Anda di halaman 1dari 4

Proposal Skripsi Prostodonsia

Pengaruh Perendaman Plat Gigi Tiruan Resin Akrilik Heat Curing pada Pasta Gigi
dengan Penambahan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya)

Oleh :

Lintang Maudina Santosa

021511133052

Departemen Prostodonsia - Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Airlangga

Semester Genap-Tahun 2017/2018


Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kehilangan gigi merupakan kondisi yang sering dijumpai seiiring dengan


bertambahnya umur. Menurut hasil penelitian Riskesdas dari Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Kesehatan RI, 1,6% dari penduduk Indonesia menderita
kehilangan seluruh gigi. Kehilangan gigi tersebut dapat diatasi dengan pembuatan gigi tiruan
(Departemen Kesehatan, 2007). Gigi tiruan lepasan ialah protesa yang digunakan untuk
menggantikan gigi yang hilang serta dapat dilepas dan dipasang kembali ke dalam rongga
mulut oleh pasien (Robinson and Bird, 2013).

Berdasarkan bahannya, gigi tiruan sebagian lepasan terbuat dari resin akrilik, logam,
vulcanite, dan thermoplastic atau valplast (Abu Bakar, 2012). Material yang digunakan untuk
bahan dasar gigi tiruan yaitu resin akrilik atau logam sebagai plat dasar gigi tiruan dan resin
akrilik atau porcelain sebagai elemen gigi (Dostalova and Seydlova, 2010). Resin akrilik heat
cured memenuhi persyaratan sebagai bahan plat gigi tiruan karena tidak bersifat toksik, tidak
mengiritasi jaringan, sifat fisik dan estetik baik, harga relatif murah, dapat direparasi, mudah
cara manipulasi dan pembuatannya (Combe EC, 1992). Gigi tiruan yang berada di dalam
rongga mulut akan berinteraksi dengan komponen-komponen dalam rongga mulut yang
mengakibatkan terbentuknya plak (Nallaswamy, 2003).

Gigi tiruan resin akrilik selalu berkontak dengan saliva, minuman, dan makanan
sehingga gigi tiruan merupakan tempat terbentuknya stain, karang gigi, dan plak karena
kurangnya pemeliharaan kebersihan gigi tiruan resin akrilik. Pada pemakaian gigi tiruan resin
akrilik, mukosa akan tertutup sehingga menghalangi pembersihan permukaan mukosa
maupun permukaan gigi tiruan oleh lidah dan saliva sehingga terjadi akumulasi plak pada
gigi tiruan. Plak pada gigi tiruan merupakan faktor predisposisi yang dapat menyebabkan
inflamasi pada mukosa palatal dan terjadinya denture stomatitis (Wahyuningtyas, 2008).

Denture stomatitis adalah keradangan pada mukosa rongga mulut yang diakibatkan
oleh pemakaian gigitiruan lepasan, mempunyai tanda khas berupa erythema, edema dan
berwarna lebih merah dibandingkan dengan jaringan sekitarnya yang tidak tertutup oleh gigi
tiruan. Infeksi jamur umum terjadi dirongga mulut yang menyebabkan rasa tidak nyaman
disebabkan oleh pertumbuhan mikroorganisme jamur Candida (Shibata et al,. 2007).
Candida albicans merupakan jamur komensal yang banyak ditemukan pada anak-
anak dan dewasa muda (Farah CS et.,all 2010). Biofilm Candida albicans sering dikaitkan
dengan terjadinya denture stomatitis (Lazarin AA., et all 2014), namun spesies non albicans,
seperti C. glabrata, C. tropicalis, C. krusei, C. parapsi-losis dan C. dubliniensis dapat juga
berkontribusi terhadap perkembangan infeksi ini (Silva MM., et all 2012). Keadaan oral
hygiene yang buruk seperti tidak melepas gigi tiruan sewaktu tidur memungkinkan
terakumulasinya biofilm (Bhat V., et all 2013). Selain itu, Candida albicans dilaporkan juga
bercampur dengan bakteri Staphylococcus dan Streptococcus selama pemakaian denture
(Dandekeri S ., et all 2013).

Pembersihan gigi tiruan sangat penting dilakukan. Pembersihannya dengan cara


mekanis dan kimiawi. Pembersihan kimiawi dengan sikat gigi menggunakan pasta gigi,
pembersihan secara kimiawi dengan perendaman menggunakan desinfektan, alkali peroksida,
enzim (Wahyuningtyas, 2008). Pengguna gigi tiruan membersihkan gigi tiruan menggunakan
pasta gigi dan larutan pembersih. Kebanyakan larutan pembersih mengandung bahan kimia
dan harganya relatif mahal.

Saat ini, tanaman herbal mulai digunakan untuk bahan pembersih gigi tiruan. Salah
satunya ialah daun pepaya. Daun pepaya sering digunakan dalam pengobatan tradisional.
Dilaporkan bahwa tanaman ini memiliki kandungan kimia yaitu flavonoid pada daunnya
yang bermanfaat sebagai antifungi (Rehena JF, 2010). Penulis ingin mengembangkan
penelitian yang sudah ada bahwa terbukti daun pepaya mempunyai efek antifungi. Penelitian
mengenai pembersihan plat gigi tiruan resin akrilik heat curing menggunakan gabungan
rendaman pasta gigi dan penambahan ekstrak daun pepaya belum pernah diteliti sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh perendaman plat gigi tiruan resin akrilik heat curing pada
pasta gigi dengan penambahan ekstrak daun pepaya (Carica papaya) ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh perendaman plat gigi tiruan resin akrilik heat curing
pada pasta gigi dengan dan tanpa penambahan ekstrak daun pepaya (Carica papaya).
2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui kandungan daun pepaya untuk dijadikan ekstrak sebagai campuran


perendaman denture cleanser.

2. Mengetahui presentase kadar daun pepaya sebagai bahan campuran rendaman


denture cleanser.

3. Mengetahui presentase penurunan jumlah Candida albicans pada penggunaan


rendaman pasta gigi dengan tambahan ekstrak daun pepaya.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk Masyarakat

Sebagai informasi kepada masyarakat mengenai denture cleanser pengganti


bahan kima yang harganya relatif mahal.

2. Untuk Sejawat

Sebagai inovasi baru agar bisa dikembangkan penelitian-penelitian yang baru


mengenai denture cleanser menggunakan rendaman pasta gigi dan ekstrak
daun pepaya.

Anda mungkin juga menyukai