Anda di halaman 1dari 10

Farmaka

Volume 19 Nomor 3 109

REVIEW ARTIKEL: PENGGUNAAN METODE ANALISA DALAM PENGUJIAN


KANDUNGAN ZAT BERBAHAYA DALAM KOSMETIKA

Rizqa N. Aulia, Ade Zuhrotun

Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia


rizqa16001@mail.unpad.ac.id
diserahkan 03/07/2021, diterima 14/11/2021

ABSTRAK

Kosmetik merupakan sediaan yang produknya paling banyak digunakan oleh masyarakat di semua
kalangan mulai dari bayi hingga dewasa. Kosmetik digunakan pada bagian luar tubuh sebagai barang
yang dimaksudkan untuk membersihkan, mempercantik, mempromosikan daya tarik, atau mengubah
penampilan. Namun, tidak jarang ditemukan zat-zat berbahaya yang terkandung dalam kosmetik,
sehingga perlu dilakukannya pengujian terhadap zat berbahaya di dalamnya. Review ini bertujuan
untuk memberikan informasi terkait metode analisa yang tepat untuk mengidentifikasi zat berbahaya
yang terkandung dalam kosmetik. Metode yang digunakan yaitu dengan studi literatur review artikel.
Hasil dari review yang telah dilakukan yaitu masih banyak zat berbahaya yang terdapat dalam kosmetik
diantaranya merkuri, timbal, cadmium, arsenic, bismuth, dan titanium, pewarna tekstil, asam retinoat
dan alkohol yang ditambahkan berlebih. Zat –zat berbahaya ini dapat diidentifikasi dengan berbagai
metode analisa diantaranaya AAS, FAAS, ICP-AES, ICP-MS, LCMS, Spektrofotometri Uv-Vis, KLT,
dan Gas chromatography.
Kata Kunci: Kosmetik, zat berbahaya, metode analisa

ABSTRACT

Cosmetics are preparations whose products are most widely used by people in all circles, from
infants to adults. Cosmetics are used on the outside of the body as items that clean, beautify, increase
attractiveness, or change appearance. However, it is not uncommon to find harmful substances
contained in cosmetics, so it is necessary to test for harmful substances in them. This review aims
to provide information regarding appropriate analytical methods to identify hazardous substances
contained in cosmetics. The method used is by studying the article literature. The results of the review
that have been carried out are that there are still many harmful substances in cosmetics such as
mercury, lead, cadmium, arsenic, bismuth, and titanium, textile dyes, retinoic acid and excess alcohol.
These hazardous substances can be identified by various analysis methods including AAS, FAAS, ICP-
AES, ICP-MS, LCMS, Uv-Vis spectrophotometry, TLC, and gas chromatography.
Keywords: Cosmetics, hazardous substances, analysis method
Farmaka
Volume 19 Nomor 3 110

PENDAHULUAN penggunaan yang disengaja untuk filter (Margui


Federal Food, Drug, and Cosmetic et al, 2019). Oleh karena itu, kosmetik sangat
Act (FD&C Act) mendefinisikan kosmetik rentan penggunaannya karena masih banyak
berdasarkan tujuan penggunaannya, sediaan kosmetik yang mengandung logam berat dan zat
atau bahan yang digunakan pada bagian luar berbahaya seperti halnya merkuri (Hg). Merkuri
tubuh sebagai barang yang dimaksudkan untuk termasuk logam berat berbahaya, yang dalam
digosok, dituang, ditaburi, atau disemprotkan, konsentrasi kecil pun dapat bersifat racun, namun
atau diterapkan pada tubuh manusia untuk penggunaannya masih sering ditemukan dalam
membersihkan, mempercantik, mempromosikan krim pemutih yang jumlah penambahannya
daya tarik, atau mengubah penampilan bukan tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
untuk mengobati dan memperbaiki dan tidak oleh U.S Food and Administration (FDA) yakni
mencantumkan klaim sebagai obat (Medicine, dengan Nilai Ambang Batas (NAB) penggunaan
2020). Di antara produk yang termasuk dalam merkuri yang ada didalam tubuh yakni sebesar
definisi ini adalah pelembab kulit, parfum, lipstik, 0.005 ppm (Food and Drug Administration,
poles kuku, sediaan riasan mata dan wajah, sampo 2020) dan tidak boleh melebihi batas persyaratan
pembersih, pewarna rambut, dan deodoran, serta yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia oleh
zat apa pun yang dimaksudkan untuk digunakan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
sebagai komponen produk kosmetik (Trisnawati Indonesia nomor HK.03.01.23.07.11.6662
et al, 2017). Kosmetik yang diindikasikan tahun 2011 bahwa persyaratan logam berat jenis
untuk mengobati masuk ke dalam kategori merkuri (Hg) adalah tidak lebih dari 1 mg/kg
obat, sehingga penggunaannya harus dengan atau 1 mg/L (1 ppm) (Badan Pengawas Obat dan
pengawasan khusus di bawah pengawasan dokter. Makanan, 2011). Pemakain merkuri dalam krim
Namun terdapat pula kosmetik yang mengandung pemutih dapat menimbulkan berbagai hal, mulai
obat yang memiliki dua tujuan penggunaan, dapat dari perubahan warna kulit yang pada akhirnya
diketahui dengan melihat kandungan zat aktif dapat menyebabkan bintik-bintik hitam pada
dalam kosmetik yang telah memiliki bukti jika kulit, alergi, iritasi kulit, serta pemakaian dengan
zat aktif tersebut efektif untuk digunakan. Contoh dosis tinggi (Sulaiman et al, 2020).
kosmetik yang mengandung obat diantaranya, Banyaknya penggunaaan zat berbahaya
antiketombe, antiprespiran, deodoran, tabir dalam kosmetik yang penggunaannya sangat luas
surya dan pasta gigi berfluorida (Food and Drug di masyarakat, mengharuskan adanya penggunaan
Administration, 2020). metode analisa guna mengetahui dan mencegah
Sayangnya, penggunaan kosmetik sering adanya kandungan zat berbahaya pada kosmetik
dikaitkan dengan efek samping yang diakibatkan yang akan atau telah dipasarkan untuk menjamin
karena adanya bahan kimia yang sering keamanan konsumen (Ackah et al, 2015)
digunakan dalam formulasi, zat berbahaya yang Penulisan artikel review ini bertujuan
paling sering digunakan seperti logam. Logam untuk memberikan informasi terkait penggunaan
dalam kosmetik dapat diperoleh dari berbagai metode analisa yang digunakan untuk
sumber, antara lain: bahan baku yang digunakan mengidentifikasi zat berbahaya yang biasanya
dalam pembuatan, penggunaan berlapis terkandung dalam sediaan kosmetik.
logam perangkat dalam produksi, pigmen atau
Farmaka
Volume 19 Nomor 3 111

METODE HASIL
Metode penulisan review artikel, dilakukan Kandungan zat berbahaya dalam kosmetika
dengan cara pencarian melalui internet yang memiliki karakterisasi senyawa tertentu, mulai
dimulai pada tanggal 23 November 2020. dari logam hingga zat pewarna. Sehingga perlu
Pencarian dilakukan menggunakan Google adanya identifikasi dengan metode analisa yang
Scholar dan Science Direct dengan kata kunci paling sesuai untuk mendapatkan hasil yang
“cosmetic”, “identification of hazardous paling optimal. Selain dari karakterisasi senyawa
substances in cosmetic preparations”, dan yang akan diidentifikasi, penentuan metode
“method of analysis of harmful substances in analisa dapat ditentukan berdasarkan kelemahan
cosmetics”. Kemudian filter pencarian diatur dan kelebihan dari metode analisa itu sendiri,
dengan rentang tahun dimulai 2011 hingga dapat pula ditentukan berdasarkan bentuk dari
tahun Agustus 2021. Hasil tersebut dilakukan sampel yang akan digunakan baik itu padatan,
skrining pemilihan jurnal atau artikel yang sesuai. likuid ataupun zat yang mudah menguap. Dari
Namun, hasil tersebut masih belum dapat diambil berbagai pertimbangan yang telah disebutkan,
seluruhnya, jurnal yang digunakan merupakan berikut merupakan artikel penelitian yang
jurnal baik nasional maupun internasional dengan berhasil didapatkan terkait penggunaan metode
rentang tahun dimulai dari tahun 2011 hingga analisa yang dipilih untuk beberapa zat yang telah
tahun 2021, baik yang berbahasa Inggris dan ditentukan dan dicantumkan dalam Tabel 1.
Bahasa Indonesia, membahas metode analisis
kandungan zat berbahaya dalam sediaan kosmetik.

Tabel 1. Hasil Penapisan Fitokimia Simplisia dan Ekstrak n-Heksan


Jenis Kosmetik Zat Berbahaya Metode Analisa Referensi
Krim Pemutih Merkuri (Hg) AAS dengan menggunakan (Trisnawati et al,
pereaksi aqua regia 2017)
Krim Pemutih Wajah Merkuri (Hg) Spektrofotometer Serapan Atom (Rohaya et al, 2017)
AA-6200 dengan alat tambahan
MVU-1A (Mercury Vaporizer
Unit)
Krim Pemutih Wajah Merkuri (Hg) Atomic Absorption (Sulaiman et al, 2020)
Spektrophotometry (AAS)
Krim Pemutih Wajah Merkuri (Hg) Spektrofotometri Uv-Vis dipanjang (Supandi &
gelombang maksimum 293,80 nm Situmorang, 2019)
Sabun Cuci Muka dan Alkohol (berlebih) Gas Cromatography-FID dengan (Albab & Nukhasanah,
krim wajah menggunakan etanol 0.08 % dan 2020)
isopropanol 0.08 % sebagai baku
standar
Krim Pemutih Asam Retinoat Spektrofotometri UV dipanjang (Suhartini et al, 2013)
gelombang 352 nm
Lipstik Timbal Atomic Absorption (Anis et al, 2020)
Spektrophotometry (AAS) pada
panjang gelombang 283,3 nm
Perona Mata Pewarna Kromatografi Lapis Tipis dengan (Hartina et al., 2020)
Naphtol Yellow pelarut N-N-Dimetilformamid
S(C10H6N2NaO8S+) dengan Asam Orto-fosfat 85%
dengan perbandingan 95:5
Lipgloss dan lipstick Timbal dan Kadmium Atomic Absorption (Olalekan et al, 2018)
Spektrophotometry (AAS)
Farmaka
Volume 19 Nomor 3 112

Jenis Kosmetik Zat Berbahaya Metode Analisa Referensi


Krim Cd, Cr, Cu, Ni dan Pb • Acid digestion method (Massadeh & El-
menggunakan asam klorida khateeb, 2017)
pekat
• Flame atomic absorption
spectrometry (FAAS) dengan
panjang gelombang Cd: 228,8
nm; Cr: 357,9 nm; Cu: 324,8
nm; Ni: 232,0 nm; Pb: 283,3
nm.
Krim Pemutih Kulit As, Bi, Cd, Hg, Pb, Ti Inductively coupled plasma atomic (Alqadami et al, 2017)
emission spectrometry (ICP-AES)
Shampoo Timbal (Pb) Atomic Absorption (Jaya et al, 2013)
Spektrophotometry (AAS) pada
panjang gelombang 283,3 nm
Lipstick Pewarna Rhodamin B Kromatografi Lapis Tipis dengan (Afriyeni & Utari,
eluen etilasetat, methanol dan 2016)
amoniak 9 % v/v (15 : 3 : 3)
Krim Pemutih Merkuri (Hg) Reaksi warna menggunakan (Elfia, 2020)
pereaksi kalium iodide (KI)
Eye Shadow Pewarna Rhodamin B Spektrofotometri UV-Vis dengan (Fauziah et al, 2020)
panjang gelombang 553 nm dan
pelarut metanol
Antiacne Antibiotik Ultra high performance liquid (Yao Zhang et al,
chromatographytandem four-stage 2019)
mass spectrometry (UPLCMS/
MS)
Krim Pemutih Wajah Merkuri (Hg) Inductively coupled plasma mass (Wang & Wang, 2014)
spectrometry (ICP-MS)
Krim Pemutih Wajah Kortikosteroid Liquid chromatographymass (Jian et al, 2014)
spectrometry (LCMS)
Lipstick Pb, Cd, Cr, Zn, Ni, Fe AAS FAAS (Margui et al 2019)
ICP-OES
Eye Shadow Pb XRF EDXRF
Krim Pemutih Hg Kualitatif : Kalium Iodida (reaksi (Trisnawati et al,
pengendapan) 2017)
Lipstick Lead, Ca, Ni Spektrofotometri Infra Red (Belurkar & Yadawe,
2017)
Eye Shadow Hg Flow injection mass spectrometric (Mesko et al, 2019)
(FIMS)
Krim N-nitrosamines Stir Bar Sorptive-dispersive (Miralles et al, 2019)
Microextraction (SB-SDME)
Sabun Pb dan Cd AAS (Endah dan
Surantaatmdja, 2019)
Bedak Wajah Pb, Cr, Ni • Laser induced breakdown (Rehan et al, 2020)
spectroscopy
• Inductively coupled plasma-
optical emission spectroscopy
(ICP-OES)
Krim, gel Akrilamid Liquid chromatography ultraviolet (Schettino et al, 2020)
detection
Farmaka
Volume 19 Nomor 3 113

PEMBAHASAN bagi kesehatan tubuh manusia, karena sifat-sifat


Melalui review yang telah dilakukan, yang dimilikinya yang dapat terakumulasi pada
didapatkan beberapa metode yang digunakan jaringan tubuh (Jaya, F., Farida., Kuntarti., dan
dalam analisa zat berbahaya dalam sediaan Kamal., 2013)
kosmetika.. zat berbahaya yang sering ditemukan Pada kosmetik juga tak jarang menggunakan
dalam sediaan kosmetik berupa logam berat zat warna yang berbahaya yang sering ditemukan
seperti Arsenik, kadmium, kromium, kobalt, pada produk kosmetik perona mata dan pipi. Ada
timbal, merkuri, dan nikel adalah unsur-unsur beberapa pewarna sintesis yang diperbolehkan
yang ada secara alami di bumi yang disebut ada dalam kandungan kosmetik pewarna tersebut
dengan “logam berat” sehingga keberadaannya yang memiliki kelebihan yaitu stabil dalam jangka
tidak dapat dihindari namun perlu dibatasi (Food waktu lama, namun sangat banyak pewarna sintesis
and Drug Administration, 2020) logam berat yang dilarang penggunaannya untuk kosmetik
yang paling sering ditemukan dalam sediaan salah satunya Naphthol yellow S (Hartina et al,
kosmetik terutama krim pencerah salah satunya 2020) dan rhodamin B yang biasanya terkandung
adalah merkuri. Di dalam krim pencerah wajah dalam lipstik merah yang bersifat sangat reaktif
biasanya ditambahkan bahan aktif yang berfungsi dan berbahaya. Penumpukan Rhodamin B dalam
untuk mencerahkan kulit. Namun sayangnya, hati akan menyebabkan gangguan fungsi hati
bahan yang ditambahkan tersebut seringkali berupa kanker hati dan tumor hati (Chen et al,
merupakan bahan pencerah kulit yang berbahaya 2012)
bagi kesehatan (Chan TYK, 2011). Merkuri Banyaknya kandungan zat berbahaya
ditambahkan ke dalam krim pencerah wajah yang sering ditemukan dalam sediaan kosmetika
dalam bentuk nanopartikel ataupun sebagai menyebabkan perlu dilakukannya analisis
bentuk awalnya (Ladizinski B, Mistry N, Kundu kandungan zat dengan metode analisa yang tepat.
RV., 2011) Paparan merkuri mengakibatkan Melalui review yang dilakukan, metode analisa
perubahan permeabilitas membran dan struktur yang paling sering digunakan yaitu metode AAS
makromolekul. Hal ini karena afnitasnya terhadap atau Atomic Absorption Spektrophotometry
gugus sulfhidril dan gugus tiol sehingga yang untuk identifikasi zat logam seperti Pb, Cd, Cr,
menyebabkan terjadinya kerusakan DNA (Al- Ni, Hg dan Zn. Sedangkan untuk identifikasi
Saleh I, Shinwari N, Mashhour A, Mohamed Gel zat pewarna menggunakan metode analisa
D, Rabah A, 2011) sehingga penggunaan merkuri kromotgrafi lapis tipis dengan eluen yang sesuai
dalam kosmetik dibatasi hanya sebagai pengawet dan spektrofotometri UV-Vis, karena zat pewarna
jika tidak ditemukan pengawet lain dan jumlahnya yang memiliki pendaran cahaya yang spesifik
dibatasi kurang dari 1 ppm jika keberadaannya menyebabkan pemilihan metode KLT dan
tidak dapat dihindari dan untuk Arsenik tidak spektrofotometri UV-vis yang menjadi metode
lebih dari 3 ppm dan timbal tidak lebih dari 20 yang paling sesuai (Hartina et al, 2020).
ppm (Food and Drug Administration, 2020)
Kemudian timbal yang sering ditemukan Spektofotometri Serapan Atom (AAS)
dalam lipstik dan shampo yang biasanya Spektrometri serapan atom adalah teknik
ditambahkan untuk sediaan warna dan memberikan yang paling umum digunakan untuk penentuan
ketahanan pada sediaan. Timbal sangat berbahaya unsur kimia dalam kosmetik. Teknik identifikasi
Farmaka
Volume 19 Nomor 3 114

menggunakan spektrometri serapan atom (AAS) memungkinkan analis sebagian besar karya yang
telah digunakan secara luas untuk penentuan dilaporkan dalam literatur melakukan analisis
unsur kimia dalam produk kosmetik. Flame kosmetik setelah digesti sampel (Mesko et al,
atomic absorption spectrometry (F AAS) 2019).
biasanya digunakan dalam penentuan unsur pada
tingkat mg/L, sedangkan untuk graphite furnace Inductively coupled plasma atomic emission
atomic absorption spectrometry (GF AAS) spectrometry (ICP-AES) dan Inductively coupled
digunakan pada identifikasi dengan besaran g/L plasma mass spectrometry (ICP-MS)
(Mesko et al, 2019). Namun, penggunaan F AAS Teknik ICP-OES dan ICP-MS lebih
memiliki beberapa kelemahan, seperti sensitivitas disukai untuk penentuan elemen di sukai untuk
yang relatif buruk dibandingkan dengan teknik penentuan beberapa matriks, karena kemampuan
spektrometri lainnya (ICP-OES dan ICP-MS), multielemen, LOD rendah dan perkiraan linier
dan throughput yang rendah karena kemampuan yang lebar. Terlepas dari keuntungan ini, ICP-
monoelemennya. Selain itu, gangguan spektral MS dan ICP-OES rentan terhadap serangkaian
dan nonspektral dapat membahayakan keakuratan interferensi spektral dan non-spektral. Gangguan
hasil dalam analisis F AAS. Gangguan utama nonspektral utama adalah terkait dengan sifat
dalam FAAS disebabkan oleh tumpang tindih fisik dari digest yang diperoleh setelah preparasi
garis atom, penyerapan nonspesifik (latar sampel (Mesko et al, 2019).
belakang), efek ionisasi, dan transportasi ke
atomizer. Unsur yang paling umum ditentukan Energy Dispersive X-ray Fluorescence (EDXRF)
dalam kosmetik oleh F AAS adalah Pb, Ni, Cd, EDXRF memungkinkan penentuan
Cr, Cu, dan Zn. Unsur-unsur lain seperti Fe, Mn, multielemen dan kemungkinan untuk melakukan
dan Co juga telah ditentukan dalam kosmetik analisis dengan sampel minimal. Namun, NAA
oleh F AAS, dan dengan frekuensi rendah Bi, adalah teknik yang memakan waktu, karena,
Na, dan K. Selain itu, F AAS telah digabungkan setelah sampel iradiasi, hingga beberapa hari
dengan sistem pembangkit hidrida (HG), atau diperlukan sebelum akuisisi spectrum. Selain
generasi uap dingin (CVG) untuk penentuan As itum LOD yang diperoleh oleh EDXRF tidak
dan Hg dalam kosmetik. Metode GF-AAS dapat selalu memadai, teknik ini juga tidak banyak
melakukan pemanasan yang lebih memadai untuk tersedia di laboratorium dan kelemahan utamanya
memberikan sensitivitas yang lebih tinggi dan melibatkan produksi residu radioaktif (Mesko et
menghilangkan kemungkinan gangguan terkait al, 2019).
matriks, sehingga sering digunakan sebagai
alternatif yang baik untuk penentuan elemen Spektofotometri Infra Red
dalam kosmetik karena merupakan salah satu Suatu metode yang cepat dan sederhana
teknik yang paling sensitif dan sangat toleran untuk mengamati gugus fungsi yang ada pada
terhadap matriks kompleks, Unsur kimia yang senyawa organic. Namun, interpretasi spektrum
paling umum ditentukan dalam kosmetik oleh GF IR produk kosmetik menjadi rumit karena fakta
AAS adalah Pb, logam lain yang dapat ditentukan bahwa masing-masing gugus fungsi yang terlihat
seperti Ni, Cr, dan Co dan dengan frekuensi pada spektrum IR mungkin bertanggung jawab
yang rendah As, Cd, dan Cu. Meskipun GF AAS atas munculnya beberapa pita dalam rentang
Farmaka
Volume 19 Nomor 3 115

bilangan gelombang yang luas, sehingga setiap Liquid Chromatograph-tandem Mass


pita mungkin memiliki kontribusi. dari banyak Spectrometry (LCMS)
gugus fungsi. Selain itu, adanya zat seperti air Penggunaan metode LCMS dalam analisis
atau senyawa parafin juga dapat menghambat merupakan penggabungan antara kemampuan
analisis (Belurkar & Yadawe, 2017). pemisahan metode analisis kromatografi cair
dengan spektofotometri massa. Beberapa hasil
Reaksi Warna dengan Kalium Iodida penelitian membuktikan bahwa LC-MS dapat
Reaksi warna mneggunakana kalium digunakan sebagai teknik pelengkap untuk GC
iodide untuk uji kualitatif merkuri (Hg), memiliki atau GC-MS. Selain itu, penggunaan pendekatan
kelebihan yaitu metode yang mudah dan sederhana ini memungkinkan untuk membedakan parfum
serta hasil yang cepat diperoleh, dengan hasil asli dari yang palsu. Namun demikian, penelitian
positif berwarna jingga dengan endapan. Namun, lebih lanjut tentang potensi LC-MS dalam parfum
kekurangan dari metode ini yaitu, metode ini analisis masih diperlukan. Kelebihan dari metode
hanya merupakan metode uji kualitatif dimana ini yaitu hasil analisis yang spesifik didapatkan
hasil yang diperoleh tidak dapat menentukan dari spektofotometri massa yang digunakan
banyaknya kandungan merkuri dalam sampel, sebagai detektor, dan pengaplikasiannya yang
sehingga perlu adanya uji kuantitatif lebih lanjut luas dan tidak terbatas hanya untuk molekul
(Nugraha & Anggraeni, 2019). yang volatile, mampu juga mengukur analit yang
sangat polar, dan penyiapan sampel yang cukup
Kromatografi Gas sederhana dengan fleksibilitas yang tinggi serta
Kromatografi gas, merupakan metode waktu yang singkat (Kempinska-Kupczyk & Kot-
analisis yang digunakan untuk sampel yang mudah Wasik, 2019).
menguap, sehingga pada pengujian identifikasi
alkohol metode ini dapat digunakan dan sudah Kromatografi Lapis Tipis
sering dipilih dibandingkan metode lain. Terdapat Kromatografi merupakan metode analisis
beberapa kelebihan dari kromatografi gas, salah yang biasanya sering digunakan untuk pemisahan
satunya adalah penggunaan kolom yang lebih senyawa campuran. Teknik kromatografi pada
panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan dasarnya terdiri dari dua fase yaitu fase diam
yang tinggi. Gas dan uap mempunyai viskositas (berupa cairan atau padat) dan fase gerak (berupa
yang rendah, demukian juga kesetimbangan cairan dan gas). Terjadinya pemisahan komponen
partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat, campuran dikarenakan adanya perbedaan
sehingga analisis relatif cepat dan sensitifitasnya kecepatan migrasi yang muncul akibat adanya
tinggi. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase perbedaan perbandingan distribusi dari senyawa
cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan campuran antara dua fase tersebut. Kelebihan
zat-zat terlarut. Kelemahan dari kromatografi gas pada metode kromatografi lapis tipis adalah
yaitu metode ini hanya terbatas untuk penggunaan dihasilkannya pemisahan yang lebih sempurna,
pada sampel dengan kandungan zat yang akan kepekaan yang lebih tinggi dan dapat dilaksanakan
dianalisis yaitu terbatas pada zat yang mudah dengan lebih cepat. Namun sama dengan uji
menguap (Wang et al, 2019). kualitatif yang lainnya, penggunaan KLT hanya
dapat melihat ada tidaknya zat pewarna dalam
Farmaka
Volume 19 Nomor 3 116

sampel, namun tidak dapat menentukan banyaknya 8(1).


kandungan zat pewarna, serta banyaknya matriks Albab, F. Q. & Nukhasanah, 2020.
pengganggu mempengaruhi pengamatan dalam Penetapan kadar alkohol pada kosmetik
menentukan nilai Rf sampel dan baku (Afriyeni menggunakan. Journal Of Halal
& Utari, 2016). Science and Research, 1(1), pp. 30-38.
Alqadami, A. A. et al., 2017. Determination
SIMPULAN of heavy metals in skinwhitening
Kandungan zat berbahaya yang biasanya cosmetics using microwave digestion
terdapat dalam kosmetik diantaranya merkuri, and inductively coupled plasma
timbal, cadmium, arsenic, bismuth, dan titanium, atomic emission spectrometry. IET
terdapat pula seperti pewarna tekstil, asam retinoat Nanobiotechnology, 11(5), pp. 597-
dan alkohol yang ditambahkan berlebih. Zat –zat 603.
berbahaya ini dapat diidentifikasi dengan berbagai Al-Saleh I, Shinwari N, Mashhour A,
metode analisa diantaranaya AAS, FAAS, ICP- Mohamed Gel D, Rabah A, 2011. Heavy
AES ICP-MS, LCMS, Spektrofotometri Uv-Vis, metals (lead, cadmium and mercury)
KLT, dan Gas chromatography. Penggunaan in maternal, cord blood and placenta
metode analisa pada zat logam yang paling of healthy women. Int J Hyg Environ
sering digunakan yaitu AAS, merupakan salah Health. 2011;214:79–101, 21(4), pp.
satu teknik yang paling sensitif dan sangat 79-101.
toleran terhadap matriks kompleks. Sedangkan Anis, I. V., Paat, V. I., Sambou, C. N.
untuk identifikasi zat perwarna menggunakan & Tulandi, S. S., 2020. Analisis
spektrofotometri UV-Vis, karena didalam zat Kandungan Timbal pada Lipstik yang
pewarna memiliki senyawa yang memiliki Tidak Terdaftar di BPOM yang Beredar
gugus kromofor yang tepat diidentifikasi dengan di Pasar Baru Langowan Menggunakan
spektofotometri UV-Vis. Untuk uji kualitatif pada Spektrofotometri Serapan Atom. Jurnal
merkuri sering digunakan uji dengan kalium Biofarmasetikal Tropis, 3(1), pp. 62-66.
iodida, karena metode yang sederhana dan waktu Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2011.
yang lebih singkat. Persyaratan Logam Berat Jenis
Merkuri. Jakarta, BPOM RI.
DAFTAR PUSTAKA Belurkar, R. S. & Yadawe, M. S., 2017.
Ackah, M. et al. 2015. Status of some metals ANalysis of Heavy Metals in Lipstick
contained in imported nail polish by the Various Physiochemical and
and lipsticks. Proceedings of the Instrumental Methods. IOSR Journal of
International Academy of Ecology and Applied Chemistry, 10(7), pp. 01-06.
Environmental Sciences, 5(4), pp. 142- Chan TYK, 2011. Inorganic mercury
147. poisoning associated with skin-
Afriyeni, H. & Utari, . N. W. 2016. Identifikasi lightening cosmetic products. Clin.
Zat Warna Rhodamin B pada Lipstick Chen, X. et al., 2012. Oxidation Degradation
Berwarna Merah yang Beredar di Pasar of Rhodamine B in Aqueous by UV/
Raya Padang. Jurnal Farmasi Higea, S2O8 2− Treatment System. Int, J. of
Farmaka
Volume 19 Nomor 3 117

Photoenergy. Spektrofotometri Serapan Atom. Jurnal


Elfia, M., 2020. Analisis Merkuri (Hg) pada Pharmaciana, 3(2), pp. 9-13.
Urinee dari Pengguna Krim Pemutih Jian L H, , et al., 2014. Application of Liquid
dengan Uji Reaksi Warna. Ensiklopedia Phase Separation and Combination
of Journal, 2(3). Technology in Drug. J. Anal, Volume
Endah, S. R. N. & Surantaatmdja, S. I., 2019. 33, p. 1459.
The Determination of Heavy Metals Kempinska-Kupczyk, D. & Kot-Wasik,
Level : Lead in Cosmetic. Journal of A., 2019. The potential of LC–MS
Physics : Conference Series, Volume technique in direct analysis of perfume.
1179. Monatshefte für Chemie - Chemical
Fauziah, S., Komarudin, D. & Dewi, C., Monthly, Volume 150, pp. 1617-1623.
2020. Identifikasi dan Penetapan Ladizinski B, Mistry N, Kundu RV.,
Kadar Rhodamin B pada Eye Shadow 2011. Widespread use of toxic skin
secara Kromatografi Lapis Tipis dan lighteningcompounds: Medical and
Spektrofotometri Ultraviolet-Visible. psychosocial aspects. Dermatol Clin,
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 19(2). 29(1), pp. 111-123.
Food and Drug Administration, 2020. Margui, E. et al., 2019. Possibilities and
Cosmetics Laws & Regulations, Drawbacks of Total Reflection X-ray
U.S: https://www.fda.gov/cosmetics/ Fluorosence Spectrometry as a Fast,
c o s m e t i c s - g u i d a n c e - re g u l a t i o n / SImle and Cost-Effective Technique for
cosmetics-laws-regulations. Multielement Analyses of Cosmetics.
Food and Drug Administration, 2020. FDA's Elsevier. Analytica Chimica Acta,
Testing of Cosmetics for Arsenic, Volume 1075, pp. 27-37.
Cadmium, Chromium, Cobalt, Lead, Massadeh, M. A. & El-khateeb, S. I., 2017.
Mercury, and Nickel Content, U.S: Evaluation of Cd, Cr, Cu, Ni, and Pb
h t t p s : / / w w w. f d a . g o v / c o s m e t i c s / in selected cosmetic products from
potential-contaminants-cosmetics/fdas- Jordanian, Sudanese, and Syrian
testing-cosmetics-arsenic-cadmium- markets. Elsevier : Public Health,
chromium-cobalt-lead-mercury-and- Volume 149, pp. 130 - 137.
nickel-content. Medicine, N. L. o., 2020. Cosmetics, U.S:
Hartina, O., Ulil Amna, U. & Fajri, R., https://medlineplus.gov/cosmetics.html.
2020. Identifikasi Bahan Pewarna Mesko, M. F. et al., 2019. Toxic and Potentially
Naphtol Yellow S(C10H6N2NaO8S+) Toxic Elements Determination in
dalam Sediaan Perona Mata secara Cosmetics Used for Make-up : A Critical
Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Review. Analytica Chimica Acta.
Quimica: Jurnal Kimia Sains dan Miralles, P., Gemert, I. v., Chisvert, A. &
Terapan, 2(1), pp. 5-8. Salvador, A., 2019. Stir bar sorptive-
Jaya, F., Farida., Kuntarti., dan Kamal., 2013. dispersive microextraction me diate d by
Penetapan Kadar Pb pada Shampoo magnetic nanoparticles-metal organic
Berbagai Merk dengan metode framework composite: Determination
Farmaka
Volume 19 Nomor 3 118

of N -nitrosamines in cosmetic products. 2(1), pp. 1-7.


Elsevier. Journal of Chromatography, Sulaiman, R., Umboh, J. M. L. & Seprianti,
Volume 1604, pp. 1-11. S., 2020. Analisis Kandungan Merkuri
Nugraha, N. K. M. P. & Anggraeni, D., 2019. pada Kosmetik Pemutih Wajah di Pasar
Analisa Kualitatif Kandungan Merkuri Karombasan Kota Manado. Jurnal
dalam Sediaan Pemutih Kulit. Surya KESMAS, 9(5).
Medika, 14(1), pp. 86-89. Supandi & Situmorang, A., 2019.
Olalekan, R. M., Omidiji, A. O. & Odubo, T. Pengembangan Metode Analisis
V., 2018. Measures of harm from heavy Bahan Kimia Berbahaya Hidrokuinon
metal contents (Lead and Cadmium) dan Niacinamide pada Kosmetik.
in Women’s Lipstick and Lipgloss in Parmaceutical Sciences and Research.
Yenagoa Metropolis, Bayelsa state, Trisnawati, F. A., Yulianti, C. H. & Ebtavanny,
Nigeria. Int J Petrochem Res, 2(3), pp. T. G., 2017. Identifikasi Kandungan
236-242. Merkuri pada Beberapa Krim Pemutih
Rehan, I., Gondal, M., Rehan , K. & Sultana, yang Beredar di Pasaran (Studi
S., 2020. Spectral diagnosis of health dilakukan di Pasar DTC Wonokromo
hazardous toxins in face foundation Surabaya). Journal of Pharmacy and
powders using laser induced breakdown Science, 2(2), pp. 35-40.
spectroscopy and inductively coupled Trisnawati, F. A., Yulianti, C. H. & Ebtavanny,
plasma-optical emission spectroscopy T. G., 2017. Identifikasi Kandungan
(ICP-OES). Elsevier : Talanta, Volume Merkuri pada Beberapa Krim Pemutih
217. yang Beredar di Pasaran (Studi
Rohaya, U., Nurlina Ibrahim, N. & Jamaluddin, dilakukan di Pasar DTC Wonokromo
2017. Analis Kandungan Merkuri (Hg) Surabaya). Journal of Pharmacy and
pada Krim Pemutih Wajah. GALENIKA Science, 2(2), pp. 2527-6328.
Journal of Pharmacy, 3(1), pp. 77-83. Wang M B & Wang K, 2014. Flavour Frag.
Schettino, L., Benede, J. L., Chisvert, A. & Cosmetics, 42(36).
Salvador, A., 2020. Development of Wang, S.-W.et al., 2019. Determination of
a sensitive method for determining polycyclic aromatic hydrocarbons
traces of prohibited acrylamide in (PAHs) in cosmetic products by
cosmetic products based on dispersive gas chromatography-tandem mass
liquid-liquid microextraction followed spectrometry. Journal Food and Drug
by liquid chromatography-ultraviolet Analysis, 28(1), pp. 815-824.
detection. Elsevier: Microchemical Yao Zhang, et al., 2019. Research progress of
Journal, Volume 159. detection technology for illegal addition.
Suhartini, S., Fatimawali & Citraningtyas, The 3rd International Conference on
G., 2013. Analisis Asam Retinoat pada Agricultural and Food Science, Volume
Kosmetik Krim Pemutih yang Beredar 559, pp. 1-7.
di Pasaran Kota Manado. Pharmacon,

Anda mungkin juga menyukai