Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Galung Tropika, 6 (1) April 2017, hlmn.

49 - 59 ISSN Online 2407-6279


ISSN Cetak 2302-4178

PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG KERANG DARAH


(Anadara granosa) SEBAGAI BAHAN ABRASIF DALAM PASTA GIGI

Utilization of Waste Shells of Blood (Anadara granosa) as


Abrasive Ingredients in Toothpaste
Ilham Ahmad
Email: ilhampoliagro@yahoo.com
Program Studi Agroindustri, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep
Jl. Poros Makassar-Parepare Km.83. Kec. Mandalle Kab. Pangkep 90655

ABSTRAK

Kerang darah (Anadara granosa) terdiri dari cangkang kerang dan daging kerang.
Proses penanganan kerang menghasilkan produk ikutan (limbah) yang berupa cangkang
kerang. Cangkang kerang mempunyai kandungan kimia yaitu kalsium karbonat (CaCO 3).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh penambahan bubuk cangkang
kerang terhadap mutu dan karakteristik pada gigi yang dihasilkan serta mencari formulasi
penambahan bubuk cangkang kerang yang terbaik. Rancangan percobaan yang dilakukan
adalah pemanfaatan limbah cangkang kerang dengan konsentrasi 50% dan 25% ke dalam
pasta gigi. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi bubuk cangkang kerang terbaik pada
uji organoleptik adalah aroma A (50%) dengan nilai 4, warna B (25%) nilai 4.11,
kekentalan A (50%) nilai 3.83, busa B (25%) dengan nilai 3.7 dan rasa A (50%), B (25%)
sama-sama bernilai 3.5. Jumlah mikroba terbaik yaitu B (25%) dengan jumlah 5,4x105
koloni, dan kadar karbohidrat pada sampel A (50%) dengan nilai 0,009 dan sampel B
(25%) dengan nilai 0,007. Nilai pH kedua pasta gigi adalah A (50%) dengan nilai 8.37 dan
B (25%) dengan nilai 8.69. Nilai tersebut berada dalam kisaran nilai pH yang terdapat pada
SNI 12-3524-1995, yaitu 4.5 – 10.5 sebagai syarat mutu pasta gigi sehingga pasta gigi
eksperimen yang dihasilkan relatif aman digunakan.
Kata kunci: kalsium karbonat; limbah cangkang kerang; mutu pasta gigi.

ABSTRACT

The mussels blood (Anadara granosa) consist of shells and clam meat. Shellfish
handling process generates by-products (waste) in the form of shells. Shells have chemical
constituents, namely calcium carbonate (CaCO3). The purpose of this study was to analyze
the effect of adding powdered shells on the quality and characteristics of the teeth
produced as well as seeking additional powder formulation of the best shells. The design
of the experiment is the utilization of waste oyster shell with a concentration of 50% and
25% in toothpaste. The results of this study showed that the concentration of powder shells
are the best on the organoleptic aromas A (50%) with a value of 4, color B (25%) a value
of 4.11, viscosity A (50%) value of 3.83, the foam B (25%) with a value of 3.7 and a sense
of A (50%), B (25%) are equally worth 3.5. While the number of microbes are best used B
(25%) with the amount of 5,4x10 5 colonies, and the carbohydrate content in the sample A
(50%) with a value of 0.009 and the sample B (25%) with a value of 0.007. The pH value
of the toothpaste experiment is A (50%) with a value of 8.37 and B (25%) with a value of
8.69. These values are in the range of pH values contained in SNI 12-3524-1995 ie 4.5 to
50 Ahmad

10.5 as the quality requirements. Until toothpaste experiment that produced relatively safe
to use.
Keywords: calcium carbonate; quality of toothpaste; shells waste.

PENDAHULUAN glucosyltransferase yang dapat


memetabolisme karbohidrat menjadi
Kesehatan gigi dan mulut
asam sehingga menyebabkan penyakit
merupakan bagian dari kesehatan tubuh
gigi dan mulut. Karies adalah penyakit
secara keseluruhan dan tidak dapat
pada jaringan keras gigi, yaitu email,
dipisahkan dari kesehatan tubuh secara
dentin dan sementum yang mengalami
urnum. Kesehatan gigi dan mulut dapat
demineralisasi akibat aktivitas
mempengaruhi kualitas kehidupan,
mikroorganisme dalam plak gigi.
termasuk fungsi bicara, pengunyahan,
Salah satu cara untuk mencegah
dan rasa percaya diri. Masalah kesehatan
terjadinya masalah kesehatan gigi dan
gigi dan mulut berdampak pada kinerja
mulut adalah dengan menyikat gigi.
seseorang. Angka kejadian masalah
Menyikat gigi menggunakan pasta gigi
kesehatan gigi dan mulut di Indonesia
dapat membantu mencegah terjadinya
tergolong tinggi. Berdasar Riset
penyakit gigi dan mulut serta membuat
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional
gigi tetap kuat. Menyikat gigi
Tahun 2007, Prevalensi Nasional
menggunakan pasta gigi dianjurkan dua
Masalah Gigi-Mulut adalah 23,5%.
kali sehari, yaitu sesudah makan dan
Terdapat 1,6% penduduk yang telah
sebelum tidur. Pasta gigi mengandung
kehilangan seluruh gigi aslinya. Dari
berbagai macam senyawa kimia, salah
penduduk yang mempunyai masalah gigi-
satu diantaranya adalah kalsium karbonat
mulut hanya 29,6% yang menerima
(CaCO3). Kalsium karbonat (CaCO3)
perawatan atau pengobatan dari tenaga
yang terkandung dalam pasta gigi
kesehatan gigi.
berfungsi sebagai bahan abrasif yang
Plak gigi memegang peranan
umumnya berbentuk bubuk yang dapat
penting dalam menyebabkan terjadinya
memolis dan menghilangkan stain dan
masalah kesehatan gigi dan mulut. Plak
plak, juga membantu untuk menambah
gigi adalah suatu lapisan lunak yang
kekentalan dalam pasta gigi. Penggunaan
terdiri atas kumpulan mikroorganisme
kalsium karbonat (CaCO3) dalam jumlah
dan berkembang biak dalam suatu
besar selama kurun waktu tertentu dapat
matriks. Plak gigi melekat erat pada
menimbulkan efek samping. Efek
permukaan gigi yang tidak dibersihkan.
samping yang timbul adalah fluorosis
Hasil penelitian menunjukkan pada awal
email yaitu email gigi yang berbintik
pembentukan plak gigi, kokus gram
bintik. Enamel gigi menjadi rapuh
positif merupakan jenis mikroorganisme
dengan warna coklat kehitaman yang
yang paling banyak dijumpai, seperti
irreversible karena telah mengenai
Streptococcus mutans, Streptococcus
jaringan keras gigi.
sanguis, Streptococcus mitis dan
Salah satu upaya untuk
Streptococcus salivarius.
memperoleh bahan abrasif seperti
Mikroorganisme tersebut memiliki enzim
kalsium karbonat (CaCO3) dalam pasta
Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa) 51
sebagai Bahan Abrasif dalam Pasta Gigi

gigi adalah menggunakan bahan alami. Selama ini cangkang kerang


Kembalinya perhatian ke bahan alam hanya dimanfaatkan untuk hasil kerajinan
yang dikenal dengan istilah back to seperti hiasan dinding, atau untuk
nature dianggap sebagai hal yang
campuran pakan ternak (Firmansyah,
bermanfaat. Penelitian Sabir (2005)
2005). Menurut Awang dkk (2005),
menunjukkan bahwa penggunaan bahan
limbah cangkang kerang mengandung
alami dapat mengurangi efek samping zat
kalsium karbonat yang tinggi yakni
kimia pada tubuh, sehingga penambahan
bahan alami dalam pasta gigi dapat sebesar 98% yang berpotensi untuk
mendukung program pelayanan dimanfaatkan.
kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena itu dari kalsium
Beberapa jenis kerang paling karbonat yang terkandung pada cangkang
populer di Indonesia adalah kerang darah kerang maka dilakukan isolasi kalsium
(Anadara granosa), kerang gelatik oksida (CaO) dan kemudian senyawa ini
(Anadara pilula), kerang bulu (Anadara dapat diolah lebih lanjut menjadi
antiquata). Kerang darah terdapat di hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) yang
pantai laut pada substrat lumpur berpasir merupakan komponen anorganik utama
dengan kedalaman 10 m sampai 30 m. pada tulang dan gigi sehingga bahan ini
Semua spesies kerang tersebut biasanya merupakan salah satu bahan aktif yang
dijajakan sebagai kerang rebus atau dapat ditambahkan pada produk pasta
dibuat sate kerang. Dilihat dari harganya gigi untuk perlindungan terhadap
kerang darah termasuk salah satu kerang demineralisasi gigi (Kehoe, 2008).
yang sangat ekonomis karena harganya Tujuan penelitian adalah
murah kira-kira 7.000/kg. Selain itu, menganalisis mutu organoleptik (aroma,
kerang darah juga memiliki rasa yang warna, rasa, busa dan tekstur) pasta gigi
enak dan mengandung protein yang dari bubuk cangkang kerang darah. Selain
tinggi (Suwignyo, 2005). itu untuk menganalisis mutu ALT pasta
Kerang darah hidup di laut gigi dari bubuk cangkang kerang darah
terutama di daerah litoral. Kerang darah serta menganalisis mutu kimia (kalsium,
hidup di dasar perairan yang berpasir. pH dan karbohidrat) pasta gigi dengan
Kerang darah (Anadara granosa) masuk penambahan bubuk cangkang kerang
dalam kelas Lamellibranchiata bersama darah. penelitian ini bermanfaat untuk
dengan tiram, remis, dan sebangsanya. dapat memberikan pengetahuan dan
Kerang darah berbentuk simetri bilateral, informasi kepada para pelaku industri,
mempunyai cangkang setangkup. Kerang mahasiswa, pemerintah dan masyarakat
darah dan sebangsanya mempunyai dua luas tentang cara memanfaatkan limbah
cangkang di kedua sisi tubuh. Oleh cangkang kerang darah.
karena itu, cangkang ini disebut tangkup
(valve) yang jumlahnya dua buah METODE PENELITIAN
sehingga sering dikenal dengan Bivalvia.
Kerang darah memiliki kelamin yang Waktu dan Tempat
terpisah, menyebar telur dan sperma ke Penelitian dilaksnakan April
air untuk pembuahan (Romimohtarto dan sampai Mei 2016 di Balai Besar Industri
Juwana, 2001). Hasil Perkebunan Makassar.
52 Ahmad

Alat dan Bahan direbus bersama larutan air cuka


Alat yang digunakan adalah sebanyak 500 ml untuk 1 kg cangkang
blender, neraca analitik (sartorius), kerang selama ±1 jam dengan suhu
mixer, plastik sampel, talenan, tang, 100oC. Setelah dingin cangkang kerang
beaker glass, gelas ukur (pyrex), cawan dicuci kembali dan dikeringkan selama
petridisk, pengaduk, panci stainless steel, satu hari di bawah sinar matahari,
pisau stainless steel, kompor gas, oven, dihaluskan dengan ditumbuk
timbangan 5 kg dan thermometer air menggunakan ulekan sampa i halus.
raksa (0-100oC). Cangkang kerang yang telah halus
Bahan yang digunakan adalah kemudian diayak. Bubuk cangkang
bubuk cangkang kulit kerang asal kerang yang diperoleh siap dijadikan
Kabupaten Maros. Cangkang kulit kerang sebagai bahan abrasi pada pembuatan
direbus dengan air cuka kemudian pasta gigi eksperimen.
dikeringkan di bawah sinar matahari lalu
ditumbuk sampai halus. Bahan tambahan 2. Pembuatan Pasta Gigi
pada pembuatan pasta gigi adalah metil
Bahan dan komposisi penyusun
paraben, sorbitol, natrium klorida, gum
pasta gigi ditunjukkan pada Tabel 1.
arab, glyserin, natrium klorida, na-lauril
sulfat, texapon, Na-sakarin, menthol, 3. Prosedur Kerja
pepermint oil, kalsium karbonat (CaCO3),
aquabidestilate, dan kemasan. 1. Bahan ditimbang
2. Aquabidestilat dipanaskan mengguna-
Metode Penelitian kan panci stainless steel di atas kom-
por gas sampai mencapai suhu 80 0C
1. Pembuatan Bubuk Cangkang Kerang
3. Metil paraben dilarutkan dengan
Cangkang kerang yang telah aquadestilat kemudian ditambahkan
dikeluarkan isinya dibersihkan kemudian
sedikit demi sedikit sorbitol kemudian
Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa) 53
sebagai Bahan Abrasif dalam Pasta Gigi

diaduk sampai homogen lalu sediaan pasta gigi yang diajukan ke


ditambahkan natrium klorida, poin (3) panelis. Sampel sediaan pasta gigi yang
4. Pada wadah yang lain, gum arab terbaik menurut hasil uji organoleptik
dibasahi sedikit demi sedikit dengan akan dilakukan pengujian TPC, uji
gliserin kemudian diaduk sampai keasaman pH, dan uji kadar karbohidrat.
homogen, poin (4)
5. Setelah itu bahan poin (3) dan poin (4) 5. Uji TPC (Total Plate Count)
dicampur kemudian dimixer sampai
Prinsip dari metode hitungan
terbentuk massa gel poin (5)
cawan atau Total Plate Count (TPC)
6. Ke dalam massa gel poin (5)
adalah menumbuhkan sel
ditambahkan berturut-turut natrium
mikroorganisme yang masih hidup pada
klorida (NaCl), na-lauril sulfat,
media agar. Mikroorganisme akan
texapon, serbuk cangkang kerang A
berkembang biak dan membentuk koloni
(50%), B (25%), na-sakarin, menthol,
yang dapat dilihat langsung dan dihitung
peperment oil, kalsium karbonat
dengan mata tanpa menggunakan
CaC03 kemudian dimixer sampai
mikroskop. Metode ini merupakan
homogen hingga terbentuk basis pasta
metode yang paling sensitif untuk
yang lembut
menentukan jumlah mikroorganisme.
7. Pasta gigi yang telah jadi siap untuk
Metode ini memungkinkan untuk
dikemas.
menghitung sel yang masih hidup,
menentukan jenis mikroba yang tumbuh
4. Uji Organoleptik
dalam media tersebut serta dapat
Tingkat kesukaan panelis mengisolasi dan mengidentifikasi jenis
terhadap formula sediaan pasta gigi koloni mikroba tersebut.
eksperimen yang dihasilkan diketahui Pada metode ini, teknik
pada penelitian pendahuluan. Uji pengenceran merupakan hal yang harus
organoleptik kepada 18 orang panelis. dikuasai. Sebelum mikroorganisme
Ke-18 orang panelis tersebut masing- ditumbuhkan dalam media, terlebih
masing diberikan sampel sediaan pasta dahulu dilakukan pengenceran sampel
gigi sebanyak 2 (dua) sampel, yang menggunakan larutan fisiologis. Tujuan
selanjutnya panelis akan memberikan dari pengenceran sampel yaitu
penilaian ke dua sampel pasta gigi mengurangi jumlah kandungan mikroba
tersebut menurut skala 1-5. dalam sampel sehingga nantinya dapat
Penilaian panelis terhadap diamati dan diketahui jumlah
formula sediaan pasta gigi, dituliskan mikroorganisme secara spesifik sehingga
dalam skala hedonik 1-5 dengan tingkat didapatkan perhitungan yang tepat.
kesukaan yang semakin meningkat Pengenceran memudahkan dalam
seiring semakin tingginya angka skala perhitungan koloni (Fardiaz, S. 1993).
(1= sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = Menurut Waluyo, (2005), tahapan
agak suka, 4 = suka, dan 5 = sangat pengenceran dimulai dari membuat
suka). Pada penelitian ini diambil 2 larutan sampel sebanyak 10 ml
formula sediaan pasta gigi dari 2 sampel (campuran 1 ml/1gr sampel dengan 9 ml
54 Ahmad

larutan fisiologis), dari larutan tersebut arloji. Cawan dipanaskan di atas


diambil sebanyak 1 ml dan masukkan ke penangas air selama 30 menit, tutupnya
dalam 9 ml larutan fisiologis sehingga diangkat dan dibilas. Pemanasan
didapatkan pengenceran 10-2. Dari dilanjutkan untuk mendehidrasi silika.
pengenceran 10-2 diambil lagi 1 ml dan Sebanyak 10 ml HCl (1+1) dan sejumlah
dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi air ditambahkan untuk melarutkan garam-
9 ml larutan fisiologis sehingga garam. Sampel disaring menggunakan
didapatkan pengenceran 10-3, begitu kertas saring whatman no.44 dan
seterusnya sampai mencapai pengenceran filtratnya dimasukkan ke dalam labu
yang kita harapkan. takar 100 ml. Residu yang ada di dalam
cawan dan kertas saring dibilas dengan
6. Analisis Kimia
HCl 1-2 kali, dan larutan hasil
a) Uji Kadar Kalsium pembilasan dimasukkan ke dalam labu
Uji Kadar Kalsium dilakukan takar. Larutan diencerkan sampai tanda
dengan menggunakan reaksi redoks. tera dengan menggunakan aquades.
1) Prinsip Larutan hasil pengabuan ini dinamakan
Kalsium diendapkan sebagai dengan aliquot.
kalsium oksalat. Endapan dilarutkan 4) Prosedur kerja
dalam H2SO4 encer panas, kemudian Sebanyak 20-100 ml larutan abu
dititrasi dengan KMnO4 yang bertindak hasil pengabuan kering, dimasukkan ke
sebagai oksidator. dalam gelas piala 250 ml. Jika perlu
2) Pereaksi dan peralatan ditambahkan 25-30 ml aquades. Ke
Bahan yang digunakan pada dalam larutan ditambah 10 ml larutan
analisis ini antara lain amonium oksalat amonium oksalat jenuh dan 2 tetes
jenuh, indikator metil merah (sebanyak indikator metil merah. Larutan dibuat
0,5 gr metil merah dilarutkan dalam menjadi basa dengan menambahkan
alkohol 95%), asam asetat encer (1+4), amonia encer, kemudian larutan dibuat
amonium hidroksida encer (1+4), KMnO4 menjadi sedikit asam dengan
0,01 N (sebanyak 10 ml KMnO4 0,01 N menambahkan beberapa tetes asam asetat
dilarutkan sampai 100 ml dengan sampai warna larutan menjadi merah
menggunakan air, 1 ml KMnO4 0,01 N muda (pH 5,0). Larutan dipanaskan
setara dengan 0,2 mg Ca). Peralatan yang sampai mendidih, kemudian didiamkan
digunakan antara lain: neraca analitik, selama minimum 4 jam atau semalam
buret, gelas piala, kertas saring whatman pada suhu kamar. Larutan disaring
no. 42, pipet, alat pemanas, pengaduk menggunakan kertas saring whatman
gelas dan alat gelas lainnya. no.42 dan dibilas dengan aquades sampai
3) Persiapan sampel filtrat bebas oksalat (jika digunakan HCl
Abu yang didapatkan dari proses dalam pembuatan larutan abu, filtrat hasil
pengabuan kering ditambahkan dengan saringan terakhir harus bebas Cl dengan
40-50 ml HCl encer (1+1) dengan mengujinya dengan menggunakan
menggunakan pipet, selama penambahan AgNO3). Ujung kertas saring dilubangi
HCl cawan harus ditutup dengan gelas dengan menggunakan batang gelas.
Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa) 55
sebagai Bahan Abrasif dalam Pasta Gigi

Kemudian dilakukan pembilasan dan tambahkan 25 ml reagen luff Schoorl


endapan dipindahkan dengan H2SO4 dengan pipet volumetrik. Panaskan di
encer (1+4) panas ke dalam gelas piala atas waterbath yang sudah mendidih
bekas tempat mengendapkan kalsium. selama 10 menit. Jika reagen berwarna
Kertas saring dibilas satu kali lagi dengan merah contoh harus diencerkan. Diginkan
air panas. Larutan yang masih panas (70- dengan cepat di bawah air kran dan
80oC) dititrasi dengan menggunakan tambahkan 15 ml KI 20% dan 25 ml
larutan KMnO4 0,01N sampai larutan larutan H2SO4 4N dengan hati-hati, jika
berwarna merah jambu permanen yang terlalu cepat larutan akan tumpah keluar.
kedua. Titrasi dengan larutan Na2S2O3.5H2O
5) Perhitungan 0,1N sampai warna kuning muda.
Kadar kalsium dalam sampel Tambahkan 2 ml indikator amilum 1%
dapat dihitung dengan menggunakan dan lanjutkan titrasi tersebut sampai
rumus berikut: warna biru hilang. Lakukanlah
pengerjaan blangko.
Keterangan :
C = kadar kalsium dalam sampel (mg
Ca/100 g sampel) Keterangan:
Vk = volume KMnO4 0,01N yang A = vol (ml) tio (contoh-blangko)
digunakan untuk titrasi (ml) B = Faktor Normalitas, N tio yang
V1 = total volume larutan abu (ml) digunakan
V2 = volume larutan abu yang C = Angka konversi dalam tabel
digunakan untuk titrasi (ml) F = Faktor pengenceran
W = berat sampel yang diabukan
Rancangan Penelitian
b) Uji Derajat Keasaman pH
Diagram alir penelitian
Kalibrasi pH meter dengan larutan ditunjukkan pada Gambar 1. Penelitian
buffer pH (dilakukan setiap melakukan pasta gigi dilakukan dengan konsentrasi
pengukuran), elektroda yang telah penambahan bubuk cangkang kerang
dibersikan dengan air suling dicelupkan yang berbeda dengan 2 taraf, yaitu:
ke dalam pasta gigi cangkang kerang a. Penambahan bubuk cangkang kerang
yang akan diperiksa (suhu dari pasta gigi 25%.
cangkang kerang disesuaikan). Skala Penambahan bubuk cangkang
yang ditujukan jarum pH meter dibaca kerang 25% atau sebanyak 75 gram
dan dicatat. digunakan untuk pembuatan pasta gigi
c) Uji Kadar Karbohidrat dengan penambahan kalsium karbonat
Timbang contoh sebanyak 5 g, sebanyak 25% atau sebanyak 75 gram
dimasukkan ke dalam gelas beaker 100 yang diperoleh dari pasaran.
ml, ditambahkan aquades sampai 100 ml. b. Penambahan bubuk cangkang kerang
Campur hingga rata, pipet sebanyak 5 ml 50%.
ke dalam erlenmeyer 250 ml dan Penambahan bubuk cangkang
kerang darah 50% atau sebanyak 150
56 Ahmad

gram digunakan untuk pembuatan pasta cangkang kerang 25% dan 25% kalsium
gigi tanpa penambahan kalsium karbonat karbonat menghasilkan jumlah kadar
yang diperoleh dari pasaran. kalsium sebanyak 34667,82 mg/100 gr
bahan. Sedangkan untuk kode B dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
penambahan bubuk cangkang kerang
Uji Kadar Kalsium 50% tanpa penambahan kalsium karbonat
menghasilkan jumlah kadar kalsium
Nilai uji kadar kalsium pada pasta
sebanyak 43256,73 mg/100 gr bahan, hal
gigi kode A dengan penambahan bubuk
ini menunjukkan bahwa konsentrasi
Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa) 57
sebagai Bahan Abrasif dalam Pasta Gigi

penambahan bubuk cangkang kerang sudah memenuhi SNI dengan memiliki


50% lebih baik dari pada penambahan kadar karbohidrat yang negatif atau tidak
bubuk cangkang kerang 25% dan kalsium terdapat kandungan karbohidrat di dalam
karbonat 25%. pasta gigi tersebut.

Uji TPC (Total Plate Count) Hasil Analisis Organoleptik


TPC paling sedikit berada pada Uji organoleptik merupakan
konsentrasi 25% dengan nilai 54.000 pengujian yang dilakukan untuk
koloni, sedangkan TPC paling tinggi mengetahui tingkat kesukaan panelis
ditunjukan oleh konsentrasi 50% dengan terhadap sampel atau produk yang diuji.
nilai 180.000 koloni. Hal tersebut Hasil uji organoleptik pada penelitian ini
menunjukkan bahwa sampel B dengan disajikan pada Tabel 2.
konsentrasi 50% cangkang kerang tidak Tabel 2 menunjukan rata-rata skor
memenuhi SNI untuk pembuatan pasta uji organoleptik dari 18 panelis untuk
gigi karena memiliki jumlah koloni di semua parameter adalah konsentrasi A
atas jumlah stadar yakni 100.000 koloni. (25%): 3,79 mendekati rasa suka,
Sementara sampel A sudah memenuhi konsentrasi B (50%) : 3,63 berarti agak
SNI dengan jumlah koloni kurang dari suka. Konsentrasi ini menunjukkan
100.000 koloni. bahwa pasta gigi A (25%) lebih disukai
panelis dibanding pasta gigi B (50%). Hal
Derajat Keasaman (pH) ini disebabkan karena pasta gigi B pada
Hasil pengujian pH pasta gigi dasarnya penambahan bubuk cangkang
25% memiliki pH 8,69 dan pasta gigi kerang lebih banyak. Ini disebabkan dari
50% memiliki pH 8,37. Nilai pH pasta kalangan masyarakat mulai dari anak-
gigi kedua sampel tersebut berada dalam anak sampai orang dewasa kurang suka
kisaran nilai pH yang terdapat pada syarat karena perubahan warna pada pasta gigi
mutu pasta gigi (SNI 12-3524-1995) B (50%) yang disebabkan oleh cangkang
yaitu 4,5-10,5 sebagai syarat mutu pasta kerang. Dari hasil uji organoleptik yang
gigi, sehingga pasta gigi yang dihasilkan terbaik diambil konsentrasi A dengan
relatif aman digunakan. penambahan bubuk cangkang kerang
sebanyak 25%.
Uji Karbohidrat
KESIMPULAN DAN SARAN
Rata-rata nilai uji karbohidrat
yaitu A (50%) = 0,009 dan B (25%) = Kesimpulan
0,007. Hasil uji ini menunjukan kedua Berdasarkan hasil analisis pasta
sampel aman untuk digunakan karena
gigi dari cangkang kerang darah yang
58 Ahmad

telah dilakukan diperoleh kesimpulan: penambahan bubuk cangkang kerang


1. Hasil uji kalsium menunjukkan 25% lebih baik dari penambahan
bahwa penambahan bubuk cangkang bubuk cangkang kerang 50%.
kerang 50% tanpa penambahan
kalsium karbonat lebih baik dari Saran
penambahan bubuk cangkang kerang
Penelitian lanjutan dibutuhkan
25%, kalsium karbonat 25%.
untuk menemukan cara yang lebih efektif
2. Hasil analisis TPC menunjukkan
dalam membuat bubuk cangkang kerang
bahwa pasta gigi penambahan bubuk
darah. Selain itu untuk mengetahui
cangkang kerang A (25%) lebih baik
konsentrasi yang lebih baik dalam
dengan menghasilkan jumlah koloni
pembuatan pasta gigi bubuk cangkang
yang lebih sedikit (5,4x105)
kerang.
sedangkan penambahan B (50%)
menghasilkan jumlah yang lebih DAFTAR PUSTAKA
banyak (1,8x105) yang berarti
penambahan A (25%) yang Awang-Hazmi A.B.Z, Zuki M. M,
memenuhi syarat (SNI 12-3524-1995) Nurdin A,. Jalila, and Norimah
dengan nilai <105. Y. 2005. Mineral Composition
of the Cokle (Anadara granosa)
3. Hasil analisis kimia untuk uji pH
Shells of West Coast of
pasta gigi A (25%) dan B (50%) Peninsular Malaysia and It’s
masuk dalam kisaran SNI (4,5-10,5) Potential as Biomaterial for Use
yakni nilai A 8,69 dan nilai B 8,37 in Bone Repair. J. Anm. Vet.
berarti kedua pasta gigi sudah Adv., 6(5), 591-594.
memenuhi syarat (SNI 12-3524- Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi
1995). Dan untuk uji karbohidrat, Pangan. PT. Raja Grafindo
Persada; Jakarta.
pasta gigi A (25%) dan B (50%) juga
Firmansyah, I. 2005. Gambaran
memenuhi syarat kadar karbohidrat Histopatologik Tulang Femur
negatif yakni pasta gigi A (25%) Tikus Putih (Rattus norvegicus)
dengan jumlah karbohidrat 0,007 dan Pasca
B (50%) dengan jumlah karbohidrat
0,009. Ovariohisterektomi dengan
Suplemen Kalsium Karbonat
4. Hasil analisis mutu organoleptik
Dosis Tinggi. Fakultas
untuk aroma dan kekentalan Kedokteran Hewan Universitas
menunjukkan bahwa panelis lebih Airlangga, Surabaya.
menyukai penambahan bubuk Kehoe, S. 2008. Optimisation of
cangkang kerang 50%, sedangkan Hydroxyapatite (HAp) for
untuk warna dan busa panelis lebih Orthopaedic Application via the
menyukai sampel dengan Chemical
penambahan bubuk cangkang kerang Precipitation Technique, Thesis,
25%. Dari semua hasil pengujian School of Mechanical and
yang telah di lakukan dapat Manufacturing Engineering,
disimpulkan bahwa pasta gigi dengan Dublin City University.
Riset Kesehatan Dasar Nasional
(Riskesdas). 2007. Pedoman
Pewawancara Petugas
Pengumpul Data. Jakarta:
Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa) 59
sebagai Bahan Abrasif dalam Pasta Gigi

Departemen Kesehatan RI; Standar Nasional Indonesia 12-3524-


2008. 1995. Pasta Gigi Dewan
Romimohtarto, K. dan S. Juwana. 2001. Standarisasi Nasional. Jakarta.
Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan Hal 1-16.
tentang Biota Laut.Puslitbang Waluyo. 2005. Mikrobiologi Umum.
Oseanologi LlPI. Jakarta. 527 h. UMM Press. Malang.
Sabir, A. 2005. Aktivitas antibakteri
flavonoid propolis Trigonasp
terhadap bakteri Streptococcus
mutans (in vitro). Majalah
Kedokteran Gigi. 2005; 38:135.
Suwignyo, R.A. 2005. Regrowth
acceleration for rice seeds in
post flooded
after
“plant phytoregulator”

and nitrogen treatments (in


Indonesian). Jurnal Tanaman
Tropika. 8(2): 45-52.

Anda mungkin juga menyukai