Defenisi epidemiologi
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “epi” yang artinya “on or upon” pada,
demos artinya penduduk dan “logy” atau logos yang artinya ilmu atau studi. Sehingga
epidemiologi yaitu studi pada penduduk. Epidemiologi dapat disebut juga dengan cabang
ilmu medis yang berkaitan dengan epidemic. Defenisi ini kemudian dikembangkan oleh
London Epidemiological Society, yang dibentuk tahun 1850 untuk menentukan penyebab
kolera dan penyakit epidemi lainnya dan metode untuk mencegah penyakit tersebut.
Berikut merupakan defenisi epidemiologi oleh beberapa ahli. Menurut Mac Mahon tahun
1970 epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan dari frekuesi penyakit pada
manusia . Epidemiologi adalah studi bagaimana penyakit didistribusikan dalam masyarakat
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya atau menentukan (determinan) distribusinya.
Mengapa suatu penyakit berkembang pada sekelompok orang dan tidak berkembang pada
kelompok lainnya (Gordis, 2008).
Sehingga dapat disimpulkan bahawa Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan
determinan dari keadaan atau peristiwa kesehatan pada populasi tertentu dan
diaplikasikan studi tersebut untuk pengendalian (kontrol) masalah-masalah kesehatan.
Sejarah epidemiologi
Hippocrates (sekitar 460-388 SM) telah menyiapkan dasar untuk studi ilmiah penyakit
dengan membebaskan praktik kedokteran dari batasan spekulasi filosofis, takhayul, dan
agama, serta menekankan pentingnya observasi yang cermat dalam mengidentifikasi faktor-
faktor alam yang mempengaruhi kesehatan, baik di udara, perairan, dan tempat lainnya.
Hippocrates memberikan deskripsi akurat tentang berbagai penyakit klinis, termasuk tetanus,
tifus, dan tuberkulosis. John Snow (1813–1858) adalah seorang ahli bedah dengan beragam
ilmu pengetahuan dan minat sosial. Ia juga merupakan pelopor dalam epidemiologi. perannya
dalam epidemiologi melalui penyelidikannya terhadap penyakit kolera.1
Kolera melanda Inggris Raya pada tahun 1831-1832, datang dari India melalui
pelabuhan Inggris. Sebagai magang untuk ahli bedah Newcastle, Snow merawat pasien yang
menderita epidemi kolera awal. Ketika epidemi muncul kembali pada tahun 1848, Snow
merumuskan teorinya tentang penyakit dengan menerbitkan artikel dan buklet. Artikel-artikel
ini memaparkan gagasannya tentang kolera sebagai penyakit yang menyerang saluran
pencernaan dengan masuknya agen langsung melalui mulut.2
John Snow menemukan rumah setiap orang yang meninggal karena kolera di London
selama 1848–1849 dan 1853–1854, dan mencatat hubungan yang jelas antara sumber air
minum dan kematian. Dia membandingkan kematian akibat kolera di daerah-daerah dengan
persediaan air yang berbeda.2
Salsabila Annisa Ikhda
Jenis Study
2.6.2 TUJUAN
Tujuan studi epidemiologi adalah:
1) Mendiagnosis masalah kesehatan masyarakat.
2) Menentukan riwayat alamiah dan etiologi penyakit.
3) Menilai dan merencanakan pelayanan kesehatan.15
Ketiga tujuan tersebut dicapai dengan melakukan surveilans epidemiologi dan
penelitian epidemiologi. Surveilans epidemiologi meliputi kegiatan-kegiatan:
1) Pengumpulan data secara sistematis dan kontinu.
2) Pengolahan, analisis, dan interpretasi data sehingga menghasilkan informasi.
3) Penyebarluasan informasi tersebut kepada instansi yang berkepentingan.
4) Penggunaan informasi tersebut untuk pemantauan, penilaian, dan
perencanaan program kesehatan. 15
kerentanan. Perbedaan ini bisa digunakan sebagi petunjuk tentang sumber, agen yang
bertanggung jawab, transisi, dan penyebaran suatu penyakit.7
1) Faktor Orang (Person)
Faktor orang adalah karakteristik dari individu yang mempengaruhi keterpaparan atau
kepekaan mereka terhadap penyakit. Karakteristik orang dapat berupa faktor genetik,
umur, jenis kelamin, pekerjaan, kebiasaan dan status sosial ekonomi. Seorang
individu yang mempunyai faktor genetik pembawa penyakit akan mudah terpapar
faktor genetic tersebut dan peka untuk sakit. Perbedaan berdasarkan umur, terdapat
kemungkinan dalam mendapat keterpaparan berdasarkan perjalanan hidup. Demikian
pula dengan karakteristik lain yang akan membedakan dalam kemungkinan mendapat
keterpaparan. 7
2) Faktor Tempat (place)
Faktor tempat berkaitan dengan karakteristik geografis. Informasi ini dapat berupa
batas alamiah seperti sungai, gunung, atau bisa dengan batas administrasi dan histori.
Perbedaan distribusi menurut tempat ini memberikan petunjuk pola perbedaan
penyakit yang dapat menjadi pegangan dalam mencari faktor-faktor lain yang belum
diketahui. 7
3) Faktor Waktu (Time)
Waktu kejadian penyakit dapat dinyatakan dalam jam, hari, bulan, atau tahun.
Informasi ini bisa dijadikan pedoman tentang kejadian yang timbul dalam masyarakat.
7
b) Host
Host adalah makhluk hidup. Faktor host yang berkaitan dengan terjadinya
penyakit, baik menular ataupun tidak adalah berupa umur, jenis kelamin, ras, etnik,
anatomi tubuh, dan status gizi. Faktor manusia sangat kompleks dalam proses
terjadinya penyakit dan tergantung pada karakteristik yang dimiliki oleh masing-
masing individu. 7 Karakteristik tersebut antara lain:
(a) Umur
Menyebabkan adanya perbedaan penyakit yang diderita seperti
penyakit campak pada anak-anak, penyakit kanker pada usia
pertengahan dan penyakit aterosklerosis pada usia lanjut.
(b) Jenis Kelamin
Frekuensi penyakit pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan pada
wanita. Penyakit tertentu seperti penyakit pada kehamilan serta
persalinan pada wanita dan penyakit hipertrofi prostat pada laki-laki.
(c) Ras
Hubungan antara ras dan penyakit tergantung pada tradisi, adat istiadat
dan perkembangan kebudayaan.
(d) Genetik
Salsabila Annisa Ikhda
c) Environment
Environment (lingkungan) adalah faktor luar dari individu yang tergolong
faktor lingkungan hidup manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian7, yaitu :
(a) Lingkungan hidup internal
berupa keadaan yang dinamis dan seimbang yang disebut hemostasis
(b) Lingkungan hidup eksternal
Lingkungan hidup eksternal ini terdiri dan tiga komponen yaitu :
(1) Lingkungan Fisik
Salsabila Annisa Ikhda
Bersifat abiotik atau benda mati seperti air, udara, tanah, cuaca,
makanan, rumah, panas, sinar, radiasi dan lain-lain yang
berinteraksi secara konstan dengan manusia sepanjang waktu serta
berperan penting dalam terjadinya penyakit, seperti kekurangan
persediaan air bersih. 7
(2) Lingkungan biologis
Bersifat biotik atau benda hidup seperti tumbuh-tumbuhan,
hewan, virus, bakteri, jamur, parasit, serangga dan lain-lain yang
dapat berfungsi sebagai agen penyakit, reservoar infeksi, vektor
penyakit atau pejamu (host) intermediate. Hubungan manusia
dengan lingkungan biologisnya bersifat dinamis dan bila terjadi
ketidakseimbangan antara hubungan manusia dengan lingkungan
biologis maka manusia akan menjadi sakit. 7
(3) Lingkungan sosial
Berupa kultur, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, agama,
sikap, standar dan gaya hidup, pekerjaan, kehidupan
kemasyarakatan, organisasi sosial dan politik. Manusia dipengaruhi
oleh lingkungan sosial dan jika tidak dapat menyesuaikan dirin,
maka akan terjadi konflik kejiwaan dan menimbulkan gejala
psikosomatik. 7
4) Hasil kesehatan
Hasil kesehatan adalah kejadian klinis selalu menjadi perhatian khusus pasien
dan dokter yang merawat. Hal ini yang menjadikan dokter mencoba untuk
memahami, memprediksi, menafsirkan, dan mengubah metode pengobatan kepada
pasien. 8
Salsabila Annisa Ikhda
Peran
Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, maka dapat disusun langkah
– langkah penaggulangan selanjutnya, baik yang bersifat pencegahan ataupun yang
bersifat pengobatan. 3
3) Dapat Menerangkan Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit.
4) Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah tentang penyakit. Dengan
menggunakan metode Epidemiologi dapatlah diterangkan Riwayat Alamiah
Perkembangan Suatu Penyakit (Natural History of Disease). Pengetahuan tentang
perkembangan alamiah ini amat penting dalam menggambarkan perjalanan suatu
penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk
menghentikan perjalanan penyakit sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai
berkelanjutan. Manfaat / peranan Epidemiologi dalam menerangkan perkembangan
alamiah suatu penyakit adalah melalui pemanfaatan keterangan tentang frekwensi dan
penyebaran penyakit terutama penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan
diketahuinya waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapatlah
diperkirakan perkembangan penyakit tersebut. Dapat Menerangkan Keadaan Suatu
Masalah Kesehatan.3
5) Mempelajari riwayat alamiah penyakit: untuk memahami prediksi kejadian penyakit,
hasil studi untuk perencanaan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan. 4
6) Diagnosis Komunitas: Penyakit, kondisi, kecelakaan, gangguan, kelainan, kecacatan-
menyebabkan kesakitan, kematian. 4
7) Melihat risiko pada individu dan pengaruhnya pada populasi: faktor risiko, masalah
dan perilaku yang memepengaruhi kelompok penduduk. 4
8) Penilaian dan evaluasi test: bagaimana kesehatan masyarakat (pelayanan kesehatan)
dapat menjawab masalah dan kebutuhan masyarakat. 4
9) Menyempurnakan gambaran klinis: identifikasi, prosesdiagnosis, ditentukan sebab
dan akibat. 4
10) Identifikasi sindrom: susun kriteria untuk definisi sindroma tertentu.4
11) Menentukan penyebab dan sumber penyakit: temuan-temuan untuk- pengendalian,
pencegahan, eliminasi penyebab- penyakit, kecelakaan, kecacatan dan kematian.4
Tujuan
Salsabila Annisa Ikhda
Dalam epidemiologi, banyak variabel nominal hanya memiliki dua kemungkinan kategori:
hidup atau mati; kasus atau kontrol; terpapar atau tidak terpapar; Dan seterusnya. Variabel
semacam itu disebut variabel dikotomis. Ukuran frekuensi yang digunakan dengan variabel
dikotomis adalah rasio, proporsi, dan rate. 12
1.5.2 JENIS
a) Rasio
Dalam sebuah rasio, nilai x dan y mungkin benar-benar independen, atau x
dapat dimasukkan dalam y. Misalnya, jenis kelamin anak yang menghadiri
klinik imunisasi dapat dibandingkan dengan salah satu cara berikut: Pada opsi
pertama, x (wanita) sepenuhnya tidak bergantung pada y (pria). Yang kedua, x
(perempuan) termasuk dalam y (semua). Kedua contoh tersebut adalah rasio. 13
b) Proporsi
Jenis ukuran frekuensi kedua yang digunakan dengan variabel dikotomis,
adalah rasio di mana x termasuk dalam y. Dari dua rasio yang ditunjukkan di
atas, yang pertama bukan proporsi, karena x bukan bagian dari y. Yang kedua
adalah proporsi, karena x adalah bagian13
c) Rate
Seringkali berupa proporsi, dengan point penting : mengukur terjadinya suatu
peristiwa dalam suatu populasi dari waktu ke waktu. 13
Salsabila Annisa Ikhda
d) Morbiditas
Morbiditas atau Pengukuran Frekuensi penyakit digunakan untuk
menggambarkan keberadaan penyakit dalam suatu populasi, atau probabilitas
(risiko) kemunculannya, kdisebut sebagai salah satu ukuran frekuensi
morbiditas. 13
(a) Insiden rate
Cara paling umum untuk mengukur dan membandingkan frekuensi
penyakit dalam populasi. Menunjukkan kemungkinan atau risiko
penyakit dalam suatu populasi selama periode waktu tertentu. (kejadian
baru terjadi). Insiden adalah ukuran risiko, ketika satu populasi
memiliki insiden penyakit yang lebih tinggi daripada yang lain, kita
katakan bahwa populasi pertama memiliki risiko lebih tinggi terkena
penyakit daripada populasi kedua. 13
(b) Prevalensi
Biasanya disebut juga prevalensi rate dimana proporsi orang dalam
suatu populasi yang memiliki penyakit tartentu pada titik waktu
tertentu atau selama periode waktu tertentu. 13
a) Prevalensi point : Mengukur jumlah orang dikalangan penduduk
yang menderita suatu penyakit pada suatu titik waktu tertentu.
Pembilang dalam prevalensi poin adalah jumlah orang dengan
penyakit tertentu pada tanggal tertentu, bukanlah angka insiden,
karena pembilangnya memasukkan kasus yang sudah ada
sebelumnya.
b) Prevalensi periode : seberapa banyak penyakit tertentu hadir dalam
suatu populasi dalam periode yang lebih lama. 13
Salsabila Annisa Ikhda
e) Mortalitas
Angka kematian adalah ukuran frekuensi terjadinya kematian dalam
populasi tertentu selama interval tertentu. Untuk populasi tertentu, selama
periode waktu tertentu. 13
Tingkat kematian = kematian terjadi selama periode waktu tertentu/ukuran
populasi ketika terjadi kematian x 10n
Ukuran kematian yang digunakan
a. Crude death rate, angka kematian kasar adalah angka kematian dari
semua penyebab kematian suatu populasi, untuk 10n menggunakan
1000 atau 100.000
b. Cause specific death rate, angka kematian spesifik penyebab adalah
angka kematian dari penyebab tertentu untuk suatu populasi.
Pembilangnya adalah jumlah kematian yang dikaitkan dengan
penyebab tertentu. Penyebut tetap menjadi ukuran populasi pada titik
tengah periode waktu, untuk 10n biasanya menggunakan 100.000.
c. Proportional mortality, adalah jumlah kematian leh suatu penyakit
daam periode waktu satu bulan.
d. Death to case ratio, kematian proportional dengan numerator kematian
disebabkan oleh penyakit tertentu selama interval waktu tertentu, dan
dengan penyebut kasus baru dari penyakit yang dilaporkan
e. Neonatal mortality rate, angka kematian neonatal didefinisikan sebagai
periode sejak lahir sampai 28 hari, angka kematian bayi biasanya
dinyatakan dalam per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 1988, angka
kematian neonatal di amerika serikat adalah 6,3 per 1000 kelahiran
hidup.
f. Postneonatal mortality rate, didefinisikan sebagai periode dari usia 28
hari hingga 1 tahun, angka ini dinyatakan per 1000 kelahiran hidup.
g. Infant mortality rate, angka kematian bayi adalah salah satu ukran
paling umum digunakan untuk membandingkan layanan kesehatan
antar negara, angka kematian ini dinyatakan per 1000 kelahiran hidup.
h. Maternal mortality rate, atau angka kematian ibu digunakan untuk
Salsabila Annisa Ikhda
1) Validitas
Kemampuan dari suatu pemeriksaan/test untuk menentukan individu mana yang
mempunyai penyakit/berisiko (tidak normal) dan individu mana yang tidak mempunyai
penyakit (normal/sehat). 4
Indikator Untuk Menilai Validitas ada 2:
(a) Sensitivitas
adalah kemampuan dari suatu skrining test untuk mengidentifikasi secara
benar orang-orang yang mempunyai penyakit/ berisiko. 4
(b) Spesifitas
adalah kemampuan dari suatu skrining test untuk mengidentifikasi secara
benar orang-orang yang sehat atau yang tidak mempunyai penyakit/ berisiko.
4
Konsep sensitifitas dan spesifisitas dari tes diagnostik dengan hasil tes yang bersifat
dikotomus :
Contoh pada kalkulasi dibawah ini :
(a) Dari 100 orang sakit, 80 diidentifikasikan secara benar (hasil tes positif ) oleh tes
diagnostik
(b) Sensitifitas dari tes adalah 80%.
(c) Disini 20 orang tidak dapat diidentifikasikan dengan benar oleh tes diagnostik
tersebut.
(d) Dari 900 orang yang tidak sakit, 800 diidentifikasikan secara benar (hasil tes negatif)
oleh tes diagnostik
(e) Spesifisitas dari tes adalah 800/900 atau 89%.
(f) isini ada 100 orang yang tidak dapat diidentifikasikan dengan benar oleh tes
Salsabila Annisa Ikhda
diagnostik tersebut. 4
2) Reliabilitas
Reabilitas adalah: Kemampuan test atau pengukuran untuk menghasilkan nilai yang
sama pada individu dan kondisi yang sama. 4
(a) Inter Observer Bias:
Bias Yang Terjadi Akibat 2 (Dua) Observer Menginterpretasi Satu Hasil Test
Dan Memberi Interpretasi Yang Berbeda. 4
(b) Intra Observer Bias:
Bias Yang Terjadi Dikarenakan 1 (Satu) Observer Menginterpretasi Berbeda
Terhadap Satu Hasil Test Dalam Waktu Yang Berbeda 4
2.7 SURVEY
2.7.1 DEFINISI
Surveilans menurut WHO adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interprestasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit
yang membutuhkan untuk diambil tindakan. Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis
secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan
kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-
masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif
dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi
epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.4
2.7.2 TUJUAN
Tujuan surveilans epidemiologi adalah tersedianya data dan informasi epidemiologi
sebagai dasar manajemen kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan serta
respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat secara menyeluruh.4
2.7.3 TAHAPAN
1) Perencanaan surveilans
Perencanaan kegiatan surveilans dimulai dengan penetapan tujuan surveilans,
dilanjutkan dengan penentuan definisi kasus, perencanaan perolehan data, teknik
pengumpulan data, teknik analisis dan mekanisme penyebarluasan informasi. 4
Salsabila Annisa Ikhda
2) Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan awal dari rangkaian kegiatan untuk memproses data
selanjutnya. Data yang dikumpulkan memuat informasi epidemiologi yang dilaksanakan
secara teratur dan terus-menerus dan dikumpulkan tepat waktu. Pengumpulan data dapat
bersifat pasif yang bersumber dari Rumah sakit, Puskesmas dan lain-lain, maupun aktif yang
diperoleh dari kegiatan survei. 4,19
Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pencatatan insidensi terhadap
orang-orang yang dianggap penderita malaria atau population at risk melalui kunjungan
rumah (active surveillance) atau pencatatan insidensi berdasarkan laporan sarana pelayanan
kesehatan yaitu dari laporan rutin poli umum setiap hari, laporan bulanan Puskesmas desa
dan Puskesmas pembantu, laporan petugas surveilans di lapangan, laporan harian dari
laboratorium dan laporan dari masyarakat serta petugas kesehatan lain (pasive surveillance).
4,20
Proses pengumpulan data diperlukan sistem pencatatan dan pelaporan yang baik.
Secara umum pencatatan di Puskesmas adalah hasil kegiatan kunjungan pasien dan kegiatan
luar gedung. Sedangkan pelaporan dibuat dengan merekapitulasi data hasil pencatatan dengan
menggunakan formulir tertentu, misalnya form W1 Kejadian Luar Biasa (KLB), form W2
(laporan mingguan) dan lain-lain. 4
3) Pengolahan dan penyajian data
Data yang sudah terkumpul dari kegiatan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel,
grafik (histogram, poligon frekuensi), chart (bar chart, peta/map area). Penggunaan komputer
sangat diperlukan untuk mempermudah dalam pengolahan data diantaranya dengan
menggunakan program (software) seperti epi info, SPSS, lotus, excel dan lain-lain. 4,19
4) Analisis data
Analisis merupakan langkah penting dalam surveilans epidemiologi karena akan
dipergunakan untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi serta tindakan pencegahan dan
penanggulangan penyakit. Kegiatan ini menghasilkan ukuran-ukuran epidemiologi seperti
rate, proporsi, rasio dan lain-lain untuk mengetahui situasi, estimasi dan prediksi penyakit.
Data yang sudah diolah selanjutnya dianalisis dengan membandingkan data bulanan atau
tahun-tahun sebelumnya, sehingga diketahui ada peningkatan atau penurunan, dan mencari
hubungan penyebab penyakit malaria dengan faktor resiko yang berhubungan dengan
kejadian malaria. 4,20
5) Penyebarluasan informasi
Salsabila Annisa Ikhda
Penyakit yang dapat menular atau penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh
transmisi suatu agent infeksius tertentu atau produk- produk toksiknya, dari manusia atau
hewan yang terinfeksi ke host yang rentan, baik secara langsung atau tidak langsung.
Beberapa kemenangan besar di bidang epidemiologi berpangkal dari upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit-penyakit menular, seperti yang dilakukan oleh Jhon Snow terhadap
kolera dan yang lebih mutakhir adalah pemberantasan penyakit cacar.
negara-negara di dunia dimana penyakit ini merupakan kausa terbesar dari morbiditas dan
mortalitas.
Pada saat ini sedangn berkembang pesat dalam usaha mencari berbagai faktor yang
memegang peranan dalam timbulnya penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit
sistemis serta berbagai penyakit menahun lainnya termasuk masalah meningkatnya
kecelakaan lalu lintas dan penyalahgunaan obat-obat tertentu.
Bidang ini banyak digunakan terutama dengan meningkatnya masalah kesehatan yang
bertalian erat dengan berbagi gangguan kesehatan akibat kemajuan dalam berbagai
bidang terutama bidang industri yang banyak mempengaruhi keadaan lingkungan,
termasuk lingkungan fisik, biologis, maupun lingkungan sosial budaya.
3. Epidemiologi klinis
Epidemiologi klinik merupakan salah satu dari ilmu-ilmu kedokteran dasar, meskipun
di hampir semua sekolah-sekolah kedokteran bidang ilmu tersebut belum banyak
dikenal. Epidemiologi klinik dikembangkan dengan tujuan membekali para klinisi/
dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi. Dalam
penggunaan epidemiologi klinis sehari-hari, para petugas medis terutama para dokter
sering menggunakan prinsip-prinsip epidemiologi dalam menangani kasus secara
individual.
Mereka lebih berorientasi pada penyebab penyakit dan cara mengatasinya terhadap
kasus secara individu. Mereka biasanya tidak tertarik untuk mengetahui serta
menganalisis sumber penyakit, cara penularan dan sifat penyebarannya dalam
masyarakat. Pendekatan epidemiologi perlu bagi klinisi karena pasien tesebut
merupakan individu yang akan sembuh setelah pengobatannya, akan kembali ke
komunitasnya
sehingga bisa menularkan penyakit kepada yang lain serta penyakit ini juga bisa kambuh
kembali jika faktor risiko atau penyebab penyakit tersebut ada di lingkungan komunitasnya.
4. Epidemiologi kependudukan
Bentuk ini merupakan salah satu sistem pendekatan manajemen dalam menganalisis
masalah, mencari faktor penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunan rencana
pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu. Bentuk pendekatan
epidemiolohi dalam bidang manajemen saat ini semakin berkembang sesuai dengan
perkembangan industri medis yang disertai perkembangan dalam sistem manajemen
kesehatan dan ekonomi kesehatan, termasuk sistem asuransi kesehatan.
Bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemiologi yang mempelajari dan
menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja, baik yang bersifat fisik, kimiawi,
biologis maupun sosial budaya serta kebiasaan hidup para pekerja. Bentuk ini sangat
berguna dalam menganalisis tingkat kesehatan pekerja serta untuk menilai keadaan
dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja.
Merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan hiwa dalam
masyarakat, baik mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun
analisis berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
Dengan meningkatnya berbagai keluhan anggota masyarakat yang lebih banyak mengarah ke
masalah kejiwaan disertai dengan perubahan sosial masyarakat, menuntut suatu cara
pendekatan melalui epidemiologi sosial yang berkaitan dengan epidemiologi kesehatan jiwa,
mengingat bahwa dewasa ini gangguan kesehatan jiwa tidak lagi merupakan masalah
kesehatan individu saja, tetapi juga telah menjadi masalah sosial masyarakat.
8. Epidemiologi gizi
Penanggulangan masalah gizi masyarakat yang disertai dengan surveilans gizi lebih
mengarah kepada penanggulangan berbagai faktor yang berkaitan erat dengan
timbulnya masalag tersebut dalam masyarakat dan tidak terbatas pada sasaran
individu atau lingkungan keluarga saja
9. Epidemiologi perilaku
Perilaku manusia merupakan salah satu faktor yang banyak memegang peranan dalam
menentukan derajat kesehatan suatu masyarakat. Bahkan menurut Bloom, faktor
perilaku berkontribusi besar dalam menentukan status kesehatan individu dalam
masyarakat.
Mengingat bahwa faktor penyebab penyakit lebih bersifat kompleks sehingga dalam
epidemiologi, kita lebih banyak melakukan pendekatan faktor risiko maka faktor
perilaku individu maupun masyarakat, seperti kebiasaan hidup sehat individu dan
kepercayaan masyarakat tentang suatu yang berhubungan dengan kesehatan, banyak
memberikan nilai risiko yang sering muncul dalam analisis epidemiologi tentang
kejadian penyakit dalam masyarakat. Bahkan perilaku sangat erat hubungannya
dengan umur dan jenis kelamin, suku, dan ras, pekerjaan, status sosial dan ekonomi
serta berbagai aspek kehidupan lainnya
epidemiologi genetika sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pendekatan dan metode
epidemiologi.
Istilah sehat mengandung banyak muatan kultural, sosial dan pengertian profesional yang
beragam. Dulu dari sudut pandangan kedokteran, sehat sangat erat kaitannya dengan
kesakitan dan penyakit. Dalam kenyataannya tidaklah seseder- hana itu, sehat harus dilihat
dari berbagai aspek. WHO melihat sehat dari berbagai aspek.
Definisi WHO (1981): Health is a state of complete physical, mental and social well-being,
and not merely the absence of disease or infirmity.
WHO mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan sempurna baik jasmani, rohani,
maupun kesejahteraan sosial seseorang. Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan
dipandang sebagai disiplin biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan
sosial budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya
sepanjang sejarah kehidupan manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Penyakit
sendiri ditentukan oleh budaya: hal ini karena penyakit merupakan pengakuan sosial bahwa
seseorang tidak dapat menjalankan peran normalnya secara wajar.
Salsabila Annisa Ikhda
Cara hidup dan gaya hidup manusia merupakan fenomena yang dapat dikaitkan dengan
munculnya berbagai macam penyakit, selain itu hasil berbagai kebudayaan juga dapat
menimbulkan penyakit. Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab
sakit, yaitu: Naturalistik dan Personalistik. penyebab bersifat Naturalistik yaitu seseorang
menderita sakit akibat pengaruh lingkungan, makanan (salah makan), ke biasaan hidup,
ketidak seimbangan dalam tubuh, termasuk juga kepercayaan panas dingin seperti masuk
angin dan penyakit bawaan.
Konsep sehat sakit yang dianut pengobat tradisional (Battra) sama dengan yang dianut
masyarakat setempat, yakni suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan badan atau
kondisi tubuh kelainan-kelainan serta gejala yang dirasakan. Sehat bagi seseorang berarti
suatu keadaan yang normal, wajar, nyaman, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan
gairah. Sedangkan sakit dianggap sebagai suatu keadaan badan yang kurang menyenangkan,
bahkan dirasakan sebagai siksaan sehingga menyebabkan seseorang tidak dapat menjalankan
aktivitas sehari-hari seperti halnya orang yang sehat
Hasil penelitian kualitatif dan kuantitatif atas nilai - nilai budaya di Kabupaten Soppeng,
dalam kaitannya dengan penyakit kusta (Kaddala,Bgs.) di masyarakat Bugis
28
menunjukkan bahwa timbul dan diamalkannya leprophobia secara ketat karena menurut salah
seorang tokoh budaya, dalam nasehat perkawinan orang-orang tua di sana, kata kaddala ikut
tercakup di dalamnya. Disebutkan bahwa bila terjadi pelanggaran melakukan hubungan intim
saat istri sedang haid, mereka (kedua mempelai) akan terkutuk dan menderita kusta/kaddala.
Ide yang bertujuan guna terciptanya moral yang agung di keluarga baru, berkembang
menuruti proses komunikasi dalam masyarakat dan menjadi konsep penderita kusta sebagai
penanggung dosa. Pengertian penderita sebagai akibat dosa dari ibu-bapak merupakan awal
derita akibat leprophobia. Rasa rendah diri penderita dimulai dari rasa rendah diri keluarga
yang merasa tercemar bila salah seorang anggota keluarganya menderita kusta. Dituduh
berbuat dosa melakukan hubungan intim saat istri sedang haid bagi seorang fanatik Islam
dirasakan sebagai beban trauma psikosomatik yang sangat berat.
Orang tua, keluarga sangat menolak anaknya didiagnosis kusta. Pada penelitian Penggunaan
Pelayanan Kesehatan Di Propinsi Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Barat (1990), hasil
diskusi kelompok di Kalimantan Timur menunjukkan bahwa anak dinyatakan sakit jika
menangis terus, badan berkeringat, tidak mau makan, tidak mau tidur, rewel, kurus kering.
Bagi orang dewasa, seseorang dinyatakan sakit kalau sudah tidak bisa bekerja, tidak bisa
berjalan, tidak enak badan, panas dingin, pusing, lemas, kurang darah, batuk- batuk, mual,
diare.
Salsabila Annisa Ikhda
Sedangkan hasil diskusi kelompok di Nusa Tenggara Barat menunjukkan bahwa anak sakit
dilihat dari keadaan fisik tubuh dan tingkah lakunya yaitu jika menunjukkan gejala misalnya
panas, batuk pilek, mencret, muntah-muntah, gatal, luka, gigi bengkak, badan kuning, kaki
dan perut bengkak.
Pada penyakit batin tidak ada tanda-tanda di badannya, tetapi bisa diketahui dengan
menanyakan pada yang gaib. Pada orang yang sehat, gerakannya lincah, kuat bekerja, suhu
badan normal, makan dan tidur normal, penglihatan terang, sorot mata cerah, tidak mengeluh
lesu, lemah, atau sakit- sakit badan.
Untuk mengobati sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke dua, dapat 29
digunakan obat-obatan, ramuan- ramuan, pijat, kerok, pantangan makan, dan bantuan tenaga
kesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus dimintakan bantuan dukun, kyai dan
lain-lain. Dengan demikian upaya penanggulangannya tergantung kepada kepercayaan
mereka terhadap penyebab sakit. Beberapa contoh penyakit pada bayi dan anak sebagai
berikut:
3. Sakit kejang-kejang
Masyarakat pada umumnya menyatakan bahwa sakit panas dan kejang-kejang
disebabkan oleh hantu. Di Sukabumi disebut hantu gegep, sedangkan di Sumatra
Barat disebabkan hantu jahat. Di Indramayu pengobatannya adalah dengan dengan
pergi ke dukun atau memasukkan bayi ke bawah tempat tidur yang ditutupi jaring.
4. Sakit tampek (campak)
Penyebabnya adalah karena anak terkena panas dalam, anak dimandikan saat panas
terik, atau kesambet. Di Indramayu ibu-ibu mengobatinya dengan membalur anak
dengan asam kawak, meminumkan madu dan jeruk nipis atau memberikan daun
suwuk, yang menurut kepercayaan dapat mengisap penyakit.
Riwayat alamiah penyakit adalah perkembangan penyakit secara alamiah, tanpa ikut campur
tangan medis atau intervensi kesehatan lainnya. Riwayat alamiah penyakit (natural history of
disease) adalah deskripsi tentang perjalanan waktu danPerkembangan penyakit pada individu,
dimulai sejak terjadinya paparan dengan agen kausal hingga terjadinya akibat penyakit,
seperti kesembuhan atau kematian, tanpa terinterupsi oleh suatu intervensi preventif maupun
terapetik (CDC, 2010c).
Riwayat alamiah penyakit perlu dipelajari. Pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit
sama pentingnya dengan kausa penyakit untuk upaya pencegahan dan pengendalian penyakit.
Dengan mengetahui perilaku dan karakteristik masing-masing penyakit maka bisa
dikembangkan intervensi yang tepat untuk mengidentifikasi maupun mengatasi problem
penyakit tersebut (Gordis, 2000; Wikipedia, 2010)
1. Untuk diagnostik: masa inkubasi dapat dipakai sebagai pedoman penentuan jenis
Pengetahuan mengenai Riwayat Alamiah Penyakit (RAP) merupakan dasar untuk melakukan
upaya pencegahan. RAP dan hasil pemeriksaan fisik akan mengarahkan pemeriksa (tenaga
kesehatan) untuk menetapkan diagnosis dan kemudian memahami bagaimana perjalanan
penyakit yang telah didiagnosis. Hal ini penting untuk dapat menerangkan tindakan
pencegahan, keganasan penyakit, lama kelangsungan hidup penderita, atau adanya gejala sisa
berupa cacat atau carrier. Informasi-informasi ini akan berguna dalam strategi pencegahan,
perencanaan lama perawatan, model pelayan yang akan dibutuhkan kemudian, dan lain
sebagainya.
Salsabila Annisa Ikhda
Proses penyakit menular dimulai dengan terjadinya pemaparan agen infeksius yang dapat
mengakibatkan penyakit. Tanpa tindakan pengobatan, proses perjalanan penyakit dapat
berakhir dengan kondisi sembuh sempurna, carrier, cacat, atau meninggal. Sebagian besar
penyakit memiliki karakteristik riwayat alamiah tertentu namun beberapa penyakit belum
dapat dipahami dengan baik mengenai riwayat alamiah penyakitnya. Karakteristik RAP
menular mempunyai kerangka waktu dan manifestasi yang berbeda-beda dan bervariasi
antarindividu. Namun dengan pemberian pengetahuan tentang penyakit pada individu,
perkembangan penyakit dapat dihambat dengan tindakan pencegahan dan pengobatan,
meningkatkan faktor yang berhubungan dengan kesehatan pejamu dan faktor lainnya yang
dapat mempengatuhi kejadian penyakit.
20
14
Salsabila Annisa Ikhda
Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal sehat tetapi mereka pada dasarnya peka
terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (stge of suseptibility).
Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara penjamu dengan
bibit penyakit . tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih
ada di luar tubuh penjamu di mana para kuman mengembangkan potensi infektifitas, siap
menyerang penjamu. Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan
tubuh penjamu masih kuat. Namun begitu penjamunya ‘lengah’ ataupun memang bibit
penyakit menjadi lebih ganas, ditambah dengan kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan penjamu, maka keadaan segera dapat berubah. Penyakit akan melanjutkan
perjalanannya memasuki fase berikutnya, tahap patogenesis.
Secara ringkas, gambaran tahap prepatogenesis, yaitu: a) Kondisi Host masih normal/sehat
Salsabila Annisa Ikhda
14
Salsabila Annisa Ikhda
21
2. b) Sudah ada interaksi antara Host dan Agent, tetapi Agent masih diluar Host
3. c) Jika interaksi Host, Agent dan Environment berubah maka Host jadi lebih rentan
atau Agent jadi lebih virulen jadi Agent masuk ke Host (memasuki tahap patogenesis)
Tahap ini meliputi 4 sub-tahap, yaitu: Tahap Inkubasi, Tahap Dini, Tahap Lanjut, dan Tahap
Akhir.
a) Tahap Inkubasi
Tahap inkubasi merupakan tenggang waktu antara masuknya bibit
penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyakit, sampai timnulnya gejala penyakit.
tahap ini ditandai dengan mulai masuknya Agent ke dalam Host, sampai timbulnya gejala
sakit. Masa inkubasi ini bervariasi antara satu penyakit dengan penyakit lainnya. Dan
pengetahuan tentang lamanya masa inkubasi ini sangat penting, tidak sekedar sebgai
pengetahuan riwayat penyakit, tetapi berguna untuk informasi diagnosis. Setiap penyakit
mempunyai mas inkubasi tersendiri, dan pengetahuan mas inkubasi dapat dipakai untuk
indentifikasi jenis penyakitnya.
b) TahapDini
Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yang kelihatannya
ringan. Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan karena sudah ada gangguan
patologis (pathologic changes), walaupun penyakit masih dalam masa subklinik (stage of
subclinical disease). Seandainya memungkinkan, pada tahap ini sudah diharapkan diagnosis
dapat ditegakkan secara dini.
c) Tahap Lanjut
Merupakan tahap di mana penyakit bertambah jelas dan mungkin
Salsabila Annisa Ikhda
tambah berat dengan segala kelainan patologis dan gejalanya (stage of clinical disease). Pada
tahap ini penyakit sudah menunjukkan gejala dan kelainan klinik yang jelas sehingga
diagnosis sudah realtif mudah ditegakkan. Saatnya pula, setelah diagnosis ditegakknan,
diperlukan pengobatan yang tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik.
d) Tahap Akhir
Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam lima pilihan
keadaan, yaitu: