a. Narkotika golongan I
b. Narkotika golongan II
c. Narkotika golongan III
Narkotika Golongan I, mencakup
26 bahan antara lain:
1. Tanaman Papaver somniferum dan semua
bagian-bagiannya
2. Opium mentah
3. Opium masak: candu dan jicing (sisa-sisa candu
setelah diisap
4. Tanaman Erythroxylon coca dan bagian-bagiannya
5. Kokain
6. Tanaman ganja (genus Cannabis) dan semua
bagian-bagiannya
7. Ttetrahidrokanabinol dan semua turunannya
8. Heroin
Narkotika Golongan II
BAB II
PRINSIP-PRINSIP
FARMAKOKINETIKA
• Kompartimen
Tubuh dianggap suatu ruang besar yg tdd
beberapa kompartimen (bagian) berisi
cairan, dan antar kompartimen dipisahkan
membran sel
* Kompartimen terpenting a. l. : saluran
lambung-usus, sistem peredaran darah,
ruang ekstrasel (di luar sel), ruang intrasel
dan ruang cerebrospinal (otak & sumsum
tulang belakang)
Lanjutan……………………………
• Membran sel
Tdd lapisan lipoprotein (lemak & protein)
yg mengandung banyak pori kecil dan
berisi air.
Membran dapat dilintasi dengan mudah
oleh zat-zat tertentu tetapi sukar dilalui
zat-zat lain, shg disebut semipermiabel
Zat-zat lipofil lebih mudah melintasi
daripada zat-zat hidrofil.
Proses-proses farmakokinetik sbb:
1. SISTEM TRANSPOR
• Transpor Pasif
tidak menggunakan energi, misalnya
perjalanan molekul-molekul suatu obat
melintasi dinding pembuluh ke
ruang-ruang antar jaringan (interstitial),
yang dapat terjadi dengan dua cara yakni:
* filtrasi melalui pori-pori kecil dari
membran misalnya dinding kapiler. Yang
difiltrasi air dan zat-zat hidrofil seperti
alkohol dan urea
Lanjutan……………………………
* difusi, zat melarut dalam lapisan lemak
dari membran sel. Dengan sendirinya zat
lipofil lebih lancar penerusannya daripada
zat hidrofil yang tak dapat larut dalam
lemak, seperti ion anorganis.
Pengecualian adalah ion natrium dan
klorida, yang sangat mudah melintasi
membran. Difusi merupakan cara transpor
yang paling lazim
LANJUTAN…………………………..
• Transpor Aktif
memerlukan energi. Pengangkutan
dilakukan dengan mengikat zat hidrofil
(makromoklekul atau ion) pada suatu
protein pengangkut spesifik yang
umumnya berada di membran sel (carrier).
Misalnya glukosa, asam amino, asam
lemak, metildopa, vitamin B1, B2, B12.
Berbeda dengan difusi cepatnya
penerusan pada transpor aktif tidak
tergantung dari konsentrasi obat.
2. RESORPSI
• Umumnya penyerapan obat dari usus ke
dalam sirkulasi berlangsung melalui filtrasi,
difusi,atau transpor aktif
• Sedangkan zat-zat yang sukar melarut
lebih lambat diresorpsi
• Misalnya kompleks prokain-penisilin dan
protamin-zinc-insulin
• Kecepatan resorpsi tergantung pada
bentuk pemberian obat, cara
pemberiannya dan sifat fisiko-kimiawi dari
obat
Lambung-usus
A. Fungsi hati
Pada gangguan fungsi hati, metabolisme
dapat berlangsung lebih cepat atau lebih
lambat, sehingga efek obat menjadi lebih
lambat atau lebih kuat dari yang
diharapkan
FAKTOR……..lanjutan
C. Faktor genetis
Ada orang yang tidak memiliki faktor
geneis tertentu, misalnya enzim untu
asetilasi sulfadiazin atau INH
perombakan obat-obat ini lambat sekali
FAKTOR……..lanjutan
D. Penggunaan obat-obat lain
Banyak obat terutama yang bersifat lipofil dapat
menstimulasi pembentukan dan aktivitas
enzim-enzim hati Induksi enzim
inhibisi enzim
INDUKSI ENZIM
– Biotransformasi dipercepat
– Ekskresi dipercepat
– Jangka waktu kerja diperpendek
INDUKTOR ENZIM
• Adalah obat atau bahan yang dapat
mengakibatkan induksi enzim
• Contoh barbiturat, anti-epileptika ( fenitoin,
primidon, karbamazepin), klofibrat, glutetimida,
alkohol (pada penggunaan kronis), fenilbutazon,
griseofulvin dan spironolakton
• Bahan penyegar atau produk makanan misalnya
kopi, merokok, atau makanan yang dibakar
• Asap rokok dan arang mengandung
benzopiren yang bersifat karsinogen
VARIASI INDIVIDUAL
• Faktor genetik (keturunan)
– Misalnya aktivitas en. Asetilase lebih efektif pada
orang kulit hitam atau asia daripada pada orang kulit
putih
– Kadang asetilase yang cepat dapat mengakibatkan
peningkatan yang pesat dari metabolit toksik hingga
terjadi efek samping yang lebih buruk
– Misal obat TBC INH dapat menimbulkan hepatitis
pada orang hingga memerlukan dosis 50% lebih
tinggi
DISTRIBUSI
• 1. Transpor pasif
• 2. Transpor aktif
TRANSPOR PASIF
DOSIS OBAT
DOSIS
A. RUMUS YOUNG
Semula banyak digunakan untuk
menghitung dosis anak dengan usia
antara 1 – 12 tahun, kini jarang
digunakan karena memberikan dosis
terlampau rendah bagi bayi dan anak
diatas usia 12 tahun.
n D
n + 12
n : usia (th) ; D : dosis dewasa
lanjutan,…………………………
B. RUMUS AUGSBERGER
Lebih tepat tapi lebih sulit dipraktekkan :
WD
68
w = bobot dalam kg
Ada pula daftar obat dosis sekian mg
setiap kg bobot badan (mg/kg b.b)
3. Atas dasar luas permukaan
badan (PB)
• Karena adanya hubungan antara
permukaan badan dengan kecepatan
metabolisme.
0,5738 x w l m2
PB =
0,3964 x 0,024265
• 1. ORAL
Pemberian obat melalui mulut (per oral)
adalah cara yang paling lazim, karena
praktis, mudah dan aman.
Tidak semua obat dapat diberikan peroral,
misalnya obat yang bersifat merangsang
atau yang diuraikan oleh getah lambung
seperti benzilpenisilin, insulin,oksitosin.
2. Sublingual
C. Intramuskuler (i.m.)
Dengan injeksi di dalam otot, obat yang terlarut
berlangsung dalam waktu 10 – 30 menit. Guna
memperlambat resorpsi dengan maksud
memperpanjang kerja obat.
Tempat injeksi umumnya dipilih otot pantat yang
tidak memiliki banyak pembuluh dan syaraf
Lanjutan…………………………..
• D. Intravena
Injeksi ke dalam pembuluh darah
menghasilkan efek tercepat dalam waktu
18 detik, yaitu waktu satu peredaran
darah, obat sudah tersebar keseluruh
jaringan. Tapi lama kerja obat biasanya
hanya singkat. Bahaya lebih besar bila
obat diberikan terlalu cepat, shg kadar
obat dalam darah meningkat terlalu pesat.
Dilakukan secara perlahan 50-70 detik
lamanya.
Lanjutan………………………….
• E. Intra-arteri
Injeksi ke pembuluh nadi adakalnya
dilakukan untuk ‘membanjiri’ suatu organ,
misalnya hati.
Lanjutan………………………….
1. Intranasal.
• Secara intranasal ( melalui hidung)
digunakan tetes hidung pada selesma
untuk menciutkan mukosa yang bengkak,
misalnya efedrin, ksilometazolin.
• Kadang-kadang obat juga untuk
memberikan efek sistemik misalnya
vasopresin dan kortikosteroida.
2. Intra okuler dan intra-aurikuler
(dalam mata dan telinga)
• Obat mata dan salep digunakan untuk
mengobati penyakit mata atau telinga.
• Obat tetes mata ada bahayanya karena
obat dapat di resorpsi ke darah dan
menimbulkan efek toksik misalnya atropin.
3. Intrapulmonal (inhalasi)
PENGELOLAAN OBAT
RESEP
Pro ; Tn Marzuki,
Jl. Merdeka 10 Jakarta
Bab 8
PENGKAJIAN EFEK
OBAT
• Setiap obat dalam dosisi yang cukup tinggi
dapat mengakibatkan efek toksik.
• Pada umumnya , hebatnya reaksi toksik
berhubungan langsung dengan tingginya
dosis : Bila dosis diturunkan, efek toksik
dapat dikurangi pula.
EFEK TERATOGEN
PENGOLONGAN OBAT
DAN
PENAMAAN OBAT
A. PENAMAAN OBAT
b. Anestetika intravena :
- tiopental
- diazepam
- midazolam
- ketamin
- propofol
ANESTETIKA LOKAL
Anestetika Lokal atau zat-zat
penghalang rasa setempat