PULPEKTOMI GIGI 84
Oleh :
1941412053
Dosen Pembimbing :
DEPARTEMEN PEDODONSIA
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
Nama : Dokta Bella Zuhurina
No. BP : 1941412053
Dosen Pembimbing : drg. Puji Kurnia, MDSc, Sp. KGA
1. Literature Review
Pulpektomi adalah prosedur pengangkatan pulpa pada bagian korona dan akar, dan
kemudian digantikan dengan medikamen untuk mencegah terjadi infeksi berulang..
Pulpektomi membantu untuk mempertahankan gigi desidui yang nekrosis dengan
menghilangkan bakteri serta produknya dan memastikan saluran akar hermetis sehingga gigi
desidui dapat berfungsi hingga waktu normalnya tanggal tanpa mempengaruhi benih gigi
permanen atau mempengaruhi kesehatan pasien. Pengukuran panjang kerja terlebih dahulu
dilakukan dengan cara mengukur langsung panjang gigi pada radiografi periapikal, yaitu dari
incisal sampai apeks gigi yang sering disebut sebagai panjang kerja estimasi. Kemudian
panjang kerja estimasi yang didapat digunakan sebagai patokan untuk mengukur panjang
kerja yang sebenarnya dengan metode secara langsung menggunakan file yang dimasukkan
ke dalam saluran akar sesuai dengan panjang kerja estimasi dan dilakukan pengambilan
rontgen. Panjang kerja yang didapat dikurangi 1 mm dari panjang kerja yang sebenarnya. Hal
tersebut bertujuan untuk mencegah kerusakan gigi permanen pengganti dan untuk
menghindari pengisian berlebih.
Preparasi saluran akar gigi desidui berbeda dengan preparasi pada gigi permanen karena
saluran akar pada gigi desidui yang kompleks membuat kesulitan dalam melakukan preparasi,
maka preparasi saluran akar pada gigi desidui hanya bertujuan untuk membuang seluruh
jaringan nekrotik sejauh mungkin didalam saluran akar tanpa melakukan shaping saluran
akar. Hal ini berbeda pada gigi permanen, yakni “filling” saluran akar gigi permanen
bertujuan untuk melebarkan dan menghaluskan dinding sehingga akan mempermudah
pengisian saluran akar. Proses mekanis pada gigi desidui yang dilakukan tidak maksimal
karena kompleksnya saluran akar gigi desidui, maka perawatan endodontik gigi desidui
bergantung pada penggunaan agen kimia pada saat irigasi dan sterilisasi saluran akar serta
penggunaan bahan obturasi yang bersifat antimikroba, daripada debridement secara mekanis.
Irigasi merupakan salah satu faktor penting dalam debridemen saluran akar.
Kontraindikasi :
a. Gigi yang tidak dapat di restorasi lagi
b. Gigi dengan resorpsi akar lebih dari sepertiga akar
c. Gigi dengan resorpsi akar patologis
d. Kelainan pada pulpa yang menyebabkan dasar pulpa terbuka ke arah furkasi
e. Karies telah mencapai bifurkasi.
f. Terdapat pembengkokan ujung akar dengan granuloma (kista) yang sukar dibersihkan
g. Infeksi periapikal yang melibatkan benih gigi pengganti
h. Pasien dengan penyakit kongenital atau penyakit kronis
Indikasi :
- Disinfektam pada dentin setelah preparasi kavita
- Disinfektan setelah pulpectomy dan pulp dressing
- Perawatan untuk radang
- Disinfekktan root canal
Kelebihan :
- Sifat mengiritasi jaringannya lebihkecil daripada formokresol
- Mempunyai spktrim antibakteri yang luas dan efektif terhadap jamur
- Mampu memusnahkan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar
- Disinfektan yang kuat untuk infeksi root canal
- Efektif untuk infeksi periapikal
- Komposisi oilnya membantu untuk tetap aktif dalam jangka waktu lama
- Dalam bentuk gas, mampu menembus tubuli dentinalis dan kanal meduler, mencapai
periapex, kemudian mensterilkan jaringan dan permukaan yang terkontaminasi
Kekurangan :
- Memiliki efek sitotoksisitas jika digunakan untuk jangka panjang
Komposisi Bahan :
- Para-klorophenol -> mampu memusnahkan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar
dan untuk memperbesar khasiat phenol.
- Kamfer -> di saluran akar dipisahkan dalam bentuk kristal halus yang menempel pada
dinding saluran akar dan memperlama efek desinfektan karna tidak larut dalam air. Kamfer
digunakan sebagai sarana pengencer serta mengurangi efek mengiritasi daripada
klorophenol murni. Selain itu juga memperpanjang efek antimikrobial
- Menthol -> bersifat vasokontriksi sehinggga memperkecil hiperemia yang disebabkan oleh
kamfer. Menthol dapat mengurangi sifat iritasi chlorfenol dan mengurangi rasa sakit.
b. Chresophen
Sifat :
- Memiliki efek iritan yang rendah
- Reaksinya rendah terhadap apikal
Indikasi
Pemakaian terutama pada gigi dengan periodontitis apikalis tahap awal akibat
instrumentasu berlebih. Dapat juga digunakan sebagai desinfeksi pada saluran akar sebelum
proses obturasi dan sebagai bahan dressing pada saluran akar. Masa aktifnya antara 3-5 hari.
Kelebihan
Sifat-sifat dari bahan ini memiliki efek iritas yang rendah dan reaksinya rendah
terhadap apikal. Dexametasone yang dikandung dalam cresophene merupakan kortikosteroid
yang jauh lebih aktif dibandingkan dengan hidrikortison dan dapat mengurangi inflamasi.
Keuntungan lainnya adalah :
- Desinfeksi saluran akar dengan zat bakterisidal yang kuat yaitu parachlorophenol
- Mengandung dexamethasone yang bersifat antiinflamasi
- Mengandung thymol dan camphor yang berfungsi sebagai antiseptic
- Dapat mensterilkan ruang pulpa selama aplikasi pulpektomi vital
- Dapat digunakan dalam sterilisasi kavitas yang dalam
Kekurangan:
- Bersifat sitotoksis, karsinogenik mutagenik dan teratogenik
Komposisi Bahan :
Cresophene terdiri dari bahan-bahan yang mengandung efek bakterisidal yang kuat,
yaitu :
- Dexamethasone : 10%
- Thymol : 5%
- Parachlorofenol : 30%
- Camphor : 64,9%
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Chief Complain
Pasien datang bersama orangtuanya dan mengeluhkan gigi geraham bawah kanan
berlubang dan ingin ditambal.
Present Illness
Pasien merasakan keluhan sejak ±2 tahun yang lalu. Awalnya gigi berlubang kecil
dan terasa sakit terutama saat makan, minum dingin dan makanan yang manis. Kemudian
lama kelamaan lubang gigi semakin membesar. Pasien juga pernah merasakan sakit
spontan pada gigi tersebut ±1,5-1 tahun yang lalu, namun saat ini sudah tidak pernah sakit
lagi. Pasien tidak pernah mengobati keluhan tersebut.
Past Dental History
Pasien tidak pernah ke dokter gigi. Pasien selalu mencabut gigi desiduinya sendiri
ketika dirasa sudah sangat goyang. Pasien menyikat gigi 2x sehari pada (saat mandi pagi
dan sore). Pasien tidak memiliki kebiasaan menyikat lidah dan tidak menggunakan obat
kumur.
Past Medical History
Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit. Pasien tidak memiliki riwayat kelainan
sistemik. Pasien tidak sedang mengonsumsi obat rutin. Pasien tidak memiliki riwayat
alergi makanan maupun obat.
Family History
Orang tua dan saudara kandung pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.
Social History
Pasien merupakan seorang siswa SD kelas 2. Pasien tinggal bersama kedua orang tua
dan 2 orang kakak. Pasien memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan manis, lengket,
dan minuman manis serta dingin. Pasien jarang mengonsumsi buah dan sayur.
DIAGNOSIS :
Pada gigi 84 berdasarkan pemeriksaan subjektif, pasien memiliki riwayat nyeri
spontan namun saat ini sudah tidak pernah merasakan nyeri lagi. Berdasarkan pemeriksaan
objektif terlihat adanya karies pulpa pada gigi di bagian oklusal dan respon gigi terhadap tes
perkusi (-), palpasi (-), tes termal (-). Berdasarkan rontgen foto terlihat adanya karies
mencapai pulpa (profunda) sehingga dapat ditegakkan diagnosa yaitu nekrosis pulpa. Namun
tidak terdapat gambaran kelainan pada bagian periapikal gigi.
3. ALAT BAHAN
Alat yang digunakan untuk pulpektomi :
Diagnostic set Bite block
Handpiece Plastis filling instrument
Bur set Semen Spatula
Endometer Spuit irigasi
Jarum Miller Glass lab
Jarum Ekstirpasi Lentulo
Instrument plastis Plugger
K-File
4. PROSEDUR KERJA
Kunjungan I
1. Melakukan pemeriksaan objektif, pemeriksaan objektif, foto intra oral dan rontgen
foto. Serta pengisian informed consent oleh orang tua pasien.
2. Sebelum dilakukan tindakan perawatan, dilakukan perhitungan panjang kerja terlebih
dahulu berdasarkan rumus :
Panjang gigi sebenarnya = Panjang gigi pada rontgen X Lebar mesiodistal gigi
Lebar mesiodistal pada foto rontgen
Kunjungan II
1. Isolasi daerah kerja
2. Preparasi kamar pulpa
a. Outline form, akses preparasi dari oklusal dengan menggunakan bur bulat
b. Buang semua karies dan email yang tidak didukung dentin
c. Buka kamar pulpa dan buang atap kamar pulpa dengan bur bulat.
d. Haluskan dinding kavitas dengan bur diamendo
e. Buang isi kamar pulpa dengan ekscavator
f. Cari orifis dengan jarum miller (smooth broach) sekaligus untuk mengetahui arah
dan keadaan saluran akar
g. Semua tahapan preparasi kamar pulpa akan mempengaruhi preparasi pada
saluran akar. Irigasi sesering mungkin dengan chlorhexidine.
h. Preparasi kamar pulpa selesai.
5. Preparasi saluran akar
a. Pasang stopper sesuai panjang kerja
b. Gunakan jarum ekstirpasi untuk mengeluarkan isi pulpa dari kamar pulpa dan
saluran akar dengan diputar 360 derajat kemudian ditarik keluar.
c. Irigasi sesering mungkin setiap pergantian alat dengan chlorhexidine. Jangan
menyemprotkan udara kedalam kavitas karena akan mendorong debris ke arah
apeks
d. Preparasi saluran akar dengan file. Mulai dari nomor 6 dan lakukan sampai
terihat white dentin. Pada gigi sulung, preparasi dilakukan hanya untuk
mengangkat jaringan pulpa dan menghaluskan dinding saluran akar, bukan
memperlebar saluran akar.
e. Irigasi saluran akar dengan chlorhexidin, keringkan dengan cotton pellet dan
paper point. Pastikan kavitas dan saluran akar telah benar-benar kering
6. Sterilisasi saluran akar
a. Basahi cotton pellet yang ukurannya kira-kira 1/3 kamar pulpa dengan ChKM,
keringkan dengan cotton roll, karena yang diperlukan hanya uap ChKM
b. Letakan cotton pellet pada kamar pulpa, tutup dengan kapas kering
c. Tutup dengan tambalan sementara
d. Cek oklusi menggunaan artikulating paper
Kunjungan III
1. Tanyakan keluhan pada pasien dan lakukan pemeriksaa pada gigi tersebut,
2. Buka tambalan sementara
3. Keluarkan kapas kering dan cotton pellet dari kamar pulpa
4. Periksa menggunakan kapas kering apakah tercium bau obat atau tidak, apakah dari
kavitas ada tercium bau busuk. Perhatikan apakah terdapat ada atau tidaknya lendir
dan darah. Jika hal tersebut tidak ada menandakan bahwa saluran akar sudah bersih
dan steril, sehingga dapat dilakukan obturasi. Jika belum periksa kembali saluran akar
dan lakukan sterilisasi dengan ChKM
5. Irigasi menggunakan chlorheksidin dan keringkan dengan paper point
6. Lakukan obturasi dengan zinc oxide dan eugenol. Ambil ZOE menggunakan lentulo
searah jarum jam, lakukan obturasi hingga 1/3 kamar pulpa dengan menggunakan
lentulo yang sudah diberi ZOE 360 derajat berlawanan jarum jam, setelah itu
padatkan dengan plugger dan dibantu dengan cotton pellet lembab.
7. Aplikasikan GIC Lining
8. Tutup dengan cotton pellet kering dan steril
9. Tutup dengan tambalan sementara
10. Cek oklusi pasien menggunakan artikulating paper
11. Lakukan rontgen foto untuk pengecekan obturasi
Kunjungan IV
1. Kunjungan dilakukan 1 minggu setelah obturasi.
2. Cek obturasi pada foto rontgen untuk melihat kehermetisan,
3. Tanyakan keluhan pada pasien, lakukan pemeriksaan objektif seperti tes perkusi dan
palpasi
4. Jika tidak ada keluhan, bongkar tambalan sementara
5. Lakukan build up dengan GIC
6. Restorasi akhir dengan SSC (Stainless Steel Crown)
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, A., & Kaswindiarti, S. (2017). Perawatan Pulpektomi Non Vital Pada Gigi
Desidui Anterior Maksila (Laporan Kasus). JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran
Gigi), 1(1), 58-63.
Kachan Harikihsan Asnani. 2010. Essential Of Pediatric Dentistry. Jaypee Brothers Medical
Publishers (P) Ltd
Kusumadewi, P.R. 2017. Perawatan Pulpektomi Pada Gigi Sulung Dan Gigi Permanen...
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.