NIM : 180600177
Kelas : A
FASILITATOR
2020
Keberhasilan Perawatan Pulpotomi Vital (Apeksogenesis) Pada Gigi Molar Satu Bawah
Permanen Muda dengan Bahan Kalsium Hidroksida dan Biodentin
Indikasi apeksogenesis
Indikasi apeksogenesis adalah untuk gigi-gigi dengan apeks terbuka dan akar belum
terbentuk sempurna disertai kerusakan pulpa pada bagian korona tetapi diperkirakan pulpa
pada akar masih sehat. Mahkota harus cukup utuh dan dapat direstorasi. Kontraindikasi
apeksogenesis adalah pada gigi yang mengalami avulsi dan replantasi atau sangat goyang,
gigi dengan fraktur akar horizontal yang tidak baik yaitu dekat dengan margin gingiva,
fraktur mahkota yang berat sehingga memerlukan tumpatan dengan retensi intraradikuler, dan
karies yang tidak dapat ditumpat lagi.
Kalsium Hidroksida Ca(OH)2. Kalsium hidroksida (Ca(OH)₂) merupakan salah satu bahan
medikamen saluran akar yang dapat digunakan. Komposisi bahan kalsium hidroksida terbagi
dua yaitu base dan katalis. Bahan aktif utama pada base yaitu Glycol Salycylate 40% dan
sebagai inert filler, pemberi warna (pigment), dan pemberi efek radiopak yaitu Calcium
sulphate, Titanium dioksida, dan Calsium tungstate. Bahan aktif utama pada katalis
yaitu Calsium Hidrokside 50% dan Zink oxide 10%, bahan pembawa senyawa minyak
adalah Ethylene Toluene Sulphonamide 39,5% dan yang menjadi aselerator adalah Zink
Streate 0,5%.
Kalsium hidroksida mempunyai aksi kerja melalui pelepasan ion Ca²⁺ yang berperan dalam
proses mineralisasi jaringan dan ion OH⁻ yang dapat memberikan efek antimikroba melalui
peningkatan pH sehingga terbentuk lingkungan alkalin yang menyebabkan sebagian besar
mikroorganisme yang ada dalam saluran akar tidak mampu bertahan hidup (Hasheminia dkk.,
2009).
Biodentin.
Prosedur Kerja
Pada kunjungan pertama tidak langsung dilakukan restorasi permanen, tetapi perawatan
dievaluasi selama tiga bulan sebelum restorasi akhir. Pasien ini dikontrol selama tiga bulan
karena pertimbangan lamanya waktu pasien setelah terjadi trauma pada gigi, dikhawatirkan
perawatan pulpotomi akan gagal. Selain itu hidroksida kalsium lama kelamaan akan rusak,
yang akan menyebabkan kebocoran tepi pada daerah tempat rusaknya hidroksida kalsium
yang pertama sehingga mengakibatkan adanya ruangan di antara jembatan dentin yang baru
dengan restorasi di atasnya.
Setelah tiga bulan hasil perawatan pulpotomi, gigi dapat berfungsi dengan baik dan tidak
menimbulkan gejala sakit. Gambaran radiografis tidak menunjukkan kelainan periodontitis
apikalis, tidak ada resorpsi akar dan terjadi pertumbuhan akar dan pembentukan dentin.
Kontrol sebelas bulan kemudian dari kunjungan kontrol pertama, pembentukan akar belum
begitu terbentuk. Perlu dilakukan kontrol kembali untuk melihat keadaan apeks. Bila pulpa
menjadi nekrotik atau pembentukannya berhenti, diperlukan perawatan apeksifikasi.
Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka