Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kosmetika merupakan kebutuhan sandang yang dianggap penting bagi

sebagian masyarakat. Kosmetik pada dasarnya merupakan beberapa campuran

bahan yang diaplikasikan pada anggota tubuh bagian luar yang bertujuan untuk

melindungi, memperbaiki, dan menambah daya tarik agar terlihat lebih cantik

dari sebelumnya (Muliyawan, Dewi & Neti, 2013).

Menurut Peraturan Kepala BPOM RI No.HK.00.05.42.1018 kosmetik

merupakan setiap bahan atau sediaan yang dimaksudkan digunakan pada

bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan oran genital

bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut untuk membersihkan mewangikan,

mengubah penampilan, memperbaiki bau badan, melindungi, dan memelihara

tubuh pada kondisi baik (BPOM RI, 2008)

Tujuan utama masyarakat dalam menggunakan kosmetika adalah untuk

menambah rasa percaya diri, meningkatkan daya tarik, serta merawat dan

melindungi dari faktor lingkungan yang berbahaya (Tranggono, 2007).

1
2

Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor

19 Tahun 2015, Persyaratan Teknis Kosmetika Meliputi:

1. Persyaratan Keamanan Kemanfaatan dan Klaim

Kosmetika harus memenuhi persyaratan keamanan dan kemanfaatan

yang dibuktikan melalui hasil uji dan/atau referensi empiris/ilmiah lain

yang relavan. Kosmetika yang mencantumkan klaim kemanfaatan harus

mengacu pada pedoman klaim kosmetika.

2. Persyaratan Mutu

Kosmetika harus memenuhi persyaratan mutu sebagaimana tercantum

dalam Kodeks Kosmetika Indonesia, standar lain yang diakui, atau

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Persyaratan Penandaan

Penandaaan harus berisi informasi mengenai kosmetika secara lengkap,

obyektif sesuai dengan kenyataan yang ada, tidak menyimpang dari

sifat kemanan kosmetika, dan tidak menyesatkan.

Lipstick adalah kosmetik yang diterapkan pada bibir untuk

menentukan bentuk dan memberi warna serta perlindungan terhadap

lingkungan sekitar (Engasser, 2000). Produk bibir telah digunakan sejak

jaman kuno, meliputi lipstik, lipgloss, lip liners (Riley, 2000). Lipstik

digunakan secara luas oleh kalangan wanita dan lipstik menjadi sangat

populer di akhir dekade ini, popularitasnya dapat diukur dari fakta pasar yang

telah dibanjiri produk lipstik dengan ratusan nuansa (Mithal dan Shaha,

2000). Komponen utama dari formulasi lipstik adalah bahan pewarna dan
3

basis lipstik (Mitsui, 2007). Bahan pewarna yang umumnya digunakan adalah

pewarna sintetis seperti bromoacid, eosin, pigmen titanium dioksid, bismut

oksiklorid serta bahan pewarna lain yang di izinkan oleh Food and Drug

Administration (FDA). Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena

penggunaan langsung pada bibir akan terjilat atau ikut dengan makanan atau

minuman yang dimakan sehingga dalam formula lipstik bahan-bahan yang

digunakan harus dipastikan aman (Riley, 2000; Draelos, 2011).

Selama periode Januari hingga Maret 2018 lalu, Badan POM menerima 354

pengaduan masyarakat tentang kosmetika ilegal yang berpengaruh terhadap

mutu dari kosmetik tersebut, baik produknya yaitu kosmetika tidak memiliki

nomor notifikasi, kosmetika dengan dijual melalui online maupun sarana

produksi kosmetika ilegalnya, dan terkait mutu akan mikroba yang

terkandung di dalamnya, salah satunya adalah lipstik. Data ini menunjukkan

bahwa kosmetika ilegal yang mengandung bahan berbahaya dan cemaran

mikroba masih beredar di pasaran. (BPOM, 2018).

Dengan banyaknya sediaan lipstick yang terkontaminasi bakteri, penulis

tertarik untuk melakukan pengkajian jurnal cemaran bakteri yang terdapat

pada lipstick.
4

1.2. Rumusan Masalah

1. Bakteri apa sajakah yang dapat menjadi kontaminan pada sediaan

lipstick

2. Bakteri apakah yang menjadi dominan cemaran tertinggi pada lipstick

3. Bagaimana mekanisme kerja bakteri yang menjadi kontaminan dalam

lipstick

4. Berapa persen jumlah bakteri yang mencemari sediaan lipstick dari

jurnal yang didapat

1.3.Tujuan Penilitian

1. Untuk mengetahui bakteri apa sajakah yang dapat menjadi kontaminan

pada sediaan lipstick

2. Untuk mengetahui bakteri yang menjadi dominan cemaran tertinggi

pada lipstick

3. Untuk mengetahui mekanisme kerja bakteri dalam lipstick yang sudah

terpakai

4. Untuk mengetahui persen jumlah bakteri yang mencemari sediaan

lipstick

1.4. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat akan informasi

mengenai bakteri apa sajakah yang terdapat pada lipstick


5

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bahwa lipstick

dapat tercemar oleh bakteri

1.5. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Akademi Farmasi Bumi Siliwangi yang

dilaksanakan bulan Desember sampai dengan selesai.

Anda mungkin juga menyukai