Anda di halaman 1dari 15

B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah, Vol xx, No.

xx: page xx-xx


ISSN 2301-5454, e-ISSN 2654-7643
Available online at https://jurnal.unbrah.ac.id/index.php/bdent/index
(filled by editorial board after manuscript accepted)

EKSTRAK DAUN SUNGKAI SEBAGAI ALTERNATIF


ANTIBAKTERI PADA RESIN AKRILIK POLIMERISASI
DINGIN PERANTI LEPASAN TERHADAP
JUMLAH BAKTERI Streptococcus mutans
Pebrianisa Bunga Namira*, Edrizal**, Okmes Fadriyanti***
*Mahasiswa, FKG Universitas Baiturrahmah, Padang
** Bagian Orthodonti, FKG Baiturrahmah, Padang
***Bagian Prosthodonti, FKG Baiturrahmah, Padang
Email: fbunganam17@gmail.com

KATA KUNCI ABSTRAK


Ekstrak daun sungkai, S. Pemakaian peranti ortodonti lepasan yang terus menerus di rongga
mutans, Resin akrilik mulut dapat menyebabkan akumulasi plak pada basis resin akrilik
terutama dengan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans (S.
mutans). Perawatan basis peranti ortodonti lepasan dapat menggunakan
bahan alami karena efek sampingnya lebih kecil dibandingkan dengan
bahan kimiawi. Salah satu bahan alternatifnya yaitu daun sungkai yang
mengandung metabolit sekunder sebagai antibakteri. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui ekstrak daun sungkai apakah dapat
dijadikan sebagai alternatif antibakteri pada resin akrilik polimerisasi
dingin peranti lepasan terhadap jumlah bakteri S. mutans. Metode:
Jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan posttest
only control group design. Pembuatan sampel lempengan resin akrilik
polimerisasi dingin berbentuk persegi dengan ukuran 10×10×1 mm
dengan konsentrasi 1,25%, 1,5% dan 1,75% serta kelompok kontrol
positif dan kontrol negatif. Uji mikroba denganpemeriksaan
pertumbuhan S. mutans setelah direndam selama 15 menit dan
diperiksa dengan spektrofotometer. Pengaruh ekstrak daun sungkai
terhadap S. mutans dianalisis dengan uji One-way ANOVA, perbedaan
kelompok kontrol dengan konsentrasi dianalisis dengan post hoc.
Hasil: Terdapat pengaruh perendaman yang signifikan ( p < 0,05),
ekstrak daun sungkai pada konsentrasi 1,75% mempunyai daya hambat
pertumbuhan yang besar dibandingkan konsentrasi 1,25%, 1,5% serta
kelompok kontrol positif dan kontrol negatif. Kesimpulan: Ekstrak
daun sungkai sebagai antibakteri dapat menghambat pertumbuhan
bakteri S. mutans.

KEYWORDS ABSTRACT
Sungkai leaf extract, S. The usage of removable orthodontic appliances in the oral cavity
mutans, Acrilic resins constantly can cause plaque accumulation on an acrylic resin base,
especially with the growth of Streptococcus mutans (S. mutans
bacteria). Treatment of removable orthodontic appliance bases can use
natural ingredients because the side might be fewer than the chemical
agents. One of the alternative materials is Sungkai leaves which
contain secondary metabolites as antibacterial. The purpose of this
study was to determine whether sungkai leaf extract could be used as
an antibacterial alternative to cold polymerized acrylic resin
removable appliances against the number of S. mutans bacteria. The
results showed that as the concentration of sungkai leaf extract
increases, the quantity ofS. mutans colonies decrease proportionally.
olymerized acrylic resin samples with a size of 10×10×1 mm with
concentrations of 1.25%, 1.5% and 1.75% as well as positive control

1
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah, Vol xx, No. xx: page xx-xx

and negative control groups. Microbial test by examining the growth of


S. mutans after soaking for 15 minutes and examined with a
spectrophotometer. The effect of Sungkai leaf extract on S. mutans was
analyzed by One-way ANOVA test, differences in control group and
concentration were analyzed by post hoc. Results: There was a
significant soaking effect (p <0.05), Sungkai leaf extractat a
concentration of 1.75% had a greater growth inhibition power
compared to concentrations of 1.25%, 1.5% and the positive control
group and negative control. Conclusion: Sungkai leaf extract as an
antibacterial can inhibit the growth of S. mutans bacteria at a
concentration of 1.75%.

PENDAHULUAN terdiri dari peranti cekat dan peranti lepasan.


Kasus maloklusi di Indonesia sangat Peranti cekat adalah alat yang dipasang
tinggi sekitar 80% dari keseluruhan total secara cekat dengan pengeleman pada gigi
penduduk Indonesia dan merupakan masalah pasien sehingga alat tidak bisa dilepas oleh
kesehatan gigi yang sangat besar. Menurut pasien sampai perawatan selesai. Alat ini
data dalam Riset Kesehatan Dasar mempunyai kemampuan perawatan yang
(Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan pada sangat tinggi, kemungkinan keberhasilan
kelompok usia 5-9 tahun masuk ke tingkatan perawatan sangat besar dengan detail hasil
pravelensi tertinggi dalam masalah gigi dan perawatan yang lebih baik. Komponen alat
mulut yaitu sebesar 58,5%, pada jenis ortodonti cekat terdiri dari bracket, band,
kelamin perempuan memiliki pravelensi yang archwire, elastics, o ring dan power chain.
tinggi dibandinglan laki- laki yaitu 56,8%. Peranti lepasan merupakan alat yang dapat
Pada usia dini banyak terjadi kelainan dalam dipasang dan dibuka sendiri, peranti lepasan
rongga mulut seperti kelainan pertumbuhan mudah untuk dibersihkan dan memiliki
gigi yang dapat menyebabkan maloklusi komponen yang sederhana. Piranti lepasan
sehingga dapat mempengaruhi fungsi, terdiri atas beberapa komponen yaitu
kesejahteraan, dan kualitas hidupnya. Dalam komponen aktif, retensi, penjangkaran, dan
aspek mengganggu fungsi yaitu landasan atau basis.3
mengakibatkan kesulitan mengucapkan Plat basis pada peranti lepasan
huruf-huruf seperti s, z, j, d sehingga akan merupakan tempat perlekatan dan
menganggu komunikasi, sedangkan aspek mendistribusikan tekanan pada gigi yang
kesejahteraan dapat mengganggu akan digerakkan spring. Resin akrilik
kepercayaan diri seseorang.1 polimerisasi dingin merupakan material
Maloklusi dapat dirawat dengan kedokteran gigi yang proses polimerisasinya
perawatan ortodonti cekat atau lepasan, diaktivasi secara kimiawi tanpa perlu
ortodonti lepasan merupakan alat fungsional menggunakan energi panas dan bejalan
yang mempengaruhi otot-otot orofasial dan dalam suhu ruangan, sehingga akrilik self
2
pengembangan dentoalveolar. Alat ortodonti cured ini dikenal sebagai cold cured,

2
Pebrianisa : Ekstrak Daun Sungkai Sebagai Alternatif Antibakteri....

chemical activated dan autopolymerization peranti lepasan adalah 20 jam per hari dan
(Anusavice, 2003). Plat resin akrilik dilepaskan hanya ketika ingin dibersihkan
polimerisasi dingin memiliki kelemahan yaitu dan makan. Durasi pemakain plat akrilik
derajat polimerisasi yang rendah dan polimerisasi dingin yang lama dan
monomer residual yang tinggi hal tersebut menghadap ke jaringan rongga mulut
dapat membuat plat peranti menjadi mudah kemudian menutup jaringan rongga mulut
patah (Ayustia et al., 2020). dapat menyebabkan lingkungan sekelilingnya
Keunggulan dari resin akrilik menjadi saprofit, sehingga dapat
polimerisasi dingin yaitu keakuratan dimensi meningkatkan prevalensi pertumbuhan S.
yang baik, bentuk stabil, working time yang mutans. Mekanisme perlekatan
singkat, sifat konsistensi yang optimum serta mikroorganisme pembentuk plak pada
mudah deflasking dan kekurangan dari resin permukaan basis yang dipengaruhi oleh kasar
akrilik polimerisasi dingin adalah kestabilan atau porusnya permukaan basis akrilik
warna yang kurang, derajat polimerisasi yang terutama yang kontak langsung dengan
tidak sempurna, besar molekul material yang mukosa yang menghadap palatum dapat
lebih rendah, porositas yang besar dan meningkatkan retensi plak yang tidak
besarnya jumlah monomer sisa.4 Orthoplast dilakukan pemolesan, sehingga
merupakan salah satu merek dari bahan mikroorganisme dapat berpenetrasi ke
5
material yang umum digunakan untuk dalamnya.
membuat basis plat dewasa ini. Bahan – Mikroorganisme yang terdapat di bawah
bahan yang terkandung dalam orthoplast basis peranti ortodonti lepasan bermacam-
antara lain powder yang mengandung macam seperti bakteri S. mutans, bakteri
Polymethil methacrylate > 99%, Accelerator Actinomyces viscocus, bakteri Lactobacillus
< 1%, Coloragents < 1% serta liquid yang acidhopillus dan jamur Candida albicans. S.
mengandung Methyl methacrylate > 95%, mutans berada di rongga mulut yaitu 39 %
Ethyleneglycoldimethacrylate < 5%. dibandingkan bakteri lainnya dan merupakan
Keuntungan dari akrilik ini yaitu minimalnya gram positif yang bersifat anaerob
penyusutan, warna yang stabil dalam jangka fakultatifdapat bertahan dalam suasana asam
panjang, siklus polimerisasi stabil dengan dan juga merupakan spesies bakteri pertama
hasil akhir yang sempurna. yang menempel dan memulai formasi plak.
Bentuk basis peranti lepasan yang Akumulasi sisa-sisa makanan dan plak ini
berporus lebih cenderung menyebabkan akan meningkatkan jumlah flora mulut. Ciri -
banyak mikroba yang tertinggal di porusnya ciri dari bakteri ini yaitu mempunyai
dan memberi tempat bakteri untuk kemampuan menempel pada semua lokasi
berkembang biak. Waktu pemakaian standar permukaan habitatnya di dalam rongga

3
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah, Vol xx, No. xx: page xx-xx

mulut.6 S. mutans menghasilkan polisakarida digunakan untuk menghilangkan atau


yang terutama terdiri dari polimer sukrosa menghancurkan bakteri, bekerja sebagai
dan sangat lengket sehingga permukaan gigi pengerut, untuk menghilangkan bau dan
terbentuk seperti gelatin, sehingga bakteri untuk efek terapeutik dengan cara
bakteri melekat pada permukaan gigi, bakteri menyembuhkan infeksi atau mencegah karies
tersebut dapat melakukan proses fermentasi pada gigi. Berbagai macam merek dan
glukosa menjadi asam laktat sehingga dapat kandungan obat kumur telah berkembang di
memutus matriks enamel menyebabkan pasaran, salah satu jenis kandungan obat
demineralisasi. Proses demineralisasi kumur yang mempunyai peran penting adalah
merupakan awal terbentuknya karies.7 klorheksidin. Klorheksidin terbukti
Streptococcus mutans merupakan flora mempunyai efek paling efektif dari agen –
normal yang memiliki waktu inkubasi agen pengontrolan plak terapeutik lainnya
maksimal yaitu 48 jam dan termasuk ke karena mampu melekat secara ionic pada gigi
dalam bakteri gram positif, bersifat fakultatif dan permukaan mukosa oral dalam
anaerob, berbentuk coccus (bulat), tersusun konsentrasi tinggi selama berjam – jam
seperti rantai dan berperan dalam terbentuk (Tarigan, 2012).
nya karies. Bakteri ini tergolong dalam Cara pemeliharaan plat peranti lepasan
phylum dari Firmicutes dan kelompok bakteri yang lain yaitu membersihkan menggunakan
yang menghasilkan asam laktat. S. mutans bahan alami yang mengandung zat
menghasilkan asam yang dihasilkan terus antibakteri, sudah banyak penelitian
menerus melalui pemecahan substrat yang mengenai pemanfaatan bahan alami yang
selalu ada, sehingga merubah lingkungan bertujuan untuk menghasilkan obat-obatan
rongga mulut menjadi lebih asam (pH 5,2 – untuk mendukung program pelayanan
5,5), selanjutnya menyebabkan proses kesehatan gigi. Bahan alami dianggap sangat
demineralisasi pada email sehingga terjadi bermanfaat dalam pengobatan sejak dahulu,
karies.8 masyarakat telah percaya bahan alami
Pembersihan basis akrilik dapat mampu mengobati berbagai jenis penyakit,
dilakukan dengan pembersihan secara pemanfaatan bahan alami yang digunakan
mekanik dan kimiawi seperti gosok gigi, atau sebagai obat juga jarang menimbulkan efek
penggunaan obat kumur. Hal tersebut samping yang dapat merugikan dibandingkan
dimaksudkan untuk menghindari obat dari bahan sintesis (Riwandy et al.,
terakumulasinya koloni mikroorganisme pada 2014).
basis akrilik yang dapat mengganggu Indonesia memiliki berbagai macam
kenyamanan pasien itu sendiri. Obat kumur bahan alami yang terjangkau dan mudah
merupakan larutan atau cairan yang didapatkan seperti daun sungkai merupakan

4
Pebrianisa : Ekstrak Daun Sungkai Sebagai Alternatif Antibakteri....

tumbuhan obat tradisional yang biasa menggunakan rancangan Posttest Only


digunakan di berbagai wilayah di Control Group Design. Sampel pada
Indonesia.Tumbuhan ini merupakan penelitian ini menggunakan resin akrilik
tumbuhan khas Indonesia yang terdapat di polimerisasi dingin yang dibuat dalam bentuk
Sumatera bagian selatan dan Kalimantan. lempengan dengan ukuran 10×10×1 mm
Sebagian masyarakat di Sumatera Selatan menggunakan master plat (ANSI/ADA No.12
dan Lampung menggunakan daun sungkai tahun 2008). Dalam penelitian ini sampel
sebagai anti plasmodium atau obat demam. lempengan resin akrilik polimerisasi dingin
Di Kepulauan Riau, daun sungkai digunakan dibagi menjadi 5 kelompok. Maka, t = 5,
untuk mengobati luka ringan.9 karena jumlah perlakuan yang diberikan
Kemampuan daun sungkai sebagai obat empat kelompok. Besar sampel minimal
tradisional disebabkan karena adanya dalam penelitian ini di hitung menggunakan
senyawa kimia di dalamnya. Kandungan rumus Frederer.
senyawa kimia tersebut mempunyai Berdasarkan hasil diatas, besar sampel
kemampuan bioaktivitas, sehingga terbukti minimal untuk tiap kelompok adalah
berpotensi sebagai bahan obat penyakit sebanyak 5 sampel, maka total sampel
tertentu. Senyawa kimia yang terkandung keseluruhan adalah 5 x 5 = 25 sampel :
dalam daun sungkai adalah flavonoid 1. Kelompok 1 lempengan akrilik
glikosida, fenolik akteosida, phytol, dan 7 polimerisasi dingin direndam dalam
10
tipe clerodane senyawa diterpenoid. ekstrak daun sungkai dengan konsentrasi
Berdasarkan latar belakang yang telah 1,25% = 5 sampel
diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan 2. Kelompok 2 lempengan akrilik
masalah sebagai berikut: “Apakah ekstrak polimerisasi dingin direndam dalam
daun sungkai dapat sebagai alternatif ekstrak daun sungkai dengan konsentrasi
antibakteri pada resin akrilik polimerisasi 1,5% = 5 sampel
dingin peranti lepasan terhadap jumlah 3. Kelompok 3 lempengan akrilik
bakteri S. mutans?” Adapun tujuan penelitian polimerisasi dingin direndam dalam
ini adalah untuk mengetahui ekstrak daun ekstrak daun sungkai dengan konsentrasi
sungkai apakah dapat dijadikan sebagai 1,75% = 5 sampel
alternatif antibakteri pada resin akrilik 4. Kelompok 4 lempengan akrilik
polimerisasi dingin peranti lepasan terhadap polimerisasi dingin direndam dalam
jumlah bakteri S. mutans. khlorheksidin sebagai kontrol positif = 5
sampel
METODE PENELITIAN
5. kelompok 5 lempengan akrilik
Jenis penelitian kuantitatif dengan
polimerisasi dingin direndam dalam
metode Eksperimental Laboratoris

5
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah, Vol xx, No. xx: page xx-xx

aquades sebagai kontrol negatif = 5 monomer resin akrilik polimerisasi


sampel dingin dengan perbandingan 12 gr : 6 ml.
Waktu yang digunakan dalam Lalu memasukkan polimer dan monomer
perendaman kelompok sampel adalah sama ke dalam pot.
yaitu 15 menit. Pemilihan waktu tersebut e. Kemudian polimer dan monomer diaduk
berdasarkan aturan perendaman pada hingga homogen, ditunggu hingga fase
kemasan denture cleaner (15-30 menit) dan dough stage.
jumlah waktu alat ortodonti lepasan berada di f. Lalu masukkan adonan resin akrilik
luar mulut (15-30 menit/kali lepas). polimerisasi dingin kedalam mold.
Cara Kerja g. Meletakkan plastic cellophane yang
Pembuatan Plat Resin Akrilik Polimerisasi sudah diberi air diatas kuvet bawah lalu
Dingin (Juwita, Widaningsih dan Prabowo, h. Meletakkan plastic cellophane yang
2018). sudah diberi air diatas kuvet bawah lalu
a. Menyiapkan model master yang dibuat menutup dengan kuvet atas,kuvet di press
dengan plat dengan ukuran 10x10x1 mm. selama 5 menit. Kemudian mengeluarkan
b. Gips tipe III dicampur air lalu diaduk kuvet dari press kuvet, kuvet dibuka dan
selama 30 detik kemudian dimasukkan ke sampel dikeluarkan.
dalam kuvet dan diletakkan diatas i. Bagian sampel yang tajam dirapikan
vibrator. Setelah bagian basis kuvet terisi dengan bur fraser kemudian dihaluskan
penuh, master model plat ditanam dalam dengan kertas pasir secara berurutan dari
kuvet kemudian ditunggu hingga nomor 100 dilanjutkan nomer 500 dan
mengeras. Setelah permukaan gips kemudian nomer 1500.
mengeras (setting) diolesi selapis tipis Preparasi Cetakan Resin Akrilik Polimerisasi
vaselin hingga merata menggunakan Dingin (Caesar et al., 2020).
kuas. Melakukan pengisian kuvet lawan 1. Bakteri S. mutans dikultur pada media
dengan gips tipe III dan dilakukan Nutrient Broth selama 48 jam.
pengepresan menggunakan alat pres Selanjutnya disetarakan dengan 0,5 MC
manual. Farland (1.5 x 10-8) atau <300CFU/ml.
c. Setelah gips setting, kuvet bawah dan 2. Kemudian sampel direndam dalam 50 µL
atas dipisahkan dengan cara mengungkit Larutan bakteri
pertemuan kuvet dengan pisau gips. 3. Streptococcus mutans dan diadaptasikan
Master model diambil dan permukaan dalam suhu 35˚C selama 1 jam.
gips lalu dibersihkan dari vaseline 4. Konsentrasi daun sungkai sudah
dengan air panas yang mengalir. disiapkan (1,25%, 1,5%, dan 1,75%)
d. Dilakukan pengukuran polimer dan digunakan untuk material uji.

6
Pebrianisa : Ekstrak Daun Sungkai Sebagai Alternatif Antibakteri....

5. Perlakuan desinfeksi untuk teknik Analisis Data


rendam, dengan melakukan perendaman Analisis data yang digunakan pada
pada semua bagian resin akrilik penelitian ini adalah :
polimerisasi dingin (sampel uji) dalam 1. Analisis univariat untuk mengetahui nilai
suasanasteril. rata – rata dan standar deviasi masing –
6. Lempengan resin akrilik polimerisasi masing kelompok.
dingin dimasukan kedalam wadah 2. Analisis bivariat :
tertutup, dilakukan Perendaman ekstrak - Uji Shapiro Wilk untuk mengetahui
daun sungkai sebanyak 5 ml dandiamkan pengaruh perendaman ekstrak daun
selama 15 menit. sungkai pada konsentrasi 1,25%, 1,5 %,
7. Selanjutnya Lempengan resin akrilik dan 1,75% terhadap pertumbuhan S.
polimerisasi dingin dimasukkan dalam mutans.
tabung sentrifus berisi larutan PBS - Uji One Way ANOVA untuk mengetahui
sebanyak 1,5 ml. perbedaan pengaruh perendaman ekstrak
8. Kemudian dihomogenisasikan larutan daun sungkai pada lempengan resin
dengan membolak-balikan tube akrilik polimerisasi dingin pada
9. Efektivitas ekstrak daun sungkai dalam konsentrasi 1,25%, 1,5%, dan 1,75%
menghambat pertumbuhan S. mutans terhadap pertumbuhan bakteri S. mutans.
diperiksa setelah 24 jam setelah
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-
diinkubasi dalam inkubator pada suhu
AN
37˚C .
Hasil Penelitian
Proses perhitungan bakteri menggunakan
Sampel pada penelitian ini yaitu resin
spektrofotometer :
akrilik polimerisasi dingin yang dibuat dalam
1. Penilaian pertumbuhan daya hambat
bentuk lempengan dengan ukuran 10×10× 1
pertumbuhan S. mutans yang telah
mm menggunakan master plat yang telah
berinteraksi material uji, dimulai dengan
dikontaminasikan dengan bakteri S. mutans.
proses sentrifuse selama 10 menit pada
Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 25
5500 rpm.
sampel. Resin akrilik polimerisasi dingin
2. Selanjutnya diperiksa pertumbuhan S.
kemudian direndam dalam larutan ekstrak
mutans berdasarkan kekeruhan dengan
daun sungkai 1,25%, 1,5%, 1,75 %, kontrol
menggunakan spektrofotometer pada
positif klorheksidin dan kontrol negatif
Panjang gelombang 600 nm.
larutan aquades 10 ml. Larutan klorheksidin
3. Nilai OD (optical density) antara 0.09-0.1
didapatkan dari bahan yang dijual bebas di
nm setara dengan Mc Farland 0.5 atau
pasaran dan ekstrak daun sungkai dibuat di
<300 CFU/ml.
Laboratorium LLDIKTI Wilayah X Padang.

7
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah, Vol xx, No. xx: page xx-xx

Pada penelitian ini uji perhitungan jumlah penelitian eksperimental laboratoris dengan
bakteri S. mutans menggunakan alat menggunakan Post – test only control group
spektofotometer di Laboratorium LLDIKTI design.
Wilayah X Padang. Penelitian ini merupakan

Ekstrak Daun Sungkai (Peronema Canescens Jack) Sebagai Alternatif Antibakteri Pada
Resin Akrilik Polimerisasi Dingin Peranti Lepasan Terhadap Jumlah Bakteri
Streptococcus mutans.
Tabel 1. Jumlah BakteriS. mutans Pada Lempengan Resin Akrilik Polimerisasi Dingin Setelah Direndam Di Dalam
Larutan Ekstrak Daun Sungkai
konsentrasi 1 2 3 4 5 sdv Rata rata
1,25% 0.007 0.008 0.009 0.015 0.009 0.003 0.0096
1,50% 0.004 0.005 0.007 0.004 0.005 0.001 0.005
1,75% 0.003 0.003 0.001 0.004 0.002 0.001 0.0026
k+ 0.001 0.002 0.001 0.003 0.001 0.0008 0.0016
k- 0.150 0.152 0.155 0.152 0.149 0.002 0.1516

Tabel 1 menunjukan bahwa ada permukaan lempeng plat resin akrilik dengan
pengaruh perendaman basis akrilik dalam metode rendam.Berdasarkan standar Mc
ekstrak daun sungkai terhadap jumlah S. Farland dapat diklasifikasikan <300 CFU atau
mutans, semakin tinggi konsentrasi ekstrak Mc. Farland 0,5 (1,5x108). Optical Density
daun sungkai semakin menurun jumlah koloni 0.05 nm (<150 CFU/mL), 0,08-0,1 nm (Mc
S. mutans. Rata-rata jumlah koloni S. mutans Farlan 0,5; <300 CFU), OD 0,11-0,15nm (Mc
terbesar terlihat pada kelompok kontrol Farland 1; 300-600 CFU); OD >0,15 nm (Mc
negatif yang direndam dalam aquades steril Farland 1,5; 600-1200 CFU).
dan semakin menurun sesuai dengan kenaikan Pengolahan data pada uji mikroba untuk
konsentrasi ekstrak daun sungkai. Sedangkan mengetahui pengaruh perendaman larutan
rata-rata jumlah koloni S. mutans terkecil ekstrak daun sungkai dengan konsentrasi
pada kelompok kontrol positif dan kelompok 1,25%, 1,5%, 1,75%, serta kelompok kontrol
ekstrak daun sungkai konsentrasi 1,75%. positif larutan klorheksidin dan kontrol
Konsentrasi 1,25% memiliki daya negatif aquades pada plat resin akrilik
hambat dengan Optikal Densitas (OD) 0,009 polimerisasi dingin terhadap jumlah S.
nm yang setara dengan Mc. Farland 0.5 atau mutans dianalisis dengan uji One-way
<300 CFU/mL, sedangkan konsentrasi 1,5% ANOVA. Sebelum pengujian One-way
pertumbuhan S. mutans dengan OD 0,05 ANOVA, terlebih dahulu dilakukan uji
setaradengan <150 CFU/mL. konsentrasi normalitas. Uji normalitas data dilakukan
1,75% dengan OD 0,002 setara dengan <150 menggunakan uji Saphiro-Wilk untuk
CFU/mL. konsentrasi 1,75 % merupakan mengetahui data terdistribusi normal atau
konsentrasi pilihan yang lebih baik dalam tidak. Berdasarkan hasil uji Saphiro-Wilk
menghambat pertumbuhan S. mutans pada bahwa hasil terdistribusi normal untuk

8
Pebrianisa : Ekstrak Daun Sungkai Sebagai Alternatif Antibakteri....

melihat pengaruh yang signifikan pada semua kelompok perlakuan terlihat pada (Tabel 1)

Tabel 4.2 Uji normalitas data pengaruh perendaman larutan ekstrak daun sungkai (Peronema canescens jack) dengan
konsentrasi 1,25%, 1,5%, 1,75%, serta kelompok kontrol positif dan kontrol negatif pada lempengan terhadap jumlah
S. mutans dengan menggunakan uji Saphiro-Wilk.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Konsentrasi Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
1.25 % .376 5 .020 .788 5 .065
1.5 % .300 5 .161 .833 5 .146
1.75 % .237 5 .200* .961 5 .814
K+ .349 5 .046 .771 5 .046
K- .231 5 .200* .943 5 .685

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.


Perlakuan Based on Mean 1.474 4 20 .247
Based on Median .682 4 20 .612
Based on Median and .682 4 10.098 .620
withadjusted df
Based on trimmed mean 1.247 4 20 .323

Tabel 3. Distribusi Dan Frekuensi Daya Hambat Pertumbuhan S. mutans Dalam pengaruh Rendam Ekstrak Daun
Sungkai Pada Lempengan Resin Akrilik Polimerisasi Dingin.
Konsentrasi N SDV Rerata Frekuensi CFU/mL MC.Farlan p value
pertumbuhan d
1.25 5 0.003 0.009 56% <300 0,5
1.5 5 0.001 0.005 29% <150 0.5
1.75 5 0.001 0.002 15% <150 0,5 p>0.05:0.
03
K+ 5 0.0008 0.001 10% <150 0.5
K- 5 0.002 0.151 88% >600 1

Pada Tabel. 3 diperlihatkan bahwa memperlihatkan bahwa daya hambat


konsetrasi 1,25% mampu memberikan pertumbuhan S. mutans dengan teknik
toleransi pertumbuhan S. mutans mencapai rendaman pada permukaan alginat
56% pada permukaan plat resin akrilik, berdasarkan konsentrasi terdapat perbedaan
sedangkan konsentrasi 1,5% mampu yang bermakna (p>0.05;0.03).
memberikan toleransi pertumbuhan mencapai Perbedaan pengaruh perendaman larutan
29%, konsentrasi 1,75% memberikan peluang ekstrak daun sungkai dengan konsentrasi
untuk tumbuh mencapai 15%, Kontrol positif 1,25%, 1,5 %, 1,75%, serta kelompok kontrol
mampu memberikan toleransi pertumbuhan positif dan kontrol negatif terhadap bakteri S.
mencapai 10% memiliki kemampuan yang mutans pada lempengan plat resin akrilik
kurang peka terhadap pertumbuhan S. mutans, polimerisasi dingin diketahui dengan melihat
dan kelompok negatif yang mencapai 88%. pasangan perlakuan mana yang signifikan
Artinya pada konsentrasi 1,25% kurang antara setiap kelompok dengan menggunakan
memberikan efek daya hambat terhadap uji One-way ANOVA.
pertumbuhan S. mutans pada permukaan Berdasarkan hasil uji One-way ANOVA
alginat. Berdasarkan analisis Kruskal Wallis, terlihat perbedaan signifikan antara kelompok

9
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah, Vol xx, No. xx: page xx-xx

ekstrak daun sungkai konsentrasi 1,25% konsentrasi 1,75 % dengan nilai p=0,064
dengan konsentrasi 1,5% dengan nilai p= (p<0,05),kelompok ekstrak daun sungkai
0,001 (p<0,05), kelompok esktrak daun konsentrasi 1,75% terhadap kontrol positif
sungkai konsentrasi 1,25% dengan dengan nilai p= 0,423 (p<0,05)

Tabel 4. Perbedaan pengaruh perendaman lempengan resin akrilik polimerisasi dingin terhadap larutan ekstrak daun
sungkai dengan konsentrasi 1,25%, 1,5 %, 1,75%, serta kelompok kontrol positif dan kontrol negatif terhadap bakteri
S. mutans dengan One-way ANOVA.
Kelompok P
Daun sungkai 1,25% Daun sungkai 1,5% *0,001
Daun dungkai 1,75% *0,000
Kontrol positif *0,000
Kontrol negatif *0,000
Daun sungkai 1,5% Daun sungkai 1,75% *0,064
Kontrol positif *0,012
Kontrol negatif * 0,000
Daun sungkai 1,75% Kontrol positif *0,423
Kontrol negatif * 0,000
Kontrol positif Kontrol negatif *0,000
Keterangan: *Signifikan (p<0,05)

Pembahasan Canescens Jack) Sebagai Alternatif


Penelitian ini dilakukan untuk Antibakteri Pada Resin Akrilik
mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak Polimerisasi Dingin Peranti Lepasan
daun sungkai sebagai bahan desinfektan Terhadap Jumlah Bakteri Streptococcus
dengan menggunakan metode perendaman mutans.
pada lempengan resin akrilik polimerisasi Hasil perhitungan jumlah bakteri S.
dingin terhadap jumlah bakteri S. mutans. mutans setelah diinkubasi selama 24 jam
Perlakuan pada penelitian ini adalah didalam inkubator pada suhu 37˚C dengan
pemberian dengan kelompok konsentrasi satuan nm berdasarkanoptikal densiti.
ekstrak daun sungkai dengan konsentrasi Berdasarkan tabel 4.1 hasil pengukuran
1,25%, 1,5%, 1,75%, kelompok kontrol didapatkan bahwa daya hambat yang paling
positif menggunakan klorheksidin dan optimal yaitu kontrol positif larutan
kelompok kontrol negatif meggunakan klorheksidin 0,2 % dengan OD 0,001 nm
aquades. Pengukuran jumlah koloni bakteri S. yang berada dibawah dengan Mc. Farland
mutans yang memiliki nilai mendekati atau 0.05 (<150 CFU/mL), selanjutnya konsentrasi
dibawah kalibrasi jumlah koloni Mc Farland 1,75 % memiliki daya hambat dengan Optikal
senilai <300 CFU/mL dinilai menggunakan Desitas (OD) 0,002 nm yang setara dengan
alat spektrofotometer menunjukkan Mc. Farland 0.05 atau <150 CFU/mL,
kemampuan daya hambat dari antibakteri konsentrasi 1,5% memiliki daya hambat
ekstrak daun sungkai. pertumbuhan S. mutansdengan 0,005 OD
setara dengan <150 CFU/mL, Konsentrasi
Ekstrak Daun Sungkai (Peronema 1,25% memiliki nilai OD 0.009 nm setara

10
Pebrianisa : Ekstrak Daun Sungkai Sebagai Alternatif Antibakteri....

dengan <300 CFU/mL (Sutton, 2011). menunjukkan data terdistribusi normal untuk
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa kelompok perendaman ekstrak daun sungkai
konsentrasi 1,75% merupakan konsentrasi 1,5% diperoleh nilai p=0,164, kelompok
paling banyak membunuh bakteri dengan ekstrak daun sungkai 1,75% diperoleh nilai
nilai optikal densitas 0,002, sehingga p=0,814, kelompok ekstrak daun sungkai
menunjukan bahwa semakin besar 1,25% diperoleh nilai p=0,065, kontrol positif
konsentrasi maka mampu mengurangi jumlah p= 0,046 dan kontrol negatif diperoleh nilai
bakteri dalam jumlah besar, semakin tinggi p=0,685 Hasil uji post hoc 4.2
konsentrasi ekstrak yang digunakan maka memperlihatkan adanya pengaruh yang
aktivitas pertumbuhan bakteri dapat semakin signifikan antara kelompok ektrak daun
berkurang, karena kandungan senyawa yang sungkai 1,25%, 1,5%, 1,75%, kelompok
bersifat antibakteri dalam ekstrak makin besar kontrol positif dan kelompok kontrol negatif
(Warokka et al., 2016). Pada kontrol positif terhadap jumlah S. mutans dengan nilai p=
yaitu klorheksidin 0,2 % memiliki nilai OD p>0.05:0.03. Faktor yang mempengaruhi
0,001 yang merupakan bahan kimia yang terjadinya perbedaan jumlah bakteri S.
mampu menurunkan jumlah bakteri dengan mutans disebabkan oleh faktor konsentrasi
efektif, berdasarkan penelitian Nuryani dkk dan jenis bahan desinfektan yang digunakan.
(2017)11 menyebutkan hal itu dapat terjadi Jumlah S.mutans pada kelompok perendaman
karena klorheksidin 0,2 % merupakan ekstrak daun sungkai 1,25%, 1,5%, 1,75%
antiseptik golongan derivat bis – biguanite memiliki perbedaan daya hambat bakteri.
dengan spektrum luas, yang memiliki daya Kemampuan ekstrak daun sungkai yang
bunuh cepat dan mampu menurunkan jumlah berbeda-beda disebabkan oleh perbedaan
mikroba dalam rongga mulut sebesar 80% konsentrasi pada ekstrak daun sungkai.
dengan toksisitas yang rendah. Perbedaan konsentrasi ini mampu
Pengaruh perendaman larutan ekstrak memengaruhi kerja desinfektan terhadap
daun sungkai 1,25%, 1,5% dan 1,75%, larutan mikroorganisme (Ibrahim et al., 2012).
klorheksidin dan aquades pada lempengan Berdasarkan Lingga et al tahun (2016) yang
plat resin akrilik polimerisasi dingin terhadap menyatakan bahwa semakin tinggi
jumlah S. mutans dianalisis dengan One- way konsentrasi ekstrak maka semakin banyak
ANOVA. Sebelum pengujian One-way kandungan bahan aktif antibakterinya. 13
ANOVA, terlebih dahulu dilakukan uji Perendaman peranti ortodonti lepasan
normalitas. Uji normalitas data dilakukan pada malam hari atau saat tidak digunakan
menggunakan uji Saphiro-Wilk untuk direndam selama 15 – 30 menit dapat
mengetahui data terdistribusi normal atau mempengaruhi kekuatan transversal dari resin
tidak. Hasil uji normalitas data pada tabel 4.1 akrilik polimerisasi dingin untuk itu

11
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah, Vol xx, No. xx: page xx-xx

perendaman pada antibakteri tidak boleh mikroorganisme yang menyebabkan kematian


melewati batas durasi perendaman resin mikroorganisme. Pada hasil penelitian Bahri
akrilik polimerisasi dingin, menurut (2013) menyatakan klorheksidin glukonat
penelitian oleh kassim mengatakan bahwa 0,2% efektif dalam menghilangkan
kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi mikroorganisme seperti Candida albicans
dingin lebih rendah dibandingkan resin yang dengan perendaman selama 20 menit.
lainnya. Rendah nya kekuatan transversal dari Berdasarkan uji statistik One-way
resin akrilik polimerisasi dingin disebabkan ANOVA, pada kelompok konsentrasi 1,5%
karena banyaknya porositas (Prayogo, 2014). dengan kontrol positif, 1,75% dengan kontrol
Penambahan konsentrasi senyawa positif, daya hambat ekstrak daun sungkai
antibakteri diduga dapat meningkatkan memiliki perbedaan yang signifikan dalam
penetrasi senyawa antibakteri ke bagian menghambat pertumbuhan S. mutans dengan
dalam sel mikroba yang akan merusak sistem nilai 0,012 dan 0,423. Sesuai dengan
metabolisme sel dan dapat mengakibatkan penelitian yang dilakukan oleh (Ananda, Putri
kematian sel. dan Diana, 2018) mekanisme klorheksidin
Kemampuan ekstrak daun sungkai glukonat 0,2% sebagai antibakteri yaitu,
dalam menghambat pertumbuhan S. mutans senyawa nya mampu mengendapkan protein
disebabkan kandungan metabolit sekunder asam sitoplasmik sehingga terjadi perubahan
golongan senyawa alkaloid, terpenoid, permeabilitas dinding sel dan terjadi
steroid, flavonoid dan tannin yang memiliki kebocoran sel S. mutans, Klorheksidin
aktivitas sebagai antibakteri (Ibrahim et al., merupakan obat antibakteri yang memiliki
2012). spectrum luas sehingga mampu mengurangi
Jumlah S. mutans pada kelompok jumlah bakteri S. mutans. Klorheksidin
kontrol positif perendaman dengan larutan memberikan aksi bakterisidal dengan
klorheksidin 0,2% didapatkan hasil frekuensi membentuk endapan irreversible dengan
pertumbuhan bakteri paling rendah dengan adenosin trifosfat dan asam nukleat
rerata 0,001. Hasil penelitian ini didukung intraseluler setelah memasuki sitoplasma
oleh penelitian (Lubis dan Ritonga, 2021) melalui membran sitoplasma yang rusak.
Klorheksidin glukonat 0,2% mampu mengikat klorheksidin memiliki sifat bakteriostatik,
mikroor ganisme di rongga mulut yang bakterisidal, fungisidal, dan fungistatik
disebabkan adanya interaksi antara muatan (Mandalas, Aini dan Edinata, 2022).
positif dan molekul-molekul klorheksidin Ekstrak daun sungkai dapat menghambat
glukonat 0,2% dengan dinding sel bakteri pertumbuhan bakteri dengan mengandalkan
yang bermuatan negatif, sehingga senyawa aktif antibakteri yang banyak
meningkatkan permeabilitas dinding sel terkandung dalam daun sungkai seperti

12
Pebrianisa : Ekstrak Daun Sungkai Sebagai Alternatif Antibakteri....

flavonoid, alkaloid, tannin, dan terpenoid. sehingga terjadi kerusakan struktur dinding
Flavonoid berperan dalam meningkatkan sel dan akhirnya bakteri mengalami kematian
aktivitas enzim antioksidan yang dapat (Fransisca et al., 2020).
melindungi tubuh, meregenerasi sel yang
rusak dan berfungsi sebagai antibakteri KESIMPULAN DAN SARAN
dengan cara membentuk senyawa komplek Ekstrak daun sungkai dapat dijadikan
terhadap protein ekstraseluler yang sebagai alternatif antibakteri pada resin
menggangu integritas membran sel bakteri akrilik polimerisasi dingin peranti lepasan
dan merupakan senyawa fenol yang bersifat dan Ekstrak daun sungkai pada konsentrasi
koagulator protein (Ibrahim et al., 2012). 1,75%merupakan konsentrasi yang efektif
Kandungan terpenoid berpotensi sebagai sebagai desinfektan dalam menghambat
antimikroba seperti sifat antijamur, pertumbuhan bakteri S. mutans pada plat
antibakteri dan antivirus. mekanisme kerja resin akrilik polimerisasi dingin peranti
antibakteri dengan cara merusak dinding sel lepasan
dan menyebabkan isi sel keluar atau sel Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengalami lisis dan bakteri mengalami mengenai pengaruh ekstrak daun sungkai.
kematian (Fransisca et al., 2020). Senyawa Terhadap stabilitas dimensi pada plat resin
alkaloid juga memiliki kemampuan sebagai akrilik polimerisasi dingin peranti lepasan.
antibakteri dengan cara mengganggu Perlu dilakukan lebih lanjut mengenai
komponen penyusun peptidoglikan pada sel pengaruh ekstrak daun sungkai
bakteri, sehingga pembentukan dinding sel terhadapjumlah mikroorganisme selain S.
tidak utuh dan bakteri mengalami kematian mutans. Selanjut perlu dilakukan penelitian
(Ibrahim et al., 2012). lebih lanjut untuk menentukan senyawa aktif
Senyawa polifenol yang terdapat pada yang ada pada daun sungkai. Perlu
daun sungkai dapat merusak membran sel dilakukan dengan menggunakan metode
bakteri, senyawa tannin juga memiliki daya pengamatan selain spektrofotometer
antibakteri dengan mempresipitasi protein, sebagai pembanding
melalui reaksi dengan membran sel,
inaktivasi enzim, dan destruksifungsi materi
DAFTAR PUSTAKA
genetik (Ibrahim et al., 2012). Komposisi 1. Kemenkes RI.
Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf. In
kimia penyusun bakteri gram positif terdiri Badan Penelitian dan Pengembangan
atas lapisan peptidoglikan, yang bersifat non Kesehatan (p. 198). (2018).

polar sehingga molekul senyawa dengan sifat 2. Aldira, C., Kornialia, K., & Andriansyah, A.
Penilaian Tingkat Keberhasilan Perawatan
lipofilik akan lebih mudah menembus dinding Ortodontik dengan Piranti Lepasan
sel bakteri melalui interaksi terhadap protein Berdasarkan Indeks PAR di RSGM
Universitas Baiturrahmah Tahun 2012-2017.

13
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah, Vol xx, No. xx: page xx-xx

JurnalKesehatan Andalas, 8(4). (2020). 13. Riwandy, A., Aspriyanto, D., & Budiarti,
3. Rahardjo, P. Peranti Ortodonti Lepasan, L. Y. (2014). Aktivitas antibakteri
Airlangga University Press. (2009). ekstrak air kelopak bunga rosella
4. Juwita, A., & Prabowo, P. B. The difference (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap
of impact strength in acrylic resin self-cured pertumbuhan Streptococcus mutans in
with the addition of zirconium dioxide (zro2) vitro. Jurnal Kedokteran Gigi Dentino,
nanoparticles. Denta Jurnal Kedokteran Gigi, 2(1).
12(1), 51-59. (2018). 14. Warokka, K. E., Wuisan, J. dan . J.
5. Bahador, A., Khalil, S., Pourakbari, B., (2016) “Uji konsentrasi hambat minimum
Ghorbanzadeh, R., Kassaee, M.Z. (KHM) ekstrak daun binahong (Anredera
Photocatalytic Effects of Acrylic Resins
cordifolia Steenis) sebagai antibakteri
Incorporated with Nano- Titanium Dioxide on
Planktonic and Biofilm Growth of Four terhadap pertumbuhan Streptococcus
Cariogenic Bacteria. p. 4(17), 2695–2708. mutans,” e-GIGI
(2014). 15. Ibrahim, A. and Kuncoro, H. (2012)
6. Anggraeni, A., Yuliati, A., & Nirwana, I. ‘Identifikasi Metabolit Sekunder dan
Perlekatan koloni Streptococcus mutans pada Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun
permukaan resin komposit sinar tampak (The
adherence of Streptococcus mutans colony to Sungkai (Peronema Canescens Jack)
surface visible light composite resins). Dental Terhadap Beberapa Bakteri Patogen’,
Journal (Majalah Kedokteran Gigi), 38(1), 8- Journal Of Tropical Pharmacy And
11. (2005). Chemistry 2(1): 8–18. doi:
7. Sisca Purdiktasari, R., Joelijanto, R., &
10.25026/jtpc.v2i1.43.
Sutjiati, R. Efektivitas Larutan Xylitol 6,
25%, 12, 5%, dan 25% sebagai Bahan Obat 16. Ananda, A., Putri, D. K. T. dan Diana, S.
Kumur terhadap Jumlah Pertumbuhan Bakteri (2018) “Daya hambat ekstrak ubi bawang
Streptococcus mutans pada Perawatan dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr)
Ortodonsi dengan Sistem Perlekatan terhadap pertumbuhan Streptococcus
Langsung. mutans (studi in vitro dengan metode
8. Armiati, I. G. K. Penurunan Jumlah Koloni difusi),” DENTIN Jurnal Kedokteran
Streptococcus mutans Dalam Rongga Mulut
Gigi, 2(1), hal. 85–90.
Oleh Ekstrak Etanol Kulit Daun Lidah Buaya.
Interdental: Jurnal Kedokteran Gigi, 14(1), 1- 17. Lubis, A. I. K. dan Ritonga, P. W. U.
4. (2018). (2021) “THE EFFECT of DENTAL
9. Kusriani, R. H. Uji Aktivitas Antibakteri BASE DESINFECTION of HEAT
Ekstrak Dan Fraksi Kulit Batang Dan Daun CURED ACRYLIC RESIN with
Sungkai (Peronema Canescens Jack) CHLORHEXIDINE and CASTOR OIL
Terhadap Staphylococcus Aureus Atcc 25923
(Ricinus Communis Oil) on
Dan Escherichia Coli ATCC 25922. Jurnal
Farmasi Galenika, 2(01). (2015). TRANSVERSE STRENGTH,”
10. Rahma, C. S. A. et al. “PROFIL Cakradonya Dental Journal, 13(2), hal.
METABOLIT SEKUNDER DAUN 151–156.
SUNGKAI (Peronema canescens J) DAN 18. Mandalas, H. Y., Aini, N. dan Edinata,
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK K. (2022) “Perbandingan Efektivitas
ETANOL DAUN SUNGKAI (Peronema Berkumur Dengan Chlorhexidine dan
canescens J) DENGAN METODE DPPH,”
Obat Kumur yang Mengandung Daun
Jurnal Analis Farmasi, 7(2), hal. 192–210.
(2022) Sirih (Piper betle) Terhadap Penurunan
11. NuryaniS,SaptonoRF,Darwani.Pemanfaatan Indeks Plak Pasien Pengguna Alat
Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guava Ortodontik Cekat,” SONDE (Sound of
Linn) Sebagai Antibakteri dan Antifungi. Dentistry), 6(2), hal. 45–57.
Jurnal Teknologi Laboratorium. 2017; 6(2): 19. Fransisca, D., Kahanjak, D. N. and
44. Frethernety, A. (2020) „Uji aktivitas
12. Lingga, A, R., Pato, U., & Rossi, E. (2016).
antibakteri ekstrak etanol daun sungkai
Uji antibakteri ekstrak batang kecombrang
(Nicolaia speciosa horan) terhadap (Peronema canescens Jack) terhadap
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. pertumbuhan Escherichia coli dengan
Jom Faperta. 3(1), 1-15. metode difusi cakram Kirby-Bauer‟,

14
Pebrianisa : Ekstrak Daun Sungkai Sebagai Alternatif Antibakteri....

Jurnal Pengelolaan Lingkungan


Berkelanjutan (Journal of Environmental
Sustainability Management), 4(1), pp.
460–470.

15

Anda mungkin juga menyukai