi tersebut akan tertunda dalam mencapai satu atau
lebih perkembangan kemampuannya. Seorang pasien dengan milestone delayed adalah
pasien yang tertunda dalam mencapai sebagian besar tahapan perkembangan pada usianya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya keterlambatan perkembangan pasien
yaitu faktor internal meliputi faktor keturunan dan faktor kondisi pasien dan faktor
eksternal meliputi kelahiran, gizi dan psikologis.
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti kepala.
Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang
menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan pada
satu atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid. Keadaan ini disebabkan oleh karena terdapat
ketidak seimbangan antara produksi dan absorpsi dari CSS. Bila akumulasi CSS yang berlebihan
terjadi diatas hemisfer serebral, keadaan ini disebut higroma subdural atau koleksi cairan
subdural.3 Pada kasus akumulasi cairan yang berlebihan terjadi pada sistem ventrikuler, keadaan
ini disebut sebagai hidrosefalus internal.Selain itu beberapa lesi intrakranial menyebabkan
peninggian TIK, namun tidak sampai menyebabkan hidrosefalus. Peninggian volume CSS tidak
ekivalen dengan hidrosefalus; ini juga terjadi pada atrofi serebral. Hidrosefalus sebagai kesatuan
klinik dibedakan oleh tiga faktor: a).peninggian tekanan intraventrikuler, b).penambahan
volume CSS, c).dilatasi rongga CSS. Secara keseluruhan, insiden dari hidrosefalus diperkirakan
mendekati 1 : 1000, sedangkan insiden hidrosefalus kongenital bervariasi untuk tiap-tiap
populasi yang berbeda, kebanyakan hidrosefalus pada anak-anak adalah kongenital yang
biasanya sudah tampak pada masa bayi.
Fisioterapi pada kasus berperan dalam meningkatkan kemampuan fungsional agar
pasien mampu hidup mandiri sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap orang
lain,
BAB II
LAPPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : By. H
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir/Umur : 01-05-2021/ 10 bulan
Tanggal Pemeriksaan : 08-02-202
ALLOANAMNESIS
Keluhan utama : Belum bisa guling dan duduk
Riwayat penyakit sekarang : Pasien laki-laki berusia 10 bulan dirawat di
ruang kanak kanak dan dikonsulkan ke poli rehab medik. Ibunya
mengeluhkan anaknya belum bisa duduk dan hanya bisa berbaring saja.
Dirumah pasien hanya bisa berbaring dan hanya digendong oleh orang tuanya
saja. Selain itu ibu pasien mengeluhkan anaknya susah tidur dan rewel. Pasien
hanya dapat bersuara tapi seperti bergumam dan tidak dalam bentuk kata yang
jelas. Demam (-), kejang (-), menggigil (-), batuk (+ ), flu (-), muntah (-),
BAB dan BAK lancar.
Resume :
Pasien laki-laki berusia 10 bulan datang ke poliklinik anak dengan ibunya
dengan keluhan anaknya belum bisa tengkurap. Pasien hanya bisa berbaring saja.
Pasien hanya dapat bersuara tapi seperti bergumam dan tidak dalam bentuk kata
yang jelas. Riwayat kejang (+). Pemeriksaan status gizi Z score (0)-(1) SD, gizi
baik. Bentuk kepala mikrocephal. Hasil screening test :
Motorik kasar : setara dengan usia 0 bulan
Bahasa : setara dengan usia 3 bulan
Motorik halus : setara dengan usia 2 bulan
Personal sosial : setara dengan usia 3 bulan
A. Definisi
Milestone Delayed adalah bagian dari ketidakmampuan mencapai
perkembangan sesuai usia, dan didefinisikan sebagai keterlambatan dalam
satu bidang atau lebih perkembangan motor kasar/motor halus,
bicara/berbahasa, kognisi, personal/sosial dan aktifitas sehari-hari).
B. Epidemiologi
Prevalensinya diperkirakan 5-10 % dari populasi anak didunia dan
sebagian besar anak memiliki kelemahan pada semua tahapan
kemampuannya.
Sekitar 8 % dari seluruh anak usia lahir hingga 6 tahun di dunia
memiliki masalah perkembangan dan keterlambatan pada satu atau lebih
area perkembangan.
C. Etiologi
Perkembangan terlambat terjadi karena faktor yang mempengaruhi
dan menghambat proses tumbuh kembang terjadi pada :
Masa sebelum lahir (antenatal) : adanya kelainan genetik (Syndrome
Down), gizi ibu hamil yang tidak adekuat, kekurangan makronutrien
dan atau mikronutrien, dan infeksi toxoplasmosis, rubella,
cytomegalovirus, herpes.
Masa persalinan (natal) : asfiksia yang terjadi karena gangguan pada
palsenta dan tali pusat, kesukaran persalinan, infeksi, trauma lahir.
Masa pasca persalinan (post natal) : pola asuh yang salah dan infeksi
gangguan saraf dan perilaku karena pengaruh lingkungan yang tidak
optimal.
Terdapat beberapa penyebab yang mungkin menyebabkan milestone
delayed dan beberapa penyebab dapat diterapi. Oleh karena itu, pengenalan
dini dan diagnosis dini merupakan hal yang penting. Penyebab paling sering
adalah abnormalitas kromosom dan malformasi otak. Hal lain yang dapat
berhubungan dengan milestone delayed adalah keadaan ketika
perkembangan janin dalam kandungan. Beberapa penyebab lain adalah
infeksi kelahiran pada bayi prematur.
H. Gejala Klinis
Sebagian besar pemeriksaan pada anak dengan melestone delayed
difokuskan pada keterlambatan perkembangan kemampuan motorik halus,
motorik kasar atau bahasa. Gejala yang terdapat biasanya :
Keterlambatan perkembangan sesuai tahap perkembangan pada
usianya, anak terlambat untuk bisa duduk, berdiri dan berjalan.
Keterlambatan kemampuan motorik halus dan kasar
Rendahnya kemampuan sosial
Perilaku agresif
Masalah dalam komunikasi
I. Diagnosis
1. Anamnesis
- Riwayat prenatal dan perinatal, penyakit ibu, infeksi yang pernah
di derita
- Retardasi mental, kesukaran belajar, pertumbuhan, status gizi,
masalah sosial. Penyakit-penyakit bawaan (jantung, ginjal),
riwayat kejang, adanya kemunduran perkembangan.
- Kepedulian orang tua terhadap anaknya.
2. Pemeriksaan
- Menetapkan umur anak
- Pengukuran antropometri (BB, PB/TB, lingkar kepala)
- Penilaian pertumbuhan dan status gizi
- Pemeriksaan fisik : bentuk wajah, badan, kelainan neurologis, kulit
- Penilaian pendengaran sangta penting karena apabila terdapat
ketulian yang dibiarkan, anak akan mengalami gangguan bicara,
belajar dan kencenderungan terjadi masalah perilaku yang
disebabkan karena kesukaran berkomunikasi. Pada bayi baru lahir
gangguan pendengaran dapat diidentifikasi dengan menggunakan
auditory evoked potentials yang mendeteksi respon batang otak,
terhadap suara atau auditory response cradle yang mendeteksi
respon perilaku yang bervariasi terhadap suara.
- Penglihatan perlu dilakukan pada bayi baru lahir walaupun
penglihatan masih terbatas (sekitar 6/200). Pada usia 6 minggu
kedua mata bergerak bersama-sama apabila mengikuti sumber
cahaya dan tidak juling. Ketajaman penglihatan selanjutnya
berkembang hingga mencapai tingkat ketajaman pada orang
dewasa pada usia 3 tahun.
3. Patokan tanda perkembangan terdapat dalam
- Kartu Menuju Sehat (KMS) : perkembangan anak tidak sesuai
(terlambat) dengan gambar perkembangan pada usia
- Denver
- Penunjang : laboratorium apabila diperlukan untuk kasus infeksi,
TORCH, CT-scan atas indikasi apabila didapatkan mikrocefal,
hidrosefal.
- Rujukan : THT, mata, psikiatri/psikologis, rehabilitasi medis,
bedah dan ortopedi.
4. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan sistogenik
- Pemeriksaan metaabolik
- Pemeriksaan neurologis : EEG, MRI
J. Penatalaksanaan
Tidak ada terapi khusus bagi penderita melestone delayed, tetapi
untuk beberapa keadaan dapat dilakukan penatalaksanaan. Jika ditemukan
masalah dalam pendengaran atau penglihatan, dapat dilakukan koreksi. Perlu
mengingat bahwa penyebab melestone delayed dapat saja tidak diketahui.
Tatalaksana melestone delayed merupakan kerjasama beberapa tim yaitu
bagian anak, rehabilitasi, saraf ,bedah saraF, THT, dan ortopedi
K. Prognosis
melestone delayed memiliki kemungkinan penyebab yang beraneka
ragam. Keterlambatan dapat terjadi pada otak anak saat otak terbentuk pada
masa gestasi. Penyebab yang mungkin antara lain : lahir prematur, kelainan
genetik dan herediter, imfeksi tetapi seringkali penyebab melestone delayed
tidak dapat ditentukan. Secara umum, perjalanan penyakit melestone
delayed tidak memburuk dengan waktu pertumbuhan anak.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
Pada pasien ini diperlukan kerjasama dari berbagai pihak (tim medis, keluarga
pasien dan pasien itu sendiri) agar dapat tercapai hasil yang maksimal. Pasien
disarankan untuk tetap melakukan latihan rutin seperti yang diajarkan. Kepada
keluarga pasien disarankan untuk tetap memberikan dukungan dan motivasi
kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Camp, Bonnie W & Headley, Roxan. 1991. Developmental delay Under 6 years of
age in pediatric decision making, editor by Berman, 2ndnedition. B.C Decker
Inc. Philadelphia.
Lissauer, Tom & Clayden, Graham. 2001. Emotions and Behavior in Pediatrics
Ilustrated Textbook 2nd Edition, Mosby, Saunders.