Anda di halaman 1dari 6

Nama: Satriani

Nim: PO713201201143
Kelas: 1C Keperawatan
 Tugas Praktikum 1(Pemberian Obat Rute Oral dan Rectum)
1. Tuliskan contoh masing-masing 15 obat yang dapat diberikan secara oral dan
yang dapat diberikan melalui rectum, cantumkan pula golongan/jenis obat tersebut
2. Tuliskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat secara oral dan
secara rectal.
JAWAB:
1. *Jenis obat oral atau golongan NSAIDs dan OAINS:
- Ibuprofen
- Aspirin
- Naproxen
- Diclofenac
- Celecoxib
- Etoricoxib
- Indomethacin
- Asam mefenamat
- Piroxicam
- Meloxicam
- Ketoprofen
- Dexketoprofen
- Etodolac
- Nabumetone
- Perocoxib
* Obat Rectum
- Anusol (Anti nyeri dan anti inflamasi)
- Dulcolax ( Obat pencahar dengan kandungan bahan aktif bisacodyl
- Caltrofen (golongan NSAID)
- Custodiol ( Obat pencahar dengan kandungan bahan aktif
bisacodyl)
- Profenid (AINS)
- Borraginol-N (Obat keras)
- Borraginol-S (Anti hemorhhoidal)
- Tronolane
- Analpram-HC (Analgesik)
- Dyastat (AINS)
- CANASA
- Panadol (Obat keras)
- Asacol
- Cortifoam
- Proctofoam HC
2. * secara Oral
- Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui indikasi
pemberian obat, dan efek samping obat.
- Menerapkan prinsip 6 benar dalam pemberian obat.
- Dalam pemberian obat oral harus diperhatikan jenis obatnya.
- Perawat harus memastikan betul-betul pasien meminum obatnya.
*Secara Rectum
 Pemberian obat melalui rectal maksudnya pemberian obat melalui
dubur
 Bentuknya suppositoria dan clysma
 Baik sekali untuk obat yang dirusak oleh lambung
 Diberikan untuk mencapai takaran yang cepat dan tepat

 Tugas Praktikum 2(Pemberian Obat Rute Intra Muscular atau IM)


1. Tuliskan contoh masing-masing 15 obat yang dapat diberikan secara IM,
cantumkanPula golongan/jenis obat tersebut
2. Tuliskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat secara IM.
JAWAB:
1.
1) MATOLAC
Golongan obat keras.
2) Dipenhydramine
Golongan obat keras
3) Zyprexa IM
Golongan obat keras
4) Dexamethasone
Golongan kortikosteroid
5) Furosemide
Golongan obat diuretik
6) Methotrexate
Golongan obat keras
7) IKADRYL INJ 10ML FLACON
golongan anti histamin, anti alergi serta anti parkinson.
8) Ranitidine
Golongan obat H2 blocker
9) Ketamine
Golongan obat keras
10) Fentanyl
Golongan obat resep
11) Erphapain
Golongan obat keras
12) Ceftriaxone
Golongan antibiotik sefalosporin
13) Dolgesik
Golongan obat keras
14) Duralgin
Golongan obat keras
15) BCG
Golongan obat resep
2.
1. Tempat injeksi
2. Jenis spuit dan jarum yang digunakan
3. Kondisi atau penyakit klien
4. Obat yang tepat dan benar
5. Pasien yang tepat

 Tugas Praktikum 3 (Pemberian Obat Rute Sub Cutan atau SC dan Intra Cutan atau IC)
1. Tuliskan contoh masing-masing 10 obat yang dapat diberikan secara SC dan IC,
cantumkan pula golongan/jenis obat tersebut
2. Tuliskan hal-hal yang perlu disampaikan kepada pasien tentang pemberian obat SC
dan IC.
JAWAB:
1. *SC
1. Vaksin (Golongan obat keras)
2. Narkotik (Golongan II narkotika)
3. Heparin ( Golongan obat resep)
4. Obat-obatan pre operasi
5. Insulin (Golongan obat resep)
6. Fondaparinux (Golongan obat resep)
7. Enoxaparin ( Golongan obat antikoagulan yang bekerja menjaga aliran
darah tetap lancar dengan menurunkan aktivitas pembekuan protein dalam
darah.
8. Levenox (Golongan obat keras)
9. Ceftriaxone (Golongan obat resep)
10. Cernevit (Golongan obat resep)
IC
1.Vaksin Bacillius Calmette Guerrin (BCG) 0,05 ml (Golongan obat keras)
2. 0,1 ATS / ADS + 0,9 NaCl (Golongan obat keras)
3. 0,1 ml vaksin sel diploid manusia (Pasteur mariex) untuk vaksin rabies
4. Ekstrak allergen
5.Adrenalin 1% (Golongan obat resep)
6.tradyl (Golongan obat keras)
7. Yaforan (Golongan obat keras)
8. Ketorolac (Golongan obat keras)
9. Brainact (Golongan obat keras)
10. Viccilin (Golongan obat resep)
2. * SC
1) Untuk klien berukuran rata-rata, regangkan kulit secara keras pada tempat injeksi atau cubit
dengan tangan dominan anda. Pencubitan kulit meninggalkan jaringan subcutan, jarum
menembus kulit tegang lebih mudah dari kulit kendur.
2)   Untuk klien gemuk, cubit kulit pada tempat injeksi dan injeksikan jarum dibawah kulit.
Klien gemuk memiliki lapisan lemak tambahan diatas jaringan subcutan insersi cepat dan
tepat.
3)   Injeksikan jarum dengan cepat dan tepat pada sudut 90 derajat (kemudian lepaskan kulit bila
dicubit. Meminimalkan ansites dan ketidaknyamanan klien.
4)   Jangan menginjeksi pada tempat dimana ada bekas jaringan yang terluka atau tempat dimana
terjadi edema.
5)   Sebelum memberi obat, tanyakan riwayat pemberian obat sebelumnya, apakah pernah alergi
dengan obat tertentu.
6)   Bila pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat tertentu, tulis nama obat pada catatan
alergi obat.
*IC
1. Injeksi ke otot yang tegang, bisa menimbulkan rasa sakit.
2. Visualisasi yang baik membantu penentuan lokasi injeksi yang tepat. Penentuan lokasi
yang benar-benar menjauh.
3. Udara dalam tabung akan mengusir obat keluar dari jarum suntik dan membantu
memeperangkap obat dalam jaringan otot.
4. Pathogen dalam kulit bisa terdorongjarum suntik masuk jaringan.
5. Jika secara ringkas, posisi alat dorong suntik bisa bergeser, sehinnga sebagian obat akan
tumpah.
6. Suntikan cepat mengurangi rasa sakit. Gerak menghujam mempercepat tusukan jarum.
Menekan kulit daerah suntik membantu tercapainya jaringan otot
 Tugas Praktikum 4 (Pemberian Obat Rute Intravena atau IV)
1. Tuliskan contoh masing-masing 20 obat yang dapat diberikan secara IV,
cantumkan
Pula golongan/jenis obat tersebut
2. Tuliskan hal-hal yang perlu disampaikan kepada pasien tentang pemberian obat
IV
JAWAB:
*1. Ranitidine (Golongan obat keras)
2. Petidin Hidroklorida (Golongan obat analgesik opioid ini secara tradisional
digunakan selama proses persalinan.
3. Eritromisin (Golongan obat antibiotik)
4. Protamin sulfat ( Golongan obat
5. Fitomenadion (Golongan obat keras)
6. Erphapain (Golongan obat keras)
7. Epinephrine (Golongan obat resep)
8. Indoran (Golongan obat antagonis reseptor histamin H2 (histamin H2-receptor
antagonist).
9. Ceftriaxone (Golongan obat sefalosporin yang bekerja dengan cara menghambat
pertumbuhan bakteri atau membunuh bakteri.)
10. Formularium (Golongan obat
11. Ranger laktat (RL) (Golongan kristaloid)
12. NaCL (Golongan obat keras)
13. Dektrose (Golongan obat keras)
14. Cefotaxim (Antibiotik)
15. Merem (Golongan obat keras)
16. Erphacef (Golongan obat keras)
17. Vankomisin (Antibiotik)
18. Teikoplanin (Antibiotik)
19. Ceftazidimine (Antibiotik
20. Empirical (antibiotik)
2. Menjelaskan tindakan dan tujuan yang akan dilakukan
 Tugas Praktikum 6 (Menghitung Dosis Obat Untuk Orang Dewasa)
1. Jelaskan prinsip-prinsip yang mempengaruhi dosis obat
2. Tuliskan rumus-rumus perhitungan dosis obat untuk orang dewasa
3. Kerjakan kasus berikut :
a. Dokter meresepkan dilantin 0,2 g, PO, b.i.d. pada label obat tertulis
dilantin 100 mg per kapsul. Berapa kapsul yang akan diberikan perawat
pada klien?
b. Perintah: phenobarbital (luminal) 15 mg PO. Label tertulis 20 mg per 5 ml.
berapa ml yang akan diberikan pada klien?
c. Resep dokter: lanoxin 0,5 mg PO. q.d. diberikan pada klien dengan CHF.
label obat 0,25 mg per tablet. Berapa tablet yang akan diberikan perawat?
d. Perintah: levothyroxine 150 mcg. PO. q.d. pada label obat tertulis 0,1 mg
per tablet. Berapa tablet yang akan diberikan?
e. Dokter meresepkan 15 mg meperidine hydrocloride, IM q.d. pada label
obat tertulis meperidine hydrocloride 25 mg per ml. Berapa ml yang akan
diberikan perawat pada klien?
f. Dokter meresepkan Kodein 1 gr PO, tersedia Kodein dengan label obat
30g/tablet. Berapa tablet yang harus diberikan kepada klien?
g. Dokter meresepkan Ampicilin 100 mg PO, qid. Tersedia obat Ampicillin
250mg/5ml. Berapa banyak Ampicilin (ml) yang harus disuntikkan kepada
pasien?
h. Dokter meresepkan obat Fluorourasil (5-FU), 12 mg/kgBB/hari IV, tidak
melebihi 800 mg/hari. BB pasien 132 pound (lb). Hitung berapa banyak
obat (mg) yang akan diberikan.
JAWAB:
1.
- Umur
- Berat badan
- Jenis kelamin
- Status patologi
- Toleransi
- Bentuk sediaan dan cara pemakaian
- Waktu pemakaian
- Interaksi obat
2.

Anda mungkin juga menyukai