1
keterlibatan lesi periapikal, perdarahan yang tidak dapat dikontrol dalam waktu
lima menit setelah dilakukan ekstirpasi pada pulpa bagian koronal, dan adanya
resorpsi akar minimal atau kurang dari sepertiga akar.1,5
2
tertinggal dalam tulang alveolar saat akar sudah teresorpsi. Bila terjadi kelebihan
pengisian saluran akar, menimbulkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan seperti
inflamasi, namun aplikasi bahan ini sulit sehingga sering terjadi kekurangan
pengisian. Selain itu kandungan bahan eugenol juga dapat merusak sel. Zinc Oxide
eugenol dapat mengiritasi jaringan periapikal dan dapat mengakibatkan nekrosis
pada tulang dan sementum .8
3
anaerob yang berada pada pulpa gigi yang nekrosis. Kandungan alkaline pada
CaOH mampu menghalangi proses inflamasi dengan berperan sebagai buffer lokal
dan dengan mengaktivasi alkaline fosfatase yang penting dalam pembentukan
jaringan keras. 11
Menurut Tam et al, (1989) kalsium hidroksida juga memiliki beberapa
kelemahan, di antaranya kekuatan kompresif yang rendah sehingga dapat
berpengaruh pada kestabilan kalsium hidroksida terhadap cairan di dalam saluran
akar yang akhirnya dapat melarutkan bahan medikamen saluran akar. Kemampuan
buffer dentin menghambat terjadinya kondisi alkaline yang dibutuhkan untuk
membunuh bakteri, juga menghambat penetrasi ion hydroxyl ke jaringan pulpa. 12
4
aksesori, nonirritant, dan radiopak. Memiliki tingkat resorbsi lebih cepat dan sifat
desinfektan yang lebih baik dari bahan ZOE. 7
Namum KRI paste juga memliki beberapa kekurangan antara lain,
menyebabkan diskolorisasi kuning kecoklatan pada mahkota gigi yang
mengganggu estetis, laju resorpsi material dalam saluran lebih cepat daripada laju
resorpsi akar fisiologis, dan dapat mengiritasi jaringan periapikal dan
menyebabkan nekrosis sementum. 13,14
5
ZOE Semen dicampur dengan cara menambahkan sejumlah powder
ke dalam cairan sehingga diperoleh konsistensi yang kental. Perbanding
jumlah powder dan cairan disesuaikan dengan petunjuk pabrik.
Pencampuran dilakukan diatas glass lab dan diaduk menggunakan
spatula semen. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mencapai setting
time adalah 4-10 menit . 1
b. Kalsium Hidroksida
Saluran akar yang sudah kering, dapat diisi dengan Kalsium
Hidroksida (Ca(OH)2) .4 Aplikasikan bahan kalsium hidroksid, sambil
ditekan-tekan ke dalam saluran akar sampai padat dengan
menggunakan lentulo.
c. Pasta Iodoform (Kri Paste )
Obturasi saluran akar dengan pasta iodoform untuk isi bagian
saluran akar menggunakan paper point, syringe, atau lentulo spiral root
canal filler. 2 gram pasta dalam syringe polypropylene, dapat digunakan
untuk 50 x pengisian saluran akar.Dilengkapi dengan rubber indicator
yang dapat menyesuaikan panjang saluran akar. Masukkan ujung
syringe ke dalam kanal. Mengisi kanal dengan menekan plugger
syringe dengan pelan sambil mengeluarkan ujung syringe dari kanal
lalu buang kelebihan pasta dengan kapas steril dan meletakkan sealer.
Plugger saluran akar digunakan untuk mengkondensasi materi
pengisian ke dalam saluran . 16
13. X – Ray digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan pengisian saluran
akar 16
14. Berikutnya, lapisi bagian sisa kamar pulpa dengan GIC dan dilakukan
restorasi lanjutan. restorasi harus mencapai eksternal korona secara
optimal.16
6
Selain itu, ZOE memiliki kemampuan sebagai antibakteri yang baik. Harga ZOE
sangat terjangkau dan mudah untuk diaplikasikan. Meskipun memiliki sifat
antibakteri yang baik, ZOE hanya memiliki spektrum antibakteri yang kecil. ZOE
beresiko dapat melukai benih gigi permanen pengganti yang sedang berada dalam
proses erupsi akibat kekerasan bahan pengisi ini. ZOE juga memiliki perbedaan
kecepatan resorpsi bahan pengisi dengan akar geligi desidui yang dirawat, dimana
akar geligi desidui resorpsinya lebih cepat daripada bahan ini, sehingga partikel
pasta akan tertinggal dalam tulang alveolar saat akar sudah teresorpsi, hal ini dapat
menimbulkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan seperti inflamasi. Rata-rata
tingkat keberhasilan Zinc oxide eugenol adalah 87,9%. Yacobi dkk. melaporkan
tingkat keberhasilan perawatan saluran akar dengan bahan ZOE pada gigi molar
desidui setelah 12 bulan adalah 84%. 4
Kalsium hidroksida yang digunakan sebagai bahan pengisi saluran akar
pada awalnya bersifat bakterisidal, kemudian bakteriostatik, dapat meningkatkan
penyembuhan dan perbaikan, memiliki pH alkalin tinggi yang menstimulasi
fibroblast, menghentikan resorpsi internal,murah dan mudah digunakan.Faktor
yang menentukan untuk kecepatan kerja kalsium hidroksida diselidiki dan
menemukan bahwa konsentrasi ion hidroksil yang tinggi menginaktivasi enzim
bakteri membran sitoplasma, mempengaruhi transportasi kimia dan mengubah
ketersediaan nutrisi, sehingga menyebabkan efek toksik pada sel bakteri. Inaktivasi
enzimatik bakteri ini tercermin dalam pertumbuhan, pembelahan seluler dan
aktivitas metabolik yang terjadi pada membran sitoplasma. Disintegrasi kimia
membran berhubungan dengan penghancuran asam lemak tak jenuh atau fosfolipid,
karena konsentrasi ion hidroksil yang tinggi yang mengganggu proses peroksidasi
lipid dan reaksi penyabunan. Studi telah melaporkan tingkat keberhasilan 80 hingga
90%. 4
Kerugian utama kalsium hidroksida sebagai bahan pengisi saluran akar
adalah bahwa ia cenderung resorpsi lebih awal daripada resorpsi fisiologis dari akar
gigi sulung.Kerugian lain termasuk seal yang tidak memadai terhadap
mikroorganisme, dissolusi di bawah cairan dan kurangnya adhesi ke jaringan keras
dan sifat antimikroba yang lemah dan resorpsi internal yang agresif . 4
7
Pasta KRI adalah pengisian akar endodontik radiopak. Kamper dan mentol
dicampur dengan agen antimikroba dan para klorofenol, untuk meminimalkan
koagulasi dengan jaringan yang berdekatan. Iodoform ditambahkan sebagai sarana
untuk membawa agen antimikroba karena merupakan non-iritasi dan radiopak.
Iodoform ditemukan memiliki potensi bakterisidal yang tahan lama. 17 Iodoform
karena kehadiran yodium menyebabkan perubahan warna kekuningan pada gigi
yang dapat mengganggu estetik. 7
Resorbabiliti yang dimiliki iodoform membuatnya ideal untuk obturasi gigi
sulung. Selain sifat antiseptiknya, ketika digunakan sebagai pengisi saluran akar
gigi sulung bahan ini memiliki daya resorbsi yang sesuai dengan akar, dan tidak
menyebabkan efek berbahaya pada benih gigi permanen. Dapat dengan mudah
diaplikasikan untuk saluran akar dan saluran samping. Selain juga dilaporkan
bahwa iodoform yang berlebih pada jalur kanal menggantikan jaringan normal
dengan cepat dan tidak menyebabkan reaksi benda asing apa pun. 5
PEMBAHASAN
Pada penelitian yang dialakukan oleh Damayanti A dan Kaswindiarti S
dilakukan pengisian dengan menggunakan ZOE, pada kunjungan pertama saluran
akar di sterilisasi lalu pengisian saluran akar dengan menggunakan ZOE yang
merupakan satu –satunya bahan pengisi saluran akar yang di anjurkan oleh
Ameriacan Academy of Pediatric Dentistry (AAPD). Pemeriksaan satu minggu
kemudian dilakukan evaluasi pasca obturasi, secara subyektif pasien tidak ada
keluhan, pemeriksaan objektif perkusi (-) palpasi (-). Tingkat rata-rata keberhasilan
ZOE yaitu 68,7 – 86,% menurut beberapa penelitian didapatkan interpretasi dan
hasil yang berbeda, Yacobi 84% (pemeriksaan pada gigi molar sete lah 12 bulan
pengisian), Nadkarni dan darni melaporkan 89%. Beberapa ahli seperti Barr et al
82,3%, Gould 82,5%, Coll 86,1%.
Resobsi material pengisi saluran akar telah menjadi suatu syarat agar
didapatkan hasil perawatan pulpektomi yang ideal pada gigi desidui. Sifat bahan
pengisi saluran akar yang terpenting adalah dapat diresobsi dengan kecepatan yang
sama dengan resibsi gigi fisiologis. Masalah utama yang ditemukan pada material
ZOE yaitu sifatnya yang resist resobtion sehingga dapat dianggap sebagai benda
8
asing oleh dan menimbulkan reaksi yang tidak di inginkan sehigga dibutuhkan
bahan material pengisi saluran akar gigi desidui yang dapat teresobsi bersama
dengan proses resobsi akar gigi tersebut.
Pada tahun 1928 wolkhoff memperkenalkan pasta iodoform. Penggunaan
Iodoform sebagai bahan pengisi saluran akar gigi desidui menunjukkan angka
keberhasilan yang tinggi karena salah satu sifatnya yang resobable yang merupakan
syarat material pengisi yang baik, Iodoform/pasta kri juga tidak toksik dan memiliki
sifat bakterisidal dalam jangka panjang yang baik. Menurut Rifkin, pasta kri
mempunyai seluruh kriteria untuk digunakan sebagai bahan pengisi yang baik pada
gigi desidui, karna sifatnya yang mudah tereobsi, pada kasus overfilling maka pasta
kri akan teresobsi dengan cepat dan digantikan dengan jaringan ikat, yang mana
jika pada ZOE overfilling akan menyebabkan reaksi inflamasi karena dianggap
sebagai benda asing oleh tubuh. Pada penelitan yang dilakukan oleh Holan G dan
Fuks A AAPD dengan menggunakan pasta kri pada 44 sampel gigi molar dan
dengan follow up selama 8 bulan, dan 34 gigi dengan ZOE. Angka keberhasilan
pasta kri dan zoe tidak jauh berbeda, namun didapatkan angka yaitu kri 84% dan
ZOE 72.2%. Dilihat secara radiografi pada ZOE dan pasta kri perbedaan persentase
keberhasilan dapat disebabkan oleh kualitas pengisian bahan, pada kasus filling
flush tidak ditemukan perbedaan yang signifikan, secara radiografis terlihat zona
radiolusen yang mengalami perbaikan. Namun dalam kasus overfilling, tingkat
keberhasilan pasta kri lebih tinggi dikarenakan pasta kri dapat di resobsi tubuh dan
menjadi jaringan ikat, sedangkan overfilling pada ZOE menyebabkan ZOE di
anggap benda asing oleh tubuh sehingga terjadi proses patologis maka perawatan
akal gagal.
Menurut penelitian Vojinovic J, dengan menggunakan kalsium hidroksida
pada 33 gigi permanen muda dan diobservasi selama 5 tahun. Didapatkan persentasi
perbaikan jaringan yaitu 31-85%. Analisis dilakukan pada 1,462,936 gigi yang
dilakukan perawatan dengan kalsium hidroksida 97% bertahan sampai 8 tahun.
Penyebab kegagalan yang paling sering didapati pada material pengisi kalsium
hidroksida yaitu pengisian dan restorasi yang tidak adekuat. Pada gigi desidui
kalsium hidroksida akan mudah menyebabkan resobsi akar gigi karena kalsium
hidroksida menginduksi makrofag untuk mengaktivasi osteoclast, sehingga
9
kalsium hidoksida murni jarang digunakan sebagai bahan pengisi gigi desidui. Pada
gigi permanen muda, penggunaan kalsium hidroksida juga sering dipertanyakan
karena proses pembentukan akar yang belum sempurna, Pada penelitian Vojinovic
J persentase keberhasilan kalsium hidroksida sebagai bahan pengisi pada gigi
permanen muda yang pembentukan akarnya belum sempurna yaitu 84,8% dengan
berkurangnya radiolusien pada radiografi.
Keberhasilan meningkat dengan dikombinasikannya kalsium hidroksida
dan iodoform (Citavex,Metapex), Kalsium Hidroksida,Iodoform dan ZOE
(endoflas) yang digunakan pada gigi desidui, namun kombinasi tersebut tidak
digunakan pada gigi permanen karna Iodoform dapat menyebabkan Diskolorasi
pada gigi permanen. Dilakukann pencampuran dengan bahan lainnya untuk
meningkatkan sifatnya denga tingkat keberhasilan mencapai 100%.
KESIMPULAN
Zinc oxide eugenol merupakan bahan material yang paling banyak
digunakan dalam pengisian saluran akar gigi desidui. Salah satu kelebihan dari ZOE
sebagai bahan obturasi adalah kemampuannya sebagai anti inflamasi dan analgesik.
Selain itu, ZOE memiliki kemampuan sebagai antibakteri yang baik. Harga ZOE
sangat terjangkau dan mudah untuk diaplikasikan. Meskipun memiliki sifat
antibakteri yang baik, ZOE hanya memiliki spektrum antibakteri yang kecil. ZOE
beresiko dapat melukai benih gigi permanen pengganti yang sedang berada dalam
proses erupsi akibat kekerasan bahan pengisi ini. ZOE juga memiliki perbedaan
kecepatan resorpsi bahan pengisi dengan akar geligi desidui yang dirawat, dimana
akar geligi desidui resorpsinya lebih cepat daripada bahan ini, sehingga partikel
pasta akan tertinggal dalam tulang alveolar saat akar sudah teresorpsi, hal ini dapat
menimbulkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan seperti inflamasi. Rata-rata
tingkat keberhasilan Zinc oxide eugenol adalah 87,9%. Yacobi dkk. melaporkan
tingkat keberhasilan perawatan saluran akar dengan bahan ZOE pada gigi molar
desidui setelah 12 bulan adalah 84%.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. American Academy of Pediatric Dentistry. Guideline on Pulp Therapy for
Primary and Immature Permanent Teeth. 2014;37(6):246.
2. Ahmed HMA. Pulpectomy Procedures in Primary Molar Teeth. EJG Dent 2018;
1(3):5.
3. Takushige T, Cruz EV, Moral AA, Hoshino E. Endodontic Treatment of
Primary Teeth Using a Combination of Antibacterial Drugs. International
Endodontic J 2004;37.
4. Sekhar SR, Mallineni SK, Nuvvula S. Obturating Materials used for
Pulpectomy in Primary Teeth-A Review Journal of Dental and Craniofacial
Research 2018;3(1):1.
5. Daloğlu M, Güzel KGU. Root Canal Treatment for DeciduousTeeth: A Review.
Meandros Med Dent J 2017;18:81.
6. Damayanti A , Kaswindiarti S. Perawatan Pulpektomi Non Vital pada Gigi
Desidui Anterior Maksila. JIKG 2017;1(1):59-63.
7. Chonat A, Rajamani T, Ephraim R. Obturating Materials in Primary Teeth- A
Review. Journal of Dental Sciences 2018;6(1):20-5.
8. Rahaswanti L W A. Evaluasi Keberhasilan Pengisian Saluran Akar dengan
Sediaan Zinc Oxide Eugenol dan Campuran Calcium Hydroxide dengan Pasta
Iodoform. Intisari Sains Medis 2017;8(1):1-7.
9. Ramar K, Mungara J. Clinical and Radiographic Evaluation of Pulpectomies
Using Three Root Canal Filling Materials: An In-Vivo Study. J Indian Soc
Pedod Prev Dent 2010;22(8):25-9.
10. Wibowo YI. Campuran Kalsium Hidroksida-Iodoform sebagai Bahan Pengisi
Saluran Akar untuk Perawatan Saluran Akar Gigi Desidui. MIKGI
2009;11(1):39-42.
11. P.Praveen , A. Anantharaj, Venkataragahavan K, Prathibiba Rani. S, Sudhir. R,
Jaya.A.R. S. A Review of Obturating Material for Primary Teeth. SRM
University Journal of Dental Sciences 2011;1(3):33-43.
12. Nurko C, Ranly DM, Gracia-Godoy F, Lakshmyya KN. Clinical Section
Resorption of a Calcium Hydroxide/Iodoform Paste (Vitapex) in Root Canal
11
Therapy for Primary Teeth: A Case Report.. Pediatric Dentistry San Antonio
2000;22(6):517-20.
13. Estrela C, Estrela CRA, Hollanda AGB, Decurcio DA, Pecora JD. Influence Of
Iodoform On Antimicrobial Potential Of Calcium Hydroxide. J Appl Oral Sci.
2006;14(1):33-7.
14. Jha M, Patil SD,, Sevekar S, Jogani V, Shingare P. Pediatric Obturating
Materials and Techniques. Journal of Contemporary Dentistry. 2011; 1(2): 27-
32.
15. Musatafa M, K P Saujanya, Jain D, (et al). Role of calcium hydroxide in
endodontics: A review. Global jurnal of medicine and public health.1(1); 2012:
66-8.
16. Ramar K, Mungara J. Clinical and Radiographic Evaluation of Pulpectomies
Using Three Root Canal Filling Materials: An in-vivo study. J Indian Soc Pedod
Prev Dent.2010;28(1):25-9.
17. Rajsheker S, Mallineni SK, Nuvvula S. Obturating Materials Used for
Pulpectomy in Primary Teeth- A Mini Review. J Dent Craniofa Res.
2008;3(1):1-9.
12