Anda di halaman 1dari 32

PERUBAHAN WARNA GIGI MANUSIA SETELAH

PERENDAMAN DALAM EKSTRAK DAUN


BAYAM (Amaranthus hybridus L) 100%
SELAMA 56, 70, DAN 84 JAM

Oleh:
Kristin Halim
NIM: 150600050
Pembimbing:
drg. Hj. Lasminda Syafiar, M.Kes
drg. Sefty Aryani Harahap, M.Si

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2018
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


 Perubahan warna gigi  masalah estetika yang cukup
besar  mengurangi kepercayaan diri seseorang
 Akhir-akhir ini banyak cara untuk memutihkan gigi  salah
satunya home bleaching  merupakan pilihan utama
orang-orang, karena harganya terjangkau, penggunaanya
mudah
 Bayam (Amaranthus hybridus L)  salah satu tanaman
yang sering dikonsumsi  penelitian menunjukkan bayam
banyak mengandung asam oksalat  berperan dalam
pemutihan gigi.
 Asam oksalat  digunakan sbg bahan bleaching sejak
1868 (Latimer)
I. PENDAHULUAN (lanjutan…)

 Penelitian Iskandar dkk. tahun 2014 pengaruh ekstrak


daun bayam+susu dalam melindungi gigi dari diskolorasi
akibat kopi
 Penelitian Raditia  perbedaan efektivitas ekstrak bayam,
bayam+susu, dan karbamid peroksida 10% thd pemutihan
gigi yang diskolorasi akibat kopi
 Azizah dkk  perbedaan efektivitas ekstrak daun bayam
dan hidrogen peroksida 3% thd bleaching
 Prastiwi dkk  ekstrak belimbing manis thd bleaching 
efektif, karena ekstrak belimbing manis mengandung asam
oksalat
 Berdasarkan metode home bleaching selama 2-3 jam per
hari selama 4-6 minggu, peneliti ingin mengetahui
perbedaan pengaruh perendaman gigi manusia dalam
ekstrak daun bayam 100% selama 56, 70, dan 84 jam.
I. PENDAHULUAN (lanjutan…)

1.2 Rumusan Masalah


Apakah ada perbedaan perubahan warna gigi manusia
yang telah mengalami diskolorasi akibat kopi setelah
perendaman dalam ekstrak daun bayam 100% selama 56, 70,
dan 84 jam.
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan perubahan warna gigi
manusia setelah perendaman dalam ekstrak daun bayam 100%
selama 56, 70, dan 84 jam.
1.4 Hipotesis Penelitian
Tidak ada perbedaan perubahan warna gigi manusia
yang signifikan setelah perendaman dalam ekstrak daun
bayam 100% selama 56, 70, 84 jam.
I. PENDAHULUAN (lanjutan…)

1.5 Manfaat Penelitian


 Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dlm
bidang kesehatan gigi
 Pengembangan ekstrak daun bayam sebagai alternatif
bahan pemutih gigi dalam bidang ilmu material
kedokteran gigi
 Penggunaan oleh masyarakat, dengan bahan yang
terjangkau dan mudah didapatkan dari lingkungan sekitar
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gigi
2.1.1 Anatomi Gigi
Gigi  email, dentin, rongga pulpa
Email  jar. keras, avaskuler, 96% tdd kristal kalsium
hidroksiapatit, 1% matriks organik, dan 3% air. Struktur email tdd
prisma email yang dikelilingi ruang interprisma, dan email yang
kurang termineralisasi, yaitu enamel tufts, dan ujung odontoblas
yang tertanam dlm email, yaitu enamel spindle.
Dentin  di bawah email (pada mahkota), di bawah
sementum (pada akar). Dentin tdd 70% kristal kalsium
hidroksiapatit, 20% matriks organik, dan 10% air.
II. TINJAUAN PUSTAKA
(lanjutan…)

2.1.2 Warna Gigi


Dipengaruhi oleh warna dentin dan email  karena adanya
perubahan transmisi cahaya
Ketebalan email dan dentin, warna dentin dan pulpa, translusensi
email
Juga dipengaruhi oleh sumber cahaya, jumlah cahaya yang
mengenai gigi, penyerapan dan penyebaran cahaya, tekstur dan
kontur gigi
2.1.3 Diskolorasi
Disebabkan oleh faktor ekstrinsik dan intrinsik
Faktor ekstrinsik, yaitu: OH buruk, diet, kebiasaan, mikroorganisme,
faktor pekerjaan, obat topikal dan sistemik
Faktor intrinsik, yaitu: bahan restorasi, proses degeneratif, karies,
trauma, infeksi prenatal, obat sistemik, fluor >>, defisiensi nutrisi,
penyakit genetik/herediter
II. TINJAUAN PUSTAKA
(lanjutan…)

2.2 Mekanisme Diskolorasi oleh Makanan/Minuman


Kromogen berkontak perm. gigi  ion-ion positif kromogen
berikatan dengan ion negatif pada plak gigi  akumulasi
kromogen dan melepas zat warna pada perm. gigi  diskolorasi
gigi
Diskolorasi juga dpt terjadi akibat reaksi Millard (reaksi asam amino
pada plak gigi dan senyawa aldehid pada bakteri kariogenik)
2.2.1 Diskolorasi oleh Kopi
Kopi  kaya akan substansi bioaktif, terutama tanin
Tanin  zat warna pada kopi yang menyebabkan diskolorasi
gigi.
Berbagai asam dlm kopi  mempengaruhi kelarutan email 
memudahkan deposit zat warna pada perm. gigi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
(lanjutan…)

2.3 Pemutihan Gigi (Bleaching)


2.3.1 Definisi
Suatu proses yang efektif dan konservatif  untuk
mencerahkan dan memutihkan gigi yang mengalami
diskolorasi
Pertama kali dilakukan 1864
Diskolorasi ekstrinsik terbukti memberikan respon yg baik thd
bleaching
2.3.2 Komponen Bahan Bleaching
Tdd komponen aktif dan inaktif.
Komponen aktif  hidrogen peroksida, karbamid peroksida,
asam oksalat
Komponen inaktif  agen pengental, medium pembawa,
surfaktan, bahan pengawet, perisa
II. TINJAUAN PUSTAKA
(lanjutan…)

2.3.3 Jenis-jenis Bahan Bleaching


Bahan Bleaching Kimiawi
 Hidrogen peroksida  digunakan pada in-office bleaching (30-35%)
 Karbamid peroksida  digunakan pada home bleaching (10-20%).
Karbamid peroksida terurai menjadi hidrogen peroksida dan urea di
rongga mulut. Karbamid peroksida 10% terurai menjadi 3% hidrogen
peroksida dan 7% urea.
Bahan Bleaching Alami (Herbal)
 Apel  mengandung asam malat  berdifusi ke email gigi dan
memutuskan ikatan rangka pada senyawa organik dan
mengoksidasi noda pada email gigi
 Stroberi  mengandung asam elegat dan asam malat
mengoksidasi noda pada email gigi
 Tomat  mengandung hidrogen peroksida
 Belimbing  mengandung asam oksalat
II. TINJAUAN PUSTAKA
(lanjutan…)

2.3.4 Mekanisme Pemutihan Gigi


H2O2  melepaskan oksigen dan ion perhidroksil (HO2-) 
radikal bebas  berperan dalam pemutihan gigi
Radikal bebas  menyerang kromogen pada email dan
memutuskan ikatan rangkap pada kromogen tsb  memecah
pigmen warna, merubah struktur optis pigmen tsb dan
menurunkan kemampuan penyerapan cahaya  pigmen
warna menjadi molekul yang sederhana, berwarna terang
II. TINJAUAN PUSTAKA
(lanjutan…)

2.3.4 Mekanisme Pemutihan Gigi


Pemutihan gigi akan terus
berlangsung  sampai molekul
yang terbentuk adalah yang
paling sederhana  titik jenuh.
Titik jenuh  tidak ada molekul
warna yang bisa dipecah lagi
 struktur gigi dirusak
Titik jenuh sudah dicapai 
bleaching harus dihentikan 
jika tidak  overbleaching
Overbleaching  kondisi dmn
email terdegradasi dan menjadi
rapuh shg gigi menjadi poreus
II. TINJAUAN PUSTAKA
(lanjutan…)

2.3.5 Jenis-jenis Teknik Bleaching


In-Office Bleaching
 Menggunakan H2O2 35-50% pada durasi 30-60 menit
 Dilakukan oleh dokter gigi di klinik
 Beberapa senyawa H2O2 memerlukan aktivasi sinar untuk
mempercepat prosedur
 Sebelum perawatan dimulai  isolasi rubber dam
Home Bleaching
 Menggunakan karbamid peroksida 10-15%
 Dilakukan oleh pasien di rumah di bawah pengawasan dokter gigi
 Menggunakan tray khusus
OTC Bleaching
 Dibeli di apotek atau pusat kesehatan lainnya
 Mudah digunakan, prosedurnya sederhana, harga terjangkau
 Cth: whitening strips, paint-on whitening agent
II. TINJAUAN PUSTAKA
(lanjutan…)

2.4 Metode Pengukuran Warna Gigi


Metode Subjektif
Menggunakan shade guide, cth: VITAPAN Classical shade
guide
Interpretasi warna dengan shade guide bertumpu pada tiga
kualitas warna, yaitu hue, chroma, value.
 Hue  membedakan warna yang satu dgn lainnya, cth: merah,
kuning, biru
 Chroma  intensitas warna/hue, cth: merah tua, merah muda
 Value  terang/gelapnya warna (nilai O: hitam, nilai 10: putih)
II. TINJAUAN PUSTAKA
(lanjutan…)

2.4 Metode Pengukuran Warna Gigi


Metode Objektif
Dengan alat elektronik, spt: spektrofotometer, chromameter,
kamera digital
Menggunakan sistem warna CIE L*a*b*
L*  skala kecerahan (nilai 0-100)
a* sumbu warna kemerahan (+) dan kehijauan (-)
b* sumbu warna kekuningan (+) dan kebiruan (-)
∆Lkecerahan (value) yang dihitung dengan L2*-L1*.
Perubahan pada a* dan b* juga dihitung dengan cara yang
sama. Delta E (∆E*) menggambarkan keseluruhan perubahan
warna.
∆E*=√∆L*2+∆a*2+∆b*2
II. TINJAUAN PUSTAKA
(lanjutan…)

2.5 Tanaman Bayam (Amaranthus hybridus L)


Tumbuhan berakar tunggang, batang bayam banyak
mengandung air dan tumbuh tinggi di atas permukaan tanah,
daun bayam umumnya berbentuk bulat telur dengan ujung agak
meruncing dan urat-urat daunnya jelas. Warna daunnya
bervariasi mulai dari warna hijau tua, hijau muda, hijau keputihan
dan merah.
Kandungan mineralnya: Na, K, Mg, Fe, Zn, P (kandungan Mg
paling tinggi)
Kandungan vitamin: vitamin A, B1, B2, B3, B6, vitamin C, vitamin E
(kandungan vit C paling tinggi)
Kandungan asam amino: isoleusin, leusin, lysin, metionin dll
Kandungan zat fitokimia: alkaloid, flavonoid, saponin, asam
hidrosianat dll
II. TINJAUAN PUSTAKA
(lanjutan…)

2.5 Tanaman Bayam (Amaranthus hybridus L)


Bayam  asam oksalat paling tinggi dibandingkan tanaman
lainnya
Asam oksalat >>> pd daunnya
Asam oksalat pada bayam  paling banyak dalam bentuk
senyawa sekunder vitamin C, maupun sbg kristal dari mineral
pada bayam, spt magnesium, kalium, dll
Asam oksalat (H2C2O4) terurai menjadi 2H+ dan C2O42-. Asam
oksalat mengandung anioncenderung melepaskan elektron.
Proses pelepasan elektron  reaksi oksidasi, maka asam oksalat
disebut sebagai reduktor. Elektron yang dilepas berupa ion H+. Ion
H+ kemudian akan berikatan dengan 3 molekul C tersier yang
terdapat pada pigmen warna (kromofor) pada permukaan email
II. TINJAUAN PUSTAKA
(lanjutan…)
Kerangka Teori

Warna Gigi

Faktor intrinsik Faktor ekstrinsik


 Bahan tambal  Oral hygiene
 Karies buruk
 Trauma  Diet (Kopi)
 Infeksi  Kebiasaan
 Obat sistemik  Mikroorganisme
 Fluor berlebihan  Pekerjaan dan Bleaching herbal
 Defisiensi nutrisi faktor lingkungan
 Penyakit  Obat topikal dan
genetik/herediter sistemik
Daun Bayam (Amaranthus
Diskolorasi Gigi hybridus L)

Bleaching
Kandungan
asam oksalat

Kimiawi Alami/Herbal

Perubahan warna gigi


HidrogenP Karbamid
eroksida Peroksida
II. TINJAUAN PUSTAKA
(lanjutan…)
Kerangka Konsep
Perendaman sampel
gigi dalam kopi
selama 12 hari

Diskolorasi
gigi

Perendaman sampel gigi


dalam ekstrak daun bayam
100% selama 56 jam, 70
jam dan 84 jam

Kandungan
asam oksalat

Perubahan warna gigi


III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


 Eksperimental laboratorium dengan rancangan pretest-posttest group
design
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
 Lokasi: Departemen IMTKG USU, Laboratorium Obat Tradisional
Fakultas Farmasi USU, Laboratorium Teknik Pangan Fakultas Pertanian
USU
 Waktu: September 2018 – Maret 2019
3.3 Sampel dan Besar Sampel Penelitian
 Sampel gigi P RA dan/atau RB pasca-ekstraksi
 Kriteria inklusi  mahkota utuh, akar terbentuk sempurna, tidak ada
karies/restorasi, usia gigi ≤ 3 bulan pasca-ekstraksi
 Kriteria eksklusi  gigi yang mengalami diskolorasi (intrinsik maupun
ekstrinsik), gigi yang pernah dietsa/bleaching, akar gigi perforasi, usia
gigi ≥ 3 bulan pasca-ekstraksi
III. METODE PENELITIAN
(lanjutan…)

3.3 Sampel dan Besar Sampel Penelitian


 Besar Sampel (Rumus Frederer)
( t – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15

( 3 – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15

( 2 ) ( r – 1 ) ≥ 15

r – 1 ≥ 7,5

r ≥ 8,5 ≈ 10

 Kelompok A: perendaman dalam ekstrak daun bayam 100% selama


56 jam = 10 gigi
 Kelompok B : perendaman dalam ekstrak daun bayam 100% selama
70 jam = 10 gigi
 Kelompok C : perendaman dalam ekstrak daun bayam 100% selama
84 jam = 10 gigi
 Jadi, total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30
gigi.
III. METODE PENELITIAN
(lanjutan…)

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


 Variabel Bebas  perendaman dlm ekstrak daun bayam 100%
selama 56, 70, 84 jam
 Variabel Terikat  perubahan warna gigi premolar manusia
 Variabel Terkendali  jenis gigi (P1 atau P2, RA atau RB),
penyimpanan gigi dalam larutan saline ≤ 3 bulan sebelum
perlakuan, larutan kopi (10 mL per sampel gigi), lama
perendaman kopi (12 hari), pH kopi (4), jenis bayam (bayam hijau
cabut), daun bayam (daun di pucuk tidak diambil), volume
ekstrak daun bayam (10mL per sampel gigi), konsentrasi ekstrak
daun bayam (100%), akurasi chromameter.
 Variabel Tidak Terkendali  lingkungan tempat tumbuh tanaman
bayam, usia tanaman bayam, perlakuan thd tanaman bayam
selama tumbuh, ketebalan/struktur email, suhu larutan kopi, suhu
kamar.
III. METODE PENELITIAN
(lanjutan…)

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


 Definisi Operasional
 Perubahan warna gigi permanen manusia adalah perubahan
warna gigi yang terjadi setelah dilakukan perendaman dalam
ekstrak daun bayam 100% selama 56 jam, 70 jam dan 84 jam
dan diukur menggunakan alat chromameter dengan sistem CIE
L*a*b*.
 Ekstrak daun bayam 100% adalah ekstrak yang dihasilkan dari
daun bayam hijau cabut (Amaranthus hybridus L) dengan
kandungan asam oksalat dan diekstraksi dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 70% tanpa
pengenceran dengan air sehingga konsentrasi ekstrak adalah
100%.
 Perendaman gigi permanen manusia dalam ekstrak daun
bayam 100% adalah merendam gigi di dalam ekstrak daun
bayam 100% selama 56 jam, 70 jam dan 84 jam.
III. METODE PENELITIAN
(lanjutan…)

3.5 Alat dan Bahan Penelitian


 Alat Penelitian  mikromotor dan handpiece, bur brush, pinset,
wadah plastik untuk merendam gigi, gelas ukur, kertas pH
indikator universal, gelas beaker, timer, alat tulis, sendok
pengaduk kopi, termometer cairan, kertas perkamen, blender,
lemari pengering, timbangan, gelas erlenmeyer, corong gelas,
kertas saring, kapas, labu evaporator, labu penampung etanol,
evaporator, pendingin spiral, botol perkolator, infus set, water
bath, vacuum pump, botol hasil ekstrak, chromameter Minolta CR
200
 Bahan Penelitian  gigi P1 atau P2 RA atau RB, larutan saline,
pasta profilaksis, cat kuku bening, larutan kopi (Kapal Api),
tanaman bayam yang telah dipetik daunnya saja, etanol 70%,
akuades, benang (untuk mengikat gigi)
III. METODE PENELITIAN
(lanjutan…)

3.6 Metode Pengumpulan Data/Pelaksaan Penelitian


3.6.1 Persiapan Sampel
1. Sampel gigi pasca ekstraksi  direndam saline sampai penelitian akan
dilakukan
2. Sampel gigi dibersihkan dengan pasta profilaksis menggunakan bur
brush sampai permukaan gigi bersih
3. Cuci dan keringkan
4. Cat kuku bening dioleskan dari bagian akar hingga servikal
5. Masing-masing gigi diurutkan dan diberi kode sesuai kelompok
perlakuannya
III. METODE PENELITIAN
(lanjutan…)

3.6.2 Perendaman dalam Larutan Kopi dan Penentuan Warna


1. Pembuatan larutan kopi dengan penyeduhan 300 gram bubuk kopi
Kapal Api dengan 300 mL air mendidih 100oC
2. Biarkan kopi mendingin sampai suhu ruangan, kemudian ukur pH kopi
3. Gigi diikat dengan benang dan digantungkan pada wadahnya
4. Larutan kopi untuk masing-masing gigi adalah 10 mL dan diganti setiap
hari selama 12 hari
5. Setelah hari ke-12, gigi dikeluarkan dari wadahnya, dicuci dengan
akuades dan keringkan dengan tisu.
6. Pengukuran warna gigi dilakukan 24 jam setelah perendaman lar. kopi
hari ke-12
7. Sampel gigi diletakkan pada permukaan yang datar dan berlatar
belakang putih, permukaan bukal gigi menghadap ke atas
8. Chromameter Minolta CR 200 digunakan untuk mengukur perubahan
warna gigi tsb, dan permukaan bawah alat diletakkan bersentuhan
pada permukaan bukal gigi, dan tekan tombol start dari alat, dan
diperoleh nilai L* (0-100), a* (0- (-80)), b* (0- (+70)) dari sampel
9. Data yang didapat dicatat
III. METODE PENELITIAN
(lanjutan…)

3.6.3 Pembuatan Ekstrak Daun Bayam 100%


1. Daun bayam dikumpulkan sebanyak 7,5 kg, kemudian disortasi
2. Setelah itu, dicuci dan dikeringkan, dipotong kecil-kecil dan disebar di atas
kertas perkamen agar airnya terserap
3. Daun bayam bebas air tsb dimasukkan dalam lemari pengering (40o-50oC).
Pengeringan ini dilakukan ± 1 minggu
4. Bahan yang kering dibuat menjadi bentuk serbuk dengan blender
5. Ekstraksi dengan metode maserasi: 1,5 kg serbuk + 15 L etanol 70% diaduk-
aduk selama 6 jam kemudian ditutup dan didiamkan 24 jam  penyaringan
dengan kapas dan kertas saring menggunakan botol perkolator dan infus
set untuk mengeluarkan ekstrak dari maserator. Cairan maserat pertama
ditampung dengan wadah plastik. Proses maserasi diulangi dengan ampas
simplisia dengan etanol 70% sebanyak ½ jumlah awal  Maserat pertama
dan kedua digabungkan
6. Maserat yang diperoleh diuapkan dengan rotary evaporator atau water
bath untuk menghilangkan sisa pelarut, sehingga diperoleh ekstrak kental.
Ekstrak kental yang diperoleh sebanyak ±300 mL.
7. pH ekstrak diukur
III. METODE PENELITIAN
(lanjutan…)

3.6.4 Perendaman Sampel dalam Ekstrak Daun Bayam 100%


1. Sampel kelompok perendaman dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
kelompok A, B, dan C. Setiap sampel gigi diikat dengan benang.
2. Sampel gigi direndam dalam ekstrak daun bayam 100% selama 56 jam
(kelompok A), dengan perincian setiap 2 jam, ekstrak daun bayam diganti
dengan yang baru/segar. Setelah 56 jam, gigi dicuci dan dikeringkan.
Pengukuran perubahan warna dilakukan 24 jam setelah perendaman
dalam ekstrak daun bayam
3. Sampel gigi direndam dalam ekstrak daun bayam 100% selama 70 jam
(kelompok A), dengan perincian setiap 2 jam, ekstrak daun bayam diganti
dengan yang baru/segar. Setelah 70 jam, gigi dicuci dan dikeringkan.
Pengukuran perubahan warna dilakukan 24 jam setelah perendaman
dalam ekstrak daun bayam
4. Sampel gigi direndam dalam ekstrak daun bayam 100% selama 84 jam
(kelompok A), dengan perincian setiap 2 jam, ekstrak daun bayam diganti
dengan yang baru/segar. Setelah 84 jam, gigi dicuci dan dikeringkan.
Pengukuran perubahan warna dilakukan 24 jam setelah perendaman
dalam ekstrak daun bayam
III. METODE PENELITIAN
(lanjutan…)

3.6.5 Pengukuran Warna Gigi setelah Perendaman


1. Setelah perendaman dalam ekstrak daun bayam 100%, pengukuran
warna gigi menggunakan chromameter Minolta CR 200.
2. Sampel gigi diletakkan pada wadah yang tersedia dan berlatar
belakang putih, permukaan bukal gigi menghadap ke alat, kemudian
pengukuran dimulai dengan penekanan tombol start dari alat, dan akan
langsung diperoleh nilai L*, a*, dan b*
3. Setelah pengukuran dengan chromameter, data untuk 30 sampel gigi
dicatat. Kemudian hitung ∆L*, ∆a*, dan ∆b* untuk masing-masing 30
sampel gigi. Hitunglah ∆E dari 30 sampel gigi tersebut dengan
menggunakan rumus:

∆E*=√∆L*2+∆a*2+∆b*2
dan nilai ∆E hasil perhitungan sesuai dengan kelompok perlakuan dicatat
III. METODE PENELITIAN
(lanjutan…)

3.7 Analisis Data


 Uji normalitas Shapiro-Wilk (jumlah sampel < 50)
 Jika distribusi data normal, maka analisis data dilanjutkan dengan uji
analisis ANOVA one way untuk melihat perbedaan perubahan warna
antara ketiga kelompok perendaman, yaitu kelompok sampel gigi yang
direndam selama 56 jam, 70 jam dan 84 jam dalam ekstrak daun bayam
100%. Jika distribusi data tidak normal, maka analisis data dilanjutkan
dengan uji Kruskal Wallis.
 Jika distribusi data normal, uji analisis t-paired (uji T berpasangan)
digunakan untuk melihat perbedaan warna gigi sebelum dan sesudah
perendaman dalam ekstrak daun bayam 100% selama 56 jam, 70 jam dan
84 jam. Jika distribusi data tidak normal, uji Wilcoxon digunakan.
ALUR PENELITIAN
Kelompok A Kelompok B Kelompok C

Sampel gigi Sampel gigi Sampel gigi


premolar permanen premolar permanen premolar permanen
10 buah 10 buah 10 buah

Perendaman di Perendaman di Perendaman di


dalam kopi selama dalam kopi selama dalam kopi selama
12 hari 12 hari 12 hari

Pengukuran warna Pengukuran warna Pengukuran warna


gigi diukur dengan gigi diukur dengan gigi diukur dengan
chromameter (d1) chromameter (d1) chromameter (d1)

Pembuatan ekstrak Pembuatan ekstrak Pembuatan ekstrak


daun bayam 100% daun bayam 100% daun bayam 100%

Perendaman 6 Perendaman 6 Perendaman 6


sampel gigi dalam sampel gigi dalam sampel gigi dalam
ekstrak daun bayam ekstrak daun bayam ekstrak daun bayam
100% selama 56 jam 100% selama 70 jam 100% selama 84 jam

Pengukuran warna Pengukuran warna Pengukuran warna


gigi diukur dengan gigi diukur dengan gigi diukur dengan
chromameter (d2) chromameter (d2) chromameter (d2)

Data diperoleh Data diperoleh Data diperoleh


(Δd=d2-d1) (Δd=d2-d1) (Δd=d2-d1)

Data pada kelompok kontrol, kelompok A, kelompok B, kelompok C dibandingkan dan dilakukan
analisis data
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai