Anda di halaman 1dari 7

Uji sitotoksisitas ekstrak sambiloto

(Andrographis paniculate ness) pada sel


fibroblas dengan MTT

Sugandi Mastia Anugrah, Devi Rianti, Titien Hary


Agustantina
Departemen Material Kedokteran Gigi
p-ISSN 2302-5271
e-ISSN 2685-0214 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga
Surabaya, Indonesia
DOI 10.32793/jmkg.v8i2.422

ABSTRAK
Sambiloto (Andrographis Paniculate Ness) merupakan salah
satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
alternatif larutan irigasi saluran akar. Kandungan zat-zat
fitokimia dalam ekstrak sambiloto telah terbukti memiliki daya
antibakteri terhadap Enterococcus faecalis. Sebagai bahan
alternatif larutan irigasi saluran akar yang ideal tidak hanya
diperlukan sifat anti bakteri tetapi juga tidak toksik terhadap
jaringan, akan tetapi hingga saat ini belum ada penelitian lebih
lanjut mengenai uji sitotoksisitas ekstrak sambiloto
terhadap fibrolas gingiva manusia. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah ekstrak sambiloto memiliki efek
sitotoksik terhadap sel fibroblas gingiva manusia. Pembuatan
ekstrak sambiloto dilakukan dengan metode maserasi
menggunakan etanol 96% serta dilakukan pengenceran pada
konsentrasi 100% sehingga diperoleh konsentrasi sebesar 25
%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,56%, 2%, 1%, 0,50%, 0,25%.
Uji sitotoksisitas yang diuji pada sel fibroblas gingiva manusia
dilakukan dengan menggunakan uji esai MTT. Sel fibroblas
dipapar dengan ekstrak sambiloto berbagai konsentrasi.
Kemudian dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.
Setelah dilakukan inkubasi 24 jam, dilakukan pemberian MTT
pada plate dan diikubasi kembali selama 4 jam dan dilakukan
pembacaan menggunakan ELISA reader. Kepadatan optik
formazan menunjukkan jumlah sel hidup. Data penelitian
dianalisis menggunakan uji one-way Anova dan uji Tukey HSD.
Hasil analisis data menunjukkan terdapat perbedaan signifikan
persentase sel hidup fibroblas gingiva manusia setelah
pemberian ekstrak sambiloto dengan berbagai konsentrasi.
Disimpulkan ekstrak sambiloto dengan konsentrasi 25 %
menunjukan efek sitotoksik terhadap sel fibroblas gingiva dan
pada konsentrasi 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,56%, 2%, 1%,
0,50%, 0,25% tidak menunjukkan efek sitotoksik terhadap sel
fibroblas gingiva.

Korespondensi: Kata kunci: ekstrak sambiloto, sitotoksisitas, fibroblas gingiva


Sugandi Mastia Anugrah manusia
Email:sugandi.mastia@gmail.com

46
Cytotoxicity test of sambiloto LATAR BELAKANG
(Andrographis paniculate Nees) extract Perawatan saluran akar dalam bidang
toward human gingival fibroblast with kedokteran gigi merupakan salah satu
MTT alternatif pilihan perawatan untuk
penyakit pulpa pada saluran akar dengan
ABSTRACT cara menghilangkan bakteri dan produk
Sambiloto (Andrographis Paniculate Nees) is metabolisme dari sistem saluran akar.1
a plant that can be used as an alternative Irigasi merupakan bagian penting pada
material for root canal irrigation solutions. perawatan saluran akar. Bahan irigasi
The content of phytochemicals in sambiloto berfungsi sebagai pelarut sisa jaringan
extract has been shown to have antibacterial organik, desinfektan dan lubrikasi pada
against Enterococcus faecalis. Iingredients sistem saluran akar. Dengan pemberian
for ideal root canal irrigation solutions, in bahan irigasi pergerakan alat lebih mudah.
addition to anti-bacterial properties are also Irigasi saluran akar akan menyebabkan
not toxic, so it is necessary to test cytotoxicity pelarutan sisa jaringan organik dan
of sambiloto extract against human gingival pembersihkan serpihan dentin.2
fibroblasts. The aims of this study is to Saluran akar terdapat beberapa jenis
determinate whether the sambiloto extract bakteri antara lain bakteri Enterococcus
has cytotoxcic effect on human gingival faecalis. Bakteri Enterococcus faecalis
fibroblast. The sambiloto extract was made merupakan bakteri yang banyak ditemukan
by maceration method using ethanol 96% pada kegagalan perawatan saluran akar.
and certain dilution at 100% performed to Prevalensi keberadaan bakteri Enterococcus
obtain concentration 25 %, 12.5%, 6.25%, faecalis pada kegagalan perawatan saluran
3.125%, 1.56%, 2%, 1%, 0.50%, 0.25%. The akar mencapai 24%-77%.3 Enterococus
cytotoxicity being tested on human gingival Faecalis adalah bakteri golongan kokus
fibroblast by using MTT assay. Fibroblast anaerob fakultatif gram positif dan termasuk
cells are exposed to various concentrations dalam bakteri infeksi dalam perawatan
of sambiloto extract. Formazan optical endodontik yang sering diisolasi dari
density was read using an ELISA reader at perawatan saluran akar yang gagal, bakteri
a wavelength of 595 nm. Data analysis used ini dapat hidup di berbagai lingkungan
the one-way Anova test and Tukey HSD test. termasuk dalam pH yang ekstrem.4
There were significant differences in the Perawatan saluran akar bahan yang
percentage of living cells of human gingival sering digunakan adalah sodium hipoklorit
fibroblasts after administration of sambiloto yang memiliki sifat yang proteolitik atau sifat
extract with various concentrations, but yang dapat mengurai suatu rantai molekul
there was no significant difference in the enzim, juga bersifat anti mikroba yang cukup
percentage of living fibroblasts cells between baik untuk bakteri gram positif, bakteri
groups D (3.125%) and F (2%), E (1.56%) negatif, spora, virus dan jamur.5 Pada kondisi
and F (2%) and group G (1%) and H tertentu sodium hipoklorit dapat bersifat
(0.5%). Conclusions, sambiloto extract with iritan pada pulpa dan, akan menyebabkan
a concentration of 25% showed a cytotoxic rasa sakit, bisa juga terjadi pendarahan serta
effect, while at a concentration of 12.5%, pembengkakan atau oedema yang luas.6
6.25%, 3.125%, 1.56%, 2%, 1%, 0.50%, Tanaman herbal yang sering digunakan
0.25% showed no cytotoxic effect against sebagai alternatif suatu pengobatan
gingival fibroblasts. adalah penggunaan tanaman sambiloto
(Andrographis paniculate Nees). Sambiloto
Keywords:: Sambiloto extract, cytotoxicity, dipercaya masyarakat untuk mengobati
human gingival fibroblast segala macam penyakit, mudah didapat
dan harganya relatif murah.7 7 Ekstrak
sambiloto ini merupakan bahan yang

47 JMKG 2019;8 (2):46-52


memiliki kandungan kimia flavonoid. mulut.15
Senyawa flavonoid ini memiliki aktivitas Hingga saat ini belum terdapat penelitian
biologis sebagai antioksidan, antikanker, mengenai uji sitotoksisitas ekstrak sambioto.
antiinflamasi, antivirus, dan antibakteri.8 terhadap sel fibroblas gingiva manusia dalam
Sambiloto juga memiliki komponen saponin, usaha pengembangan alternatif bahan irigasi
alkaloid, kalsium, natrium dan asam kersik.9 saluran akar. Berdasarkan latar belakang
Pada penelitian sebelumnya yang tersebut di atas maka perlu dilakukan
menunjukan pengujian ekstrak sambiloto penelitian untuk mengetahui sitotoksisitas
terhadap bakteri Enterococcus Faecalis ekstrak sambiloto (Andrographis Paniculata
menunjukkan konsentrasi bunuh minimal Nees) terhadap sel fibroblas gingiva manusia.
sebesar (KBM) 2,09 % dan konsentrasi Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
hambat minimal (KHM) sebesar 1,56 %.10 sifat sitotoksik ekstrak sambiloto terhadap
Penelitian yang dilakukan oleh Akowuah sel fibroblas gingiva manusia.
et al.11 11 Menunjukkan bahwa saponin yang METODE PENELITIAN
terkandung dalam sambiloto ini memiliki Penelitian ini merupakan penelitian
efek toksik pada kelangsungan hidup sel eksperimental laboratoris dengan rancangan
dan merupakan indikator dalam melakukan penelitian post test only control group
uji toksisitas. Saponin telah dilaporkan dapat design. Sampel pada penelitian ini adalah
menginduksi apoptosis, merusak membran seng oksida ekstrak sambiloto (Andrographis
sel dan dapat menghambat proliferasi sel Paniculata Nees). Kelompok sampel terbagi
Bahan yang diaplikasikan ke dalam rongga menjadi 9 dengan besar sampel sebanyak 6.
mulut harus memiliki sifat biokompatibilitas Proses pembuatan ekstrak Sambiloto.
dan tidak menghambat atau merugikan dilakukan di Laboratorium Dasar Bersama,
jaringan hidup di sekitarnya.12 Bahan Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
kedokteran gigi agar dapat digunakan di dan uji sitotoksisitas dilakukan di Stem Cell
rongga mulut perlu dievaluasi dengan cara Research Development Center Universitas
dilakukan uji sitotoksisitas yang berguna Airlangga. Alat yang digunakan pada
untuk dapat menentukan potensi toksik penelitian ini adalah water bath (Buchi,
yang dihasilkan oleh bahan sehingga Indonesia), tabung erlenmeyer, digital shaker
dapat ditentukan dosis yang tepat. Uji (Daihan scientific, Korea), rotary evaporator
sitotoksisitas berguna untuk menentukan (Buchi, Indonesia), ELISA reader (Biorad,
potensi sitotoksik yang mungkin dihasilkan California), petri dish, minisart filters pore
suatu bahan sehingga dapat ditentukan 0,2 μm (Sartorius, Jerman), inkubator CO2
dosis penggunaan yang tepat.13 13 Dari (Esco, Singapura), vortex (Advantec, USA),
beberapa penelitian yang menunjukkan eppendorf, glass slab tebal, spatula semen,
bahwa saponin memiliki kandungan yang timbangan analitik (A&D, USA), paper pad,
berpotensi sitotoksik maka perlu dilakukan cetakan plastik diameter 5 mm dan tinggi
uji sitotoksisitas mengenai ekstrak sambiloto 2 mm16, celluloid strip, mortar & pestle.
sebagai alternatif bahan irigasi saluran akar. Bahan yang digunakan pada penelitian ini
Salah satu metode untuk menguji adalah ekstrak sambiloto 100%, sel fibroblas
sitotoksisitas suatu bahan adalah dengan gingiva manusia, Phosphat Buffer Saline
menggunakan esai MTT. Esai MTT (PBS), Media kultur Minimum Essential
merupakan sebuah pengujian kolorimetrik Medium Eagle Alpha Modification (Alpha
kuantitatif yang berfungsi untuk melihat MEM), Dimethyl sulfoxide (DMSO), bubuk
jumlah metabolisme sel aktif.14 Pengamatan MTT (3-[4,5-dimethylthiazol-2-yl]-2,5-
terhadap metabolisme sel untuk uji diphenyltetrazolium bromide) dan trypsine
sitotoksisitas dapat dilakukan pada kultur Ethylene Diaminete Traaetic Acid (EDTA).
sel fibroblas.13 Fibroblas merupakan sel yang Proses ekstrak sambiloto. dilakukan
berperan penting dalam mukosa rongga dengan menimbang tanaman sambiloto

48
yang sudah kering, sebanyak 500 g OD sel = Nilai OD (optical density) formazan
kemudian dihaluskan menggunakan blender. pada rata-rata kontrol sel
Sambiloto yang halus direndam dalam
etanol 96% kemudian diletakkan di atas Data yang diperoleh dilakukan uji
digital shaker dengan kecepatan 50 rpm analisis data one-way Anova dengan tingkat
selama 48 jam. Hasil maserasi sambiloto signifikansi 0,05 untuk melihat perbedaan
disaring kemudian ditampung dalam tabung signifikan pada seluruh kelompok. Jika
erlenmeyer. Maserat sambiloto. diuapkan data hasil penelitian terdapat perbedaan
dengan menggunakan rotary evaporator signifikan dilanjutkan dengan uji Tukey
bertekanan 175atm. Ekstrak sambiloto HSD untuk mengetahui perbedaan signifikan
hasil evaporasi didapatkan hasil sebanyak antar kelompok.
190 ml dengan konsentrasi 100%. Ekstrak HASIL
sambiloto 100% dimasukkan dalam botol Tabel 1 Besar sampel, rerata densitas
kaca kemudian disimpan di dalam kulkas. optikal, persentase sel hidup fibroblas
Kultur sel fibroblas gingiva manusia yang gingiva manusia dan standar deviasi.
telah diinkubasi diambil kemudian media
kultur Alpha MEM dalam petri dish dibuang. Rerata
Kultur sel dicuci dengan PBS 1 kali kemudian Kelompok n Densitas Presentase Standar
Optikal sel hidup deviasi
ditambahkan trypsine EDTA 2 ml. Media
kultur Alpha MEM ditambahkan kemudian A 6 0,286 45,669 % 0,006325
B 6 0,390 64,800 % 0,007250
kultur sel dibagi dalam microplate 96 well C 6 0,435 73,003% 0,008246
sebanyak 3-5 x 103, diinkubasi dengan suhu D 6 0,470 79,369% 0,004370
E 6 0,494 83,900% 0,005037
37oC selama 24 jam. Well pada kolom ke-1 F 6 0,481 81,512% 0,004622
digunakan sebagai kontrol media. Well pada G 6 0,514 87,450% 0,005089
H 6 0,525 89,593% 0,005913
kolom ke-2 digunakan sebagai kontrol sel. I 6 0,549 93,970% 0,006928
Well pada kolom ke-3 hingga ke-11 diberi
sampel sesuai kelompok sebanyak 50 μl. Keterangan :
Microplate kemudian diinkubasi dengan A=kultur sel fibroblas dipapar dengan
suhu 37oC selama 24 jam. Microplate ekstrak sambiloto 25%
ditambahkan MTT yang dilarutkan dalam B=kultur sel fibroblas dipapar dengan
PBS 5 mg/ml sebanyak 25 μl kemudian ekstrak sambiloto 12,5%
diinkubasi selama 4 jam. Media kultur Alpha C=kultur sel fibroblas dipapar dengan
MEM dalam microplate dibuang kemudian ekstrak sambiloto 6,25%
ditambahkan DMSO sebanyak 100 μl tiap D=kultur sel fibroblas dipapar dengan
well. Formazan dibaca absorbansinya ekstrak sambiloto 3,125%
pada sel fibroblas gingiva manusia secara E=kultur sel fibroblas dipapar dengan ekstrak
spektrofotometri dengan ELISA reader pada sambiloto 1,56%
panjang gelombang 595 nm. F=kultur sel fibroblas dipapar dengan ekstrak
Persentase sel hidup dihitung menggunakan sambiloto 2%
rumus sebagai berikut: G=kultur sel fibroblas dipapar dengan
% sel hidup = OD perlakuan -OD media x 100% ekstrak sambiloto 1%
OD kontrol sel - OD media H=kultur sel fibroblas dipapar dengan
Keterangan: ekstrak sambiloto 0,5%
% Sel hidup = Persentase jumlah sel hidup I=kultur sel fibroblas dipapar dengan ekstrak
setelah perlakuan. sambiloto 0,25%
OD perlakuan = Nilai OD (optical density) Pada tabel 1 dapat dilihat persentase
formazan setiap sampel setelah pengujian. sel hidup tertinggi terdapat pada kelompok
OD media = Nilai OD (optical density) sel fibroblas yang dipapar dengan ekstrak
formazan pada rata-rata setiap kontrol sambiloto 0,25% (I) sebesar 93,970%.
media. Persentase sel hidup terendah dari data hasil

49 JMKG 2019;8(2):46-52
penelitian terdapat pada kelompok dipapar perbedaan bermakna antara lain pada
dengan ekstrak sambiloto 25% (A) sebesar kelompok D dan F, E dan F dan kelompok
45,669%. G dan H.
Syarat untuk melakukan uji analisis PEMBAHASAN
data one-way Anova adalah data penelitian Telah dilakukan penelitian uji sitotoksisitas
berdistribusi normal dan homogeny. Hasil ekstrak sambiloto terhadap sel fibroblas
uji Kolmogorov-Smirnov pada penelitian gingiva manusia dengan beberapa
ini didapatkan seluruh kelompok sampel konsentrasi 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%,
mempunyai nilai p > 0,05, sehingga dapat 1,56%, 2%, 1%, 0,5%, 0,25%, Parameter
diartikan seluruh kelompok data penelitian yang sering digunakan untuk menentukkan
berdistribusi normal. Data selanjutnya sitotoksisitas in vitro adalah Inhibition
dilakukan uji Levene untuk mengetahui Concentration 50% (IC 50). Secara umum
homogenitas data. Hasil uji Levene pada IC 50 merupakan konsentrasi suatu bahan
data penelitian ini menunjukkan probabilitas yang mampu menghambat proliferasi sel
0,748 (p > 0,05), sehingga dapat diartikan hingga 50% dari populasi16. Pada tabel
data penelitian homogen. 5.1 dapat dilihat bahwa sel hidup fibroblas
Hasil uji data penelitian menggunakan gingiva manusia dengan nilai lebih dari
one-way Anova menunjukkan nilai 50% terdapat pada kelompok B (6,25%)
probabilitas 0,005 (p < 0,05) yang berarti hingga kelompok I (0,25%). Berdasarkan
terdapat perbedaan signifikan pada seluruh parameter IC50 dapat diartikan bahwa pada
kelompok sampel. Hal tersebut dapat kelompok tersebut tidak bersifat sitotoksik
diartikan bahwa sel fibroblas gingiva manusia terhadap fibroblas gingiva manusia.
yang diberi ekstrak sambiloto. 100% dan Hasil analisis data one-way Anova
eugenol) menunjukkan perbedaan signifikan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
terhadap persentase sel hidup fibroblas signifikan pada seluruh kelompok sampel.
gingiva manusia. Analisis data dilanjutkan Hal tersebut dapat diartikan bahwa sel
dengan menggunakan uji Tukey HSD. Hasil fibroblas gingiva manusia yang diberi
uji Tukey HSD dapat dilihat pada tabel 2. paparan ekstrak sambiloto menunjukkan
Tabel. 2 Hasil uji Tukey HS perbedaan persentase sel hidup yang
Kelompok Kelompok signifikan terhadap fibroblas gingiva
A B C D E F G H I manusia. Hal ini dapat diasumsikan bahwa
semakin banyak ekstrak yang dipaparkan ke
A 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
00* 00* 00* 00* 00* 00* 00* 0* sel fibroblas gingiva manusia menyebabkan
B 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
sel fibroblas gingiva manusia makin banyak
00* 00* 00* 00* 00* 00* 0* yang mati. Hal tersebut dipengaruhi oleh
C 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
00* 00* 00* 00* 00* 0* kandungan pada bahan yang berpotensi
D 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00 menyebabkan sitotoksik yaitu alkaloid,
00* 41 00* 00* 0*
tanin dan saponin.
E 0,0 0,0 0,0 0,00
14 00* 00* 0* Pada hasil analisis data penelitian dengan
F 0,0 0,0 0,00 Tukey HSD menunjukkan bahwa terdapat
00* 00* 0*

G 0,0 0,00
perbedaan signifikan persentase sel hidup
41 0* fibroblas gingiva manusia antar kelompok
H 0,00
0*
konsentrasi. Persentase sel hidup pada
Keterangan: kelompok A yaitu sel fibroblas yang dipapar
* = Perbedaan signifikan dengan ekstrak sambiloto 25% adalah
Hasil uji Tukey HSD menunjukan bahwa sebesar 45,669%. Berdasarkan parameter
terdapat perbedaan bermakna pada seluruh IC.50 dapat dikatakan bahwa kelompok A
kelompok konsentrasi ekstrak sambiloto. bersifat sitotoksik terhadap sel fibroblas
Ada beberapa kelompok yang tidak memiliki gingiva manusia. Hal ini disebabkan karena
kelompok A memiliki kandungan ekstrak

50
sambiloto yang lebih besar dibandingkan 79,363%, 83,93%, 81,512%, dan 87,450%.
kelompok lain. Pada ekstrak sambiloto Hal tersebut membuktikan bahwa ekstrak
memiliki kandungan alkaloid, tanin dan sambiloto konsentrasi 3,125%, 1,56%, 2%,
saponin yang berpotensi untuk menghambat dan 1% tidak bersifat sitotoksik.
proliferasi sel.17 Pada penelitian yang perah DAFTAR PUSTAKA
dilakukan, menunjukkan hasil bahwa alkaloid 1. Carrotte, P 2004, ‘Endodontics: part
dapat menghambat proliferasi sel dengan 1 ‘The modern concepts of root canal
cara merusak transkripsi DNA sehingga sel treatment’, British Dental Journal, vol.
menjadi lisis.18 197, no. 4, pp. 181-90.
Sitotoksisitas pada kelompok A tidak 2. Tarigan, R 2012, Perawatan pulpa gigi,
hanya di pengaruhi oleh alkaloid saja namun 3th edn, EGC, Jakarta, p. 128-132.
juga di pengaruhi oleh kandungan lain seperti 3. Torabinejad, M & Walton, R 2008, Prinsip
saponin dan tanin. Pada kelompok A karena dan praktik ilmu endodonsia , 3th edn.
kandungan ekstrak yang terkandung dalam EGC, Jakarta, pp. 243-4.
media kultur Alpha MEM yang lebih tinggi 4. Lam, TSK, Wong, OF & Tang, SYH 2010,‘A
menyebabkan sifat sitotoksik kelompok case report of sodium hypochlorite’, Hong
A lebih tinggi dibandingkan kelompok Kong Journal of Emergency Medicine, vol.
lain. Terdapat komponen yang dapat 17, no. 2, pp. 174-5.
memepengaruhi sifat toksisitas pada suatu 5. Widyawati T 2007, ‘Aspek farmakologi
bahan salah satunya adalah struktur kristal, sambiloto’, Majalah Kedokteran
kemurnian, komposisi kimia, media yang Nusantara, vol.4, no. 2 ,pp .216-220.
digunakan dan kelarutan atau kemampuan 6. Lee, YS & Cha, JD 2010, ‘Synergistic
bahan melepaskan suatu ion.19,20 Kandungan antibacterial activity of fig (Ficus carica)
saponin menurunkan tegangan permukaan leaves extract against clinical isolates
dinding sel bakteri, lalu berdifusi ke membran of methicillin resistant Staphylococcus
luar dan akhirnya dinding sel menjadi rentan. aureus’, Kor journal Microbiology
Dinding sel yang rentan mengikat membran Biotechnology, vol. 38, no. 4, pp. 405-7.
sitoplasma, kemudian stabilitas membran sel 7. Akowuah, GA, Zhari, I, Norhayati, I
menjadi berkurang. Akibatnya, sitoplasma & Mariam, A 2006, ‘PLC and HPTLC
bocor dan sel bakteri mengalami kematian.21 densitometric determination of
Kelompok pada konsentrasi dibawah andrographolides and antioxidant
25%, menunjukan presentase sel hidup potential of Andrographis paniculata’, J
diatas 50%, dilihat menggunakan parameter Food Compost Anal, vol. 19, pp. 118-26.
IC50 tidak bersifat toksik hal ini dapat terjadi 8. Hatrick, CD, Eakle, S & Bird, WF 2011,
karena aktivitas dari senyawa alkaloid, Dental Materials, 2nd edn, Senders
saponin, tanin yang dapat membantu Elsevier, Misouri, pp. 6-10.
proliferasi sel serta konsentrasi yang kecil 9. Sukandar, E. Y. Tren. Pradigma dunia
yang dapat bersfat sitoprotektif terhadap farmasi : industri-klinik-teknologi
sel. Hasil penelitian yang pernah dilakukan kesehatan . Available from : http// www.
menunjukan bahwa semakin rendah itb.ac.id.
konsentrasi suatu ekstrak maka senyawa- 10. Ananda, ND 2017, ‘Konsentrasi hambat
senyawa fitokimia yang terkandung dalam minimum (KHM) dan konsentrasi bunuh
ekstrak sambiloto juga hanya jumlah yang minimum (KBM) ekstrak sambiloto
kecil sehingga tidak memberikan pengaruh (Andrographis Paniculate Ness) terhadap
biologis yang optimal pada sel.22 bakteri Enterococcus Faecalis’, Skripsi,
Hasil analisis Tukey HSD menunjukkan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
bahwa tidak ada perbedaan signifikan Airlangga, Surabaya, pp. 34-40.
persentase sel hidup fibroblas gingiva 11. Gruhlke MCH, Nicco C, Batteux F,
manusia antara D dan F, E dan F dan kelompok Slusarenko AJ. The effects of allicin, a
G dan H dengan nilai persentase sel hidup reactive sulfur species from garlic, on a

51 JMKG 2019;8(2):46-52
selection of mammalian cell lines. MDPI
Journal 2017; 6 (1): 11.
12. Hatrick CD, Eakle S, Bird WF. Dental
materials. 2nd ed. Misouri: Sanders
Elsevier; 2011. p. 6.
13. Hodgson E. A textbook of modern
toxicology. 3rd ed. USA: John wiley and
sons Inc; 2004. p. 13, 353.
14. Hughes D, Mehmet H. Cell proliferation
and apoptosis. United Kingdom: Bios
scientific publisher; 2003. p. 23.
15. Nanci, A. Ten cat’s oral histology:
Development, structure and function.8th
ed. USA: Elsevier; 2013. p. 84, 192-3.
16. Nevozhay, D 2014, ‘Cheburator software
for automatically calculating frug
inhibitory concentrations from in vitro
screening assays’, Plos One Journal, vol.
1, no. 1, pp. 1-5..
17. Radak, M,S, & Andjelkovic, M, 2016,
‘Studiying genotoxic and antimutagenic
effect of plant exctract in drosophila test
system’. Botanica Serbica journal, 40(1),
pp.21-28
18. Hakim, MD, Tjahjaningsing, W, Susarno.
& Abdillah, AA. 2015,’The effect of red
algae (Kappaphycus alvarezii) against the
total number of bacteria and organoleptic
value of mackerel (Rastrelliger sp.)’,
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan,
vol.7, no.1, pp.106-10.
19. Djurisic, AB, Leung, YH, Ng, AMC, Xu, XY,
Lee, PKH, Degger, N & Wu, RSS 2014,
‘Toxicity of metal oxide nano particles
: mechanisms, characterization, and
avoiding experimental artefacts’, Small
Nanomicro Journal, pp. 3-15.
20. Pokorni, J, Yanishlieva, N, & Gordon,
M 2001, Antioxidant in food practical
applications, CRC Press, New York.
21. Nugroho, A, Rahardianingtyas, E, Putro,
DBW & Wianto, R, 2016, ‘Pengaruh
Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis
Paniculata Nees) terhadap Daya Bunuh
Bakteri Leptospira sp.’, Salatiga: Media
Litbangkes, vol. 26, pp. 77-83.
22. Podolak, I, Galanty, A & Sobolewska, D
2010, ‘ Saponin as cytotoxcix agents :
a review’, Phytochem journal rev 9, pp.
425-79.

52

Anda mungkin juga menyukai