Indikasi 1) Periodontitis apikalis tahap awal akibat penggunaan instrumentasi yang berlebihan 2) Desinfeksi pada saluran akar sebelum proses obturasi 3) Bahan dressing pada saluran akar
b. Mekanisme kerja bahan
Perawatan saluran akar membutuhkan penggunaan obat sterilisasi yang mampu mengeliminasi endotoksin bakteri yang telah melekat pada struktur gigi yang tidak tereliminasi sempurna saat proses instrumentasi saluran akar. Penggunaan obat sterilisasi saluran akar selama perawatan endodontik harus dapat mensterilisasi dan mengurangi jumlah mikroorganisme patogen dalam saluran. Cresophene® mengandung fenol, dan memiliki potensi antibakteri, terutama melawan bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus. Timol sebagai bahan aktifnya potensi efek antibakteri sehingga timol cenderung menjadi bakterisidal terhadap Staphylococcus aureus. Sedangkan interaksinya dengan deksametason membuat Cresophene® mampu bekerja sebagai anti inflamasi dan antibakteri sekaligus. c. Keberhasilan - Pada penelitian Fajar Dwi dkk, tentang perbedaan antara zona penghambatan black cumin oil, Cresophene®, dan Ca (OH)2 yang diobservasi pada hari ke I hingga hari ke VII. Hasil menunjukkan zona hambat terbesar terhadap Staphylococcus aureus ditemukan di Cresophene®, dibandingkan dengan bahan lain, cresophene mendapat zona hambat dengan rata-rata 32 ± 0,05 mm.
- Penelitian oleh Kalchinov et al. (2009) menunjukkan cresophene dapat menghambat
pertumbuhan bakteri diisolasi dari lesi karies adalah E. faecalis, Staphylococcus aureus, Prevotella bivia. Sedangkan penelitian dari Ashhan et al. (2009) menunjukkan cresophene itu dengan dosis 15 µl lebih memberikan antibakteri kekuatan melawan streptococcus salivarius (39 mm), Streptococcus pyogenes (38mm), E. Coli (30mm), Staphylococcus aureus (28 mm) dan E.faecalis (26 mm). (Sumber : Anggono,F., Kuswandar,S. Comparison of antibacterial activity inhibitory of black cumin (Nigella sativa) oil, Cresophene®, and Calcium Hydroxide. Padjadjaran Journal of Dentistry 2017;29(1):38-43.)