Kelompok : A7
Penyusun:
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
1. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan manipulasi material cetak elastomer jenis
silicone addition dengan tehnik hand mixing dan static auto mixing dengan benar.
2. Cara Kerja
2.1 Bahan Praktikum
1. Material cetak silicon (Gambar A)
2. Material cetak silicon light body dalam catridge (Gambar B)
3. Material cetak silicon putty (Gambar C)
2.2 Alat Praktikum
1. Paper pad dan spatula (Gambar D)
2. Dispensing Gun (Gambar E)
3. Catridge dan mixing tips (Gambar F)
4. Sendok cetak sebagian (Gambar G)
5. Model kerja (Gambar H)
6. Cutter (Gambar I)
7. Bowl (Gambar J)
A. 2 tube pasta (base & catalyst) merk ProvilNovo B. 2 Silicon Light Body merk
Flexitime
1
E. 2 buah Dispensing Gun merk Heracus Kulzer F. Catridge
G. Sendok cetak sebagian H. Model kerja rahang atas & rahang bawah
I. Cutter J. Bowl
2
2.3 Manipulasi material putty
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Menyiapkan material cetak silicon putty
c. Mengambil satu takar base dan satu takar katalis silikon putty. Kedua bahan
dicampur menggunakan tangan dengan cara dilipat hingga warna menjadi
homogen dengan waktu kurang lebih selama 45 detik
d. Setelah homogen, bahan dimasukkan ke dalam sendok cetak sebagian dan
siap untuk dicetakkan
3
c. Mencobakan sendok cetak pada master model lalu merendam master model
pada air di dalam bowl. Banyaknya air di dalam bowl kurang lebih setengah
bagian dari bowl.
d. Mencampur bahan cetak putty seperti pada poin 5.1 dan melakukan
pencetakan pada gigi target, ditunggu sampai mengeras dan dilepas dari master
model
e. Gigi target yang akan dicetak, dilakukan pengurangan setebal 3-5 mm dengan
karter
f. Mengaduk silicone addition sesuai poin 5.2, hasil pengadukan dimasukkan
dalam cetakan putty yang telah dikurangi, kemudian dicetakkan pada gigi target
ditunggu sampai mengeras
g. Setelah mengeras dilepas dari master model, mengamati detail yang jelas dan
adanya gelembung udara pada permukaan hasi cetakan
4
4. Hasil Praktikum
5
5. Pembahasan
Elastomer merupakan bahan yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi
untuk mencetak struktur rongga mulut manusia. Bahan ini bersifat elastis dan
dikarakteristikkan sebagai polimer yang digunakan pada suhu diatas temperatur glass
transition. Selain itu, semua bahan cetak elastomer dapat menghasilkan detail
permukaan yang sangat akurat ketika material dengan viskositas rendah digunakan.
Bahan cetak elastomer sering digunakan di kedokteran gigi sebagai konstruksi
pengecoran logam, restorasi keramik, bridges, restorasi implan, partial denture
framework dan complete dentures.(Hatrick, et al, 2011 : 184). Terdapat empat tipe
elastomer yang umum digunakan, yaitu (McCabe JF, 2008 : 163):
a. Polisulfid
b. Polieter
c. Silikon kondensasi
d. Silikon adisi
Proses polimerisasi pada elastomer terjadi karena adanya kelompok reaktif ikatan
rangkap karbon (C=C) yang disebut vinyl grup. Polimerisasi terjadi lewat jalan
radikal bebas dan polimerisasi adisi. Polimerisasi melibatkan rantai memanjang dan
silang dengan bahan karet stabil. Dalam reaksi tidak terjadi penguapan karena tidak
ada produk yang terbentuk. (Stewart & Bagby. 2013: 122).
Praktikum yang kami lakukan menggunakan bahan cetak silikon adisi. Bahan
ini sering digunakan untuk bahan mencetak gigi geligi dalam preparasi mahkota,
jembatan gigi, inlay dan onlay, partial denture (Bhat S, 2006:124). Menurut Prof.
Shama Bhat dalam bukunya Science of Dental Materials(2006:125), komposisi dari
silikon adisi adalah sebagai berikut :
Base Paste
1. Polimethyl hydrogen siloxane, memiliki peran dalam reaksi polimerisasi
2. Reinforcing fillers (Bubuk Silica), mengontor viskositas dari bahan dan
memodifikasi sifat fisiknya
Reactor Paste
6
1. Polydimethyl vinyl siloxane, yang ikut berperan dalam reaksi kimia dan
merupakan salah satu bahan reaktif yang utama
2. Reinforcing fillers (Bubuk Silica), berfungsi dalam meningkatkan kekuatan
bahan dan mengontol viskositas, serta memodifikasi sifat fisik
3. Chloroplatinic acid sebagai katalis
4. Poly dimethyl hydrogen siloxane, sebagai retarder dan mengatur working dan
setting time.
5. Finelly divided platinum atau palladium, untuk menyerap gas yang dihasilkan
6. Pigmen warna, sebagai pembeda dari Base Paste dan sebagai indikator
terjadinya pencampuran yang telah sempurna.
Pencampuran antara bahan dasar dan katalis pada silikon adisi dilakukan
dengan beberapa cara, diantaranya dengan cara kneading - putty, rotary table-assisted
mixing, dan static auto mixing (Manappallil, 2016: 290). Pada pencampuran dengan
cara kneading, dilakukan untuk mencampur dua bahan putty, yaitu bahan dasar dan
katalisnya hingga tercampur menjadi satu dan homogen. Rotary table-assisted mixing
merupakan teknik yang digunakan untuk mencampurkan pasta dasar dan katalis di
atas papan dengan menggunakan spatula, hingga kedua bahan tersebut tercampur
secara homogen. Sedangkan pencampuran dengan cara static auto mixing merupakan
metode dimana 2 komponen material lepas secara bersamaan dari wadah utama
terpisah mereka melalui pencampuran khusus. Reaksi setting dari silicon addition ini
bermacam-macam dari pabrik dengan rentang kira-kira dua sampai enam menit
(Hatrick et al, 2011:186). Reaksi setting dari bahan ini dapat digambarkan sebagai
berikut (Bhat VS, 2006:125).
7
seragam, serta pencampuran dapat langsung diberikan di area. Bagian awal harus
dibuang karena bahan dari tabung kanan dan kiri mungkin tidak diekstrusi secara
merata dan akan memberikan efek pada karakteristik setting. Material juga harus
dikeluarkan mengalis secara terus menerus atau kontinu serta hindari mengangkat
atau melompati segmen karena akan memungkinkan terjadinya jebakan rongga udara
(Manappallil, 2016).
Hasil yang diperoleh dari percobaan pertama yaitu cetakan yang tepat
menutupi gigi target dan porus yang tidak signifikan. Porus dapat dikarenakan proses
pencampuran bahan yang kurang cepat dan kurang homogen atau karena adanya
tonjolan maupun lubang-lubang kecil pada master model. Hasil cetakan kurang detail
karena kurang memperhatikan waktu saat menembakkan light body pada mixing gun
ke gigi target dan putty sehingga bahan cetak putty sudah mulai setting sebelum
dicetakkan pada gigi target.
Percobaan kedua dilakukan pencetakan elastomer dengan tehnik langsung dan
static auto mixing pada rahang bawah. Hasil yang diperoleh yaitu cetakan lebih detail
dibandingkan dengan percobaan pertama, karena pada percobaan kedua, kami telah
memperhitungkan waktu agar bahan cetak putty tidak setting terlebih dahulu sebelum
dicetakkan ke gigi target. Terdapat porus karena percampuran bahan yang kurang
tepat dan homogen. Material light body tidak merata dan kurang menutupi gigi target,
hal ini dapat disebabkan karena pembuatan lubang dengan jari pada material cetak
putty terlalu besar, sehingga saat dicetak, material light body tidak tepat pada gigi
target.
Percobaan ketiga dilakukan pencetakan elastomer dengan tehnik tidak
langsung dan hand mixing pada rahang bawah. Hasil yang didapat yaitu cetakan yang
cukup detail, hal tersebut disebabkan karena pada saat mencetak secara tidak
langsung, proses pencetakan dilakukan selama 2 kali, yaitu dengan mencetakkan
material putty terlebih dahulu kemudian material light body, sehingga material cetak
putty dapat setting dengan maksimal terlebih dahulu. Terdapat porus, hal tersebut
disebabkan karena campuran material cetak yang kurang homogen. Material light
body yang digunakan telah menutup gigi target dengan baik.
8
Beberapa silikon adisi menghasilkan hidrogen pada saat reaksi sekunder
terjadi. Penggunaan silikon adisi jenis ini, bahan harus segera dituangkan pada
cetakan sebelum gas hidrogen dihasilkan, jika hal tersebut tidak dilakukan, maka
hasil cetakan akan memiliki permukaan yang sangat porus. Pencampuran kedua pasta
diperlukan perhatian khusus untuk meminimalisir adanya gelembung udara (Noort,
2009: 200).
Penggunaan cartridge dapat memastikan bahwa rasio antara dua material
dasar dan katalis tersebut proporsional tanpa gelembung udara atau porus, yang mana
gelembung udara atau porus tersebut dapat terjadi ketika pencampuran kedua material
tersebut dilakukan secara hand mixing. Penting juga bagi operator untuk memastikan
bahwa pipa cartridge harus dalam keadaan bersih dari kotoran yang mungkin akan
menghambat aliran material dasar dan katalisnya sebelum memasang mixing tip
(Hattrick, 2011: 185-186).
6. Kesimpulan
Mahasiswa mampu melakukan manipulasi material cetak elastomer jenis
silicone addition dengan tehnik hand mixing dan static auto mixing dengan benar
7. Daftar Pustaka
Bhat S, Nandish BT. 2006. Science of Dental Materials (Clinical Applications). CBS
Publishers & Distributors Pvt. Ltd., Delhi
Fraunhauver J.A. 2013. Dental Materials at a Glance 2nd ed. Wiley Blackwell,
Oxford.
Hatrick CD. Eakle, WS & Bird, WF. 2011. Dental Materials: Clinical Applications
for Dental Assistants and Dental Hygienists 2nd Ed.. St. Louis: Saunders
Elsevier.
Manappallil , John J. 2016. Basic Dental Materials. Bangladesh: Jaypee Brothers
Medical Publishers
McCabe John F. dan Angus W.G. Walls. 2008. Applied Dental Material 9th Ed.
Oxford: Blackwell Publishing.
9
Stewart MG, Bagby M. 2013. Clinical Aspects of Dental Materials 4th ed.
Philadelphia: Wolters Kluver.
Van Noort R. 2007. Introduction to Dental Materials 3rd Ed. Elsevier, London.
10
11
12
13
14