2) Tipe dental implan yang manakah yang sesuai untuk kasus diatas? Jelaskan!
Berdasarkan kasus, setelah dilakukan Rontgen foto ekstra oral pada gigi 45 dan 46
terlihat tulang alveolar baik dan tidak ada kelainan serta oral hygiene ibu tersebut juga
baik. Maka menurut saya, tipe dental implan yang sesuai dengan kasus ialah dental
implant endosteal atau endosseus.
Implan endosteal merupakan bahan implant yang ditanamkan pada tulang mandibula
atau maksila dan project melalui mukosa mulut menutupi daerah yang edentulus. Implan
endosseus dapat dilaksanakan pada pasien tidak bergigi dengan semua tingkatan abrosbsi,
bahkan pada keadaan resorbsi yang ekstrim dengan bantuan grafting. Juga dapat
digunakan pada pasien tidak bergigi sebagian, dari kehilangan satu gigi sampai
keseluruhan. Pada kasus ini, pasien mengalami kehilangan gigi sebagian.3,4,5
Implan ini mempunyai tiga desain dasar yaitu blade, cylinder dan screw. Dalam
implan endosteal diharapkan terjadi osseointegrasi yaitu penyatuan tulang dengan implan
tanpa diperantarai jaringan lunak. Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak dipakai
dan ditolerir oleh para praktisi, pabrik maupun pakar yangmendalami secara “Scientific &
Clinical Forndation”, yang pada dasarnya menanam implan pada alveolar dan basal
bone.3,45
Keuntungan yang didapat dari penggunaan implan endosseus ialah bahwa jenis ini
dapat dilaksanakan pada pasien tidak bergigi dengan semua tingkatan abrosbsi, bahkan
pada keadaan resorbsi yang ekstrim dengan bantuan grafting. Juga dapat digunakan pada
pasien tidak bergigi sebagian, dari kehilangan satu gigi sampai keseluruhan.3,4,5
Dalam skenario, hasil rontgen foto ekstraoral terlihat tulang alveolar baik dan tidak
ada kelainan ini menjadi indikasi untuk menggunakan dental implan tipe endosteal.
Tersedianya tulang menentukan apakah pasien menerima perawatan implan endosteal
atau subperiosteal. Jika volume tulang yang tersedia cukup baik digunakan implan
endostel. Implan subperiosteal digunakan jika volume tulang yang tersedia tidak cukup.3
Dalam implan endosseous diharapkan terjadi osseointegrasi yaitu penyatuan tulang
dengan implan tanpa diperantarai jaringan lunak. Popularitas implan endosseous semakin
meningkat, terlihat dari banyaknya pilihan desain yang dapat digunakan. Laporan-laporan
menyebutkan bahwa tingkat keberhasilannya dapat melebihi 15 tahun apabila Teknik
bedah dan perawatan pasca bedah dilakukan dengan baik. Keberhasilan implant
endosseous dilaporkan 85% pada rahang atas dan 91% pada rahang bawah pada tahun
pertama. Keberhasilan pada 5 tahun pertama 91% pada rahang atas dan 96% pada rahang
bawah.4
Dengan mempertimbangkan teori di atas, pemilihan implan endosseous dianggap
sesuai karena gigi implant yang ingin dibuatkan pada pasien berada pada posterior rahang
bawah. Implan endosseous memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi pada rahang bawah,
maka pemilihan implan endosseous dapat dianggap sesuai untuk kasus di atas. Selain itu,
pada skenario, pasien tidak menderita kelainan pada tulangnya seperti osteoporosis
sehingga proses implan endosseous dengan ditanam ke dalam tulang rahang melalui gusi
dan periosteum masih dapat dilaksanakan.5
3) Sebutkan jenis-jenis bahan dental implan! Bahan dental implan yang manakah
yang tepat untuk kasus di atas? Jelaskan!
Berdasarkan skenario, pasien tersebut mengalami edentulus pada gigi posterior rahang
bawahnya. Bahan yang dapat digunakan untuk dental implant tersebut dapat berupa bahan
titanium, karena bahan ini memiliki biokompatibilitas yang sangat baik karena sifat
resistensi korosinya tinggi dan lapisan oksida yang melindungi jaringan lunak maupun
jaringan keras rongga mulut, berat jenis rendah dan memiliki kekuatan tinggi, dapat
dipakai dalam jangka waktu yang sangat lama, dapat bertahan pada suhu yang tinggi,
bersifat osseointegrasi, tidak toksik dan tidak menimbulkan alergi, dan dapat dicampur
dengan logam lain. Meskipun titanium tidak dapat diwarnai, mahal, dan bersifat
paramagnet.
Alasan lain yang menyatakan bahwa titanium merupakan bahan yang ideal untuk
implan gigi, yaitu8
1. Titanium adalah logam reaktif. Ini berarti titanium akan membentuk lapisan oksida
secara spontan pada permukaan logam tersebut. Oksida ini merupakan salah satu
jenis mineral yang paling resisten yang akan membentuk lapisan tebal yang dapat
melindungi logam tersebut dari pengaruh kimia termasuk cairan tubuh.
2. Titanium memiliki sifat yang cocok dalam jaringan. Lapisan oksida yang berkontak
dengan jaringan tidak dapat larut, yang berarti tidak ada ion yang dilepas sehingga
tidak mungkin menimbul reaksi dengan molekul organik.
3. Titanium memiliki sifat mekanis yang baik. Kekuatan dan ketahanan terhadap daya
rentang mendekati stainless steel dan jauh lebih kuat dibandingkan dengan tulang
kortikal atau dentin serta dapat dibentuk dengan mudah sehingga bahan ini dapat
memiliki bentuk yang lebih ramping tapi mampu menahan beban yang besar tanpa
mengalami kerusakan.
4. Titanium tidak bersifat pasif terhadap jaringan dan tulang. Pada tulang dengan
permukaan yang kasar, logam tersebut dapat menyatu dalam satu reaksi dengan kata
lain bersifat bioaktif. Pengikatan ini sering disebut osseointegrasi
Titanium relatif ringan dan memiliki kekuatan fisik yang memadai untuk tujuan
tersebut, memberikan struktur mikro dengan ukuran butir α kecil kurang dari 20 μm dan
fase β yang terdispersi dengan baik dengan zona antarmuka α-β kecil. Struktur seperti itu
paling mampu menahan penolakan dan perambatan retak. Titanium memperoleh
perlindungan korosinya dari lapisan tipis oksida pasif (kira-kira 10 nm tebal), yang
terbentuk secara spontan dengan oksigen di sekitarnya. Titanium dianggap logam paling
biokompatibel. Titanium memiliki titik leleh yang tinggi (1668°C) dan laju oksidasi yang
tinggi di atas 900°C. Kekuatan implan seringkali menjadi pertimbangan, tergantung pada
area penempatannya. Jika implan terletak di zona transfer gaya yang lebih tinggi
(misalnya, di area posterior, seperti pada skenario gigi 45 dan 46), dapat
mempertimbangkan untuk menggunakan bahan berkekuatan lebih tinggi seperti titanium
CP grade IV atau salah satu paduan titanium.6,7,8
Pada kasus, diketahui pasien tersebut ingin dibuatkan dental impan adalah gigi 45 dan
46. Kondisi tulang alveolar pasien tersebut baik. Sehingga jenis implant yang digunakan
adalah implant endosseus. Dalam implan endosteal diharapkan terjadi osseointegrasi
Maka ada baiknya bahan yang digunakan adalah logam titanium/logam campur titanium
(alloy). Osseointegrasi menunjukkan karakter jaringan keras titanium yang sangat baik
dan merupakan syarat material implan yang baik.6,7
DAFPUS