Anda di halaman 1dari 25

TITLE LOREM IPSUM

Sit Dolor Amet


Latar belakang sejarah
◦ Perawatan perubahan warna gigi adalah salah satu bidang terpenting dalam
kedokteran gigi estetika.
◦ Bleaching gigi telah dilaporkan sebagai metode paling konservatif untuk
menangani perubahan warna gigi.
◦ Teknik bleaching telah ditingkatkan, dari menggunakan peroksida kimia
murni, hingga mencapai sistem pemutihan dengan bantuan sinar / laser terkini.
Indikasi dan Kontraindikasi Bleaching

Indikasi:
- Perubahan warna menyeluruh
- Penuaan
- Merokok dan perubahan warna akibat the dan kopi
- Fluorosis
- Perubahan warna akibat tetrasiklin
- Perubahan warna akibta pulpa traumatik
Indikasi dan Kontraindikasi Bleaching

Kontraindikasi:
- Harapan pasien tinggi
- Gigi berlubang dan lesi periapikal.
- Kehamilan
- Sensitivitas, retak, dan dentin terbuka
- Terdapat tumpatan yang besar atau mahkota pada area senyum
- Pasien lansia dengan resesi gingiva dan akar berwarna kuning
Bahan bleaching
◦ Bahan pemutih gigi yang digunakan baik sebagai whitening maupun sebagai
bleaching adalah yang mengandung peroksida.
◦ Bentuk peroksida adalah hidrogen peroksida, karbamid peroksida, sodium
perkarbonat.
◦ Pemakaian bahan pemutih gigi dapat menyebabkan terjadinya efek samping,
yaitu pada jaringan keras, mukosa, dan sensitifitas gigi.
◦ Sampai saat ini masih terdapat perbedaan pendapat terkait dengan efek
samping bahan pemutih gigi.
Mekanisme bahan bleaching
◦ Mekanisme pemutihan gigi merupakan reaksi oksidasi dari bahan pemutih.
◦ Proses pemutihan akan terjadi bila pada bahan peroksida dilakukan
pengubahan pH, suhu, cahaya untuk mendapatkan oksigen bebas.
◦ Proses mendasar untuk pemutihan gigi adalah reaksi oksidasi dan reduksi.
◦ Hidrogen peroksida melepas oksigen yang merusak ikatan dalam rantai protein
yang bergabung dengan stain dalam ikatan tunggal.
◦ Hidrogen peroksida (H2O2) sebagai agen oksidator mempunyai radikal bebas
yang tidak mempunyai pasangan elektron yang akan lepas dan kemudian
diterima oleh email sehingga terjadi reaksi oksidasi.
◦ Radikal bebas dari peroksida adalah perhidroksil (HO2) dan oksigenase (O+).
◦ Perhidroksil ini merupakan radikal bebas yang kuat dan berperan pada proses
pemutihan gigi, sedangkan oksigenase sebagai radikal bebas yang lemah.
◦ Radikal bebas ini akan bereaksi dengan ikatan tidak jenuh dan menyebabkan
gangguan konjugasi elektron dan perubahan penyerapan energi pada molekul
organik dalam struktur gigi (email, dentin)
◦ Molekul gigi berubah struktur kimianya dengan tambahan oksigen dan akan
membentuk molekul organik email yang lebih kecil dengan warna yang lebih
terang sehingga menghasilkan efek pemutihan dan gigi menjadi lebih
bercahaya.
◦ Molekul gigi berubah struktur kimianya dengan tambahan oksigen dan akan
membentuk molekul organik email yang lebih kecil dengan warna yang lebih
terang sehingga menghasilkan efek pemutihan dan gigi menjadi lebih
bercahaya.
Tatalaksana bleaching
Bleaching gigi vital
1) In-office
Menggunakan bahan pemutih gigi dengan konsentrasi tinggi (hidrogen
peroksida 25-40%). Dalam prosedur ini, gel pemutih dioleskan ke gigi setelah
digunakan rubber dam atau alternatifnya, dan peroksida selanjutnya akan
diaktifkan dengan panas atau cahaya selama sekitar satu jam.
Teknik in-office dapat menghasilkan pemutihan yang signifikan hanya dalam
satu perawatan.
Prosedur nya sebagai berikut:
1. Gigi dibersihkan dengan bubur bubuk pumis
2. Isolasi dilakukan menggunakan rubber dam
3. Lapisan gel pemutih yang tebal dioleskan pada gigi dengan aplikator kuas
4. Gel pemutih dibiarkan selama beberapa menit
5. Foto-aktivasi gel pemutih dengan cahaya sedang
6. Dilakukan pembersihan.
7. Dilakukan pemolesan
2) At-home (dental-supervised night-guard bleaching)
◦ Menggunakan bahan pemutih konsentrasi rendah (karbamid peroksida 10-
20%, yang sama dengan hidrogen peroksida 3,5–6,5%).
◦ Secara umum, penggunaan karbamid peroksida 10% dianjurkan 8 jam per hari,
dan karbamid peroksida 15-20% digunakan 3–4 jam per hari.
◦ Perawatan ini dilakukan oleh pasien sendiri, tetapi tetap diawasi oleh dokter
gigi selama kunjungan.
◦ Gel pemutih dioleskan ke gigi menggunakan night-guard custom dan dipakai
pada malam hari selama minimal 2 minggu.
Prosedur night-guard bleaching adalah sebagai berikut (Walton & Torabinejab,
1996) :
1. Pasien diberi penjelasan, lakukan profilaksis, dibuat foto permulaan dan selama
perawatan.
2. Gigi dicetak, dibuat model lengkung rahang dari gips batu. Dua lapis relief die
diulaskan pada bagian bukal cetakan gigi untuk membentuk reservoir bagi bahan
pemutih.
3. Matriks plastik lunak setebal 2 mm dibuat dan dirapikan dengan gunting sampai 1mm
melewati tepi ginggiva.
4. Mouthguard dicoba pada mulut, lalu diangkat dan bahan pemutih dimasukkan
kedalam ruangan dari setiap gigi yang akan diputihkan. Kemudian mouthguard
dipasang atas gigi dalam mulut dan kelebihan bahan pemutih gigi dibuang.
5. Pasien harus dibiasakan menggunakan prosedur ini, biasanya 3-4 jam sehari
danbahan pemutih diisi kembali setiap 30-60 menit.
6. Perawatan dilanjutkan selama 4-24 minggu, pasien diperiksa setiap 2 minggu.
3) Over-the-counter (OTC)
◦ Produk-produk ini terdiri dari zat pemutih dengan konsentrasi rendah
(hidrogen peroksida 3–6%) dan diaplikasikan sendiri pada gigi melalui
pelindung gusi, strip, atau dengan dioles.
◦ keamanan bahan pemutih ini masih sangat dipertanyakan, karena beberapa
tidak diregulasi oleh Food and Drug Administration.
Bleaching gigi non-vital
1) Teknik walking bleach
◦ Teknik ini bisa juga memakai campuran superoxol dan natrium perborat,
prosedurnya adalah sebagai berikut (Grossman, 1998; Walton & Torabinejab, 1996):
1. Jaringan sekitar gigi yang akan dirawat dilindungi dengan vaselin.
2. Isolasi gigi dengan karet isolator (rubberdam).
3. Kamar pulpa dan tanduk pulpa dibersihkan, kemudian dentin bagian labial dalam
kamar pulpa dikurangi 0,5 mm dengan bor kecepatan rendah.
4. Kurangi gutaperca dengan plugger panas sebanyak 2 mm ke arah apikal.
5. Daerah orifis ditutup dengan semen seng oksida eugenol setebal 1 mm
6. Bersihkan kamar pulpa dengan xylene atau isopropil alkohol 70 %, kemudian
keringkan dengan aliran udara. Menurut Hyess (1986) dapat juga dipakai asam fosfat
37% yang dioleskan dalam kamar pulpa selama 1 menit, kemudian bilas dengan air
dan keringkan.
7. Letakkan pasta campuran natrium perborat dengan superoxol di dalam kamar pulpa,
tekan dengan kapas ke arah dinding labial kemudian tutup dengan tumpatan
sementara seng oksida eugenol.
8. Kujungan berikutnya dilakukan 3-7 hari kemudian. Bila pemutihan gigi Belum
berhasil, ulangi prosedur di atas, tetapi bila sudah berhasil, bersihkan gigi
kemudianlakukan tumpatan tetap dengan resin komposit.
2) Modified walking bleach
◦ Teknik ini adalah modifikasi dari walking bleach. Mengguanakan kombinasi
hidrogen peroksida 30% dan natrium perborat yang ditempatkan ke dalam
ruang pulpa selama satu minggu.
3) Non-vital power bleaching
◦ Pada teknik ini, gel hidrogen peroksida (30-35%) ditempatkan di ruang pulpa dan
diaktifkan baik dengan cahaya atau panas.
◦ Biasanya, suhu 50-60°C dipertahankan selama lima menit sebelum gigi dilakukan
perawatan, diibiarkan dingin selama 5 menit.
◦ Kemudian, gel dilepas, gigi dikeringkan, dan teknik walking bleach digunakan di
antara kunjungan selama 2 minggu untuk menilai apakah perawatan lebih lanjut
diperlukan.
◦  
4) Teknik bleaching inside/outside
◦ Merupakan kombinasi dari pemutihan internal gigi non-vital dengan
pemutihan at-home
Evaluasi keberhasilan bleaching
◦ Evaluasi keberhasilan pemutihan gigi masih kontroversial dan dapat menjadi
sulit karena kesalahan dalam sistem yang digunakan untuk mengukur
perubahan warna.
◦ Evaluasi keberhasilan dapat bersifat obyektif dan subyektif, sedangkan
pendapat pasien mungkin berbeda dari pendapat dokter gigi.
◦ Evaluasi warna harus distandarisasi untuk memastikan kondisi yang dapat
dihasilkan dan dengan demikian membantu penilaian dari setiap perubahan
yang dapat diukur. Sejumlah metode digunakan untuk mengukur.
Metode untuk mengevaluasi perubahan warna
1. Penilaian visual dengan shade guides 
2. Foto sebelum dan sesudah.  
3. Analisis gambar digital.  
4. Mengukur warna dengan colorimetri
◦ Freedman telah menyatakan bahwa, meskipun shade guide adalah metode
yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi keefektifan bleaching gigi,
hal ini tidak dapat dielakkan karena sering kali terdapat pencocokan yang
buruk antara shade guides dengan tampilan normal.
◦ Saat ini, tidak ada metode yang dapat diandalkan yang efisien untuk
menentukan warna gigi secara keseluruhan dan mengukur perubahan warna
dari waktu ke waktu.
◦ Bleaching adalah suatu pilihan prosedur di mana kepuasan pasien adalah yang
terpenting, pendapat pasien mungkin lebih akurat dalam menentukan ukuran
kemanjuran daripada data yang dapat diukur tetapi tidak diterima oleh pasien.
◦ Studi ini menunjukkan bahwa menentukan keberhasilan dan kelanjutan
stabilitas warna didasarkan pada persepsi pasien terhadap warna.
Title Lorem Ipsum

LOREM IPSUM LOREM IPSUM LOREM IPSUM


DOLOR SIT AMET. DOLOR SIT AMET DOLOR SIT AMET

Anda mungkin juga menyukai