DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5
NARASUMBER:
Prof. Dr. drg. Ameta Primasari, MDSc., M.Kes., Sp. PMM
dr. Tri Widyawati, MSi., PhD.
Dr. dr. Lidya Imelda Laksmi, M.Ked(PA), Sp.PA.
2022
KETUA : IRHAM ZULKIFRI SITEPU (210600054)
ANGGOTA :
9. STEFANIE (210600053)
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kanker adalah istilah umum untuk menunjukkan suatu tumor ganas, yang terjadi akibat
rusaknya mekanisme pengaturan dasar perilaku sel, khususnya mekanisme pertumbuhan dan
diferensiasi sel. Kanker rongga mulut adalah bagian dari kanker-kanker di kepala dan leher dan
dapat terjadi disetiap tempat di dalam rongga mulut yang dibatasi oleh vermilion bibir di bagian
depan dan arkus faringeus anterior di bagian belakang. Kanker rongga mulut meliputi kanker
lidah, bibir, gingiva,bukal, dasar mulut, palatum dan arkus faringeus anterior. Tumor ganas
rongga mulut secara histologis dibagi dua, yaitu tumor ganas yang berasal dari jaringan epitel
disebut karsinoma,sedangkan yang berasal dari jaringan pendukung atau mesenkim disebut
sarcoma Karsinoma sel skuamosaatausquamous cell carcinoma(SCC), merupakan tumor ganas
yang berasal dari epitel skuamosa berlapis yang mempunyai kemampuan untuk merusak
jaringan sekitarnya, dan bermetastasis ke tempat yang lebih jauh.
B. DESKRIPSI TOPIK
PEMICU 2
Nama Pemicu : Ulkus di lidah yang tidak sembuh
Penyusun : Prof. Dr. drg. Ameta Primasari, MDSc., M.Kes., Sp. PMM
dr. Tri Widyawati, MSi., PhD. Dr. dr. Lidya Imelda Laksmi, M.Ked(PA), Sp.PA.
Hari, tanggal : Selasa, 20 September 2022
Jam : 13.30 – 15.30 WIB
Skenario
Seorang pasien perempuan usia 50 tahun, perokok berat datang berobat ke RSGM
Universitas Sumatera Utara dengan keluhan ada luka yang tidak sembuh pada pinggir
kanan lidah sejak 6 bulan yang lalu. Dari hasil anamnesis menyatakan luka tersebut
telah diobati dengan obat kumur antiseptik 2x sehari, tapi tidak ada perubahan
kemudian pasien juga menggunakan obat kumur herbal sejak 10 hari yang lalu namun
tak kunjung sembuh. Pasien merokok 1 bungkus kretek per hari sejak 10 tahun lalu.
Hasil pemeriksaan intra oral menunjukkan adanya ulkus berdiameter 3x2 cm, merah,
tepi meninggi, dan keras pada pinggir kanan lidah. Ulkus tersebut tidak sakit kecuali
bila tergigit. Gigi 46 karies dengan permukaan gigi tajam dan kasar. Gigi 36, 37
edentulus. Hygiene mulut kotor disertai gingivitis pada gigi rahang atas maupun
rahang bawah. Pada pemeriksaan ekstra oral, menunjukkan pembengkakan kelenjar
getah bening daerah submandibularis kanan berdiameter 3 cm, dapat digerakkan, dan
tidak sakit. Selanjutnya pasien dirujuk ke bagian Patologi Anatomi FK USU untuk
dilakukan scrapping pada ulkus lidah dan aspirasi jarum halus pada kelenjar getah
bening submandibularis kanan. Diagnosis histopatologi berupa squamous cell
carcinoma pada lidah dan metastase lokal pada kelenjar getah bening.
Pertanyaan:
1. Berikan contoh dan penjelasan tentang faktor non karsinogenik pada kasus di atas !
2. Jelaskan faktor risiko dan penyebab proses kelainan pada lidah yang terjadi pada kasus di
atas.
4. Jelaskan hubungan antara kondisi gigi 46 yang tajam dan kasar serta oral hygiene buruk pada
kasus tersebut.
6. Jelaskan peran exfoliative cytology, biopsy, fine needle aspiration untuk mendiagnosis kasus
di atas (disertai gambar).
7. Jelaskan farmakologi obat kumur (pengertian, kandungan dan khasitas, efek samping)!
Menurut saudara mengapa luka pada lidah tersebut tidak sembuh-sembuh meskipun telah
menggunakan obat kumur.
8. Jelaskan pengertian tentang terapi rasional dan jenis-jenis cara pemberian obat (CPO) serta
2.1.Berikan contoh dan penjelasan tentang faktor non karsinogenik pada kasus di atas!
Penyebab dari kanker belum diketahui secara pasti sampai saat ini. Namun diketahui
ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker pada tubuh. Diantaranya
faktor karsinogenik, faktor non karsinogenik, faktor keturunan, dan sebagainya. Berdasarkan
scenario, faktor non kasinogenik dalam perkembangan keganasan adalah gaya hidup yang
buruk serta menjaga kebersihan oral hygiene dan merawat gigi yang buruk. Pasien dinyatakan
mengidap oral squamous cell carcinoma dengan metastase lokal. Faktor yang mendukung
perkembangan Squamosa Cell Carsinoma ialah oral hygiene yang kotor disertai gingivitis pada
rahang atas maupun rahang bawah dan gigi 46 karies yang permukaannya kasar dan tajam,
membuat gesekan pada lidah dan berakibat trauma. Diperparah lagi dengan keterlibatan rokok
yang menyebabkan perkembangan sel ganas terus tumbuh dan bermetastase.
2.2. Jelaskan faktor risiko dan penyebab proses kelainan pada lidah yang terjadi pada
kasus di atas.
Faktor resiko kelainan pada lidah yang terjadi pada pasien adalah ulkus yang terdapat
pada lidah yang tidak kunjung sembuh yang pada akhirnya berkembang menjadi oral squamous
cell carcinoma. Trauma kronis yang diakibatkan gigi 46 yang kasar dan tajam akibat gesekan
yang memebentuk ulkus. Ulkus yang dialami tidak mendapatkan penanganan yang tepat
sehingga pada akhirnya menyebabkan kondisi luka pada pinggir kanan lidah pasien menjadi
lebih parah. Karena dibiarkan, pasien melakukan pengobatan mandiri akibat dari ketidaktahuan
pasien. Kebiasaan pasien sebagai seorang perokok (kandungan-kandugan zat karsinogenik
seperti tembakau dan radikal bebas) serta jarang menjaga kebersihan mulut menjadi faktor
pendukung dari pada kelainan di lidah. Kemudian dari faktor nutrisi, dilihat dari pola makan
dan asupan yang didapat pasien. Faktor genetic juga berpengaruh jika ada Riwayat keluarga
yang menderita kanker yang resiko terkena kanker 3-4 kali lebih besar daripada orang yang
tidak terkena kanker.
2.3. Jelaskan mutasi gen yang mungkin terjadi pada proses keganasan
2.4. Jelaskan hubungan antara kondisi gigi 46 yang tajam dan kasar serta oral hygiene
buruk pada kasus tersebut.
Kondisi gigi 46 dengan oral hygiene yang buruk. Gigi 46 mengalami karies yang
menyebabkan permukaan gigi kasar dan tajam. Akibatnya lidah mengalami goresan terus
menerus mengakibatkan iritasi dan membentuk ulkus. Karena oral hygiene yang buruk, dapat
dipastikan terdapat mikroorganisme yang berperan langsung pada penyebab karies. pH mulut
yang rendah membuat mirkroorganisme ini berkembang lebih cepat. Bakteri-bakteri yang
berperan pembentukan karies akan merubah asam laktat yang mmenurunkan pH mulut yang
akan menyebabkan demineralisasi enamel berlanjut menjadi karies gigi.
Kelenjar getah bening merupakan salah satu sistem pertahanan tubuh. Pembesaran
kelenjar getah being dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari
kelenjar getah being itu sendiri seperti limfosit, sel plasma, monosit dan histiosit atau adanya
sel-sel peradangan. Merujuk pada kasus, lidah mempunyai drainase linfatik yang sangat banyak
sehingga cepat terjadinya metastase reginonal berupa pembesaran kelenjar getah bening leher.
Kelenjar getah bening yang dekat dengan area infeksi akan terpapar oleh mikroorganisme
dalam jumlah besar. Adanya infiltrasi oleh sel malignan yang bersal dari lidah menyebabkan
aktivitas nodus limfe meningkat dan memicu proliferasi sel limfosit dan makrofag untuk
berusaha melawan sel malignan. Kelenjar menjadi rentan saat mereka melawan infeksi. Saat
sel dan cairan penangkal infeksi menumpuk, kelenjar getah bening menjadi beberapa kali lipat
dari ukuran normalnya, karena ini biasanya terjadi sebagai respons terhadap infeksi. Akibatnya,
kelenjar getah bening membesar
2.6. Jelaskan peran exfoliative cytology, biopsy, fine needle aspiration untuk
mendiagnosis kasus di atas (disertai gambar).
Sitologi eksfoliatif
Sitologi eksfoliatif merupakan prosedur non-invasif, cepat dan sederhana tanpa rasa
sakit, tanpa darah. Bertujuan untuk membantuk mendeteksi dini dan mendiagnosis lesi-lesi
jinak dan ganas. Secara fisiologis, sel-sel terutama yang berasal dari sel labil terus-menerus
terdeskuamasi karena jaringan tubuh mengalami pembaruan. Kelebihan dari eksfoliatif sitologi
diantaranya karena metode ini lebih mudah dan cepat untuk diagnosis penunjang dibandingkan
histopatologi. Metodenya antara lain dengan kerokan (scrap), sikatan (brush), dan usapan
(swab). Pada skenario, pasien dilakukan hanya sebatas mengetahui apakah sel masih tergolong
normal atau tidak. Pada saat terjadi perubahan ke arah keganasan, struktur komponen sel
tersebut akan berubah sehingga dapat diidentifikasi dan dibedakan dengan yang normal.
Biopsi
Biopsi ialah tindakan diagnostic yang dilakukan untuk mengambil sampel jaringan atau
sel untuk dianalisis di laboratorium menggunakan mikroskop. Biopsi dapat memberikan
informasi pada para klinikus tentang tanda-tanda kelainan yang akan menjadi ganas dan ada
kencenderungan yang besar untuk menyebar ke bagian yang lebih luas, serta biopsi juga
berfungsi untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan diagnosa karena dalam
menentukan diagnosa tidak cukup hanya dengan pemeriksaan klinis semata.
2.7. Jelaskan farmakologi obat kumur (pengertian, kandungan dan khasitas, efek
samping)! Menurut saudara mengapa luka pada lidah tersebut tidak sembuh-sembuh
meskipun telah menggunakan obat kumur.
Obat kumur umumnya adalah cairan antiseptik yang digunakan untuk membersihkan
sela-sela gigi, permukaan lidah dan gusi, serta mulut bagian belakang atau kerongkongan.
Penggunaan sebagian obat kumur bertujuan untuk mengobati bau mulut. Sebagian obat kumur
lainnya ditujukan untuk fungsi layaknya air liur, yaitu menjaga mulut tetap lembap dan
menetralkan zat asam.
• Antimikrobial: mengurangi plak, gingivitis, serta peradangan gusi pada tahap awal,
serta membunuh bakteri penyebab bau mulut.
• Zat pembasmi bau mulut: menonaktifkan senyawa penyebab bau mulut.
• Astringent salt: bahan penyamar bau mulut.
• Flouride: membantu mencegah karang gigi dan gigi berlubang.
• Peroksida: membantu mencegah kemunculan noda pada permukaan gigi.
• Antiseptik seperti klorheksidin glukonat atau hexetidine
• Zat perisa seperti sorbitol, sukralosa, sodium saccharin.
2.8. Jelaskan pengertian tentang terapi rasional dan jenis-jenis cara pemberian obat
(CPO) serta keuntungan dan kerugiannya.
Terapi rasional atau penggunaan obat secara rasional menurut WHO ialah apabila
pasien menerima obat yang tepat untuk kebutuhan klinis, dalam dosis yang memenuhi
kebutuhan untuk jangka waktu yang cukup, dan dengan biaya yang terjangkau baik untuk
individu maupun masyarakat.
PENUTUP
Faktor utama yang berperan terhadap timbulnya karsinoma lidah adalah penggunaan
tembakau dan alkohol dalam jangka waktu lama. Faktor lain adalah infeksi virus papiloma dan
faktor gigi serta mulut. Berdasarkan kasus diatas, penyebab dari iritasi kronik yang terjadi pada
pinggir lidah pasien merukan akibat kebiasaan merokok dan orah hygiene yang buruk.
Ulkus yang tidak sembuh-sembuh menjadi indikasi utama terdapatnya sel abnormal
pada lidah. Karsinoma lidah ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening. Daerah
rongga mulut, khususnya lidah mempunyai saluran limfe yang sangat banyak sehingga kanker
disini cepat metastasis regional berupa pembesaran kelenjar getah bening leher peringkat
pertama (submental dan submandibula) dan peringkat kedua (lnn. subdigastrik dan
jugulokarotid). Karsinoma lidah mudah metastasis ke kelenjar getah bening regional. Kelenjar
getah bening leher Karsinoma lidah mudah metastasis ke kelenjar getah bening regional. Dalam
menegakkan diagnosis ada beberapa metode yang bisa dilakukan yaitu exfoliative cytology
dan biopsy.
Dalam kasus diatas, digunakan teknik brushing dan fine needle aspiration biopsy.
Aspirasi jarum halus (AJH) merupakan salah satu pemeriksaan biopsi sitology. Teknik AJH
ini sederhana, cepat, minimal invansif, nyaman bagi pasien dan aman dilakukan serta memiliki
resiko rendah erhadap infeksi dan kerusakan jaringan. Obat kumur hanya membunuh bakteri
dan virus di rongga mulut dan hanya meningkatkan kebersihan selain dari sikat gigi rutin. Obat
kumur tidak bisa mengobati luka ulkus di lidah karena sudah bermutasi menjadi sel ganas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Driemel, O., Kunkel, M., Hullmann, M., Eggeling, F., Müller-Richter, U., Kosmehl, H. and
Reichert, T. (2007). Diagnosis of oral squamous cell carcinoma and its precursor lesions.
JDDG, [online] 5(12), pp.1096-1100. Dapat diakses pada:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18042091 [Diakses pada 19 September 2022]
2. Anshary MF, Cholil. Gambaran pola kehilangan gigi sebagian pada masyarakat desa
guntung ujung kabupaten banjar. Dentino (Jur. Ked. Gigi) 2014; 2 (2): 138 – 143.
3. Kim MP, Lozano G. Mutant p53 partners in crime. Cell Death and Differentiation. 2018; 15:
161-8.
4. Liu J, Zhang C, Feng Z. Tumor suppressor p53 and its gain-of-function mutants in cancer.
Acta Biochimica et Biophysica Sinica. 2013; 46 (3): 170–9.
5. Wahayuni SS, Kentjono WA. Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma Lidah. Jurnal
THT2012;5(1):44-61.
6. Rasyid, S.R., Wulan, A.J., & Prabowo, A.Y. Diagnosis dan Tata Laksana Limfadenopati.
2018
8. Utami ER. Antibiotika, Resistensi, dan Rasionalitas Terapi. El-Hayah 2011; 1(4): 191- 198
9. Zul Hendry, cara Pemberian Obat beserta Keuntungan dan Kerugiannya. 2021. Cara
Pemberian Obat Beserta Keuntungan dan Kerugiannya - Repro Note diakses pada tanggal 19
September 2022.
10. Agustin, Sienny. Manfaat Obat Kumur dan Efek Samping yang Dapat Terjadi. Manfaat
Obat Kumur dan Efek Samping yang Dapat Terjadi - Alodokter
11. Noya, Allert Benedicto Ieuan. Obat Kumur Tidak Hanya untuk Bau mulut. Obat Kumur
Tidak Hanya untuk Bau Mulut - Alodokter