BARU
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU MATERIAL KEDOKTERAN GIGI II
Penyusun :
2
3. Cara Kerja 2.
1. Alat dan bahan yang digunakan diperiksa terlebih dahulu
2. Cetakan teflon diletakkan diatas glass lab
3. Botol bubuk GIC dikocok terlebih dahulu diusahakan tidak ada bubuk yang
tertinggal didasar botol, kemudian mengambil 1 sendok takar bubuk GIC dengan
cara memiringkan botol sampai posisi horizontal dan diletakkan diatas paper pad.
4. Bubuk GIC diatas paper pad dibagi menjadi 2 bagian.
5. Cairan GIC diteteskan sebanyak 1 tetes diatas paper pad dekat bubuk GIC yang
telah dibagi. Botol cairan dipegang dengan posisi vertikal tegak lurus 1 cm diatas
paper pad. (botol cairan tidak perlu dikocok terlebih dahulu).
6. Pencampuran bubuk dan cairan dilakukan dengan cara mencampurkan bubuk GIC
bagian pertama dengan cairan dan diaduk selama 10 detik. Kemudian bubuk GIC
2
bagian kedua ditambahkan dan diaduk selama 25-30 detik (maksimal 60 detik)
sampai homogen.
7. Campuran bubuk GIC dan cairan yang telah homogen kemudian disatukan dengan
pengaduk plastik.
8. Hasil pengadukan yang telah homogen dimasukkan kedalam cetakan teflon
menggunakan plastik filling instrument sedikit demi sedikit dan diratakan
(stopwatch tetap menyala)
9. Setelah campuran bubuk GIC dan cairan pada permukaan teflon rata, dilakukan
pengukuran setting time dengan cara permukaan cetakan ditusuk dengan sonde
dengan interval 5 detik. Jika tidak didapatkan bekas tusukan sonde, maka waktu
tersebut dinyatakn sebagai setting time. Waktu pada stopwatch dicatat.
10. Tahap 3-9 dilakukan kembali dengan mengganti rasio bubuk 3/4 sendok dan 11/4
sendok.
11. Bila GIC mengeras, dilepas dari cetakan.
4. Hasil Praktikum
Data Universal Posterior
Rasio Hasil Rasio Hasil
1 1:1 08.40 1:1 08.05
2 1:1 08.30 1:1 04.29
3 1:1 05.40
4 1:1 05.50
5 1:1 05.35
Rata-rata 06.51 Rata-rata 06.17
1 1:¾ 07.40 1:¾ 09.50
2 1:¾ 08.45 1:¾ 08.50
3 1:¾ 06.50 1:¾ 04.40
Rata-rata 07.45 Rata-rata 06.06
1 1 :5⁄4 10.05 1 :5⁄4 08.15
2 1 : ⁄4
5 05.30 1 : ⁄4
5 04.50
3 1 :5⁄4 04.50 1 :5⁄4 06.15
Rata-rata06.38 Rata-rata 06.26
Pada praktikum yang telah kita lakukan di dapatkan data sebagai berikut. Pada
percobaan manipulasi GIC universal dengan rasio 1 : ¾ didapatkan bahwa setting
time lebih lama yakni 07.45 dibandingkan dengan setting time GIC universal dengan
rasio 1 : 1 yakni 06.51 dan rasio 1 :5⁄4 yakni 06.38. Sedangkan pada percobaan manipulasi
GIC posterior denganrasio1 : ¾ didapatkan bahwa setting time lebih cepat yakni 06.06
dibandingkan dengan setting time GIC posterior dengan rasio 1 : 1 yakni 06.17 dan
rasio 1 : 5⁄4 yakni 06.26.
3
5. Pembahasan
a. Glass Ionomer Cement (GIC)
Reaksi setting GIC dapat terjadi ketika bubuk dan cairan dicampur, asam
mulai melarutkan kaca, melepaskan kalsium, aluminium, natrium, dan ion-ion
fluorin. Air berfungsi sebagai media reaksi. Rantai asam poliakrilat kemudian
dihubungkan silang oleh ion kalsium. Namun, selama 24 jam berikutnya, ion
kalsium digantikan oleh ion aluminium. Sodium dan ion fluorine dari glass
tidak berpartisipasi dalam ikatan silang dari semen. Beberapa ion natrium dapat
menggantikan ion hidrogen dari gugus karboksilat, dan ion-ion fluorin
terdispersi dalam fase cross-linked (matriks) dari semen yang dipasang. Fase
cross-linked menjadi terhidrasi dari waktu ke waktu saat matang. Bagian
partikel kaca yang tidak larut terlindungi oleh gel kaya silika yang terbentuk di
permukaan partikel kaca. Jadi, semen yang diset terdiri dari partikel kaca yang
tidak larut dengan lapisan gel silika yang tertanam dalam matriks amorf dari
4
kalsium yang terhidrasi dan polysalt aluminium mengandung fluoride
(Anusavice 2013, p. 321).
c. Manipulasi GIC
5
produk tertentu. Tampilan yang mengkilap menunjukkan adanya polyacid
yang tidak bereaksi, yang sangat penting untuk ikatan ke gigi. Penampilan
adonan GIC yang lebih gelap menunjukkan bahwa asam telah bereaksi terlalu
banyak dengan partikel kaca untuk ikatan yang baik.(Anusavice 2013, p. 322-
3).
d) GIC Universal
Pada saat pencampuran bubuk dengan cairan, asam dari cairan
perlahan-lahan mendegradasi lapisan luar partikel glass dari bubuk dengan
melepaskan ion Ca dan Al . Selama tahap awal setting, ion Ca dilepaskan
2+ 3+ 2+
lebih cepat sehingga dapat bereaksi dengan polyacid untuk membentuk produk
reaksi. Sementara itu, ion Al dirilis lebih lambat dan baru terlibat dalam pada
3+
tahap setting berikutnya, yang dimana sering disebut sebagai tahap reaksi
sekunder atau tahap kedua
Pada saat pencampuran dengan konsistensi encer, bubuk yang
digunakan yaitu ¾ sendok dan 1 tetes cairan (1: ¾ ) akan lebih lama mencapai
setting time. Pada saat awal pencampuran asam dari cairan perlahan akan
mendegradasi lapisan luar partikel glass sehingga ion Ca 2+ dan Al3+
dilepaskan tetapi dengan jumlah yang sedikkit karena jumlah bubuk yang
digunakan sedikit. Sehingga polyacid untuk membentuk produk reaksi akan
berjalan dengan lama karena akan terbentuk produk sisa yang belum
berikatan.
Pada konsistensi kental dengan bubuk yang lebih banyak, dengan
perbandingan bubuk dan cairan yaitu 1 ¼ dan cairan 1 tetes. Pada saat
pencampuran antara bubuk dengan cairan, asam dari cairan perlahan-lahan
mendegradasi lapisan luar partikel glass dari bubuk dengan melepaskan ion
Ca dan Al dengan jumlah yang lebih banyak karena kandungan bubuk yang
2+ 3+
lebih banyak. Sehingga polyacid yang akan membentuk produk reaksi tidak
perlu menunggu kation terbentuk sehingga setting time lebih cepat (Mc Cabe
& Walls, 2008, p 247 - 248).
6
e.) GIC Posterior
7
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice K J, Shen C, and Rawls HR. (2013). Phillips’ Science of Dental Materials.
Saunders Elsevier: st. Louis, Missouri. p. 320-3.
McCabe JF and Walls AWG. (2008). Applied Dental Materials. 9 ed. Blackwell
th
Sakaguchi R L& Powers JM. (2019). Craig’s Restorative Dental Materials. 14 ed.th