Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK 5 BLOK 9

DIAGNOSIS DAN INTERVENSI TERAPI PADA TINGKAT SEL DAN


JARINGAN
PEMICU 2
“Ulkus di lidah yang tidak sembuh”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5

NARASUMBER:
Prof. Dr. drg. Ameta Primasari, MDSc., M.Kes., Sp. PMM
dr. Tri Widyawati, MSi., PhD.
Dr. dr. Lidya Imelda Laksmi, M.Ked(PA), Sp.PA.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022
KETUA : IRHAM ZULKIFRI SITEPU (210600054)

SEKRETARIS : NURUL AMIRAH (210600078)

ANGGOTA :

1. GRENY ANGKASA (210600044)

2. KANIA KHAIRUNNISA (210600045)

3. KHALISA SHAFA ALIYA (210600046)

4. AIKO CHAI (210600047)

5.JACKY TANDERLIM (210600048)

6. CHECILIA OLA RAHEL SHETTY.N (210600049)

7. VANIA RACHEL SINAGA (210600050)

8. DIAN SABRINA SIHOMBING (210600051)

9. STEFANIE (210600053)

10. MUHAMMAD NAUVAL PRADIVA (210600077)

11. ALISYA IFTIKHAR (210600079)

12. ELMILYA PUTRI YANI (210600080)

13. FITRI GLORIA MONALISA MANALU (210600081)

14. NAZA BALQIS LINTANG (210600082)

15. DHIVA ARYANI (210600083)

16. DENDY ANDRAJAYA (210600084)

17. DEVINA AURELLIA ANTHONY (210600085)

18. BRIGITA CECILIA MARBUN (210600087)

19. NURAIN MAISARAH BINTI SUHAIRI (210600137)


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisi tentang
laporan hasil diskusi kelompok pada Pemicu 2 Blok 9 dengan judul pemicu “Ulkus di lidah
yang tidak sembuh”. Laporan ini merupakan hasil diskusi kami dari kelompok 5 pada Pemicu
2 Blok 9 yang dilaksanakan pada hari Selasa, 20 September 2022. Dalam penyusunan laporan
ini kami mendapat bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Laporan ini tidak
akan selesai tanpa bimbingan dari fasilitator dan narasumber yang sudah membantu kami
dalam diskusi dan memberikan kami masukan-masukan yang berarti. Oleh karena itu ucapan
terima kasih kami berikan kepada fasilitator dan narasumber. Bagaikan pepatah, “Taka ada
gading yang tak retak”, begitu pula kami. Tak ada manusia yang luput dari salah. Maka dari
itu untuk kesempurnaan makalah ini di masa mendatang, saran dan pendapat yang konstruktif
dari pembaca sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi sivits
akademika pada umumnya dan bagi mahasiswa pada khususnya. Atas perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.

Medan, 20 September 2022

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kanker adalah istilah umum untuk menunjukkan suatu tumor ganas, yang terjadi akibat
rusaknya mekanisme pengaturan dasar perilaku sel, khususnya mekanisme pertumbuhan dan
diferensiasi sel. Kanker rongga mulut adalah bagian dari kanker-kanker di kepala dan leher dan
dapat terjadi disetiap tempat di dalam rongga mulut yang dibatasi oleh vermilion bibir di bagian
depan dan arkus faringeus anterior di bagian belakang. Kanker rongga mulut meliputi kanker
lidah, bibir, gingiva,bukal, dasar mulut, palatum dan arkus faringeus anterior. Tumor ganas
rongga mulut secara histologis dibagi dua, yaitu tumor ganas yang berasal dari jaringan epitel
disebut karsinoma,sedangkan yang berasal dari jaringan pendukung atau mesenkim disebut
sarcoma Karsinoma sel skuamosaatausquamous cell carcinoma(SCC), merupakan tumor ganas
yang berasal dari epitel skuamosa berlapis yang mempunyai kemampuan untuk merusak
jaringan sekitarnya, dan bermetastasis ke tempat yang lebih jauh.

B. DESKRIPSI TOPIK

PEMICU 2
Nama Pemicu : Ulkus di lidah yang tidak sembuh
Penyusun : Prof. Dr. drg. Ameta Primasari, MDSc., M.Kes., Sp. PMM
dr. Tri Widyawati, MSi., PhD. Dr. dr. Lidya Imelda Laksmi, M.Ked(PA), Sp.PA.
Hari, tanggal : Selasa, 20 September 2022
Jam : 13.30 – 15.30 WIB
Skenario
Seorang pasien perempuan usia 50 tahun, perokok berat datang berobat ke RSGM
Universitas Sumatera Utara dengan keluhan ada luka yang tidak sembuh pada pinggir
kanan lidah sejak 6 bulan yang lalu. Dari hasil anamnesis menyatakan luka tersebut
telah diobati dengan obat kumur antiseptik 2x sehari, tapi tidak ada perubahan
kemudian pasien juga menggunakan obat kumur herbal sejak 10 hari yang lalu namun
tak kunjung sembuh. Pasien merokok 1 bungkus kretek per hari sejak 10 tahun lalu.
Hasil pemeriksaan intra oral menunjukkan adanya ulkus berdiameter 3x2 cm, merah,
tepi meninggi, dan keras pada pinggir kanan lidah. Ulkus tersebut tidak sakit kecuali
bila tergigit. Gigi 46 karies dengan permukaan gigi tajam dan kasar. Gigi 36, 37
edentulus. Hygiene mulut kotor disertai gingivitis pada gigi rahang atas maupun
rahang bawah. Pada pemeriksaan ekstra oral, menunjukkan pembengkakan kelenjar
getah bening daerah submandibularis kanan berdiameter 3 cm, dapat digerakkan, dan
tidak sakit. Selanjutnya pasien dirujuk ke bagian Patologi Anatomi FK USU untuk
dilakukan scrapping pada ulkus lidah dan aspirasi jarum halus pada kelenjar getah
bening submandibularis kanan. Diagnosis histopatologi berupa squamous cell
carcinoma pada lidah dan metastase lokal pada kelenjar getah bening.

Pertanyaan:

1. Berikan contoh dan penjelasan tentang faktor non karsinogenik pada kasus di atas !

2. Jelaskan faktor risiko dan penyebab proses kelainan pada lidah yang terjadi pada kasus di
atas.

3. Jelaskan mutasi gen yang mungkin terjadi pada proses keganasan

4. Jelaskan hubungan antara kondisi gigi 46 yang tajam dan kasar serta oral hygiene buruk pada
kasus tersebut.

5. Jelaskan patogenesis terjadinya pembesaran kelenjar getah bening.

6. Jelaskan peran exfoliative cytology, biopsy, fine needle aspiration untuk mendiagnosis kasus
di atas (disertai gambar).

7. Jelaskan farmakologi obat kumur (pengertian, kandungan dan khasitas, efek samping)!
Menurut saudara mengapa luka pada lidah tersebut tidak sembuh-sembuh meskipun telah
menggunakan obat kumur.

8. Jelaskan pengertian tentang terapi rasional dan jenis-jenis cara pemberian obat (CPO) serta

keuntungan dan kerugiannya


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Berikan contoh dan penjelasan tentang faktor non karsinogenik pada kasus di atas!

Penyebab dari kanker belum diketahui secara pasti sampai saat ini. Namun diketahui
ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker pada tubuh. Diantaranya
faktor karsinogenik, faktor non karsinogenik, faktor keturunan, dan sebagainya. Berdasarkan
scenario, faktor non kasinogenik dalam perkembangan keganasan adalah gaya hidup yang
buruk serta menjaga kebersihan oral hygiene dan merawat gigi yang buruk. Pasien dinyatakan
mengidap oral squamous cell carcinoma dengan metastase lokal. Faktor yang mendukung
perkembangan Squamosa Cell Carsinoma ialah oral hygiene yang kotor disertai gingivitis pada
rahang atas maupun rahang bawah dan gigi 46 karies yang permukaannya kasar dan tajam,
membuat gesekan pada lidah dan berakibat trauma. Diperparah lagi dengan keterlibatan rokok
yang menyebabkan perkembangan sel ganas terus tumbuh dan bermetastase.

2.2. Jelaskan faktor risiko dan penyebab proses kelainan pada lidah yang terjadi pada
kasus di atas.

Faktor resiko kelainan pada lidah yang terjadi pada pasien adalah ulkus yang terdapat
pada lidah yang tidak kunjung sembuh yang pada akhirnya berkembang menjadi oral squamous
cell carcinoma. Trauma kronis yang diakibatkan gigi 46 yang kasar dan tajam akibat gesekan
yang memebentuk ulkus. Ulkus yang dialami tidak mendapatkan penanganan yang tepat
sehingga pada akhirnya menyebabkan kondisi luka pada pinggir kanan lidah pasien menjadi
lebih parah. Karena dibiarkan, pasien melakukan pengobatan mandiri akibat dari ketidaktahuan
pasien. Kebiasaan pasien sebagai seorang perokok (kandungan-kandugan zat karsinogenik
seperti tembakau dan radikal bebas) serta jarang menjaga kebersihan mulut menjadi faktor
pendukung dari pada kelainan di lidah. Kemudian dari faktor nutrisi, dilihat dari pola makan
dan asupan yang didapat pasien. Faktor genetic juga berpengaruh jika ada Riwayat keluarga
yang menderita kanker yang resiko terkena kanker 3-4 kali lebih besar daripada orang yang
tidak terkena kanker.
2.3. Jelaskan mutasi gen yang mungkin terjadi pada proses keganasan

Tembakau dapat menyebabkan ekspresi abnormal daripada GLUT-1, p16, DAPK,


MGMT, P13K dan gen lain di epitel mulut, yang berhubungan dengan terjadinya OSCC.
Paparan tembakau jangka panjang menyebabkan perubahan ekspresi mutasi p53. Asap rokok
merangsang mutasi gen, gangguan kromosom, mikronuklei, perubahan kromatin, rusaknya
rantai DNA. Fungsi p53 dalam mengatur respon sel terhadap stress lingkungan berperan besar
dalam mencegah timbulnya tumor, sehingga p53 dikenal sebagai salah satu contoh dari gen
penekan tumor (Tumor Suppressor Gene). Mutasi pada gen p53 bisa menyebabkan hilangnya
fungsi penekan tumor dengan mekanisme alterasi fungsi protein p53 sebagai factor induksi
apoptosis, dan sebagai factor transkripsi. Jika gen p53 tidak berfungsi karena mutasi ataupun
non mutasi, sel tidak mampu menunda siklus sel atau melakukan apoptosis setelah kerusakan
DNA. Hasilnya, sel mati dari kegagalan mitosis atau terus berproliferasi dengan mengandung
abnormalitas genetic yang memicu pembentukan sel ganas.

2.4. Jelaskan hubungan antara kondisi gigi 46 yang tajam dan kasar serta oral hygiene
buruk pada kasus tersebut.

Kondisi gigi 46 dengan oral hygiene yang buruk. Gigi 46 mengalami karies yang
menyebabkan permukaan gigi kasar dan tajam. Akibatnya lidah mengalami goresan terus
menerus mengakibatkan iritasi dan membentuk ulkus. Karena oral hygiene yang buruk, dapat
dipastikan terdapat mikroorganisme yang berperan langsung pada penyebab karies. pH mulut
yang rendah membuat mirkroorganisme ini berkembang lebih cepat. Bakteri-bakteri yang
berperan pembentukan karies akan merubah asam laktat yang mmenurunkan pH mulut yang
akan menyebabkan demineralisasi enamel berlanjut menjadi karies gigi.

2.5. Jelaskan patogenesis terjadinya pembesaran kelenjar getah bening.

Kelenjar getah bening merupakan salah satu sistem pertahanan tubuh. Pembesaran
kelenjar getah being dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari
kelenjar getah being itu sendiri seperti limfosit, sel plasma, monosit dan histiosit atau adanya
sel-sel peradangan. Merujuk pada kasus, lidah mempunyai drainase linfatik yang sangat banyak
sehingga cepat terjadinya metastase reginonal berupa pembesaran kelenjar getah bening leher.
Kelenjar getah bening yang dekat dengan area infeksi akan terpapar oleh mikroorganisme
dalam jumlah besar. Adanya infiltrasi oleh sel malignan yang bersal dari lidah menyebabkan
aktivitas nodus limfe meningkat dan memicu proliferasi sel limfosit dan makrofag untuk
berusaha melawan sel malignan. Kelenjar menjadi rentan saat mereka melawan infeksi. Saat
sel dan cairan penangkal infeksi menumpuk, kelenjar getah bening menjadi beberapa kali lipat
dari ukuran normalnya, karena ini biasanya terjadi sebagai respons terhadap infeksi. Akibatnya,
kelenjar getah bening membesar

2.6. Jelaskan peran exfoliative cytology, biopsy, fine needle aspiration untuk
mendiagnosis kasus di atas (disertai gambar).

Sitologi eksfoliatif

Sitologi eksfoliatif merupakan prosedur non-invasif, cepat dan sederhana tanpa rasa
sakit, tanpa darah. Bertujuan untuk membantuk mendeteksi dini dan mendiagnosis lesi-lesi
jinak dan ganas. Secara fisiologis, sel-sel terutama yang berasal dari sel labil terus-menerus
terdeskuamasi karena jaringan tubuh mengalami pembaruan. Kelebihan dari eksfoliatif sitologi
diantaranya karena metode ini lebih mudah dan cepat untuk diagnosis penunjang dibandingkan
histopatologi. Metodenya antara lain dengan kerokan (scrap), sikatan (brush), dan usapan
(swab). Pada skenario, pasien dilakukan hanya sebatas mengetahui apakah sel masih tergolong
normal atau tidak. Pada saat terjadi perubahan ke arah keganasan, struktur komponen sel
tersebut akan berubah sehingga dapat diidentifikasi dan dibedakan dengan yang normal.

FNAB (Fine Needle Aspiration)

FNAB berguna dalam mendiagnosis metastasis karsinoma, terutama pada massa


kelenjar submandibular dan membantu membedakan kondisi-kondisi yang memerlukan
tindakan pembedahan atau tidak. Namun FNAB sangat sedikit dianjurkan karena hanya
digunakan pada kasus-kasus tertentu. Pada skenario, Aspirasi jarum halus dapat menyelidiki
apakah ada keganasan yang terkandung dalam kelenjar getah bening. Dalam pengaturan
diagnosis yang diketahui, terutama dengan penyakit metastasis, aspirasi jarum halus dari
kelenjar getah bening dapat digunakan untuk menentukan penanda genetik atau molekuler yang
menunjukkan kanker rentan terhadap perawatan kemoterapi atau biologis tertentu. Aspirasi
jarum halus dapat digunakan untuk menyedot isi abses untuk mengobatinya bila
dikombinasikan dengan antibiotik.

Biopsi

Biopsi ialah tindakan diagnostic yang dilakukan untuk mengambil sampel jaringan atau
sel untuk dianalisis di laboratorium menggunakan mikroskop. Biopsi dapat memberikan
informasi pada para klinikus tentang tanda-tanda kelainan yang akan menjadi ganas dan ada
kencenderungan yang besar untuk menyebar ke bagian yang lebih luas, serta biopsi juga
berfungsi untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan diagnosa karena dalam
menentukan diagnosa tidak cukup hanya dengan pemeriksaan klinis semata.
2.7. Jelaskan farmakologi obat kumur (pengertian, kandungan dan khasitas, efek
samping)! Menurut saudara mengapa luka pada lidah tersebut tidak sembuh-sembuh
meskipun telah menggunakan obat kumur.

Obat kumur umumnya adalah cairan antiseptik yang digunakan untuk membersihkan
sela-sela gigi, permukaan lidah dan gusi, serta mulut bagian belakang atau kerongkongan.
Penggunaan sebagian obat kumur bertujuan untuk mengobati bau mulut. Sebagian obat kumur
lainnya ditujukan untuk fungsi layaknya air liur, yaitu menjaga mulut tetap lembap dan
menetralkan zat asam.

Macam-macam Kandungan Obat Kumur

• Antimikrobial: mengurangi plak, gingivitis, serta peradangan gusi pada tahap awal,
serta membunuh bakteri penyebab bau mulut.
• Zat pembasmi bau mulut: menonaktifkan senyawa penyebab bau mulut.
• Astringent salt: bahan penyamar bau mulut.
• Flouride: membantu mencegah karang gigi dan gigi berlubang.
• Peroksida: membantu mencegah kemunculan noda pada permukaan gigi.
• Antiseptik seperti klorheksidin glukonat atau hexetidine
• Zat perisa seperti sorbitol, sukralosa, sodium saccharin.

Manfaat lain produk obat kumur, yaitu:

• Obat kumur dapat membantu mencegah penimbunan plak pada gigi.


• Obat kumur yang mengandung fluoride berperan membantu mengurangi risiko gigi
berlubang akibat bakteri dan zat asam, serta menjadikan gigi lebih kuat.
• Obat kumur tertentu juga dapat digunakan pascaoperasi atau setelah pencabutan gigi.
• Beberapa jenis obat kumur yang diresepkan dapat digunakan untuk menangani penyakit
mulut yang dapat diakibatkan terapi radiasi ataupun kemoterapi.

Efek samping obat kumur, yakni:

• Membuat mulut kering


• Memperparah peradangan di dalam mulut
• Menimbulkan reaksi alergi
Obat kumur antiseptik yang digunakan oleh pasien hanya membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri, virus dan protozoa. Namun, hanya untuk
meningkatkan kebersihan rongga mulut selain sikat gigi rutin dan juga tidak dapat
memengaruhi mutasi sel-sel ganas. Kemudian ulkus di lidah yang masih terekspos oleh gigi
46 karies sulit untuk sembuh tanpa penanganan dari dokter gigi. Pasien tersebut diberikan obat
kumur anti bakteri dapat diberikan sebagai terapi simtomatik setelah dilakukannya biopsy
histologi. Obat kumur antibakteri diberikan untuk meningkatkan kebersihan mulut pasien.

2.8. Jelaskan pengertian tentang terapi rasional dan jenis-jenis cara pemberian obat
(CPO) serta keuntungan dan kerugiannya.

Terapi rasional atau penggunaan obat secara rasional menurut WHO ialah apabila
pasien menerima obat yang tepat untuk kebutuhan klinis, dalam dosis yang memenuhi
kebutuhan untuk jangka waktu yang cukup, dan dengan biaya yang terjangkau baik untuk
individu maupun masyarakat.

Prinsip dan teknik pemberian obat, Klasifikasinya:

Cara pemberian obatnya Keuntungan Kerugian


Peroral: cara pemberian obat praktis, aman, dan ekonomis. pemberian obat secara oral
melalui mulut adalah efek yang timbul
biasanya lambat, tidak efektif
jika pengguna sering muntah-
muntah, diare, tidak sadar,
tidak kooperatif, kurang
disukai jika rasanya pahit
(rasa jadi tidak enak), iritasi
pada saluran cerna
Sublingual: obat yang cara cara pemberian obat dengan - Obat yang rasanya
pemberiannya di letak di sublingual adalah efek obat tidak enak bisa
bawah lidah akan terasa lebih cepat dan menimbulkan
kerusakan obat pada pada masalah karena
saluran cerna dan obatnya disimpan di
dalam mulut.
metabolisme di dinding usus - kurang praktis karena
dan hati dapat dihindari untuk digunakan terus
menerus dapat
merangsang selaput
lendir mulut.
Bukal: cara pemberiannya di obat langsung masuk
antara pipi dan gusi kedalam aliran darah
sehingga efek obat akan
cepat.
Topikal: Pemberian - Tidak banyak jenis - Efek terbatas pada
dimaksudkan untuk obat yang bisa obat yang diberikan
mendapatkan efek lokal menembus kulit - Jumlah obat yang
pada area yang terpapar - Tidak ada diserap tergantung
obat saja. metabolisme lintasan pada luas permukaan
pertama (first-pass) kulit yang kontak
dengan bahan obat
dan kelarutannya obat
dalam jaringan
lemak.
Intravena (IV) : Pemberian kadar obat dalam darah - obat yang sudah
dengan cara menyuntikan diperoleh dengan cepat, tepat diberikan tidak dapat
obat langsung kedalam dan dapat disesuaikan ditarik kembali,
aliran darah vena, sehingga dengan respon pasien. sehingga efek toksik
tidak mengalami tahap lebih mudah terjadi.
absorpsi. - Pemberian IV harus
dilakukan perlahan
lahan sambil
mengawasi respon
pasien
Intramuskuler: dengan cara - Penyerapan obat penyerapan tak terduga atau
menyuntikan obat kedalam yang sangat cepat tidak lengkap,
jaringan otot dalam larutan air
- Nyeri di tempat
suntikan obatobatan
tertentu
Subkutan : diberikan ke dapat diberikan sendiri, pemberian obat bersama
dalam lapisan subkutan lambat, tetapi umumnya vasokonstriktor juga bisa
dengan bantuan injeksi. penyerapannya lengkap memperlambat absorpsinya.
Perektal, Urethra, dan - kerja obatnya cepat - timbulnya rasa tidak
Vagina : dengan cara dan bisa bersifat nyaman pada psien.
memasukan ke rektal. lokal maupun - Bisa juga terjadi
sistemik. absorbsi/penyerapan
- Baik sekali untuk yang tidak maksimal.
obat yang rusak oleh - Inidikasi metode ini
asam lambung. adalah diberikan jika
Diberikan untuk obat dapat rusak pada
mencapai dosis asam lambung.
terpiutik yang cepat
dan tepat.
- Efek sistemiknya
lebih cepat dan lebih
besar bila
dibandingkan dengan
metode pemberian
per oral.
Inhaler dan Aerosol - Onset kerjanya cepat kesulitan dalam mengatur
karena cepat akses jumlah pasti dosis, kesulitan
ke sirkulasi. pemberian obat melalui
- Nyeri tidak terjadi inhaler
karena injeksi tidak
digunakan
BAB III

PENUTUP

Faktor utama yang berperan terhadap timbulnya karsinoma lidah adalah penggunaan
tembakau dan alkohol dalam jangka waktu lama. Faktor lain adalah infeksi virus papiloma dan
faktor gigi serta mulut. Berdasarkan kasus diatas, penyebab dari iritasi kronik yang terjadi pada
pinggir lidah pasien merukan akibat kebiasaan merokok dan orah hygiene yang buruk.

Ulkus yang tidak sembuh-sembuh menjadi indikasi utama terdapatnya sel abnormal
pada lidah. Karsinoma lidah ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening. Daerah
rongga mulut, khususnya lidah mempunyai saluran limfe yang sangat banyak sehingga kanker
disini cepat metastasis regional berupa pembesaran kelenjar getah bening leher peringkat
pertama (submental dan submandibula) dan peringkat kedua (lnn. subdigastrik dan
jugulokarotid). Karsinoma lidah mudah metastasis ke kelenjar getah bening regional. Kelenjar
getah bening leher Karsinoma lidah mudah metastasis ke kelenjar getah bening regional. Dalam
menegakkan diagnosis ada beberapa metode yang bisa dilakukan yaitu exfoliative cytology
dan biopsy.

Dalam kasus diatas, digunakan teknik brushing dan fine needle aspiration biopsy.
Aspirasi jarum halus (AJH) merupakan salah satu pemeriksaan biopsi sitology. Teknik AJH
ini sederhana, cepat, minimal invansif, nyaman bagi pasien dan aman dilakukan serta memiliki
resiko rendah erhadap infeksi dan kerusakan jaringan. Obat kumur hanya membunuh bakteri
dan virus di rongga mulut dan hanya meningkatkan kebersihan selain dari sikat gigi rutin. Obat
kumur tidak bisa mengobati luka ulkus di lidah karena sudah bermutasi menjadi sel ganas.
DAFTAR PUSTAKA

1. Driemel, O., Kunkel, M., Hullmann, M., Eggeling, F., Müller-Richter, U., Kosmehl, H. and
Reichert, T. (2007). Diagnosis of oral squamous cell carcinoma and its precursor lesions.
JDDG, [online] 5(12), pp.1096-1100. Dapat diakses pada:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18042091 [Diakses pada 19 September 2022]

2. Anshary MF, Cholil. Gambaran pola kehilangan gigi sebagian pada masyarakat desa
guntung ujung kabupaten banjar. Dentino (Jur. Ked. Gigi) 2014; 2 (2): 138 – 143.

3. Kim MP, Lozano G. Mutant p53 partners in crime. Cell Death and Differentiation. 2018; 15:
161-8.

4. Liu J, Zhang C, Feng Z. Tumor suppressor p53 and its gain-of-function mutants in cancer.
Acta Biochimica et Biophysica Sinica. 2013; 46 (3): 170–9.

5. Wahayuni SS, Kentjono WA. Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma Lidah. Jurnal
THT2012;5(1):44-61.

6. Rasyid, S.R., Wulan, A.J., & Prabowo, A.Y. Diagnosis dan Tata Laksana Limfadenopati.
2018

7. Rahmayani Sabirin, P, R. Sitopatologi Eksfoliatif Mukosa Oral sebagai Pemeriksaan


Penunjang di Kedokteran Gigi. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 2015; 2(1): 158.

8. Utami ER. Antibiotika, Resistensi, dan Rasionalitas Terapi. El-Hayah 2011; 1(4): 191- 198

9. Zul Hendry, cara Pemberian Obat beserta Keuntungan dan Kerugiannya. 2021. Cara
Pemberian Obat Beserta Keuntungan dan Kerugiannya - Repro Note diakses pada tanggal 19
September 2022.

10. Agustin, Sienny. Manfaat Obat Kumur dan Efek Samping yang Dapat Terjadi. Manfaat
Obat Kumur dan Efek Samping yang Dapat Terjadi - Alodokter

11. Noya, Allert Benedicto Ieuan. Obat Kumur Tidak Hanya untuk Bau mulut. Obat Kumur
Tidak Hanya untuk Bau Mulut - Alodokter

Anda mungkin juga menyukai