RUMUSAN MASALAH
kalsium
hidroksida
karena
sifat
antimikrobanya
dan
1. Pulp capping
Pulpa capping didefinisikan sebagai aplikasi dari satu atau
beberapa lapis bahan pelindung di atas pulpa vital yang terbuka.Bahan
yang paling sering digunakan untuk pulp capping mengandung kalsium
hidroksida. Penggunaan kalsium hidroksid yang tepat menghasilkan
keberhasilan
75%,
walaupun
beberapa
bahan
serupa
tidak
2. Kekurangan
a. Tidak dapat menutup permukaan fraktur pada kasus injuri
traumatik pada gigi vital.
b. Dressing intrakanal dengan pasta kalsium hidroksida awalnya
menyebabkan nekrosisi sel-sel yang meresorpsi ion hidroksil.
c. Dapat menghambat perlekatan dan fungsi sel-sel ligamen
periodontal serta menghambat proses penyembuhan permukaan
akar (Yusmardiana, 2002).
menjadi
bubuk
halus.
Ukuran
partikel
bubuk
10
besar yang dapat mengubah sifat manipulasi dan sifat fisik dari
semen yang dihasilkan (Anusavice, 2003).
B. Waktu Kerja dan Pengerasan
Waktu kerja adalah waktu yang diukur dari awal pengadukan
selama kekentalan adukan cukup rendah untuk bisa mengalir di
bawah tekanan guna membentuk lapisan yang tipis. Jelas bahwa
kecepatan pembentukan matriks akan mempengaruhi waktu kerja. Di
sisi lain, waktu pengerasan berarti pembentukan matriks telah
mencapai titik dimana gangguan fisik dari luar tidak akan
mengakibatkan perubahan dimensi yang menetap. Ini diukur dengan
jarum Gilmore 4,5-N (1 pound) pada temperatur 37 0C dan
kelembaban relatif 100%. Didefinisikan sebagai waktu antara awal
pengadukan sampai saat dimana jarum tidak lagi dapat menembus
semen ketika ditekan masuk ke permukaan semen. Praktisnya, inilah
waktu dimana kelebihan semen seng fosfat harus dibuang dari tepi
tambalan. Waktu pengerasan yang memadai dari semen seng fosfat
adalah antara 5 sampai 9 menit, seperti ditentukan dalam Spesifikasi
ADA No. 8 (Anusavice, 2003).
C. Sifat Fisik dan Biologis
Dua sifat fisik dari seman yang relevan untuk retensi protesa
cekat adalah sifat mekanis dan daya larutnya. Protesa dapat terungkit
jika semen yang ada di bawahnya mendapat tekanan yang lebih besar
daripada kekuatannya. Daya larut yang tinggi dapat menyebabkan
hilangnya semen yang dibutuhkan untuk retensi dan menciptakan
daerah retensi untuk plak (Anusavice, 2003).
Jika dimanipulasi dengan benar, semen seng fosfat mempunyai
kekuatan tekan sebesar 104 Mpa dan kekuatan tarik garis tengah 5,5
Mpa. Semen fosfat mempunyai modulus elastisitas sekitar 13 Gpa. Jadi
cukup kaku dan seharusnya dapat menahan perubahan bentuk elastik
11
Sifat Biologi
Seperti biasa diduga dari adanya asam fosfor, keasaman semen
cukup tinggi pada saat protesa ditempatkan pada gigi. dua menit setelah
awal pengadukan, pH menaik dengan cepat tetapi masih sekitar 5,5
pada jam ke-24. Jika digunakan adukannya yang encer, pH akan lebih
rendah dan tetap rendah untuk jangka waktu yang lama (Anusavice,
2003).
Dari data ini terbukti bahwa kerusakan pulpa akibat serangan
asam dari semen seng fosfat mungkin terjadi selama jam-jam pertama
setelah pemasangan. Namun, penelitian pada semen seng fosfat yang
dibuat dengan cairan yang mengandung asam fosfor radioaktif
menunjukkan bahwa di beberapa gigi, asam dari semen dapat
menembus ketebalan dentin sampai 1,5 mm. Jadi, jika dentin yang
terletak dibawah semen tidak dilindungi terhadap penembusan asam
melalui tubulus dentin, dapat terjadi cidera pulpa (Anusavice, 2003).
2.3 Semen Zink Oksida Eugenol
a. Semen oksida seng eugenol
12
Semen oksida seng eugenol adalah suatu semen tipe sedative yang
lembut. Biasanya disediakan dalam bentuk bubuk dan cairan, dan
berguna sebagai basis insulatif (penghambat) (Anusavice, 2004).
Eugenol memiliki efek paliatif terhadap pulpa gigi dan ini adalah
salah satu kelebihan jenis semen tersebut. Kelebihan lainnya adalah
kemampuan semen untuk meminimalkan kebocoran mikro, dan
memberikan perlindungan terhadap pulpa. Bahan ini paling sering
digunakan ketika merawat lesi-lesi karies yang besar (Anusavice,
2004).
Campuran konvensional dari oksida seng dan eganol relatif lemah.
Di tahun-tahun terakhir ini mulai diperkienalkan semen-semen
oksida seng eganol yang telah disempurnakan. Salah satu produk
OSE yang diperkuat dan cukup terkenal adalah produk yang
menggunakan polimer sebagai penguat. Selain itu, partikel-partikel
bubuk oksida seng telah dirawat permukaan untuk menghasilkan
ikatan partikel-partikel ke matriks yang lebih baik. Hal ini
menghasilkan kekuatan yang lebih besar dan durabilitas (masa
pakai) yang lebih lama bila digunakan sebagai bahan sementara.
Sejumlah bahan lain, seperti resin hidrogenasi, dapat juga dijumpai
dalam beberapa produk (Anusavice, 2004).
b. Komposi Semen oksida seng eugenol
Berupa bubuk (Zinc oksida dan magnesium oksida) dan Cairan
(Larutan eugenol) (Anusavice, 2004).
c. Fungsi Semen oksida seng eugenol
Semen oksida seng eugenol digunakan sebagai bahan perekat
sementara dan permanen restorasi, digunakan sebagai tambalan
sementara, sebagai bahan pelapik, bahan pengisi saluran akar,
pembalut periodontal dan pada perawatan pulpotomi restorasi
sementara dan menengah bahan perekat/pengikat sementara dan
permanen untuk restorasi
(Anusavice, 2004).
d. Klasifikasi Semen oksida seng eugenol dalam Spesifikasi ANSI /
ADA No. 30:
- Tipe 1 digunakan untuk semen sementara.
- Tipe 2 digunakan untuk semen permanen dari restorasi atau
alat-alat yang dibuat di luar mulut.
13
panas.
- Tipe 4 digunakan untuk pelapik kavitas
e. Sifat Semen oksida seng eugenol
1. Sifat Fisik
a. Seperti pada semua semen lain, rasio bubuk:cairan dari
semen OSE akan mempengaruhi kecepatan pengerasan.
Semakin
tinggi
rasio
bubuk:cairan,
semakin
cepat
ukuran
perikel
yang
lebih
kecil
akan
pada
formula
yang
dirancang
untuk
tujuan
tersebut(Anusavice, 2004).
2. Sifat Mekanis
Sifat mekanis harus memenuhi persyaratan untuk tujuan
penggunaan
bahan
tersebut,misalnya
semen
haruslah
14
4. Sifat Biologi
Semen oksida seng eugenol mempunyai PH-nya mendekati 7
yang membuatnya menjadi salah satu semen dental yang paling
sedikit mengiritasi dan cocok secara biologis terhadap
pulpa.Selain itu, dapat menutup kavitas dengan sangat baik
untuk menghambat cairan mulut dengan begitu iritasi yang
disebabkan oleh kebocoran mikri dapat dikurangi, Karena sifat
biologinya dari semen oksida seng eugenol membuat semen ini
digunakan sebagai sementasi terakhir (Anusavice, 2004).
f. Manipulasi bahan
1. Bubuk dalam jumlah secukupnya, dan beberapa tetes eugenol
diletakkan pada glassplate.
2. Bubuk dan larutan eugenol diaduk sampai mencapai pasta
kental.
3. Pasta yang tercampur akan dapat dipegang tanpa melekat ke jari.
4. Mulai aplikasikan bahan pada kavitas yang sebelumnya
dibersihkan dulu menggunakan aquades steril lalu dikeringkan
dengan cotton pellet. (Baum, 1997).
g. Kekurangan dan Kelebihan :
Kekurangan :
1. Bahan ini tidak elastik hingga tidak dapat menjangkau daerah
undercut
2. Hanya setting cepat pada bagian yang tipis
3. Adanya kandungan eugenol yang membuat beberapa pasien
alergi.
4. Kekuatan yang kurang.
5. Kurang tahan terhadap abrasi.
6. Mudah larut dalam cairan rongga mulut.
7. Mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan
Kelebihan :
1. Memiliki stabilitas dimensi yang bagus.
2. Memiliki permukaan akurat dan detail.
3. Mempunyai working time yang cukup.
15
16
29%
Al2O3
16,6%
CaF3
34,2%
Na3AlF6
5,0%
AlF3
5,3%
AlPO4
Liquid
Asam poliakrilat 40-50%
Fungsi: Untuk melekatkan pada struktur gigi tanpa perlakuan khusus
Asam tartarik 5,0%
Fungsi: Mengontrol reaksi pengerasan, membantu keluarnya ion-ion dari
glass dan memperlambat pengerasan
17
Air 47%
Fungsi: Media reaksi, serta menambah kekuatan bahan.
2004)
Sifat Kimia. Semen ionomer kaca melekat dengan baik ke arah
enamel dan dentin, perlekatan berupa ikatan kimia antara ion
kalsium dari jaringan gigi dan ion COOH dari semen ionome
kaca. Ikatan dengan enamel dua kali lebih besar daripada ikatan
pada dentin. Dengan sifat ini maka kebocoran pada bahan
tambal dapat dikurangi. Semen ionomer kaca tahan terhadap
suasana asam, oleh karena itu ikatan silang saling berantai-rantai
semen ionomer kaca (Anusavice, 2004)
18
1.
2.
3.
4.
5.
Kekurang
1.
2.
3.
4.
5.
terdiri dari 80% semen ionomer kaca konvensional dan 20% resin komposit
foropolimerisasi. Pada dasarnya bahan ini adalah semen ionomer kaca
konvensional yang ditambah dengan resin (Sidhu dan Watson, 1995).
Suatu bahan semen ionomer kaca modifikasi resin mempunyai
komposisi khas terdiri dari :
1. Asam poliakrilik atau modifikasi asam poliakrilik yang mengandung
fotoinisiator champorquinone
2. Monomer yang dapat mengeras bila disinar, seperti hydroxyethyl
methacrylate (HEMA)
19
20
b. Pelepasan Fluorida
Pelepasan fluoride dari beberapa bahan semen ionomer kaca
modifikasi resin setidaknya sama dengan bahan semen ionomer kaca
konvensional, dengan penetrasi ke dalam dentin sekunder. Jumlah
kritis pelepasannya yang efektif untuk menghambat karies belum
dapat ditentukan, namun secara umum dapat diterima bahwa semakin
lama waktu pelepasan maka akan semakin baik. Sifat menghambat
karies semen ionomer kaca modifikasi resin terlihat cukup efektif
(Bala O dkk., 1997).
Variabel yang penting dalam pelepasan fluoride bukanlah
jumlah fluoride yang dilepas dari bahan setelah penumpatan karena
akan mengalami penurunan seiring waktu, tetapi kemampuan bahan
untuk dapat diisi kembali dengan fluoride dari sumber eksternal.
Semen ionomer kaca modifikasi resin bertindak sebagai sistem
fluoride yang dapat diisi kembali. Suatu penelitian menunjukkan
kemampuannya diisi kembali setelah dipapar ulang dengan cairan
fluoride (Bala O dkk., 1997).
Kemampuan semen ionomer kaca modifikasi resin untuk dapat
diisi kembali (recharge) ini mugkin ada hubungannya dengan
mikroporositas yang terdapat pada semen ionomer kaca konvensional
dan semen ionomer kaca modifikasi resin. Bahan semen ionomer kaca
modifikasi resin bertindak seperti waduk fluorida, setiap kali
mengalami kekosongan akan diisi kembali dari sumber lain seperti
pasta gigi, obat kumur atau larutan topical fluoride (Burgess JO,
2001).
c. Biokompatibilitas
Pengujian histopatologi mengungkapkan bahwa pulpa dapat
menerima degan baik penempatan semen ionomer kaca modifikasi
resin. Bahan restorasi ini toleran terhadap pulpa. Bebrapa peneliti
melaporkan bahwa dentin merupakan buffer yang sangat efisien dan
rantai molekul kompleks dari asam polialkenoat tidak dapat
21
ini
akan
memberikan
ketahanan
bahan
terhadap
22
23
24
timah yang menyatu ke rantai ini bereaksi dengan gugus karbiksil. Ion-ion ini
bereaksi dengan gugus karboksil dari poliasam yang ada didekatnya sehingga
terbentuk garam ikatan silang ketika semen mengeras. Semen yang mengeras
terdiri atas matriks gel tanpa bentuk didalam mana tersebar partikel partikel
yang tidak bereaksi. Gambar stuktur mikronya mirip dengan semen seng
fosfat.
Juga ada jenis semen ini yang pengerasannya oleh air. Poliasam adalah
bubuk yang dikeringkan dengan cara dibekukan kemudian dicampur dengan
bubuk semen. Cairannya adalah air atau larutan lemah dari NaH2PO4.
Meskipun demikian, reaksi pengerasannya adalah sama terlepas dari apakah
poliasam ini dikeringkan dengan dibekukan dan kemudian dicampur dengan
air atau digunakan larutan poliasam lemah yang konvensional sebagai
cairannya.
Komposisi : Cairan : larutan air dari asam poliakrilat dari asam akrilik
dengan asam karboksilat lain yang tidak jenuh, misal asam itakonik
Sifat :
a) tindakan pengadukan dan penempatan dengan getaran akan menurangi
kekentalan semen
b) waktu pengerasan lebih pendek ketimbang seng fosfat yaitu sekitar 2,5
menit
25
dengan
kalsium
hidroksiapatit.
Komponen
anorganik
dan
homogenitas email lebih besar daripada dentin. Jadi, kekuatan ikatan dengan
email akan lebih besar daripada dengan dentin. Ini digambarkan dalam
gambar 25-13, dimana kekuatan ikatan dari semen polikarboksilat dengan
email dan dentin dibandingkan
Sifat Umum
26
sebelum pengadukan. Alasan dari prosedur ini adalah bahwa reaksi terjadi
pada permukaan dan temperature yang dingin meperlambat reaksi tanpa
membuat cairan menjadi kental. Waktu pengerasan berkisar 6-9 menit, dan ini
berada dikisaran yang bisa diterima untuk semen perekat.
Sifat Mekanis. Kekuatan kompresi dari semen polikarboksilat adalah sekitar
55 MPa; karena itu dalam hal ini, semen ini lebih rendah daripada semen seng
fosfat. Namun, kekuatan tarik garis tengahnya sedikit lebih tinggi. Semen
polikarboksilat tidak sekaku semen seng fosfat. Modulus elastisitasnya
kurang dari setengah dari semen seng fosfat.Selain tidak serapuh semen seng
fosfat. Jadi lebih sulit untuk membuang kelebihan semen setelah semen
mengeras.
Daya Larut. Daya larut semen didalam air memang rendah, tetapi jika
terpajan asam-asam organic dengan pH 4,5 atau kurang daya larutnya
meningkat sangat besar. Selain itu, penurunan rasio bubuk : cairan akan
meningkatkan daya larut dan kecepatan disintegrasi secara nyata didalam
rongga mulut.
Pertimbangan Biologi. pH dari cairan semen adalah sekitar 1,7. Mesipun
denikian, cairan ini dapat dinetralkan dengan cepat oleh bubuknya. Jadi, pH
dari adukan naik dengan cepat ketika reaksi pengerasan berlangsung,seperti
terlihat pada table 25-2. pH dari semen polikarboksilat lebih tinggi daripada
semen seng fosfat pada berbagai interval waktu. Meskipun semen
polikarboksilat pada awalnya bersifat asam, produk ini hanya sedikit
mengiritasi pulpa.
Ada beberapa teori yang dikembangkan untuk menjelaskan perbedaan reaksi
pulpa terhadap semen polikarboksilat dan semen fosfat. pH dari semen
polikarboksilat naik lebih cepat dibandingkan pH dari semen fosfat.selain itu,
ukuran molekul asa, poliakrilat yang lebih besar dibandingkan molekul asam
fosfor, membatasi penyebarannya melalui tubus tubulus dentin. Kecocokan
biologis dengan pulpa merupakan factor utama yang membuat system ini
27
popular. Dalam hal ini, semen polikarboksilat setara dengan semen OSE.
Untuk kedua semen ini, efek pasca-operatifnya, bisa diabaikan.
2.8 Semen Silikofosfat
Bubuk semen silikofosfat adalah kombinasi dari bubuk semen silikat
(silicate cement powder) dan semen seng fosfat (zink phosphate powder),
sedangkan cairan semen ini sama dengan cairan semen fosfat dan silikat,
sehigga semen selikofosfat dapat disebut zinc silicophosphate cement atau
zinc aluminosilicate phosphate cement. Semen silikofosfat dikemas dalam
bentuk bubuk (powder) dan cairan (liquid) yang akan dimanipulasi untuk
mendapatkan kekentalan yang tepat dalam penggunaannya di klinik.
Karakteristik
semen
silikofosfat
menyerupai
semen
silikat
karena
28
29
30