Topik
Kelompok
: A2
Tgl. Praktikum
Pembimbing
: Priyawan Rachmadi,drg.,PhD.
Penyusun :
No.
Nama
NIM
1.
021511133006
2.
Rauhansen Bosafino R
021511133007
3.
Naimatus Sholihah
021511133008
4.
021511133009
5.
Fajariana Fitriani
021511133010
1. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan manipulasi material cetak elastomer jenis
silicone addition dengan prinsip double impression menggunakan metode direct dan
indirect.
2.2 Alat
a. Paper pad dan spatula
b. Mixing gun
c. Catridge dan mixing tips
d. Sendok cetak sebagian
e. Model kerja
spatula
mixing tips
sebagian
Teknik Double Impression Direct dengan Bahan Light body dan Heavy
Body
a. Alat dan bahan disiapkan.
b. Sendok cetak sebagian dicobakan pada gigi target.
c. Base dan katalis diambil menggunakan sendok takar. Setengah bagian
dari base dan katalis diambil.
d. Mixing gun disiapkan dengan keadaan catridge silikon light body serta
mixing tip dan intra oral tip sudah terpasang dengan baik.
e. Light body diaplikasikan ke model kerja pada gigi target hingga
menutupi keseluruhan bagian yang akan direstorasi.
f. Base dan katalis segera dicampur dengan cara dilipat menggunakan
tangan hingga homogen ditandai dengan warna yang sama, selama 1015 detik.
g. Apabila adonan telah homogen, adonan tersebut dimasukkan ke dalam
sendok cetak sebagian dan dibuat cekungan yang tidak terlalu dalam
pada bagian tengah.
h. Light body yang ada pada mixing gun diaplikasikan pada sendok cetak
yang telah diberi cekungan.
i. Sendok cetak segera dicetakkan pada master model, dan ditunggu hingga
setting.
e. Pasta dasar base dan katalis medium body dikeluarkan dari tube pastadan
diletakkan diatas paper pad secara terpisah masing-masing sepanjang 2cm.
3. HASIL PRAKTIKUM
Pada praktikum ini, menggunakan prinsip double impression dengan metode
indirect secara Hand Mixing dan metode direct secara Static Auto Mixing. Dalam metode
indirect secara Hand Mixing ini, menggunakkan master model rahang atas dengan tujuan
pencetakan pada gigi premolar 1 (24), proses pencampuran dilakukan secara manual
menggunakan spatula. Sedangkan metode Static Auto Mixing menggunakkan master
model rahang bawah pada gigi molar 1 (46).
Percobaan
ke1
Objek mencetak
Teknik
Gigi rahang
bawah (46)
Diirect
Indirect
Permukaan hasil
cetakan
Tidak ada
gelembung udara
yang terjebak pada
objek yang dicetak
Tidak mengisi
seluruh bagian
cetakan gigi objek
Tidak ada
gelembung udara
yang terjebak pada
objek yang dicetak
Hasilnya detail
dan rapi
Mengisi seluruh
bagian cetakan
gigi target
Berdasarkan hasil percobaan, hasil cetakan yang dihasilkan dengan metode indirect
lebih baik dibandingkan dengan metode direct.
Gambar 3.1 Perbandingan hasil cetakan antara material cetak silikon double impression
indirect (kiri) dan direct (kanan).
4. TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Material Cetak Elastomer
Elastomer terdiri dari sekelompok polimer sintetis berbasis impression materials
yang secara kimiawi cross-linked ketika set dan dapat ditarik dan cepat kembali ke
ukuran aslinya, seperti ketika vulcanized natural rubber tegangannya dilepaskan.
Secara kimia, ada tiga elastomer berdasarkan rantai polimernya : polysulfide, silikon
(kondensasi dan adisi), dan polieter. Produknya dapat dilihat pada Gambar 1. Dalam
bab ini, bahan- bahan tersebut disebut material cetak elastomer. (Anusavice 2013, hal.
153).
Gambar 4.1. Beberapa produk material cetak elastomer yang terdapat di pasaran
(Anusavice 2013, p. 153).
Bahan- bahan tersebut tersedia dalam dua komponen, pasta base dan pasta katalis
(atau cair) yang dicampur sebelum membuat impressi. Bahan- bahan tersebut terdiri
dari beberapa konsistensi, terdiri dari extra low, low, medium, heavy, dan putty, dengan
urutan meningkat berdasarkan filler content. Extra-low and putty hanya tersedia untuk
kondensasi dan adisi silikon. Polysulfide hanya tersedia dalam konsistensi light-body
and heavy-body. Tidak ada produk heavy body untuk kondensasi silikon. Pigmen
ditambahkan untuk memberikan warna yang berbeda pada setiap bahan. (Anusavice
2013, hal. 153).
1. Hand Mixing
Metode ini dilakukan dengan mengeluarkan kedua pasta di atas mixing pad
atau glass lab dengan ukuran panjang yang sama. Kemudian kedua pasta
tersebut diratakan melebar di atas mixing pad, kemudian diaduk secara melipat
ke depan dan ke belakang hingga homogen. Adonan sudah dikatakan homogen
apabila kedua warna pasta telah tercampur dengan baik.
Untuk material cetak elastomer jenis silikon yang memiliki viskositas putty
metode pencampuran dilakukan dengan menakar volume kedua pasta dengan
sendok takar dan kemudian mencampur kedua pasta dengan melipat adonan
menggunakan tangan hingga warnanya menjadi homogen.
2. Static Mixing
Metode ini dilakukan dengan menggunakan gun untuk menekan material
cetak elastomer yang terdiri dari base dan katalisdi dalam cartridge.
Pengaplikasian pada area yang akan dicetak dibantu oleh mixing tip yang
berbentuk silinder. Material adonan cetak dapat langsung diaplikasikan pada
tray atau langsung pada gigi yang telah disiapkan.
10
4.3
dispensing gun.
11
3. Putty jars. Dua ukuran plastik jars yang memiliki ukuran yang sama- berisi
base dan katalis
4. A larger electric driven autodispenser dan mixing device juga tersedia
(Pentamix- ESPE). Mesin ini menyimpan jumlah yang lebih besar. Dengan
menekan tombol, material akan dispenses dan bercampur. (John, 2016, hal. 286)
Pt
Salt
Silicone rubber
4.4
cetakan, jadi cetakan itu dapat di keluarkan dari mulut dengan distorsi minimum. Jika
material tidak cukup set material itu tidak akan memiliki sifat elastic yang cukup
untuk merespon tegangan ketika dilepas dari mulut. Setting time ditentukan oleh
pabrik mungkin terlalu singkat dan menunggu tambahan menit sebelum melepas
cetakan yang dapat memastikan akan tepat. Bagaimanapun, polimerisasi mungkin
berlanjut untuk beberapa waktu setelah setting time. (Anusavice, 2013, hal. 161)
5 PEMBAHASAN
Pada praktikum manipulasi material cetak elastomer ini digunakan material cetak
elastomer jenis silikon adisi. Silikon ini sering disebut dengan bahan cetak
polyvinylsiloxane. Polimer reaksi tambahan berujung kelompok vinil dan berkaitan
dengan kelompok hibrid, diaktifkan oleh katalis garam platinum. Bila proporsi tidak
seimbang atau terdapat gangguan, reaksi sampingan akan menghasilkan gas hydrogen
yang akan menjadikan hasil cetakan master model menjadi porus. Pada praktikum ini
dilakukan prinsip double impression direct dan indirect metode hand mixing dan
static auto mixing.
Pada percobaan pertama menggunakan teknik double impression secara tidak
langsung (indirect) yang menggunakan bahan putty dan pasta medium body. Pada
percobaan ini, penyediaan alat dan bahan yang banyak menyebabkan pemakaian
tempat dan juga waktu yang kurang efisien. Pada percobaan ini hasil cetakan lebih
detail dibandingkan teknik double impression direct, hal tersebut tidak sesuai karena
adanya kesalahan dari pihak operator ketika mengaplikasikan material pada model gigi
maupun pada sendok cetak sebagian, seharusnya teknik double impression direct lebih
detail daripada teknik double impression indirect karena pada teknik double
impression indirect perbandingan lebar atau panjang pasta dasar dan katalis yang
dikeluarkan dari tube tidak selalu ekuivalen sehingga hasil cetakkannya tidak lebih
detail daripada teknik double impression direct. Selain itu, proses dari teknik double
impression indirect ini membutuhkan ketepatan dan kecepatan, dan membutuhkan
waktu yang lebih lama. Ketidakseragaman dalam membagi dan mengaduk bahan juga
menjadi faktor terhadap hasil cetakan yang akan dihasilkan.
Percobaan kedua menggunakan teknik double impression secara langsung (direct)
dengan bahan putty dan light body dalam catridge. Pada percobaan ini digunakan
material cetak silikon light body, yang kemudian diletakkan diatas adonan campuran
13
base dan katalis silicon putty untuk dicetakkan kedua kalinya pada pasien, sehingga
didapatkan hasil cetakan yang lebih akurat, yaitu tidak ada gelembung udara yang
terjebak pada objek yang dicetak, hanya menutupi daerah objek saja secara
menyeluruh. Manipulasi dengan cara ini, lebih cepat, efisien meskipun diperlukan
ketelitian. Pada teknik ini hasil cetakan seharusnya cenderung lebih presisi, akurat dan
detail karena perbandingan lebar atau panjang campuran pasta dasar dan katalis beratio
tertentu yang ekuivalen serta menggunakan mixing gun. Akan tetapi pada percobaan
yang telah dilakukan hasil dari teknik double impression secara langsung (direct)
kurang detail jika dibandingkan dengan teknik double impression indirect, hal tersebut
dikarenakan adanya kesalahan dari pihak operator, yaitu ketika menyemprotkan silikon
light body dengan mixing gun baik pada model yang akan direstorasi maupun pada
cetakan kurang teliti, sehingga silikon light body tidak menutupi seluruh bagian yang
akan direstorasi. Pada teknik ini proses berjalan lebih cepat karena menggunakan alat
khusus yaitu mixing gun, tidak harus mencampur adonan base dan katalis terlebih
dahulu. Keseragaman dalam membagi dan mengaduk bahan juga termasuk faktor yang
menentukan hasil cetakan.
Faktor-faktor yang memengaruhi hasil cetakan diantaranya adalah ratio atau
perbandingan
pemberian light body dan posisi cetakan pertama atau kedua. Faktor-faktor yang
merupakan karakteristik dari bahan silikon adisi yang dipakai dalam manipulasi cetak
elastomer diantaranya adalah waktu kerja menjadi lebih panjang tanpa menurunkan
waktu pengerasan, bersifat elastik paling ideal, ketahanan terhadap sobekan cukup,
paling stabil dimensinya, biokompatibilitasnya dapat ditolerir oleh jaringan hidup, dan
mudah didesinfeksi dengan larutan hipoklorit 10%.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa mampu melakukan manipulasi material
cetak elastomer jenis silicone addition dengan teknik double impression
menggunakan metode hand mixing dan metode Static Auto Mixing.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice KJ. 2013. Phillips Science of Dental Material. 12th ed. W.B Saunders, st.
Louis Missouri.
John, JM. 2016. Basic Dental Materials 4th ed. New Delhi : JP Medical.
McCabe JF, and Walls AWG. 2008. Applied Dental Materials, 9th ed. Blackwell
Publishing L.td., Australia.
15