Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL 1

Topik : Setting Time Bahan Cetak Alginat Berdasarkan Variasi Suhu


Air
Kelompok : A2
Tanggal Praktikum : 7 Maret 2016
Pembimbing : Titien Hary Agustantina, drg.,Mkes.

Penyusun :
1. Maya Eka Ramadhani 021511133006
2. Rauhansen Bosafino R. 021511133007
3. Naimatus Sholihah 021511133008
4. Yasinta Izzah Afidati 021511133009
5. Fajariana Fitriani 021511133010

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2016
1. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memanipulasi dengan tepat material cetak alginat serta
membedakan pengaruh suhu terhadap setting time.

2. CARA KERJA
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Bahan yang digunakan:
a. Bubuk Alginat merek Heraeus (regular set)
b. Air dengan suhu 13C, 23C, dan 36,5C.

Gambar 2.1 Material cetak alginat merek


Heraeus (regular set)
2.1.2 Alat yang diperlukan:
a. Mangkuk karet
b. Spatula
c. Gelas plastik kecil
d. Gelas ukur Heraeus
e. Gelas ukur 25 ml
f. Gelas ukur 500 ml
g. Sendok takar Heraeus
h. Stopwatch
i. Timbangan digital
j. Cetakan berbentuk cincin dari paralon diameter dalam 3 cm, tinggi 16 mm

1
k. Alat uji waktu setting berupa batang akrilik diameter 6 mm, panjang 10 cm
l. Lempeng kaca
m. Termometer digital
n. Kertas tissue
o. Sendok plastik kecil
p. Sendok plastik bebek

A B C D

E F G H

I J K L

Gambar 2.2. Alat praktikum A. mangkuk karet, B. spatula, C. gelas plastik


kecil, D. gelas ukur Heraeus, E. gelas ukur 25 ml, F. gelas
ukur 500 ml, G. sendok takar Heraeus, H. stopwatch, I.
timbangan digital, J. batang akrilik dan cetakan berbentuk
cincin, K. lempeng kaca, L. termometer digital

2
2.2 Cara Kerja
1. Cetakan berbentuk cincin diletakkan diatas lempeng kaca. Batang akrilik
disiapkan disamping lempeng kaca.
2. Gelas plastik kecil diletakkan diatas timbangan digital, kemudian timbangan
digital dihidupkan dan diatur ke ukuran gram.
3. Bubuk alginat yang berada didalam wadah plastik dikocok, kemudian ditakar
dengan menggunakan sendok takar Heraeus sesuai dengan petunjuk pabrik.
Bubuk alginat yang telah ditakar kemudian dimasukkan kedalam gelas plastik
lalu ditimbang menggunakan timbangan digital sebanyak 9 gram.
4. Air dengan suhu kamar diukur sebanyak 19 ml atau satu tanda batas gelas
ukur Heraeus, kemudian diukur menggunakan termometer hingga
menunjukkan angka 23C.
5. Air dengan suhu kamar yang telah diukur, kemudian dituang ke dalam
mangkuk karet, selanjutnya ditambahkan bubuk alginat yang telah ditimbang.
Stopwatch diaktifkan.
6. Campuran air dan bubuk alginat diaduk menggunakan spatula dengan gerakan
angka 8, membentuk putaran 180 intermitten. Pengadukan dilakukan sambil
menekan adonan alginat pada dinding mangkuk karet sampai halus dan
homogen selama 30 detik (aturan pabrik). Air dan bubuk alginat dapat juga
diaduk menggunakan spatula dengan cara menekan spatula pada dinding
mangkuk karet dengan cepat dan memutar perlahan mangkuk karet hingga
adonan menjadi halus. Mangkuk karet diputar dengan arah yang berkebalikan
dengan arah tangan saat menekan kedinding mangkuk.
7. Adonan alginat yang telah homogen dikumpulkan menjadi satu pada tepi
mangkuk karet dengan menggunakan spatula. Adonan alginat tersebut
kemudian dibagi menjadi dua bagian.
8. Satu bagian adonan alginat yang telah dibagi menjadi dua dimasukkan ke
dalam cetakan berbentuk cincin hingga berlebih. Adonan alginat diratakan
menggunakan spatula dengan cara menekan adonan alginat dari bagian tengah
cetakan berbentuk cincin ke tepi cetakan tersebut.

3
9. Adonan yang tersisa pada mangkuk karet dikumpulkan menjadi satu pada
spatula.
10. Ujung alat uji setting time (batang akrilik) disentuhkan pada permukaan
adonan alginat yang berada pada spatula, kemudian tarik dengan cepat.
Perlakuan ini dilakukan sampai adonan alginat akan mencapai setting time.
11. Setelah akan mencapai waktu setting, ujung batang akrilik disentuhkan pada
permukaan adonan alginat yang berada pada cetakan berbentuk cincin dengan
interval 5 detik. Hal ini dilakukan berulang hingga tidak terlihat bekas tekanan
dari ujung alat uji pada adonan alginat.
12. Waktu setting dihitung dari awal pencampuran bubuk alginat dan air, hingga
tidak timbul bekas tekanan dari ujung alat uji setting time pada adonan
alginat.
13. Tahap pengerjaan diulang menggunakan air bersuhu lebih panas 36,5C.
14. Tahap pengerjaan diulang menggunakan air bersuhu lebih dingin 13C.
15. Hasil setting time dibedakan dengan variasi suhu.

3. HASIL PRAKTIKUM
Tabel 3.1 Setting Time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan air
bersuhu 36,5oC.
No. BeratAlginat (g) Volume Air (ml) Setting Time
1. 9 gr 19 ml 1 menit 45 detik
2. 9 gr 19 ml 1 menit 25 detik
Rata-rata 1 menit 35 detik
Tabel 3.2 Setting Time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan air
bersuhu 23oC.
No. BeratAlginat (g) Volume Air (ml) Setting Time
1. 9 gr 20 ml 2 menit 25 detik
2. 9 gr 19 m 2 menit 20 detik
Rata-rata 2 menit 22,5 detik

4
Tabel 3.3 Setting Time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan air bersuhu
13oC.

No. BeratAlginat (g) Volume Air (ml) Setting Time


1. 9 gr 19 ml 2 menit 50 detik
2. 9 gr 19 ml 2 menit 20 detik
Rata-rata 2 menit 35 detik

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi suhu terhadap


setting time material cetak alginat. Pada percobaan ini digunakan bubuk material
cetak alginat dengan merek Heraeus dengan tipe regular set. Variabel tetap pada
percobaan ini meliputi massa bubuk alginat sebanyak 9 gram dan waktu pengadukan
selama 30 detik, sedangkan variabel bebas meliputi volume air dan suhu variasi air.

Pada tabel 3.1 menunjukkan setting time material cetak alginat dengan suhu
panas. Suhu air yang digunakan sebesar 36,5C. Percobaan ini dilakukan sebanyak
dua kali. Berdasarkan hasil kedua percobaan tersebut didapatkan rata-rata waktu
setting material cetak alginat dengan suhu panas (36,5C) selama 1 menit 35 detik.

Tabel 3.2 menunjukkan setting time material cetak alginat yang dimanipulasi
dengan suhu air normal. Suhu yang digunakan pada percobaan ini sebesar 23C.
Percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali percobaan. Berdasarkan kedua hasil
percobaan didapatkan rata-rata setting time material cetak alginat dengan suhu normal
(23C) sebesar 2 menit 22,5 detik.

Tabel 3.3 menunjukkan setting time material cetak alginat yang dimanipulasi
dengan air dingin. Suhu yang digunakan pada percobaan ini sebesar 13C. Percobaan
dengan menggunakan air panas ini dilakukan sebanyak dua kali. Berdasarkan kedua
hasil percobaan didapatkan rata-rata setting time material cetak alginat dengan suhu
panas (13C) sebesar 2 menit 35 detik.

5
4. TINJAUAN PUSTAKA
Material cetak merupakan material yang digunakan untuk membuat replika
atau cetakan dari jaringan keras dan lunak mulut secara akurat. Replika atau cetakan
yang dihasilkan merupakan replika negatif dari jaringa tersebut, dengan mengisi
replika tersebut menggunakan dental stone atau material model lainnya akan
didapatkan cetakan positif dari jaringan tersebut. Replika atau cetakan tersebut dapat
digunakan pada kontruksi gigi tiruan, gigi tiruan sebagian, mahkota, jembatan, dan
juga inlay (Powers & Sakaguchi, 2012, p.278).
Material cetak dapat digolongkan berdasarkan komposisi, mekanisme
pengerasan, sifat mekanis, dan aplikasinya. Material cetak dapat dibagi menjadi dua
macam berdasarkan sifat mekanisnya, yaitu elastik dan non elastik. Material cetak
non elastik merupakan material cetak yang tidak fleksibel dan akan patah saat
terdeformasi, sedangkan material cetak elastik merupakan material cetak yang
fleksibel, dapat terdeformasi, dan akan kembali ke bentuk semula setelah kehilangan
tekanannya. Material cetak elastik mampu menghasilkan replika jaringan mulut
secara akurat, baik jaringan keras maupun lunak termasuk undercut dan juga ruang
interproksimal. Material cetak elastik dibagi menjadi dua macam, yaitu material cetak
elastomer dan hirokoloid (Anusavice, 2013,p.152-153).
Koloid merupakan zat yang yang terdispersi secara merata pada seluruh
bagian zat lain. sistem koloid ini terdiri dari dua fase, yakni fase terdispersi dan fase
dispersi. Jika fase dispersi dari sistem tersebut adalah air maka disebut dengan
hidrokoloid (Anusavice, 2013,p.168).
Menurut reaksi kimianya, material cetak hidrokoloid dibagi menjadi 2 tipe
yaitu material cetak hidrokoloid reversible dan material hidrokoloid irreversible.
Hidrokoloid yang terbentuk melalui reaksi kimia disebut irreversible hidrokoloid.
Pada umumnya material cetak ini disebut alginat.
Alginat berasal dari anhydro--d-mannuronic acid, ekstrak lendir yang
dihasilkan dari rumput laut coklat (Phaeophyceae). Pada dasarnya alginat adalah
polisakarida hidrofilik koloid. Pada awalnya alginat digunakan sebagai material
cetak untuk menggantikan agar yang langka pada masa Perang Dunia II. Sekarang

6
alginat menjadi lebih popular dari agar karena lebih sederhana untuk digunakan.
Berdasarkan setting timenya, alginat dibedakan menjadi regular setting dan fast
setting. (Manappallil, 2016)
Alginat pada awalnya berupa bubuk, berwarna merah muda dan dicampurkan
ke air dalam penggunaannya. Alginat yang termodifikasi berupa sol yang
mengandung air, pada penggunaannya dicampurkan reaktor (kalsium sulfat). Ada
pula alginat yang berubah warna selama manipulasi, model ini disebut chromatic
alginate. (Soratur, 2007)
Bahan utama dalam material cetak alginat salah satunya yakni alginat larut,
misalnya natrium, kalium, atau trietanolamina alginat. Tanah diatom bertindak
sebagai filler untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuan dari gel alginat. Tanah
diatom juga menghasilkan tekstur halus dan memastikan pembentukan permukaan
gel yang kuat tidak lengket. Seng oksida juga bertindak sebagai filler dan memiliki
pengaruh pada sifat fisik dan setting time gel. Kalsium sulfat dihidrat adalah reaktor
yang menyediakan ion kalsium yang menghubungkan sol alginat. Retarder
ditambahkan untuk mengontrol setting time. Fluoride seperti kalium titanium
fluorida, ditambahkan sebagai akselerator pada setting stone untuk memastikan keras,
permukaan cast memadat ketika stone dituangkan dalam impression. Fluoride ini
juga disebut sebagai pengeras permukaan.
Ketika bubuk alginat akan digunakan kocoklah untuk memecahkan partikel-
partikel, tanah diatom yang terdiri dari partikel- partikel silika berpori halus akan
menjadi debu di udara ketika tutupnya dilepas. Paparan selama jangka panjang
melalui menghirup partikel silika halus dapat menyebabkan silikosis dan
hipersensitivitas paru. Dalam upaya untuk mengurangi debu dari hasil membuka
tutup alginat, produsen telah memperkenalkan "dustless" alginat di mana mereka
telah menambahkan polietilen glikol atau polipropilena glikol pada bubuk alginat
untuk menggumpalkan partikel. Hal ini menyebabkan bubuk menjadi lebih padat dan
lebih berkurang menjadi debu di udara. Indikator warna telah ditambahkan dalam
beberapa formulasi untuk menyatakan tahap setting reaction. Hal ini untuk

7
membantu operator dalam memutuskan kapan untuk melanjutkan ke langkah
berikutnya dari pembuatan impression. (Anusavice, 2013,p.171-172)

Tabel 4.1 Bahan dalam Bubuk Impressi Alginat dan Fungsinya


(Powers &Sakaguchi, 2012,p.283)
Bahan Berat % Fungsi
Untuk larut dalam air dan bereaksi
Kalium alginat 18
dengan ion kalsium
Untuk bereaksi dengan kalium
Kalsium sulfat dihidrat
14 alginat membentuk kalsium alginat
tidak larut
Untuk mengatasi efek menghambat
dari hidrokoloid pada fluoride,
Kalium sulfat, seng
10 Silikat, atau borates setting dari
Kalium
gipsum, memberikan permukaan
berkualitas tinggi untuk die
Bereaksi secara khusus dengan ion
Natrium fosfat 2 kalsium untuk memberikan working
time sebelum gelasi
Untuk mengontrol konsistensi dari
Tanah diatom atau alginat yang sudah dicampur dan
56
Silikat fleksibilitas bubuk dari set
impression
Untuk membuat bubuk lebih sedikit
Glikol organik Sedikit
berdebu
Wintergreen, peppermint,
Sedikit Untuk menghasilkan rasa yang enak
Anise
Pewarna Sedikit Untuk memberikan warna
Desinfektan (misalnya, kuaterner 1-2 Untuk membantu dalam desinfeksi

8
Garam amonium dan organisme yang jahat
Chlorhexidine)

Dua faktor utama yang mempengaruhi umur menyimpan bahan cetak alginat
adalah suhu penyimpanan dan kontaminasi kelembaban dari udara lingkungan.
Bubuk impressi alginat dapat dibeli dalam kantong tertutup secara individu atau
dalam jumlah besar di kaleng. Kantong individu disukai karena terdapat lebih sedikit
kesempatan untuk terkontaminasi selama penyimpanan dan kebenaran rasio air /
powder yang benar terjamin. Namun demikian, bentuk dalam jumlah besar di kaleng
adalah yang paling populer. Jika bentuk bubuk dalam jumlah besar alginat digunakan,
tutupnya harus dipasang dengan rapat pada wadah sesegera mungkin setelah
mengeluarkan bubuk sehingga kontaminasi kelembaban dapat diminimalkan.
(Anusavice, 2013,p.174)
Setting time berkisar dari 1 sampai 5 menit. ANSI / ADA (American National
Standards Institute / American Dental Association) spesifikasi no. 18 (ISO
[International Organization For Standardization] 1563) mensyaratkan bahwa
setidaknya nilai tercatat oleh produsen dan setidaknya 15 detik lebih lama dari
working time. (Powers & Sakaguchi, 2012,p.283)
Namun, klinisi dapat dengan aman mempengaruhi setting time dengan
mengubah suhu air. Suhu air pencampuran harus dikontrol dengan hati-hati dalam
satu atau dua derajat dari suhu standar, biasanya 20 C, sehingga konstan dan handal
setting time dapat diperoleh. Dalam cuaca panas, tindakan pencegahan khusus harus
diambil untuk menyediakan air dingin untuk pencampuran sehingga gelasi dini tidak
terjadi. Bahkan, mungkin diperlukan untuk mendinginkan dahulu mangkuk dan
spatula, terutama ketika sejumlah kecil bahan cetak harus bercampur. (Anusavice,
2013,p. 173)

9
Gambar 4.1 Pengaruh suhu air terhadap setting time
bahan cetak alginat (Anusavice, 2013,p.173)

Alginat mengalami proses gelasi. Gelasi adalah reaksi sol - gel. Kalsium
sulfat bereaksi dengan natrium alginat atau kalium alginat sangat cepat untuk
membentuk kalsium alginat yang dapat larut dan tidak memberikan working time
yang cukup. Trinatrium fosfat sebagai retarder, pertama bereaksi dengan kalsium
sulfat sampai tidak ada suplai dari retarder tersebut.
2Na3PO4 + 3CaSO4 Ca3 ( PO4 ) 2 + 3Na2SO4
Kalsium sulfat yang tersisa bereaksi dengan natrium atau kalium alginat dan
membentuk kalsium alginat yang tidak dapat larut dan dengan demikian memberikan
working time yang memadai.
K2nAlg + nCaSO4 ( sisa ) nK2SO4 + CanAlg (Kalsium Alginat yg tidak
dapat dilarutkan). (Hussain, 2004)

5. PEMBAHASAN
Untuk mengetahui pengaruh variasi suhu terhadap setting time material cetak
alginat maka dilakukan 6 kali percobaan manipulasi. Percobaan tersebut terdiri dari 2
kali percobaan menggunakan air panas dengan suhu 36,5C, 2 kali percobaan dengan
menggunakan air suhu normal 23C, dan 2 kali percobaan menggunakan air dingin
dengan suhu 13C.

10
Percobaan-percobaan yang telah dilakukan menghasilkan perbedaan setting
time material cetak alginat. Pada percobaan dengan menggunakan air panas dengan
suhu 36,5C didapatkan hasil percobaan pertama yang memiliki setting time 1 menit
45 detik dan 2 menit 50 detik, sehingga akan didapatkan rata-rata setting time 2 menit
55detik.
Pada percobaan yang menggunakan air pada suhu normal 23C memiliki
setting time 2 menit 25 detik dan 2 menit 20 detik. Rata-rata setting time yang
didapatkan dengan menggunakan air suhu normal adalah 2 menit 22,5 detik.
Pada percobaan dengan menggunakan air dingin bersuhu 13C didapatkan
setting time sebesar 2 menit 50 detik dan 2 menit 20 detik. Berdasarkan kedua
percobaan tersebut akan didapatkan rata-rata waktu setting sebesar 2 menit 35 detik.
Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa perbedaan temperatur air yang
digunakan akan berpengaruh terhadap setting time material cetak alginat.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa setting time
dengan menggunakan air panas memerlukan waktu lebih sedikit atau dengan kata lain
memiliki kemampuan untuk lebih cepat setting dibandingkan dengan percobaan
menggunakan air bersuhu normal. Hal ini disebabkan karena peningkatan suhu akan
meningkatkan reaksi kimia sehingga akan mengalami peningkatan laju reaksi. Oleh
sebab itu, setting time material cetak alginat bersuhu panas akan lebih cepat jika
dibandingkan dengan setting time pada material cetak dengan suhu normal (Petrucci,
2005,p.626).
Hasil percobaan ini juga menunjukkan bahwa setting time material cetak
alginat dengan menggunakan air yang bersuhu dingin lebih lama dibandingkan
setting time material cetak alginat yang menggunakan air pada suhu normal. Pada
salah satu percobaan menggunakan air dengan suhu dingin, di dapatkan hasil bahwa
waktu setting time yang terjadi sama dengan waktu setting time suhu normal yaitu
2menit 20 detik. hal tersebut terjadi karena adanya kesalahan yaitu human eror.
Berdasarkan teori laju reaksi pada air bersuhu panas yang telah dijelaskan
sebelumnya, laju reaksi pada air yang bersuhu dingin berlaku sebaliknya, reaksi yang
terjadi akan menurun sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mereaksikan

11
semua molekul pada material cetak alginat bersuhu dingin. Hal ini menyebabkan
setting time yang diperlukan oleh material cetak alginat yang dimanipulasi dengan air
bersuhu dingin akan lebih lama dibandingkan dengan setting time material cetak
alginat pada suhu normal. (Anusavice, 2013,p.173).

6. SIMPULAN

Setting time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan air yang bersuhu
suhu lebih hangat akan lebih cepat dibandingkan dengan suhu air normal. Sedangkan
setting time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan air bersuhu lebih dingin
akan lebih lama dibandingkan dengan suhu air normal.

12
7. DAFTAR PUSTAKA

Annusavice,K. J., 2013, Philips Science of Dental Materials 11th, Florida : Elsevier
Saunders.pp. 152-153, 168, 171-174.

Lovely, M 2005, Review of Removable Partial Dentures, Jaypee Brothers Medical


Publishers (P) Ltd, New Delhi, p. 150.

Petrucci, R.H. & Suminar 2005. Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern.
Erlangga. Jakarta.pp.165-166

Sakaguchi, R. L. & Powers, J.M., 2012, Craigs Restorative Dental Materials 13th
edition, Philadelphia:Elsevier Mosby,p. 278, 283.

13

Anda mungkin juga menyukai