Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN INDIVIDU PEMICU 1

Muti ingin dibuatkan gigi tiruan cekat porcelain fused to metal

BLOK 11

MATERIAL DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI

DISUSUN OLEH
NURUL AMIRAH
210600078
KELOMPOK 5

FASILITATOR
Drg. Lasminda S., M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar belakang
Tujuan pembuatan gigi tiruan adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang
mengalami kehilangan gigi. Tahapan pembuatan gigi tiruan diawali dengan prosedur
pencetakan, yaitu pencetakan anatomis dan pencetakan fisiologis. Tujuan dari pencetakan
anatomis adalah untuk pembuatan model studi. Model studi digunakan sebagai model
diagnostik, dan selanjutnya akan dibuatkan sendok cetak fisiologis untuk membuat model
kerja. Pencetakan secara langsung akan ikut mentransmisikan saliva dan darah yang terdapat
pada rongga mulut pasien, sehingga hasil cetakan menjadi sarana terjadinya infeksi silang dari
bakteri yang berpindah. Hasil cetakan yang tidak dilakukan desinfeksi secara adekuat akan ikut
mentransmisikan bakteri-bakteri ke gipsum yang diisikan untuk dijadikan model kerja. Model
kerja yang telah terkontaminasi bakteri harus dilakukan desinfeksi tambahan untuk mencegah
kontaminasi silang yang mungkin akan terjadi dan menyebar baik dari pasien-dokter-tekniker.

I.II Deskripsi Topik


Nama Pemicu : Muti ingin dibuatkan gigitiruan cekat porcelain fused to metal

Penyusun : drg. Sumadhi S, Ph.D; drg. Rusfian, M.Kes; drg. Eddy Dahar, M.Kes.

Skenario

Seorang perempuan Muti yang berusia 35 tahun datang ke praktek dokter gigi yang ingin
dibuatkan gigi palsu karena gigi geraham kecil bawah sebelah kirinya sudah dicabut. Pada
pemeriksaan intra oral terlihat gigi 34 sudah edentulus. Dokter gigi merencanakan untuk
membuatkan gigi tiruan jembatan porcelain fused to metal pada gigi geligi 33, 34, dan 35.
Dokter gigi memulai pembuatan gigi tiruan dengan melakukan preparasi gigi geligi yang
diperlukan dan melakukan pengambilan cetakan anatomis dan fisiologis. Selanjutnya cetakan
didesinfeksi agar tidak terjadi kontaminasi silang. Setelah diperoleh model kerja, dibuatkan
model wax/malam untuk pembuatan metal jembatan.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pilihlah bahan-bahan cetak yang dipergunakan dalam kasus ini! (drg Sumadhi)

Jawab: Untuk cetakan anatomis menggunakan alginate. Alginat merupakan bahan cetak yang
penggunannya paling luas dalam bidang kedokteran gigi. Manipulasi bahan ini sangat mudah
dan tanpa menggunakan alat khusus yaitu dengan cara mengaduk bahan cetak alginat dengan
pw ratio sesuai dengan petunjuk pabrik. Bahan ini biasa dipakai sebagai cetakan pendahuluan
untuk mambuat studi model pada perawatan konservasi, prostodonsia dan orthodonti.

Untuk cetakan fisiologis menggunakan bahan cetak polyvinyl polixyloxsan. Bahan cetak ini
mempunyai perubahan dimensi yang rendah, setting time yang relative pendek, tidak
menghasilkan by product pada reaksi polimerisasi, dan mempunyai stabilitas dimensi yang
baik. Polyvinyl siloxane digunakan pada pembuatan gigi tiruan cekat, tambalan, gigi tiruan
lepasan dan implant. Viskositas bahan ini dapat meningkat sesuai dengan kandungan filler
didalamnya. Semakin banyak filler yang ditambahkan semakin tinggi viskositasnya yang
diikuti dengan menurunnya tingkat kecairan bahan cetak. Bahan cetak adisi silikon tipe light
body dapat merekam secara akurat detail permukaan preparasi gigi,tetapi bahan ini tidak cukup
stabil untuk mempertahankan bentuknya selama pembuatan model kerja.

Detail permukaan adalah kemampuan bahan cetak untuk menghasilkan keakuratan permukaan
objek dan berhubungan dengan viskositas bahan cetak. Dimana viskositas bahan cetak yang
rendah menghasilkan detail yang lebih baik.

2. Uraikan cara pemanipulasian bahan cetak yang dipergunakan pada kasus ini! (drg
Sumadhi)

Jawab:

1. Tahap Persiapan

a. Persiapan operator

✓ Masker
✓ Sarung tangan
✓ Kain alas kerja berukuran 20x20 cm

b. Alat
✓ Rubber Bowl
✓ Spatula
✓ Sendok takar
✓ Gelas ukur

c. Bahan

✓ Bahan cetak alginate


✓ Air

2.Tahap pengadukan bahan cetak alginate

✓ Perbandinhgan bubuk: air = 1:1


✓ Air diletakkan terlebih dahulu di dalam rubber bowl kemudian bubuk alginate
dicampurkan dengan air dan diaduk dengan spatula dengan gerakan angka delapan
sampai homogen
✓ Mixing time selama 30 detik
✓ Konsistensi campuran alginate halus dan seperti krim yang tidak mudah menetes dari
spatula jika dituangkan dari rubber bowl
✓ Kemudian ditunggu selama beberapa menit sampai megeras (sesuai dengan waktu
pengerasan yang ditetapkan pabrik dan bahan yang digunakan)

3. Pemanipulasian bahan cetak polyvinyl polixyloxsan: Terdapat 2 teknik yaitu

1. Hand Mixing : Metode ini dilakukan dengan mengeluarkan kedua pasta (accelerator:
Poly/methyl hydrogen siloxane, siloxane prepolymers, Fillers dan base: Divinyl polysiloxane,
Other siloxane prepolymers, Platinum salt, catalyst/chloroplatinic acid , Palladium atau
hydrogen absorber, Retarders, Fillers) di atas mixing pad atau glass lab dengan ukuran yang
sama yaitu 1:1. Kemudian kedua pasta tersebut diratakan melebar di atas mixing pad, kemudian
diaduk secara melipat ke depan dan ke belakang hingga homogen. Adonan sudah dikatakan
homogen apabila kedua warna pasta telah tercampur dengan baik. Posisikan kedalam sendok
cetak rahang bawah lalu cetakkan ke gigi dan biarkan setting kira-kira 2-3 menit.

2. Static Mixing: Metode ini dilakukan dengan menggunakan gun untuk menekan material
cetak elastomer yang terdiri dari base dan katalis di dalam cartridge. Pengaplikasian pada area
yang akan dicetak dibantu oleh mixing tip yang berbentuk silinder. Material adonan cetak dapat
langsung diaplikasikan pada tray atau langsung pada gigi yang telah disiapkan.
3. Uraikan bahan desinfektan yg dipergunakan untuk bahan cetak pada kasus ini! (drg
Sumadhi)

Jawab: The British Dental Association merekomendasikan untuk melakukan pencegahan


kontaminasi dan menggunakan desinfektan pada hasil cetakan negatif sebelum dikirim ke
laboratorium. American Dental Association (ADA) menganjurkan untuk membersihkan hasil
cetakan terlebih dahulu menggunakan air untuk menghilangkan saliva, darah, dan jaringan
yang menempel. Namun, mikroorganisme pada permukaan hasil cetakan tidak sepenuhnya
dapat dihilangkan dengan pencucian menggunakan air mengalir, maka ADA juga
merekomendasikan untuk menggunakan desinfektan. Desinfektan yang sering digunakan
dalam mendesinfeksi hasil cetakan berupa klorin kompon, iodofor, glutaraldehid dan fenol.
Penggunaan desinfektan ini disesuaikan dengan bahan cetak yang akan didesinfeksi dan setiap
bahan cetak juga memiliki pemberian desinfektan yang berbeda. Pemberian desinfektan dapat
dilakukan dengan cara perendaman dan penyemprotan.

- Untuk cetakan alginate direkomendasikan untuk menggunakan klorin kompon


atau iodofor. Untuk cetakan alginate dilakukan desinfektan dengan cara
perendaman. Perendaman dapat dilakukan dalam larutan sodium hipoklorit 1%
tidak lebih lama dari 10 menit agar tidak terjadi perubahan dimensi.
- Untuk polieter menggunakan klorin kompon atau iodofor. Cetakan polieter
dapat dilakukan dengan perendaman dalam waktu yang pendek kurang dari 10
menit.
- Untuk bahan cetak seng oksid egenol menggunakan glutardehid atau iodofor.
Desinfeksi bahan cetak seng oksid egenol lebih baik dilakukan dengan
perendaman dan semprotan hanya dilakukan pada kasus tertentu seperti pada
registrasi gigitan.
- Bahan cetak kompon didesinfeksi dengan iodofor atau klorin kompon. Bahan
cetak kompon dapat dilakukan penyemprotan dengan desinfektan fenol.

Prosedur yang direkomendasikan belakangan ini oleh Centers for Disease Control and
Prevention, Amerika Serikat adalah penyemprotan dengan desinfektan. Setelah cetakan
dibasuh dengan air mengalir, keseluruhan permukaan cetakan disemprot dengan
desinfektan dan segera dibungkus dengan serbet kertas yang telah direndam dalam
desinfektan dan dimasukkan dalam kantong plstik tertutup selama 10 menit. Cetakan
kemudian dikeluarkan dari kantong plastik dan serbet kertas, dibasuh dengan air dan di
kibas-kibaskan untuk menghilangkan cairan kemudian cetakan diisi dengan gips yang
sesuai dengan keperluannya.

4. Uraikan prosedur pengambilan cetakan anatomis pada kasus! (drg Eddy Dahar)

Jawab: pencetakan anatomis adalah untuk pembuatan model studi. Model studi digunakan
sebagai model diagnostik, dan selanjutnya akan dibuatkan sendok cetak fisiologis untuk
membuat model kerja.

• Persiapan Alat dan Bahan

• Vibrator
• Sendok takar dan Gelas ukur
• Rubber bowl dan spatula
• Dental stone dan Air
• Mempersiapkan bubuk dan air sesuai dengan kebutuhan (sesuai dengan petunjuk
• pabrik)
• Untuk rahang atas digunakan 3-3,5 sendok takar, sedangkan rahang bawah 2-2,5
• sendok takar.
• Lebih baik menggunakan air es untuk memperpanjang waktu kerja.

• Persiapan Pasien

• Pasien duduk lurus menghadap ke depan.


• Mulut pasien berada antara bahu dan siku operator. Inspeksi dengan kaca mulut
• apakah pasien bernafas melalui mulut.
• Instruksikan kepada pasien agar berusaha memfokuskan diri bernafas melalui
• hidung, jika pasien bernafas melalui mulut.
• Posisi kepala pasien: Untuk mencetak rahang atas, garis Frankurt (garis yang
• menghubungkan titik infra orbital dengan lubang telinga) sejajar dengan lantai.
• Sedangkan untuk rahang bawah, garis Chamfer (garis yang menghubungkan ala
• nasi ke tragus) sejajar dengan lantai atau permukaan oklusal rahang bawah sejajar
• dengan lantai.
• Pasien diinstruksikan untuk berkumur terlebih dahulu.

• Persiapan Operator
Dalam keadaan bersih, operator menggunakan masker dilanjutkan dengan sarung tangan.
Rahang bawah dicetak terlebih dahulu. Posisi operator pada waktu mencetak:

Untuk rahang Atas: Berdiri di depan kanan pasien, setelah posisi sendok cetak tepat/baik,
sendok cetak difiksir dan operator pindah ke samping kanan belakang pasien.

Cara mencetak rahang Atas

Posisi operator berdiri disebelah kanan depan pasien. Posisi pasien bersandar tegak menghadap
ke depan dengan dataran oklusal rahang atas sejajar lantai. Masukkan kuadran kanan sendok
cetak yang dipegang tangan kanan sambil telunjuk kiri menarik sudut mulut kanan pasien.
Posisikan garis tengah sendok cetak segaris dengan garis tengah muka. Tekan sendok cetak
dimulai dari posterior ke anterior sampai pada posisi seharusnya (posisi pada waktu mencoba
sendok) sebelumnya. Ketika memfiksasi cetakan, posisi operator pindah ke sebelah kanan
belakang pasien.

5. Uraikan prosedur pengambilan cetakan fisiologis pada kasus! (drg Eddy Dahar)

Jawab:

- Alat yang diperlukan: Sendok cetak fisiologis


- Bahan yang diperlukan: bahan cetak fisiologis (putty and wash)

Teknik percetakan fisiologis:

1. Teknik pencetakan 1 tahap (Single stage technique)

Material wash diinjeksikan di sekitar gigi yang dipreparasi. Bahan wash diletakkan di atas
sendok cetak yang telah berisi putty, kemudian lakukan pencetakan. Permasalahan untuk teknik
ini adalah saat bahan wash berada di gigi yang dipreparasi, bahan putty harus diletakkan ke
posisinya. Pada fase ini, pasien dapat mendekatkan lidah mereka ke gigi dan memindahkan
bahan wash dari gigi.

2. Tahap pencetakan 2 tahap (Two stage technique)

Pencetakan menggunakan bahan putty. Material wash diinjeksikan di atas cetakan putty.
Lakukan pencetakan kembali. Bahan cetak wash baru digunakan setelah bahan putty sudah
setting dan berkontraksi sehingga dapat bertindak sebagai sendok cetak buatan. Bahan wash
yang terkontrol akan mengimbangi kontraksi ini dengan perubahan dimensi yang minimal.
6. Terangkan tujuan melakukan pencetakan anatomis dan fisiologis pada kasus! (drg.
Eddy D)

Jawab: Tujuan pembuatan gigi tiruan adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang
mengalami kehilangan gigi. Tahapan pembuatan gigi tiruan diawali dengan prosedur
pencetakan, yaitu pencetakan anatomis dan pencetakan fisiologis. Tujuan dari pencetakan
anatomis adalah untuk pembuatan model studi. Model studi digunakan sebagai model
diagnostik, dan selanjutnya akan dibuatkan sendok cetak fisiologis untuk membuat model
kerja. Tujuan dari pencetakan fisiologis adalah untuk mendapatkan bentuk tiruan negatif
jaringan rongga mulut yang merupakan pendukung gigi tiruan secara lebih mendetail dan
akurat.

7. Jelaskan klasifikasi dental wax! (drg Rusfian)

Jawab: Pattern Wax (Pola Malam)

Pattern wax digunakan untuk merancang model restorasi gigi, misalnya mahkota gigi atau gigi
tiruan sebagian yang dibuat pada hasil cetakan

a. Inlay wax
Umumnya dibuat dipabrik untuk merancang pola mahkota, inlay atau bridge.
Wax ini biasanya tersedia dalam bentuk batang (panjang 7,5cm dan diameter
6mm) dengan beberapa warna seprti merah, kuning, biru dan hijau. Komposisi
dari inlay wax terdiri dari beberapa jenis wax seperti paraffin, carnauba, ceresin,
dan beeswax. Wax menurut A.D.A.S Nomor 4 dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:
1) Hard wax → memiliki flow yang rendah dan untuk indirect
2) Medium wax → memiliki flow yang rendah dan untuk indirect
3) Soft wax → memiliki flow yang besar dan untuk indirect
b. Casting wax
Casting wax digunakan untuk merancang pola metallic framework gigi tiruan
lepasan (gigi tiruan kerangka logam) dibuat dalam bentuk lembaran atau
readymade shapes untuk memnudahkan pekerjaan. Memiliki komposisi yang
hampir sama dengan Inlay wax namun presentase dan kerekatan yang sedikit
berbeda.
c. Base plate wax
Penggunaan nama Baseplate wax diawali dengan digunakan bahan ini untuk
membuat pola basis gigi tiruan. Basis wax ini dibentuk sesuai dengan kontur
basis maupun gigi tiruan. Baseplate wax juga digunakan untuk menentukan
dimensi vertical dan memegang gigi agar pada posisinya hingga proses
pebuatan gigi tiruan dari akrilik selesai. Tersedia dalam warna pink dan merah,
sesuai dengan warna gigi tiruan yang akan dibuat, dalam bentuk lembaran
7,5cm dan panjang 15cm (tebal 0,13cm). Komposisi dari base plate wax adalah
ceresin, beeswax, carnauba wax, dan sintetik wax. Wax ini digunakan untuk:
− Base plate dan partial denture atau full denture
− Membuat oklusal rim / bite rim
− Melekatkan gigi-geligi tiruan pada base plate dan full denture
− Pembuatan base plate pada plat orthodontik

1) Processing Wax
Jenis wax yang digunakan untuk membantu proses pembuatan model gips, proses
mencetak maupun soldering.
a. Boxing Wax
Boxing wax bersifat lunak dan mudah dibentuk untuk membentuk batas model
gips/stone hasil cetakan rahang yang tidak bergigi. Wax ini memilik 2 bentuk
salah satunya berbentuk batang bulat yang digunakan untuk menjaga jarak batas
model. Bentuk lainnya lembaran yang digunakan untuk mengelilingi hasil
cetakan yang telah diberi wax bentuk bulat sebelumnya
b. Sticky Wax
Wax ini digunakan untuk menghubungkan/melekatkan bagian-bagaian dari
material seperti merekatkan resin/logam pada posisinya ketika akan melakukan
reparasi gigi tiruan akrilik patah. Pada suhu kamar wax ini keras dan brittle,
tidak rekat namun apabila suhu ditingkatkan wax akan mengalami flow menjadi
rekat.
c. Utility Wax
Utility wax merupakan wax yang lunak dan mudah dibentuk dan agak rekat.
Biasanya jenis wax ini dikemas dalam bentuk stik atau lembaran yang bewarna
gelap atau orange. Penggunaan utility wax ini jika kita ingin memperbaiki
bentuk sendok cetak yang kurang sesuai dengan rahang yang akan dicetak.
Komposisi dari wax umumnya terdiri dari Beeswax, Petrolatum dan Soft wax.
2) Impression Wax
Wax ini mempunyai flow yang tinggi dan dapat mengatasi distorsi bila melewati
undercut.
a. Impression wax
Dipergunakan dalam pembuatan cetakan, biasanya dipakai untuk mencetak
endotulous area dalam mulut yang mempunyai sedikti undercut atau dalam
mencetak rahang yang tidak bergigi.
b. Corrective wax
Digunakan sebagai wax pelapis selama mencatat kontak dengan jaringan lunak
ketika berfungsi. Dipergunakan untuk memperbaiki setelah melakukan
pencetakan dengan impression pada endotulous area.
c. Graphic wax
Dipakai untuk final bond impression. Pada pencetakan gigi preparasi untuk
mendapatkan die diperlukan band impression. Setelah mendapatkan impression
band, baru dimasukkan graphic wax kemudian lakukan pencetakan gigi yang
dipreparasi tersebut.
d. Bite Registration wax
Dipakai untuk teknik prosthetik untuk mendapatkan tinggi gigitan dan
menentukan artikulasi model. Umumnya komposisi terdiri dari beeswax,
hidrokarbon. Pada Suhu 37̊C flownya mencapai 2,5-22%

8. Pilihlah dan jelaskan jenis dental wax yang digunakan untuk pembuatan model wax
pada kasus ini! (drg Rusfian)

Jawab: jenis dental wax yang bisa digunakan untuk pembuatan model pada kasus diatas ialah
menggunakan Baseplate wax. Penggunaan nama Baseplate wax diawali dengan digunakan
bahan ini untuk membuat pola basis gigi tiruan. Basis wax ini dibentuk sesuai dengan kontur
basis maupun gigi tiruan. Baseplate wax juga digunakan untuk menentukan dimensi vertical
dan memegang gigi agar pada posisinya hingga proses pebuatan gigi tiruan dari akrilik selesai.
Tersedia dalam warna pink dan merah, sesuai dengan warna gigi tiruan yang akan dibuat,
dalam bentuk lembaran 7,5cm dan panjang 15cm (tebal 0,13cm). Komposisi dari base plate
wax adalah ceresin, beeswax, carnauba wax, dan sintetik wax. Wax ini digunakan untuk:

− Base plate dan partial denture atau full denture


− Membuat oklusal rim / bite rim
− Melekatkan gigi-geligi tiruan pada base plate dan full denture
− Pembuatan base plate pada plat orthodontik

9. Uraikan sifat-sifat dental wax! (drg Rusfian)

1. Jawab: Sifat-sifat base plate/modelling wax


1) Temperatur transisi solid-solid
Ketika temperatur wax meningkat, transisi solid-solid terjadi ketika bentuk
lattice kristal stabil dimulai untuk merubah bentuk heksagonal yang berada di
bawah titik cair wax. Selama perubahan progresif dari satu tipe lattice ke tipe
lattice lainnya, wax dapat dimanipulasi tanpa putus, pecah atau tertekan.
Keberadaan titik transisi solid-solid dan temperatur yang terjadi tidak hanya
membuat wax dapat dimanipulasi dengan baik, tetapi juga menjelaskan sifat
fisis dan kesesuaian untuk beberapa prosedur klinis dan laboratorium. wax yang
sesuai dengan temperatur transisi solidsolid dalam mulut diatas 370C.

2) Flow Merupakan sifat yang sangat penting terutama pada pembuatan inlay.
Flow tergantung pada :
a. Temperatur yang digunakan pada wax
b. Besarnya kekuatan yang dikenakan pada wax
c. Lamanya kekuatan yang dikenakan pada wax Flow akan meningkat dengan
temperatur yang tinggi di atas temperatur transisi solid-solid. Menurut sifat
Flownya dan menurut spesifikasi ADA no. 24, baseplatewax terdiri dari tiga
tipe:
- Tipe I adalah soft wax untuk membuat veneer
- Tipe II adalah medium wax untuk membuat pola yang akan dicobakan
ke rongga mulut pada suhu sedang (23-450C)
- Tipe III adalah hard wax untuk percobaan pengisian (trial filling) di
rongga mulut pada iklim tropis negara tropis (lebih besar dari 23-450C)
- Thermal Ekspansi Koefisien thermal ekspansi linear untuk baseplate
wax antara 200x10-6 / 0C dan 390x10-6 / 0C pada suhu 25-370C.
Spesifikasi ADA No. 24 membatasi ekspansi wax sampai 0,8% pada
suhu 250C dan 400C.
- Tekanan Residual Tekanan residual baseplate wax yang erdapat pada
pattern wax gigi tiruan disebabkan pendinginan yang berbeda. waktu
dan temperatus mempengarui hilangnya tekanan residual. Gigi tiruan
yang telah diartikulasikan dengan tepat dan telah diberi wax sebaiknya
tidak dibiarkan begitu saja dalam waktu yang lama, karena dapat
menyebabkan distorsi dan pergerakan gigi. Sebaiknya gigi tiruan segera
ditanam dalam kuvet untuk mempertahankan keakuratan relasi gigi.
BAB III

PENUTUP

Bahan cetak untuk cetakan anatomis menggunakan alginate dan untuk cetakan fisiologi
menggunakan bahan cetak elastomer: silikon kondensasi (putty) atau silikon adisi
(Polyvinylsiloxane) Desinfektan yang sering digunakan dalam mendesinfeksi hasil cetakan
berupa klorin, kompon, iodofor, glutaraldehid dan fenol. Pemanipulasian bahan cetak Alginat:
Teknik pencampuran alginat dilakukan secara manual. Untuk pengambilan cetakan anatomis
rahang bawah perhatikan batas cetak rahang bawah yaitu: mukosa bergerak dan tidak bergerak.
Frenulum labii inferior, frenulum lingualis, dan semua gigi bawah. Adonan alginat lalu
dimasukkan ke dalam sendok cetak dan dilakukan pencetakan pada rahang pasien, biarkan
sampai setting selama kurang lebih 2 menit 45 detik sesuai petunjuk pabrik. Setelah itu cetakan
dilepaskan dari rahang pasien. Pemanipulasian bahan cetak polyvinyl polixyloxsan: Terdapat
2 teknik yaitu Hand Mixing dan static mixing.

Prosedur pengambilan cetakan fisiologis pada bahan cetak putty, Teknik yang
dilakukan pada pencetakan ini adalah teknik two stage. Pencetakan anatomis dibidang
prostodonsia bertujuan untuk: Pembuatan model studi, Pembuatan model kerja, dan Pembuatan
sendok cetak fisiologis. Kegunaan pencetakan fisiologis: Memberikan gambaran keadaan
jaringan keras dan lunak rongga mulut pasien dalam bentuk tiga dimensi dan Media untuk
mempelajari hubungan oklusal dari lengkung rahang pasien. Dental wax berdasarkan
kegunaannya terbagi menjadi Pattern, Processing, dan Impression.
DAFTAR PUSTAKA
- https://id.scribd.com/doc/180530103/Dental-Wax
- https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/1e40bce5201d8a4d24d14a4ac
f5d2843.pdf
1 Craig R, Eick J, Peyton F. Properties of Natural Waxes Used in Dentistry. Journal of
Dental Research. 1965;44(6):1308–16.
2 SHERIFF, Ahmed Hilal; NITTLA, Preetham Prasad. Dental Waxes-A Review.
Research Journal of Pharmacy and Technology, 2019, 12.11: 5589-5594
3 Chandra. 2000. A Textbook of Dental Materials. New Delhi : Jaypee Brothers
Publishers
4 Combe EC. Notes On Dental Material, 5th ed. Medical Division of Longman Group
UK Limited, New York, 1986.
5 Craig RG, Power JM, Wataha JC. Restorative Dental Material. 9 th ed. Mosby Year
Book, St. Louis, 1993

Anda mungkin juga menyukai