Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK IKGA

BLOK 16
RESTORATIVE DENTISTRY II

“Perbandingan Keberhasilan Perawatan Saluran Akar pada Gigi


Sulung dengan Bahan Pasta ZOE, CaOH, Pasta Iodoform dan
Pasta 3 Mix’’

Dosen Pembimbing
Essie Octiara, drg., Sp.KGA

Disusun Oleh :
Kelompok 5

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
ANGGOTA KELOMPOK 5:

 Aisha Anindia 170600021


 Maharani Syahnia Putri 170600022
 Meidna Putri Harahap 170600023
 Cathrine Audrey Tarigan 170600024
 Rahmadiana Lubis 170600025
 Indri Safitri Harahap 170600026
 Aminah Aprillia Lubis 170600027
 Cindy Audria Pratiwi 170600028
 Eskarysa Br Ginting 170600029
 Lucyana Rusida 170600030
PENDAHULUAN

Tujuan dari perawatan endodontic dan saluran akar pada anak adalah untuk meringankan rasa
sakit dan mengontrol sepsis dari pulpa dan jaringan periapikal sekitarnya serta
mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologis oleh jaringan
sekitarnya dan mempertahankan pulpa diperiapikal sehingga dapat berfungsi selama mungkin
berada dimulut dan untuk anak-anak sampai gigi permanen erupsi. Beberapa bahan yang
digunakan sebagai bahan pengisi saluran akar pada gigi sulung harus mampu memiliki
tingkat resorbsi yang sama dengan resorbsi akar gigi pengganti. Dan setiap bahan-bahan yang
digunakan untuk pengisi saluran akar pada anak telah diteliti mempunyai tingkat keberhasilan
yang berbeda-beda. Adapun bahan-bahan yang dapat digunakan untuk mengisi saluran akar
antara lain zinc oxide eugenol, Ca(OH)2, pasta iodoform dan pasta 3-mix.

1. Zinc Oxide-Eugenol

a. Indikasi
Perawatan saluran akar pada gigi sulung dengan menggunakan bahan pasta ZOE di
indikasikan untuk beberapa kasus seperti perawatan pulpa gigi sulung nonvital atau
medikamen pulpektomi.
b. Isi Bahan
1. Bubuk:
- Zinc oksida 69%
- White resin 29%
- Zinc stearate 1%
- Zinc acetate 0,7%
2. Larutan:
- Eugenol 85%
- Minyak zaitun 15%
c. Mekanisme Kerja Bahan
Ketika ZOE dimasukkan dalam rongga dentin, jumlah kecil dari eugenol menyebar
melalui dentin ke pulpa. Konsentrasi rendah eugenol memberi efek anastesi anti
inflamasi dan lokal pada pulpa gigi. Dengan demikian, penggunaan ZOE dapat
memfasilitasi penyembuhan pulpa. Di sisi lain, konsentrasi eugenol yang berlebihan dan
masuk ke periapikal dapat bersifat toksik.
d. Keuntungan dan Kekurangan
1. Keuntungan :
- Efektif terhadap antimikroba
- Plastisitas baik
- Murah/ biaya yang efektif
- Mudah tersedia
- Biocompatible
2. Kekurangan:
- ZOE dapat mengiritasi ke jaringan periradikular dan menyebabkan nekrose tulang
serta sementum.
- Tingkat resorpsi tidak bertepatan dengan laju resorpsi akar sehingga dapat
merubah pola erupsi gigi pengganti.

e. Manipulasi Kerja
Tentukan perbandingan jumlah powder dan liquid. Pencampuran dilakukan pada glass
slab dengan spatula logam. Setelah dilakukan preparasi hingga irigasi keringkan kanal.
Aplikasikan ZOE untuk menutupi dinding saluran akar. File yang kecil digunakan untuk
memasukkan pasta ZOE. Pasta yang berlebih dapat dibuang dengan hedstrom file.
Kondensasi pasta dengan menggunakan plugger. Evaluasi keberhasilan dengan
menggunakan radiografi.

f. Perbandingan evaluasi keberhasilan dari bahan


Keuntungan ZOE dari bahan lain adalah sifat antimicrobial yang tinggi namun dapat
mengiritasi jaringan periapikal sehingga dapat merubah jalur resorpsi akar gigi tetap,
sedangkan dengan menggunakan calcium hydroxide selain memiliki sifat antimicrobial
yang tinggi dari Ph Alkaline, bahan ini memiliki sifat resorpsi natural yang hampir sama
dengan gigi pengganti. Secara luas bahan calcium hydroxide lebih sering digunakan pada
gigi sulung dibandingkan dengan ZOE yang lebih efektif digunakan pada gigi permanen.
Pasta iodoform dibeberapa penelitian dikatakan bahwa dapat digunakan sebagai
alternative pengganti pasta eugenol karna kandungan iodin sebagai antibacterial namun,
sangat kontraindikasi pada pasien encephalopathy (radang otak) dengan individu yang
sensitive terhadap iodin. Sehingga kombinasi pasta ZOE dengan calcium hydroxide
dilaporkan memiliki tingkat keberhasilan dan prognosis yang cukup baik dibandingkan
dengan penggunaan pasta tunggal.

2. Kalsium Hidroksida
a. Indikasi
Digunakan sebagai medikamen intrakanal, sealer endodontuk, pulp capping agent (hard
setting), apeksifikasi, dan perawatan pulpotomy.
b. Isi bahan
Terdirin dari campuran kalsium hidroksida 25% dan larutan aquous dari asam poliakrilik
75%.
c. Mekanisme Kerja Bahan
Mekanisme antimikroba Ca(OH) terjadi dengan pemisahan ion calcium dan hydroxyl
kedalam reaksi enzimatik pada bakteri dan jaringan, menginhibisi replikasi DNA
serta bertindak sebagai barrier dalam mencegah masuknya bakteri dalam system
saluran akar. Ion hydroxyl akan mempengaruhi kelangsungan hidup bakteri anaerob.
Difusi ion hydroxyl (OH) menyebabkan lingkungan alkaline sehingga tidak kondusif
bagi pertahanan bakteri dalam saluran akar. Ion calcium memberi efek terapeutik yang
dimediasi melalui ion channel.
d. Keuntungan dan Kekurangan
1. Keuntungan
- Biokompatibel
- pH berkisar antara 12,5-12,8.
- Memiliki kelarutan yang rendah terhadap air, serta tidak dapat larut dalam alkohol.
Karena sifat yang dimilikinya, kalsium hidroksida dinilai efektif dalam melawan
mikroba anaerob yang berada pada pulpa gigi yang nekrosis. Kandungan alkaline
pada CaOH mampu menghalangi proses inflamasi dengan berperan sebagai buffer
lokal dan dengan mengaktivasi alkaline fosfatase yang penting dalam pembentukan
jaringan keras.
- Memiliki keefektifan dalam waktu yang cukup lama jika dibandingkan dengan bahan
medikamen lainnya, dan pada beberapa kasus perawatan saluran akar bahan ini dapat
bertahan selama beberapa bulan dalam saluran akar.
2. Kekurangan
Menurut Tam et al, (1989) kalsium hidroksida juga memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya :

- Kekuatan kompresif rendah berpengaruh pada kestabilan terhadap cairan pada saluran
akar yang kahirnya dapat melarutkan bahan medikamen saluran akar.

- Dentin dapat menginaktifkan aktivitas antibakter kalsium hidroksida, berkaitan


dengan kemampuan buffer dentin yang menghambat kerja kalsium hidroksia juga
menghambat terjadinya kondisi alkaline yang dibutuhkan untuk membunuh bakteri
dan menghambat penetrasi ion hydroxyl ke jaringan pulpa.

- Penelitian Peters et al, (2002) menunjukkan jumlah saluran akar yang positif
mengandung bakteri meningkat setelah perawatan dengan kalsium hidroksida.
Kalsium hidroksida juga menyebabkan resorbsi interna sehingga gigi mudah fraktur.

e. Manipulasi Kerja

Pada kunjungan pertama lakukan rontgen foto,isolasi daerah kerja, buka atap pulpa
lalu angkat jaringa pulpa dengan hedtrom, keringkan dengan gulungan kapas kecil,
irigasi saluran akar dengan H2O3 3% lalu keringkan kembali, letakkan obat antibakteri
pada kamar pulpa formokresol atau CHKM dan diberi restorasi sementara. Untuk
kunjungan kedua setelah 2-10 hari lakukan pembukaan restorasi sementara, jika saluran
akar sudah kering dapat dissin dengan Ca(OH) kemudian lakukan restorasi sementara
atau restorasi tetap. Jumlah kunjungan, waktu pelaksanaannya dan sejauh mana
instrument dilakukan ditentukan oleh tanda dan gejala pada tiap kunjungan. Artinya
saluran akar diisi setelah kering dan semua tanda dan gejala telah hilang.

f. Perbandingan Evaluasi Keberhasilan

Tingkat keberhasilan CaOH dilaporkan rendah karena tingkat resorpsi internalnya 
yang tinggi. Penelitian menunjukkan tingkat keberhasilan CaOH mencapai 60-80%,
sedangkan tingkat keberhasilan ZOE menurut beberapa ahli seperti Barr et al adalah
82,3%, Gould 82,5%, Coll et al 86,1% dan tingkat keberhasilan pasta Iodoform 95.6% se
lama 24  bulan. 
3. Pasta Iodoform

a. Indikasi

Pada kasus- kasus lesi yang refraktori dan lesi periapikal dengan resorpsi yang luas.
Sebagai bahan obturasi /pengisi saluran akar ( misalnya pada pulpektomi) pada gigi
sulung. Medikamen pada kanal pulpa gigi sulung yang mengalami abses.

b. Isi bahan
Pasta iodoform (kri paste) sebagai bahan pengisi saluran akar mengandung iodoform
80,8% ; camphor 4,86% ; p-chlorophenol 2,025% ; menthol 1,215%.

c. Mekanisme Kerja Bahan


Senyawa yang mengandung Iodin sangat berguna dalam pengendalian infeksi dalam
kedokteran gigi. Iodin mempunyai reaktivitas yang tinggi dengan mengendapkan protein
dan oksidasi enzim penting. Iodin dapat larut dalam cairan kalium iodida, alkohol, atau
membuat ikatan dengan transporter (diketahui sebagai iodofore). Iodofore adalah
senyawa Iodin. Iodofore diklasifikasikan sebagai desinfektan tingkat menengah
(senyawa ini juga diguakansebagai antiseptik).

d. Keuntungan dan Kekurangan

1. Keuntungan
- menyerap dengan cepat
- Memberikan efek yang minimal pada gigi succedenous ketika digunakan sebagai obat
kanal pulpa pada gigi primer yang abses.
- Pasta iodoform yang ekstruksi kedalam jaringan periapikal, dengan cepat akan
digantikan oleh jaringan normal.
- Memiliki efek / potensi bakteriosidal yang tahan lama.
- Karena tidak dalam bentuk massa yang keras, pasta iodoform dapat dihilangkan atau
dibuang jika diperlukan.
2. Kekurangan
- Dapat menyebabkan diskolorisasi gigi, karena iodoform mengandung iodin, sehingga
dapat menyebabkan warna gigi menjadi kekuningan, jadi kurang estetis.
- Beberapa penelitian menunjukakkan bahan ini dapat menyebabkan iritasi pada
jaringan periapikal dan dapat menyebabkan nekrosis cemental.
e. Manipulasi Kerja
- Lakukan anastesi lokal, pemasangan rubber dam, preparasi kavitas, lalu buka pulp
chamber kemudian hilangkan jaringan pulpa dengan file serta lakukan irigasi.
- Kanal dikeringkan secara menyeluruh menggunakan paper point.
- Saluran akar diisi dengan pasta resorbable seperti Kri, butuh sebuah lentulo spiral
(spiral lentulo mounted) yang dipasang pada turbin kecepatan rendah, ketika akan
memasukkan material yang paling awal ke dalam kanal.
- Ketika saluran sudah terisi penuh, bahan tersebut dikompres dengan kapas. Bahan
yang berlebih akan diserap dengan cepat.
- Lakukan pemeriksaan radiografi periapikal untuk meninjau ulang keadaan gigi yang
telah dilakukan perawatan.
- Lakukan pemasangan stainless steel crown.

f. Perbandingan evaluasi keberhasilan bahan


KRI ditemukan memiliki tingkat keberhasilan 84 persen dibandingkan dengan ZOE
yang menunjukkan keberhasilan 65%. Pasta Iodoform memiliki sifat resorbabilitas dan
disinfektan yang lebih baik daripada ZOE. Keuntungan utama pasta KRI dibandingkan
dengan pasta ZOE adalah bahwa resorbi pasta KRI selaras dengan akar primer dan tidak
begitu mengiritasi jaringan di sekitarnya jika akar secara tidak sengaja terjadi overfilled.
Namun, bahan pengisi saluran akar populer lainnya untuk gigi sulung adalah Vitapex
(produk keluaran DiaDent Group International, Inc., Vancouver, British Columbia,
Kanada), dimana komponen utama Vitapex adalah kalsium hidroksida dan iodoform.
Produk ini telah menerima banyak laporan tentang keberhasilan penggunaannya.

4. Pasta 3 Mix
a. Indikasi
- Gigi desidui yang vital/non vital/atau tanpa keluhan
- Gigi dengan pulpitis akut atau kronis
- Gigi desidui dengan karies yang telah mencapai tanduk pulpa namun masih bisa
dipertahankan
- Gigi dengan gangrene pulpa atau nekrosis pulpa
- Resorpsi akar secara fisiologis karena sulit untuk melakukan perawatan pulpektomi
- Terdapat fistula pada gigi dengan atau tanpa disertai resorpsi
- Perawatan endodontik yang mengalami kegagalan

b. Isi Bahan
Terdiri dari Metronidazol, Ciprofloxasin, Minocyclin, dan juga carrier (MP) yang
berupa Macrogol ointment dan Propylene glycol.

c. Mekanisme Kerja Bahan


Metronidazole mengekshibisi dalam spectrum luas melawan protozoa dan
bakterianaerobic. Metronidazole bersifat selektif toksik bagi mikroorganisme anaerob.
Nitro grup dalam metronidazole berubah menjadi nitro radical pada saat memasuki sel
yang akan mengikat DNA, mengganggu struktur heliks dan menyebabkan kematian sel
bakteri. Minocycilne bersifat bakteriostatik dengan menginhibisi sintesis protein dengan
berikatan ke ribosom 30S pada mikroorganisme gram positif dan negative.
Ciprofloxacine sangat poten terhadap bakteru gram negatif tetapi kurang pada bakteri
gram positif.

d. Keuntungan dan Kekurangan


1. Keuntungan
Efektif dalam membunuh bakteri aerob dan anaerob yang ada pada saluran
akar, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang baik dalam regenerasi pulpa dan juga
kombinasi antibiotik ini dapat mencegah terjadinya resistensi.
2. Kekurangan
Minocycline dapat menyebabkan perubahan warna gigi. Reynolds et al . menggunakan
zat Dentin bonding dan resin komposit sebelum penempatan ganti antibiotik triple untuk
mencegah perubahan warna, tetapi perubahan warna hanya berkurang. Minocycline
berikatan dengan ion kalsium melalui khelasi untuk membentuk kompleks yang tidak
larut. Ini harus dibatasi pada saluran akar karena potensi risiko perubahan warna gigi.

e. Manipulasi Kerja
1. Pencampuran:
- Tablet minocycline, metronidazole, ciprofloxasin digerus satu per satu sampai
berbentuk powder. Powder dapat bertahan 1 bulan jika ditempatkan di porsele dan
dimasukkan ke silica gel
- Macrogol dan propylene glycol dicampur dengan perbandingan 1:1 sampai berbentuk
seperti lem
- Campur tiga powder antibiotik dengan perbandingan 1:1:1, campuran iniyang
nantinya disebut dengan 3Mix
- Campur 3Mix dan MP dengan perbandingan 7:1, campuran ini disebut dengan 3Mix-
MP
Campuran 3Mix-MP hanya bisa bertahan selama 24 jam

2. Aplikasi:

- Isolasi daerah kerja, pembuangan karies, dan preparasi kavitas


- Kavitas dibersihkan dengan menggunakan EDTA 12% kemudian diamkan selama 1
menit
- Bersihkan dengan aquadest steril lalu keringkan
- NaOCl dimasukkan ke dalam kavitas dengan cotton pellet, kemudian diamkan selama
1 menit
- Aplikasi 3Mix
a. Pulpitis Reversibel
Dentin yang lunak jangan dibuang karena dapat menimbulkan rasa sakit dan dentin ini
dapat reklasifikasi atau mengeras. Aplikasi 3Mix pada dinding kavitas saja, jangan
diatas ruang pulpa karena propylene dapat mengiritasi pulpa
b. Pulpitis Irreversibel
Apabila terdapat pulpa polip maka harus di ekskavasi dahulu sebatas kamar pulpa,
kemudian aplikasi 3Mix-MP ke dalam kavitas selain daerah yang perforasi
c. Gangren Pulpa
3Mix-MP diaplikasikan di atas orifice
- Berikan basis GIC
- Aplikasi tambalan tetap (Komposit, Amalgam, Direct Inlay). Tumpatan harus rapat,
tidak boleh bocor

f. Perbandingan Evaluasi Keberhasilan Bahan


Whilst Kim dan Kim melaporkan bahwa TAP menunjukkan zona hambatan yang
lebih besar terhadap E. faecalis daripada kalsium hidroksida. Raison Bose
membandingkan TAP, kalsium hidroksida, dan formokresol sebagai medikasi
intracanal pada gigi permanen muda non vital. Tiga kelompok antibiotik
menunjukkan peningkatan persentase tertinggi dalam ketebalan dinding dentin
dibandingkan dengan dua kelompok lainnya. TAP dapat membantu mempromosikan
pengembangan fungsional kompleks pulp-dentin.

PEMBAHASAN

Perbandingan evaluasi dari Kalsium Hidroksida dan Zinc Okside Eugenol


sebagai bahan pengisi saluran akar dari hasil studi Nadkarni dan Damle ( 2000)
melaporkan rata-rata kesuksesan 94,28% dengan Kalsium Hidroksida dan 88,57%
dengan Zinc Okside Eugenol.

Zinc oxide eugenol, merupakan bahan pengisi saluran akar yang paling sering
digunakan untuk gigi sulung. Penelitian pertama Rabinowitz pada tahun 1953 yang
melaporkan hanya 7 kegagalan dari 1363 gigi yang dirawat. Namun, penelitian pada
hewan telah melaporkan terjadinya nekrosis tulang, sementum dan radang jaringan
periapikal. Eugenol, telah dilaporkan bersifat sitotoksik dan neurotoksik
(ancephalopathy). Ensefalopati serebral setelah koma telah dilaporkan pada individu
dengan sensitivitas terhadap yodium.

Pasta berbasis lodoform disarankan, tetapi keamanannya belum ada laporan


yang memadai. Namun, penggunaan kombinasi pasta dengan kalsium hidroxide dan
pasta iodoform memiliki tingkat keberhasilan dan prognosis yang cukup baik
dibandingkan dengan penggunaan pasta tunggal.

Berbagai penelitian pada hewan juga melaporkan hasil yang menguntungkan


dengan kalsium hidroksida dibandingkan dengan zinc oxide eugenol. Kombinasi dari
sifat antibakteri, resorbable dan jaringan membuatnya banyak digunakan pada gigi
sulung. Namun, tidak banyak studi klinis yang berkaitan dengan ini.

Syringe pressure saluran akar (dikembangkan pada tahun 1961 oleh Greenberg
dan Katz) digunakan untuk mengisi saluran akar. GreenbergM pertama
merekomendasikan saluran akar pengisian gigi primer dengan campuran tebal pasta
resorbable menggunakan teknik injeksi. Fleksibilitas jarum tipis yang digunakan
memungkinkan penempatan material di kanal berliku yang halus sekalipun. Aylard S.
dan Johnson R. melaporkan bahwa jarum suntik endodontik lebih baik untuk mengisi
saluran lurus, sedangkan spiral lentulo lebih baik untuk mengisi saluran yang
melengkung.

DAFTAR PUSTAKA
1. Nadikarni U, Damle S, Mumbai. Comperative evaluation of calcium hydroxide and zinc
oxide canal filling materials for primary molar: A Clinical and radiografis study. J Indian
Soc Pedod Prev Dent 2011; 29:222-228.

2. Mustafa M, Saujanya KP, Jain D, Shetty S, Arun A, Uppin L, Kadri M. Role of Calcium
Hydroxide in Endodontics : A Review. GJMEDPH 2012;1(1):66-67. 

3. Praveen P, et al. A review of obturating material for primary teeth. SRM University
Journal of Dental Sciences. 2011; 1(3).

4. Ramar K, Mungara J. Clinical and radiographic evaluation of pulpectomies using three


root canal filling materials: An in-vivo study. J Indian Soc Pedod Prev Dent 2010;228:25-
29

5. Carlos Nurko. Clinical Section Resorption of a Calcium Hydroxide/Iodoform Paste


(Vitapex) in Root Canal Therapy for Primary Teeth: A Case Report. 2000. Pediatric
Dentistry San Antonio. 22(6).

6. Bhatia R, et al. Periapical and Intraradicular Resorption of Extruded Endoflas in Primary


Molars : A Case Report. 2002; 156-159

7. Murvindran V, James DR. Antibiotics as an intracanal medicament in endodontics. J


Pharm Sci Res 2014;6:297-301
8. Sabrah AH, Yassen GH, Spolnik KJ, Hara AT, Platt JA, Gregory RL. Evaluation of
residual antibacterial effect of human radicular dentin treated with triple and double
antibiotic pastes. J Endod 2015;41:1081-1084. PUBMED | CROSSREF

Anda mungkin juga menyukai