Anda di halaman 1dari 11

1.

Indeks pengukuran diskolorasi gigi


Menurut Shaw and Murray 1977 yang menggambarkan tingkat
keparahan diskolorasi berdasarkan luas daerah gigi yg tertutup oleh
diskolorasi, sebelum pemeriksaan pasien diminta untuk berumur,
menncatat area diskolorasi dengan system gride, masing masing
gigi dibagi menjadi kotak2 4mm, skoring dengan menjumlahkan
kotak yg tertutup warna, kemudian dibagi dngan seluruh kotak yg
tersedia, kriteria penilaiannya yaitu:
- 0 = tidak terdapat diskolorasi
- 1= 0,01%-25% daerah tertutup diskolorasi
- 2 = 26%-50% daerah tertutup diskolorasi
- 3 = 51%-75% daerah tertutup diskolorasi
- 4 = 76%-100% daerah tertutup diskolorasi

Menurut Ramyord : pemeriksaan pada gigi 16, 21, 24,36, 41, 44 ,


pemeriksaan pada bagian palatal dan lingual gigi

- 0 = tidak terdapat debris atau stain


- 1 = stain atau diskolorasi menutup kurang dari 1/3 dari jumlah
gigi yg diperiksa
- 2 = stain atau diskolorasi menutup lebih dari 1/3 tapi kurang
dari 2/3 dari jumlah gigi yg diperiksa
- 3 = diskolorasi menutup lebih dari 2/3 gigi yg diperiksa

2. Pengertian bleaching gigi


- Bleaching merupakan suatu prodesur pemutihan gigi yang
berubah warna sampai mendekati warna gigi asli dengan proses
perbaikan secara kimiawi yang bertujuan untuk mengembalikan
estetika gigi.
- Bleaching adalah suatu tindakan perawatan gigi secara kimiawi
pada gigi yg telah mengalami perubahan warna dengan
menggunakan bahan oksidator atau reduktor yang bertujuan
untuk mengembalikan factor estetika

3. Indikasi dan kontraindikasi bleaching


Indikasi (pada gigi vital):
a. Pewaraan tetrasiklin yang ringan pada gigi saluran akarnya telah
menutup sempurna
b. Fluorosis ringan
c. Gigi dengan saluran akar yg telah menutup sempurna dengan
tujuan fungsi estetik
d. Digunakan sebelum prosedur restorasi gigi

Kontraindikasi (pada gigi vital):

a. Gigi vital dengan saluran akar masih terbuka


b. Restorasi yg luas
c. Terdapat pengikisan email atau email yg tipis
d. Ruang pulpa yg besar sehingga menybbkan gigi sensitive
e. Restorasi yg rusak
f. Alergi peroksida
g. Gigi yg mengalami karies yg tidak direstorasi
h. Sensitifitas gigi yg sudah dirasakan sebelumnya

Indikasi (pada gigi non vital )

a. Perubahan warna berasal dari kamar pulpa


b. Perubahan warna yang tidak dapat diatasi dengan pemutihan
eksternal
c. Perubahan warna dentin

Kontraindikasi (pada gigi novital) :

a. Perubahan warna email superfisial


b. Pembentukan email yg tidak sempurna
c. Kehilangan dentin yg parah
d. Adanya karies dan komposit yg berubah warna

4. Bahan yang digunakan pada saat bleaching


- Hidrogen peroksida (H2O2) : merupakan bahan pemutih yang
merupakan oksidator kuat sehingga harus berhati hati pada saat
penggunaan, apabila berkontak pada jaringan dapat terbakar,
memiliki viskositas rendah, tidak berwarna, harus disimpan
dalam lemari pendingin, botol gelap
Digunakan sebagai agen aktif yang bersifat kromogen dalam
dentin dan sering digunakan untuk merubah warna gigi, kadar
yg dipakai dalam bleaching yaitu 30-35%
Fungsi H2O2 : menghambat aktivitas enzim pulpa sehingga
menyebabkan perubahan permanen pada pulpa
H2O2 memiliki kelemahan yaitu bersifat tidak stabil dan pada
konsentrasi tinggi dapat bersifat mutagenik
- Carbamid peroksida / urea hydrogen peroksida : yang dapat
diperoleh dalam konsentrasi 3-5%, biasanya mengandung
gliserin atau propilen glikol, natrium stanat, dan asam fosfat
Dalam beberapa preparat ditambahkan carbocol. Carbomid
peroksida 10 % akan terurai menjadi urea, ammonia,
karbondioksida, dan sekitar 3,5% hydrogen peroksida.
- Natrium perborat

5. Efek samping bleaching


- Gigi sensitive terjadi dalam waktu singkat
- Iritasi mukosa gingiva dan tenggorokan yang biasanya
disebabkan bahan pemutih yg berlebihan
- Nyeri, Kerusakan pulpa, kerusakan jar keras, kerusakan mukosa
(efek samping dari bahan pemutih)

6. Bagaimana hubungan pasca PSA dan diskolorasi?


Mekanisme perubahan warna setelah PSA dapat disebabkan :
- Hemoragi yg berlebihan selama pengambilan atau dekomposisi
jaringan pulpa saat ekstirpasi, diskolorasi intrinsic ini dihasilkan
dari deposisi hemoragic dan dekomposisi jar pulpa yg
berpenetrasi pada tubulus dentalis, kemudian menghasilkan ion
sulvida yg berwarna hitam, sehingga diskolorasi pada jar pulpa
dapat terlihat berwarna merah, kuning, kuning kecoklatan,
coklat, abu2, dan hitam.
- Bahan medikamen dan bahan pengisi atau sealer yang
terdeposisi kedalam tubulus dentalis, terutama pada sealer yg
mengandung barium, iodine, atau perak seperti gluta perca
sehingga memberikan pewarnaan pada gigi dari warna orange
kemerahan ke warna merah tua atau dari abu2 ke hitam.
Medikamen PSA dapat menyebabkan perubahan warna internal
pada dentin, gol obatnya antara lain venil iodofom yg berkontak
langsung dengan dentin yg lama sehingga menyebabkan
pewarnaan dentik secara perlahan. ( jurnal dental esthetic part 3,
understanding color and shade selection)
Bahan sealer yg menyebabkan diskolorasi : zink okside eugenol,
tubulisil AH26, apatite root sealer dan kavizol.
Bahan sealer yg jarang menyebabkan diskolorasi yaitu airsuling.
- Material obturasi : paling sering menyebabkan perubahan yg
cukup parah , pembuangan material yg tidak bersih saat PSA
yang nantinya dapat menimbulkan warna kehitaman pada gigi.
Material penyebab utamanya adalah sisa sement pada saluran
akar.
- Sisa sisa jar pulpa: fragmen pulpa yg tertinggal di dalam
mahkota dapat mengakibatkan perubahan warna secara
perlahan.
- Perdarahan dalam kamar pulpa : disebabkan karena trauma,
biasanya karena aplikasi bahan devitalisasi arsen atau ekstirpasi
pulpa yg masih vital (Buku tarigan dan gita, 2012)
Dapat disebabkan karna trauma  trauma gigi yg parah dapat
menyebabkan perdarahan pada ruang pulpa yg disebabkan
pecahnya pembuluh darah, darah mengalir ke tubulus dentalis
sehingga menyebabkan diskolorasi gigi.
- Perubahan warna karna necrosis pulpa : patogenesisnya yaitu
pembuluh darah kapiler pada kamar pulpa rusak, pembuluh
darah yg rusak menyebabkan hemolysis eritrosit.
- Produk degradasi darah melepas zat besi / FE : sel besi
bersenyawa dengan hydrogen sulvida membentuk black verric
sulvide ynag berwarna hitam dan berpenetrasi kedalam tubulus
dentin, dan mengendap dalam tanduk pulpa sehingga
mempengaruhi pewarnaan dentin.

7. Macam2 teknik bleaching


- Teknik bleaching internal : dilakukan pada gigi nonvital,
meliputi teknik walking bleach (meletakan bahan diatas kamar
pulpa ) dan teknik termokatalistik ( teknik bleaching
menggunakan cahaya dan panas sebagai aktivasi bahan
bleaching seperti  tuberoksoldan sodium perborat)
- Eksternal : dilakukan pada gigi vital dengan teknik : home
bleaching ( merupakan teknik pemutihan gigi yg dapat
dilakukan dirumah oleh pasien itu sedniri, pasien diberi tray
atau cetakan yang kemudian diaplikasikan bahan pemutih gigi
dan pada traytersebut digunakan selama beberapa jam dalam 1
hari, bahan yg biasanya digunakan adalah carbamit peroksida )
dan in office bleaching ( merupakan pemutihan gigi yg
dilakukan dipraktek drg dengan mengaplikasikan bahan
hydrogen peroksida 30-35% dalam bentuk gel atau cairan)

8. Keuntungan dan kerugian dari bleaching


Keuntungan :
a. Harga lebih terjangkau dari veener
b. Meningkatkan kepercayaan diri

Kerugian :

a. Dapat menyebabkan iritasi


b. Kehilangan mineral karna bahan bleaching
LO

1. Perawatan veneer (definisi, klasifikasi,

Definisi : bahan lapisan sewarna gigi untuk mengembalikan


kerusakan local atau umum dari perubahan warna intrinsic, biasanya
veneer terbuat dari bahan composite, porselen, atau keramik.

Veneer merupakan lapisan tipis sedikit tembus cahaya dan dibuat


dengan bahan restorasi yg sewarna dengan ggi yang diletakan pada
gigi anterior secara tetap dengan menggunakan etsa asam dan
bonding agent. Lapisan ini menutupi gigi yg mengalami
kerusakan,dan perubahan warna.

Bahan yg direkomendasikan untuk diskolorasi gigi yaitu porselen


laminate veneer yaitu pelapis tipis yg difungsikan untuk menutupi
gigi dan meningkatkan penampilan estetik.

Fungsi veneer : bertindak sebagai lapisan tipis yang menutupi


permukaan labial gigi dan biasanya menutupi perubahan warna pada
gigi. Kasus diskolorasi merupakan indikasi veneer.

Indikasi umum : gigi dengan permukaan yang rusak, perubahan


warna, abrasi atau erosi , restorasi yg buruk.
Kontraindikasi : keadaan pembentukan email tidak sempurna ,
bernafas melalui mulut / memiliki kebiasaan buruk seperti musisi yg
menggunakaan alat music tiup, gigi berjejal parah dan labioversi

Macam2 vreneer Berdasarkan cara pembuatannya dibedakan

menjadi 2 :

- Veneer direct : suatu cara memperbaiki lapisan gigi yg


dilakukan secara langsung, biasanya dengan bahan resin
composite activasi sinar
Veneer direct terbagi menjadi 2  partial dan full veneer
- Veneer indirect : suatu cara mengembalikan warna gigi yg
memerlukan kerjasama dengan tekniker lab kedokteran gigi
sehingga membutuhkan waktu yg lama, bahan berasal dari RK,
porselen, dan keramik. Teknik membutuhkan perlekatan ke
enamel dengan bantuan adhesive dan lightcure self adhesive
sement.

Macam2 veneer :

- Veneer partial : indikasinya untuk memperbaiki sebagian


permukaan gigi yang mengalami perubahan intrinsic pada gigi,
kontraindikasinya pada gigi yg memiliki mahkota pendek
karena retensi yg tidak memadai
- Full veneer : indikasinya untuk memperbaiki perubahan warna
yg terjadi pada seluruh bagian intrinsic gigi, factor yg dilihat
dalam pemilihan full veneer adl usia pasien, oklusi gigi,
kebersihan mulut pasien.

Macam2 veneer berdasarkan bahannya:

- Composite Veneer : menggunakan bahan RK, jenis ini lebih


ekonomis dan praktis, membutuhkan sekali kunjungan,
kekurangannya yaitu bahan composite mudah menyerap warna
dan ketahannya tidak selama bahan porselen.
Indikasinya untuk direct veneer
- Porselen Veneer: membutuhkan min 2x kunjungan, kunjungan
pertama gigi dikecilkan dan dicetak, veneer dibuat di
laboratorium selama 1 minggu, kunjungan kedua pemasangan
pada gigi. Jenis ini lebih mahal disbanding composite veneer
tetapi ketahanan lebih baik dan lebih stabil warnanya

2. Perbandingan veneer, bleaching dan mahkota jaket


A. Veneer vs bleaching :
Pada veneer warna gigi yg didapatkan bias lebih putih atau
tingkat keputihan tergantung keinginan pasien. Sedangkan, pada
bleaching mengembalikan gigi ke warna dasar.

Perbedaan teknik dan bahan yang digunakan :

- Veneer direct : menggunakan composite


- Veneer indirect : porselen
- Dental Bleaching : menggunakan bahan kimia contohnya sodium
perborat

Pengaruh terhadap struktur gigi:

- veneer mempengaruhi struktur gigi


- bleaching tidak

Lama perubahan yg diperoleh (ketahanan) :

- veneer bisa seumur hidup


- bleaching kurang lebih 1-2 tahun.

B. Mahkota vs veneer
- Mahkota gigi : biasanya untuk gigi yg mengalami pengurangan
struktur gigi yg lebih banyak.
- Veneer : pengurangan hanya pada permukaan gigi

Anda mungkin juga menyukai