Anda di halaman 1dari 16

BARU

BARU
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU MATERIAL KEDOKTERAN GIGI II

Topik : Glass Ionomer Cement (GIC)


Kelompok : A4
Tanggal Praktikum : 14 Oktober 2019
Pembimbing : Prof. Dr. Anita Yuliati. Drg., M.Kes.

Penyusun :

1. Zhafira Nur Aini Salsabilla NIM 021811133018


2. Hana Ai Ardiana NIM 021811133019
3. Rika Fitri Anjani NIM 021811133020
4. Imanina Akbarilly Putri NIM 021811133021
5. Muhammad Riza Hafidz Bahtiar NIM 021811133022

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
1. Tujuan
a. Mahasiswa mampu memanipulasi GIC untuk material restorasi menggunakan
alat dengan benar
b. Mahasiswa mampu membedakan setting time GIC berdasarkan variasi rasio
bubuk / cairan dengan benar
2. Alat dan Bahan
2.1 Alat
1. Pengaduk plastik
2. Glass lab
3. Cetakan teflon diameter 5mm, tebal 2mm
4. Plastik filling instrument
5. Sonde
6. Pisau malam
7. Paper pad
8. Stopwatch
2.2 Bahan
1. Bubuk dan Cairan GIC universal
11
(exp. November 2018)
2. Bubuk dan cairan GIC untuk posterior
(exp. Februari 2018)

2
3. Cara Kerja 2.
1. Alat dan bahan yang digunakan diperiksa terlebih dahulu
2. Cetakan teflon diletakkan diatas glass lab
3. Botol bubuk GIC dikocok terlebih dahulu diusahakan tidak ada bubuk yang
tertinggal didasar botol, kemudian mengambil 1 sendok takar bubuk GIC dengan
cara memiringkan botol sampai posisi horizontal dan diletakkan diatas paper pad.
4. Bubuk GIC diatas paper pad dibagi menjadi 2 bagian.
5. Cairan GIC diteteskan sebanyak 1 tetes diatas paper pad dekat bubuk GIC yang
telah dibagi. Botol cairan dipegang dengan posisi vertikal tegak lurus 1 cm diatas
paper pad. (botol cairan tidak perlu dikocok terlebih dahulu).
6. Pencampuran bubuk dan cairan dilakukan dengan cara mencampurkan bubuk GIC
bagian pertama dengan cairan dan diaduk selama 10 detik. Kemudian bubuk GIC

2
bagian kedua ditambahkan dan diaduk selama 25-30 detik (maksimal 60 detik)
sampai homogen.
7. Campuran bubuk GIC dan cairan yang telah homogen kemudian disatukan dengan
pengaduk plastik.
8. Hasil pengadukan yang telah homogen dimasukkan kedalam cetakan teflon
menggunakan plastik filling instrument sedikit demi sedikit dan diratakan
(stopwatch tetap menyala)
9. Setelah campuran bubuk GIC dan cairan pada permukaan teflon rata, dilakukan
pengukuran setting time dengan cara permukaan cetakan ditusuk dengan sonde
dengan interval 5 detik. Jika tidak didapatkan bekas tusukan sonde, maka waktu
tersebut dinyatakn sebagai setting time. Waktu pada stopwatch dicatat.
10. Tahap 3-9 dilakukan kembali dengan mengganti rasio bubuk 3/4 sendok dan 11/4
sendok.
11. Bila GIC mengeras, dilepas dari cetakan.
4. Hasil Praktikum
Data Universal Posterior
Rasio Hasil Rasio Hasil
1 1:1 08.40 1:1 08.05
2 1:1 08.30 1:1 04.29
3 1:1 05.40
4 1:1 05.50
5 1:1 05.35
Rata-rata 06.51 Rata-rata 06.17
1 1:¾ 07.40 1:¾ 09.50
2 1:¾ 08.45 1:¾ 08.50
3 1:¾ 06.50 1:¾ 04.40
Rata-rata 07.45 Rata-rata 06.06
1 1 :5⁄4 10.05 1 :5⁄4 08.15
2 1 : ⁄4
5 05.30 1 : ⁄4
5 04.50
3 1 :5⁄4 04.50 1 :5⁄4 06.15
Rata-rata06.38 Rata-rata 06.26

Pada praktikum yang telah kita lakukan di dapatkan data sebagai berikut. Pada
percobaan manipulasi GIC universal dengan rasio 1 : ¾ didapatkan bahwa setting
time lebih lama yakni 07.45 dibandingkan dengan setting time GIC universal dengan
rasio 1 : 1 yakni 06.51 dan rasio 1 :5⁄4 yakni 06.38. Sedangkan pada percobaan manipulasi
GIC posterior denganrasio1 : ¾ didapatkan bahwa setting time lebih cepat yakni 06.06
dibandingkan dengan setting time GIC posterior dengan rasio 1 : 1 yakni 06.17 dan
rasio 1 : 5⁄4 yakni 06.26.

3
5. Pembahasan
a. Glass Ionomer Cement (GIC)

Semen Glass Ionomer adalah water-based, self-adhesive restoratif di mana


filler adalah kaca reaktif yang disebut glass fluoroaluminosilicate dan matriksnya
adalah polimer atau kopolimer asam karboksilat. (Sakaguchi, 2019, hal. 156).
Semen glass ionomer adalah bahan restorasi yang telah dikembangkan pada tahun
1970-an berasal dari semen silikat dan semen polikarboksila. Penggunaan asam
poliakrilat membuat GIC mampu berikatan dengan struktur gigi. GIC dianggap
unggul di antara semen lain karena sifatnya yang adherent dan transclucent
(Anusavice 2013, p. 320).
Menurut (Anusavice, 2013, p. 320) Penggunaan GIC berkaitan dengan
konsistensi semen yang akan digunakan sehingga GIC diklasifikasikan sebagai
berikut :

Tipe I : Luting mahkota, jembatan, dan braket ortodontik


Tipe IIa : Semen restorasi estetik
Tipe IIb : Semen restorasi diperkuat
Tipe III : Lapisan semen, dasar

b. Reaksi Setting GIC

Reaksi setting GIC dapat terjadi ketika bubuk dan cairan dicampur, asam
mulai melarutkan kaca, melepaskan kalsium, aluminium, natrium, dan ion-ion
fluorin. Air berfungsi sebagai media reaksi. Rantai asam poliakrilat kemudian
dihubungkan silang oleh ion kalsium. Namun, selama 24 jam berikutnya, ion
kalsium digantikan oleh ion aluminium. Sodium dan ion fluorine dari glass
tidak berpartisipasi dalam ikatan silang dari semen. Beberapa ion natrium dapat
menggantikan ion hidrogen dari gugus karboksilat, dan ion-ion fluorin
terdispersi dalam fase cross-linked (matriks) dari semen yang dipasang. Fase
cross-linked menjadi terhidrasi dari waktu ke waktu saat matang. Bagian
partikel kaca yang tidak larut terlindungi oleh gel kaya silika yang terbentuk di
permukaan partikel kaca. Jadi, semen yang diset terdiri dari partikel kaca yang
tidak larut dengan lapisan gel silika yang tertanam dalam matriks amorf dari

4
kalsium yang terhidrasi dan polysalt aluminium mengandung fluoride
(Anusavice 2013, p. 321).

Gambar 1. Struktur Glass Ionomer Cement Saat Setting Time. (Anusavice


2013, p. 322).

Reaksi setting Semen Glass Ionomer melibatkan pembentukan garam


melalui reaksi gugus asam dengan kation dilepaskan dari permukaan glass. Pada
pencampuran bubuk dan cairan (acid) perlahan mendegradasi lapisan luar
partikel glass yang melepaskan ion Ca2+ dan Al3+. Selama tahap awal reaksi
Setting, Ca2+ dilepaskan lebih cepat dan bereaksi dengan polyacid. Al3 +
dilepaskan lebih lambat dan bereaksi pada tahap selanjutnya, sering disebut
sebagai tahap reaksi sekunder (Mc Cabe, 2008 hal 247).

c. Manipulasi GIC

Rasio bubuk dan cairan yang direkomendasikan pabrik harus diikuti.


Paper pad atau glass slab yang bersih dan kering disediakan sebagai tempat
pencampuran. Bubuk dan cairan harus dibagikan tepat sebelum pencampuran
dimulai. Jika tidak, penguapan air akan meningkatkan rasio asam / air dari
cairan. Serbuk harus dimasukkan dengan cepat ke dalam cairan menggunakan
spatula kaku untuk aplikasi restorasi atau spatula logam atau plastik untuk
aplikasi luting. Biasanya setengah dari serbuk dicampur cairan selama 5
hingga 15 detik, sisa bubuknya kemudian cepat ditambahkan dan dicampur
dengan melipat semen sampai seragam dan tercapai warna glossy. Waktu
pencampuran tidak boleh melebihi 45 detik tetapi mungkin kurang untuk

5
produk tertentu. Tampilan yang mengkilap menunjukkan adanya polyacid
yang tidak bereaksi, yang sangat penting untuk ikatan ke gigi. Penampilan
adonan GIC yang lebih gelap menunjukkan bahwa asam telah bereaksi terlalu
banyak dengan partikel kaca untuk ikatan yang baik.(Anusavice 2013, p. 322-
3).
d) GIC Universal
Pada saat pencampuran bubuk dengan cairan, asam dari cairan
perlahan-lahan mendegradasi lapisan luar partikel glass dari bubuk dengan
melepaskan ion Ca dan Al . Selama tahap awal setting, ion Ca dilepaskan
2+ 3+ 2+

lebih cepat sehingga dapat bereaksi dengan polyacid untuk membentuk produk
reaksi. Sementara itu, ion Al dirilis lebih lambat dan baru terlibat dalam pada
3+

tahap setting berikutnya, yang dimana sering disebut sebagai tahap reaksi
sekunder atau tahap kedua
Pada saat pencampuran dengan konsistensi encer, bubuk yang
digunakan yaitu ¾ sendok dan 1 tetes cairan (1: ¾ ) akan lebih lama mencapai
setting time. Pada saat awal pencampuran asam dari cairan perlahan akan
mendegradasi lapisan luar partikel glass sehingga ion Ca 2+ dan Al3+
dilepaskan tetapi dengan jumlah yang sedikkit karena jumlah bubuk yang
digunakan sedikit. Sehingga polyacid untuk membentuk produk reaksi akan
berjalan dengan lama karena akan terbentuk produk sisa yang belum
berikatan.
Pada konsistensi kental dengan bubuk yang lebih banyak, dengan
perbandingan bubuk dan cairan yaitu 1 ¼ dan cairan 1 tetes. Pada saat
pencampuran antara bubuk dengan cairan, asam dari cairan perlahan-lahan
mendegradasi lapisan luar partikel glass dari bubuk dengan melepaskan ion
Ca dan Al dengan jumlah yang lebih banyak karena kandungan bubuk yang
2+ 3+

lebih banyak. Sehingga polyacid yang akan membentuk produk reaksi tidak
perlu menunggu kation terbentuk sehingga setting time lebih cepat (Mc Cabe
& Walls, 2008, p 247 - 248).

6
e.) GIC Posterior

Pada restorasi menggunakan GIC untuk tipe posterior, proses setting


time lebih panjang dibandingkan dengan GIC dengan tipe universal. Hal ini
dikarenakan restorasi posterior membutuhkan compressive strength dan sifat
fisik yang lebih tahan lama,sehingga pada komposisinya beberapa unsur
seperti fluor, alumina, dan bahan lainnya ditambahkan termasuk juga
konsentrasi dari asam sehingga butuh waktu lebih lama untuk proses cross
linking dan pelepasan ion ion oleh asam poliakrilat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anusavice K J, Shen C, and Rawls HR. (2013). Phillips’ Science of Dental Materials.
Saunders Elsevier: st. Louis, Missouri. p. 320-3.

McCabe JF and Walls AWG. (2008). Applied Dental Materials. 9 ed. Blackwell
th

Munksgaard: United Kingdom, UK. p. 246-7, 249.

Sakaguchi R L& Powers JM. (2019). Craig’s Restorative Dental Materials. 14 ed.th

Mosby Elsevier: Philadelphia, PA. p. 156.

Anda mungkin juga menyukai