Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

Pulpektomi ialah prosedur pengangkatan seluruh jaringan pulpa dari kamar


pulpa dan jaringan saraf pada saluran akar gigi yang telah terinfeksi secara
irreversibel ataupun telah mengalami kematian baik dikarenakan karies ataupun
trauma. Perawatan pulpa non-vital untuk gigi desidui dapat diindikasikan bila gigi
didiagnosa dengan pulpitis irreversibel ataupun nekrosis pulpa.1 Prosedur ini
melakukan pembuangan secara total jaringan pulpa yang mengalami inflamasi
irreversibel ataupun mengalami nekrosis pulpa, selanjutnya dilakukan pengisian
menggunakan pasta yang dapat diresorpsi baik dalam waktu satu atau dua kali
kunjungan. 2
Salah satu kelemahan dilakukannya pulpektomi non-vital pada gigi sulung
ialah kekhawatiran terjadinya gangguan selama perkembangan tahap buds pada gigi
permanen, selain itu juga kesulitan dalam prosedur pembersihan, pembentukan, dan
pengisian, serta bentuk anatomi gigi desidui yang menyulitkan akses, ditambah
dengan kondisi gigi yang mungkin mengalami resorpsi dan terbukanya apeks gigi
sulung.3 Namun, tidak ada satupun space maintainer yang dapat menggantikan gigi
sulung, dan tingkat kesuksesan pulpektomi pada gigi sulung telah dilaporkan cukup
baik, serta menunjukkan kemampuan yang layak untuk melindungi gigi sulung. 4
Beberapa contoh bahan yang dapat digunakan untuk pengisian teknik
pulpektomi non-vital seperti zink oksida eugenol, kalsium hidroksida, dan pasta
iodoform. Setiap bahan tersebut memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-
masing sebagai bahan pengisi, untuk itu makalah ini bertujuan untuk membahas
mengenai perbandingan komposisi, mekanisme, kelebihan dan kelemahan,
manipulasi kerja, dan evaluasi keberhasilan dari ketiga bahan tersebut.

INDIKASI PERAWATAN SALURAN AKAR

Perawatan saluran akar pada gigi desidui bertujuan untuk membersihkan


saluran akar dari infeksi dan mempertahankan gigi desidui yang pulpanya telah
terbuka sampai ke tahap periode eksfoliasi normal hingga erupsinya gigi
permanen.5 Adapun indikasi dilakukannya pulpektomi non-vital diantaranya ialah,
gigi dengan riwayat sakit spontan, adanya rasa sakit saat dilakukan perkusi akibat

1
keterlibatan lesi periapikal, perdarahan yang tidak dapat dikontrol dalam waktu
lima menit setelah dilakukan ekstirpasi pada pulpa bagian koronal, dan adanya
resorpsi akar minimal atau kurang dari sepertiga akar.1,5

BAHAN PERAWATAN SALURAN AKAR

Zinc Oxide Eugenol ( ZOE )


Isi Bahan
Zinc oxide eugenol adalah bahan yang dibuat dari kombinasi seng oksida
(zinc oxide) daneugenol yang terkandung dalam minyak cengkeh.6
Komposisi dari Zinc oxide eugenol terdiri dari : Zinc oxide 69,0%, White
resin - 29,3%, Zinc acetate - 1,0%, Zinc stearat - 0,7%, Liquid (Eugenol - 85%,
Olive oil – 15% ). 7
Mekanisme kerja bahan
Mekanisme kerja ZOE adalah ketika ZOE dimasukkan dalam rongga
dentin, jumlah kecil dari eugenol menyebar melalui dentin ke pulpa. Konsentrasi
rendah eugenol memberi efek anestesi antiinflamasi dan lokal pada pulpa gigi.
Dengan demikian, pengguanaan ZOE dapat memfasilitasi penyembuhan pulpa. Di
sisi lain, konsentrasi eugenol yang berlebihan dan masuk ke periapkial dapat
bersifat sitotoksik.6
Keuntungan dan Kekurangan
ZOE memiliki beberapa keuntungan, yaitu biaya yang relatif murah,
mempunyai efek antimikroba yang baik, tidak sitotoksik untuk sel-sel yang
berkontak langsung ataupun tidak langsung, plastisitasnya baik, tidak toksisitas,
merupakan materi radiopak, tidak menyebabkan diskolorisasi pada gigi, memiliki
anti inflamasi dan analgesik yang sangat berguna setelah prosedur pulpektomi. 6
Namun disisi lain, ZOE memiliki beberapa kekurangan antara lain adanya
resiko dapat melukai benih gigi permanen pengganti yang sedang berada dalam
proses erupsi akibat kekerasan bahan pengisi ini, hanya memiliki spektrum
antibakteri yang kecil,juga adanya perbedaan kecepatan resorpsi bahan pengisi
dengan akar geligi desidui yang dirawat, dimana akar geligi desidui resorpsinya
lebih cepat daripada pasta zinc oxide eugenol ini, sehingga partikel pasta akan

2
tertinggal dalam tulang alveolar saat akar sudah teresorpsi. Bila terjadi kelebihan
pengisian saluran akar, menimbulkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan seperti
inflamasi, namun aplikasi bahan ini sulit sehingga sering terjadi kekurangan
pengisian. Selain itu kandungan bahan eugenol juga dapat merusak sel. Zinc Oxide
eugenol dapat mengiritasi jaringan periapikal dan dapat mengakibatkan nekrosis
pada tulang dan sementum .8

Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2)


Isi bahan
Bahan kalsium hidroksida terdiri dari campuran 25% kalsium hidroksida
dan 75% larutan aquous dari asam poliakrilik(cair). 9
Mekanisme Bahan
Prinsip kerja kalsium hidroksida adalah disosiasi ion menjadi ion hidroksil
dan ion kalsium. Aksi ion tersebut pada jaringan dan bakteri menjelaskan
kemampuan antimikroba bahan kalsium hidroksida. Konsentrasi yang tinggi dari
ion hidroksil perlu dipertahankan untuk beberapa waktu agar dapat mengubah
aktivitas enzimatik bakteri. Site of action ion hidroksil dari kalsium hidroksida
adalah pada membran sitoplasma. Kalsium hidroksida dapat menyebabkan
inaktivasi enzim yang diproduksi bakteri secara reversibel maupun ireversibel.
Inaktivasi secara ireversibel terjadi bila pH sangat tinggi, sedangkan reaksi
inaktivasi yang reversibel terjadi bila pH tidak terlalu tinggi atau mendekati ideal.
Ditemukan bahwa kalsium hidroksida dapat menghambat fungsi makrofag dan
mengurangi reaksi inflamasi. 9
Di jaringan periapikal dan pulpa gigi bila digunakan untuk perawatan
saluran akar, pulpotomi dan kaping pulpa, bagian alkali dari kalsium hidroksida
dapat menetralkan proses inflamasi dengan berfungsi sebagai buffer dan
mengaktifkan alkalin fosfatase, yang penting dalam pembentukan jaringan keras. 10
Keuntungan dan Kekurangan
Kalsium hidroksida terbukti sebagai bahan biokompatibel, pH bahan
kalsium hidroksida berkisar antara 12,5-12,8. Kalsium hidroksida memiliki
kelarutan yang rendah terhadap air, serta tidak dapat larut dalam alkohol. Karena
sifat yang dimilikinya, kalsium hidroksida dinilai efektif dalam melawan mikroba

3
anaerob yang berada pada pulpa gigi yang nekrosis. Kandungan alkaline pada
CaOH mampu menghalangi proses inflamasi dengan berperan sebagai buffer lokal
dan dengan mengaktivasi alkaline fosfatase yang penting dalam pembentukan
jaringan keras. 11
Menurut Tam et al, (1989) kalsium hidroksida juga memiliki beberapa
kelemahan, di antaranya kekuatan kompresif yang rendah sehingga dapat
berpengaruh pada kestabilan kalsium hidroksida terhadap cairan di dalam saluran
akar yang akhirnya dapat melarutkan bahan medikamen saluran akar. Kemampuan
buffer dentin menghambat terjadinya kondisi alkaline yang dibutuhkan untuk
membunuh bakteri, juga menghambat penetrasi ion hydroxyl ke jaringan pulpa. 12

Pasta Iodoform (Kri Paste )


Isi Bahan
Pasta Iodoform atau pasta kri diperkenalkan oleh Volkoff sebagai pasta
resorbable yang cocok untuk pengisian saluran akar yang terdiri dari Iodoform
(80,8%), kamper (4,86%), para klorofenol (2,025%), Menthol (1,215%).7
Mekanisme Kerja Bahan
Senyawa yang mengandung Iodin sangat berguna dalam pengendalian
infeksi dalam kedokteran gigi. Iodin mempunyai reaktivitas yang tinggi dengan
mengendapkan protein dan oksidasi enzim penting. Iodin dapat larut dalam cairan
kalium iodida, alkohol, atau membuat ikatan dengan transporter (diketahui sebagai
iodofore). Iodofore adalah senyawa Iodin. Iodofore diklasifikasikan sebagai
13
desinfektan tingkat menengah (senyawa ini juga digunakan sebagai antiseptik).
Keuntungan dan Kekurangan
Pasta berbasis Iodoform telah didukung sebagai bahan pengisi saluran akar
karena memenuhi sebagian besar persyaratan bahan pengisi untuk gigi sulung.
Keuntungan penggunanaan pasta Iodform (KRI) anntara lain, memiliki
kemampuan resobsi yang baik yang selaras dengan akar gigi sulung, bersifat
desinfektan sehingga memiliki peranan yang besar dalam pengendalian infeksi.
KRI paste mudah terserap dari jaringan apikal dalam satu sampai dua minggu,
settingnya tidak ke massa yang keras dan dapat disisipkan dan di buang dengan
mudah, dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kanal pulpa dan saluran

4
aksesori, nonirritant, dan radiopak. Memiliki tingkat resorbsi lebih cepat dan sifat
desinfektan yang lebih baik dari bahan ZOE. 7
Namum KRI paste juga memliki beberapa kekurangan antara lain,
menyebabkan diskolorisasi kuning kecoklatan pada mahkota gigi yang
mengganggu estetis, laju resorpsi material dalam saluran lebih cepat daripada laju
resorpsi akar fisiologis, dan dapat mengiritasi jaringan periapikal dan
menyebabkan nekrosis sementum. 13,14

MANIPULASI KERJA BAHAN


1. Melakukan rontgen foto 15
2. Pemberian anestesi local. Pasien yang tidak kooperatif dan tidak peka pada
kunjungan pertama dan prosedur dilakukan pada kunjungan berikutnya. 16
3. Isolasi dengan rubber dam atau cotton roll. 16
4. Buang karies dan enamel yang overhanging untuk memperoleh akses yang
baik ke pulpa koronal. 16
5. Pembukaan akses dillakukan dengan bur No.4 atau No. 16
6. Pulp koronal diamputasi dengan ekskavator agar cukup besar untuk
melewati saluran akar. 16
7. Barbed broaches digunakan untuk membuang debris pulpa. 16
8. Fine reeamers dengan lembut dimasukkan ke dalam kanal dan radiografi
diagnostic diambil untuk menentukan panjang saluran akar. 16
9. Panjang kerja dipertahankan pada 1 mm dari apeks sambil menyiapkan
kanal dengan file Hedstrom (H File) ukuran 30-35 yang digunakan dalam
gerakan pull-back. 16
10. Saluran akar diirigasi untuk mengangkat debris. Campuran larutan natrium
hipoklorit 2,25% (1,5ml) dan klorheksidin glukonat 0,12% (1,5ml)
digunakan sebagai irigasi. 16
11. Kanal dikeringkan menggunakan paper point yang sesuai ukuran, ukuran
H-file yang terakhir digunakan. 16
12. Peletakan bahan obsturasi :
a. Zinc Oxide Eugenol

5
ZOE Semen dicampur dengan cara menambahkan sejumlah powder
ke dalam cairan sehingga diperoleh konsistensi yang kental. Perbanding
jumlah powder dan cairan disesuaikan dengan petunjuk pabrik.
Pencampuran dilakukan diatas glass lab dan diaduk menggunakan
spatula semen. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mencapai setting
time adalah 4-10 menit . 1
b. Kalsium Hidroksida
Saluran akar yang sudah kering, dapat diisi dengan Kalsium
Hidroksida (Ca(OH)2) .4 Aplikasikan bahan kalsium hidroksid, sambil
ditekan-tekan ke dalam saluran akar sampai padat dengan
menggunakan lentulo.
c. Pasta Iodoform (Kri Paste )
Obturasi saluran akar dengan pasta iodoform untuk isi bagian
saluran akar menggunakan paper point, syringe, atau lentulo spiral root
canal filler. 2 gram pasta dalam syringe polypropylene, dapat digunakan
untuk 50 x pengisian saluran akar.Dilengkapi dengan rubber indicator
yang dapat menyesuaikan panjang saluran akar. Masukkan ujung
syringe ke dalam kanal. Mengisi kanal dengan menekan plugger
syringe dengan pelan sambil mengeluarkan ujung syringe dari kanal
lalu buang kelebihan pasta dengan kapas steril dan meletakkan sealer.
Plugger saluran akar digunakan untuk mengkondensasi materi
pengisian ke dalam saluran . 16
13. X – Ray digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan pengisian saluran
akar 16
14. Berikutnya, lapisi bagian sisa kamar pulpa dengan GIC dan dilakukan
restorasi lanjutan. restorasi harus mencapai eksternal korona secara
optimal.16

PERBANDINGAN EVALUASI KEBERHASILAN BAHAN


Zinc oxide eugenol merupakan bahan material yang paling banyak
digunakan dalam pengisian saluran akar gigi desidui. Salah satu kelebihan dari ZOE
sebagai bahan obturasi adalah kemampuannya sebagai anti inflamasi dan analgesik.

6
Selain itu, ZOE memiliki kemampuan sebagai antibakteri yang baik. Harga ZOE
sangat terjangkau dan mudah untuk diaplikasikan. Meskipun memiliki sifat
antibakteri yang baik, ZOE hanya memiliki spektrum antibakteri yang kecil. ZOE
beresiko dapat melukai benih gigi permanen pengganti yang sedang berada dalam
proses erupsi akibat kekerasan bahan pengisi ini. ZOE juga memiliki perbedaan
kecepatan resorpsi bahan pengisi dengan akar geligi desidui yang dirawat, dimana
akar geligi desidui resorpsinya lebih cepat daripada bahan ini, sehingga partikel
pasta akan tertinggal dalam tulang alveolar saat akar sudah teresorpsi, hal ini dapat
menimbulkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan seperti inflamasi. Rata-rata
tingkat keberhasilan Zinc oxide eugenol adalah 87,9%. Yacobi dkk. melaporkan
tingkat keberhasilan perawatan saluran akar dengan bahan ZOE pada gigi molar
desidui setelah 12 bulan adalah 84%. 4
Kalsium hidroksida yang digunakan sebagai bahan pengisi saluran akar
pada awalnya bersifat bakterisidal, kemudian bakteriostatik, dapat meningkatkan
penyembuhan dan perbaikan, memiliki pH alkalin tinggi yang menstimulasi
fibroblast, menghentikan resorpsi internal,murah dan mudah digunakan.Faktor
yang menentukan untuk kecepatan kerja kalsium hidroksida diselidiki dan
menemukan bahwa konsentrasi ion hidroksil yang tinggi menginaktivasi enzim
bakteri membran sitoplasma, mempengaruhi transportasi kimia dan mengubah
ketersediaan nutrisi, sehingga menyebabkan efek toksik pada sel bakteri. Inaktivasi
enzimatik bakteri ini tercermin dalam pertumbuhan, pembelahan seluler dan
aktivitas metabolik yang terjadi pada membran sitoplasma. Disintegrasi kimia
membran berhubungan dengan penghancuran asam lemak tak jenuh atau fosfolipid,
karena konsentrasi ion hidroksil yang tinggi yang mengganggu proses peroksidasi
lipid dan reaksi penyabunan. Studi telah melaporkan tingkat keberhasilan 80 hingga
90%. 4
Kerugian utama kalsium hidroksida sebagai bahan pengisi saluran akar
adalah bahwa ia cenderung resorpsi lebih awal daripada resorpsi fisiologis dari akar
gigi sulung.Kerugian lain termasuk seal yang tidak memadai terhadap
mikroorganisme, dissolusi di bawah cairan dan kurangnya adhesi ke jaringan keras
dan sifat antimikroba yang lemah dan resorpsi internal yang agresif . 4

7
Pasta KRI adalah pengisian akar endodontik radiopak. Kamper dan mentol
dicampur dengan agen antimikroba dan para klorofenol, untuk meminimalkan
koagulasi dengan jaringan yang berdekatan. Iodoform ditambahkan sebagai sarana
untuk membawa agen antimikroba karena merupakan non-iritasi dan radiopak.
Iodoform ditemukan memiliki potensi bakterisidal yang tahan lama. 17 Iodoform
karena kehadiran yodium menyebabkan perubahan warna kekuningan pada gigi
yang dapat mengganggu estetik. 7
Resorbabiliti yang dimiliki iodoform membuatnya ideal untuk obturasi gigi
sulung. Selain sifat antiseptiknya, ketika digunakan sebagai pengisi saluran akar
gigi sulung bahan ini memiliki daya resorbsi yang sesuai dengan akar, dan tidak
menyebabkan efek berbahaya pada benih gigi permanen. Dapat dengan mudah
diaplikasikan untuk saluran akar dan saluran samping. Selain juga dilaporkan
bahwa iodoform yang berlebih pada jalur kanal menggantikan jaringan normal
dengan cepat dan tidak menyebabkan reaksi benda asing apa pun. 5

PEMBAHASAN
Pada penelitian yang dialakukan oleh Damayanti A dan Kaswindiarti S
dilakukan pengisian dengan menggunakan ZOE, pada kunjungan pertama saluran
akar di sterilisasi lalu pengisian saluran akar dengan menggunakan ZOE yang
merupakan satu –satunya bahan pengisi saluran akar yang di anjurkan oleh
Ameriacan Academy of Pediatric Dentistry (AAPD). Pemeriksaan satu minggu
kemudian dilakukan evaluasi pasca obturasi, secara subyektif pasien tidak ada
keluhan, pemeriksaan objektif perkusi (-) palpasi (-). Tingkat rata-rata keberhasilan
ZOE yaitu 68,7 – 86,% menurut beberapa penelitian didapatkan interpretasi dan
hasil yang berbeda, Yacobi 84% (pemeriksaan pada gigi molar sete lah 12 bulan
pengisian), Nadkarni dan darni melaporkan 89%. Beberapa ahli seperti Barr et al
82,3%, Gould 82,5%, Coll 86,1%.
Resobsi material pengisi saluran akar telah menjadi suatu syarat agar
didapatkan hasil perawatan pulpektomi yang ideal pada gigi desidui. Sifat bahan
pengisi saluran akar yang terpenting adalah dapat diresobsi dengan kecepatan yang
sama dengan resibsi gigi fisiologis. Masalah utama yang ditemukan pada material
ZOE yaitu sifatnya yang resist resobtion sehingga dapat dianggap sebagai benda

8
asing oleh dan menimbulkan reaksi yang tidak di inginkan sehigga dibutuhkan
bahan material pengisi saluran akar gigi desidui yang dapat teresobsi bersama
dengan proses resobsi akar gigi tersebut.
Pada tahun 1928 wolkhoff memperkenalkan pasta iodoform. Penggunaan
Iodoform sebagai bahan pengisi saluran akar gigi desidui menunjukkan angka
keberhasilan yang tinggi karena salah satu sifatnya yang resobable yang merupakan
syarat material pengisi yang baik, Iodoform/pasta kri juga tidak toksik dan memiliki
sifat bakterisidal dalam jangka panjang yang baik. Menurut Rifkin, pasta kri
mempunyai seluruh kriteria untuk digunakan sebagai bahan pengisi yang baik pada
gigi desidui, karna sifatnya yang mudah tereobsi, pada kasus overfilling maka pasta
kri akan teresobsi dengan cepat dan digantikan dengan jaringan ikat, yang mana
jika pada ZOE overfilling akan menyebabkan reaksi inflamasi karena dianggap
sebagai benda asing oleh tubuh. Pada penelitan yang dilakukan oleh Holan G dan
Fuks A AAPD dengan menggunakan pasta kri pada 44 sampel gigi molar dan
dengan follow up selama 8 bulan, dan 34 gigi dengan ZOE. Angka keberhasilan
pasta kri dan zoe tidak jauh berbeda, namun didapatkan angka yaitu kri 84% dan
ZOE 72.2%. Dilihat secara radiografi pada ZOE dan pasta kri perbedaan persentase
keberhasilan dapat disebabkan oleh kualitas pengisian bahan, pada kasus filling
flush tidak ditemukan perbedaan yang signifikan, secara radiografis terlihat zona
radiolusen yang mengalami perbaikan. Namun dalam kasus overfilling, tingkat
keberhasilan pasta kri lebih tinggi dikarenakan pasta kri dapat di resobsi tubuh dan
menjadi jaringan ikat, sedangkan overfilling pada ZOE menyebabkan ZOE di
anggap benda asing oleh tubuh sehingga terjadi proses patologis maka perawatan
akal gagal.
Menurut penelitian Vojinovic J, dengan menggunakan kalsium hidroksida
pada 33 gigi permanen muda dan diobservasi selama 5 tahun. Didapatkan persentasi
perbaikan jaringan yaitu 31-85%. Analisis dilakukan pada 1,462,936 gigi yang
dilakukan perawatan dengan kalsium hidroksida 97% bertahan sampai 8 tahun.
Penyebab kegagalan yang paling sering didapati pada material pengisi kalsium
hidroksida yaitu pengisian dan restorasi yang tidak adekuat. Pada gigi desidui
kalsium hidroksida akan mudah menyebabkan resobsi akar gigi karena kalsium
hidroksida menginduksi makrofag untuk mengaktivasi osteoclast, sehingga

9
kalsium hidoksida murni jarang digunakan sebagai bahan pengisi gigi desidui. Pada
gigi permanen muda, penggunaan kalsium hidroksida juga sering dipertanyakan
karena proses pembentukan akar yang belum sempurna, Pada penelitian Vojinovic
J persentase keberhasilan kalsium hidroksida sebagai bahan pengisi pada gigi
permanen muda yang pembentukan akarnya belum sempurna yaitu 84,8% dengan
berkurangnya radiolusien pada radiografi.
Keberhasilan meningkat dengan dikombinasikannya kalsium hidroksida
dan iodoform (Citavex,Metapex), Kalsium Hidroksida,Iodoform dan ZOE
(endoflas) yang digunakan pada gigi desidui, namun kombinasi tersebut tidak
digunakan pada gigi permanen karna Iodoform dapat menyebabkan Diskolorasi
pada gigi permanen. Dilakukann pencampuran dengan bahan lainnya untuk
meningkatkan sifatnya denga tingkat keberhasilan mencapai 100%.

KESIMPULAN
Zinc oxide eugenol merupakan bahan material yang paling banyak
digunakan dalam pengisian saluran akar gigi desidui. Salah satu kelebihan dari ZOE
sebagai bahan obturasi adalah kemampuannya sebagai anti inflamasi dan analgesik.
Selain itu, ZOE memiliki kemampuan sebagai antibakteri yang baik. Harga ZOE
sangat terjangkau dan mudah untuk diaplikasikan. Meskipun memiliki sifat
antibakteri yang baik, ZOE hanya memiliki spektrum antibakteri yang kecil. ZOE
beresiko dapat melukai benih gigi permanen pengganti yang sedang berada dalam
proses erupsi akibat kekerasan bahan pengisi ini. ZOE juga memiliki perbedaan
kecepatan resorpsi bahan pengisi dengan akar geligi desidui yang dirawat, dimana
akar geligi desidui resorpsinya lebih cepat daripada bahan ini, sehingga partikel
pasta akan tertinggal dalam tulang alveolar saat akar sudah teresorpsi, hal ini dapat
menimbulkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan seperti inflamasi. Rata-rata
tingkat keberhasilan Zinc oxide eugenol adalah 87,9%. Yacobi dkk. melaporkan
tingkat keberhasilan perawatan saluran akar dengan bahan ZOE pada gigi molar
desidui setelah 12 bulan adalah 84%.

10
DAFTAR PUSTAKA
1. American Academy of Pediatric Dentistry. Guideline on Pulp Therapy for
Primary and Immature Permanent Teeth. 2014;37(6):246.
2. Ahmed HMA. Pulpectomy Procedures in Primary Molar Teeth. EJG Dent 2018;
1(3):5.
3. Takushige T, Cruz EV, Moral AA, Hoshino E. Endodontic Treatment of
Primary Teeth Using a Combination of Antibacterial Drugs. International
Endodontic J 2004;37.
4. Sekhar SR, Mallineni SK, Nuvvula S. Obturating Materials used for
Pulpectomy in Primary Teeth-A Review Journal of Dental and Craniofacial
Research 2018;3(1):1.
5. Daloğlu M, Güzel KGU. Root Canal Treatment for DeciduousTeeth: A Review.
Meandros Med Dent J 2017;18:81.
6. Damayanti A , Kaswindiarti S. Perawatan Pulpektomi Non Vital pada Gigi
Desidui Anterior Maksila. JIKG 2017;1(1):59-63.
7. Chonat A, Rajamani T, Ephraim R. Obturating Materials in Primary Teeth- A
Review. Journal of Dental Sciences 2018;6(1):20-5.
8. Rahaswanti L W A. Evaluasi Keberhasilan Pengisian Saluran Akar dengan
Sediaan Zinc Oxide Eugenol dan Campuran Calcium Hydroxide dengan Pasta
Iodoform. Intisari Sains Medis 2017;8(1):1-7.
9. Ramar K, Mungara J. Clinical and Radiographic Evaluation of Pulpectomies
Using Three Root Canal Filling Materials: An In-Vivo Study. J Indian Soc
Pedod Prev Dent 2010;22(8):25-9.
10. Wibowo YI. Campuran Kalsium Hidroksida-Iodoform sebagai Bahan Pengisi
Saluran Akar untuk Perawatan Saluran Akar Gigi Desidui. MIKGI
2009;11(1):39-42.
11. P.Praveen , A. Anantharaj, Venkataragahavan K, Prathibiba Rani. S, Sudhir. R,
Jaya.A.R. S. A Review of Obturating Material for Primary Teeth. SRM
University Journal of Dental Sciences 2011;1(3):33-43.
12. Nurko C, Ranly DM, Gracia-Godoy F, Lakshmyya KN. Clinical Section
Resorption of a Calcium Hydroxide/Iodoform Paste (Vitapex) in Root Canal

11
Therapy for Primary Teeth: A Case Report.. Pediatric Dentistry San Antonio
2000;22(6):517-20.
13. Estrela C, Estrela CRA, Hollanda AGB, Decurcio DA, Pecora JD. Influence Of
Iodoform On Antimicrobial Potential Of Calcium Hydroxide. J Appl Oral Sci.
2006;14(1):33-7.
14. Jha M, Patil SD,, Sevekar S, Jogani V, Shingare P. Pediatric Obturating
Materials and Techniques. Journal of Contemporary Dentistry. 2011; 1(2): 27-
32.
15. Musatafa M, K P Saujanya, Jain D, (et al). Role of calcium hydroxide in
endodontics: A review. Global jurnal of medicine and public health.1(1); 2012:
66-8.
16. Ramar K, Mungara J. Clinical and Radiographic Evaluation of Pulpectomies
Using Three Root Canal Filling Materials: An in-vivo study. J Indian Soc Pedod
Prev Dent.2010;28(1):25-9.
17. Rajsheker S, Mallineni SK, Nuvvula S. Obturating Materials Used for
Pulpectomy in Primary Teeth- A Mini Review. J Dent Craniofa Res.
2008;3(1):1-9.

12

Anda mungkin juga menyukai