INFOKOM
KELOMPOK 2:
4
BAB II
PEMBAHASAN
STUDI KASUS 1
Berdasarkan hasil monev pengaduan dari masyarakat yang masuk ke ULPK BBPOM di
Surabaya, mayoritas pengaduan yang diterima adalah kosmetik yang diduga illegal.
Pertanyaan :
1. Sebutkan regulasi/peraturan yang berhubungan dengan perizinan produk kosmetik
2. Langkah/cara apa yang paling cepat dan efektif untuk mengedukasi masyarakat tentang
keamanan produk kosmetik dan bahaya kosmetik illegal, dikaitkan dengan tren edukasi
terkini, beserta contoh materi edukasinya/informasinya, (dikaitkan dengan peran
apoteker dalam mengedukasi masyarakat).
Analisis Kasus
1. Macam – macam peraturan mengenai perizinan kosmetik
permenkes tahun 2010 : 1175/MENKES/PER/VII/2010 tentang perizinan kosmetika
• BPOM 2018: pelayanan perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik sector obat
dan makanan
• Peraturan bdan pengawas obat dan makanan nomor 5 tahun 2020 tentang integritasi
pelayanan perizinan berusaha secara elektronik sector obat dan makanan
• Peraturan pemerintah RI nomor 5 tahun 2021 tentang penyelenggaraan perizinan
berusaha berbasis resiko
• Peraturan BPOM nomor 10 tahun 2021 tentang standar kegiatan usaha produk pada
penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis risiko sektor obat dan makanan
• Keputusan kepala BPOM nomor 479 tahun 2023 tentang perubahan bahan yang
diizinkan dalam kosmetik
2. Sebagai apoteker langkah yang paling cepat yang bisa diupayakan untuk mengedukasi
masyarakat tentang keamanan produk kosmetik dan bahaya kosmetik illegal ialah
komunikasi informasi dan edukasi, berupa pembuatan leafleat online yang berisi
pengenalan aplikasi Cek Bpom dengan memanfaatkan sosial media sebagai sarana
memberi informasi agar jangkauannya lebih luas, seperti : Instagram, Facebook,
Tiktok, dll. Pemilihan kata - kata yang digunakanpun harus ringkas, padat namun
jelas dan menarik, sehingga masyarakat mau membaca dan harapannya dapat
dipraktikan sehingga nantinya masyarakat tahu bagaimana cara membedakan produk
5
kosmetik yang legal dan illegal, dan tentu saja ditambahkan gambar - gambar akibat
penggunaan produk- produk kosmetik yang mengandung bahan berbahaya seperti
merkuri, hidroquinon, bahkan pewarna tekstil yang seharusnya tidak boleh digunakan
untuk pewarna kosmetik, dll, sehingga diharapkan keingintahuan masyarakat
meningkat dan secara mandiri dapat memilih kosmetik yang aman paling tidak untuk
dirinya sendiri terlebih dahulu.
Contoh :
CARA MEMILIH KOSMETIK YANG AMAN VIA BPOM
Kosmetik illegal mengandung bahan – bahan membahayakan tubuh, selain iritasi
seperti kemerahan, flek hitam, gangguan hormon dan penggunaan yang berkepanjangan
bahkan bisa sampai mengakibatkan kanker kulit loh!!! Cek kosmetik yang kamu
gunakan saat ini melalui aplikasi Cek BPOM yang dapat diunduh melalui Playstore,
Setelah diunduh lakukan Langkah berikut ini :
1. Buka aplikasi dan temukan menu “Semua Produk” dan “Nama Registrasi”
2. Klik menu “Semua Produk” dan pilih folder produk teregistrasi, produk dibatalkan atau
produk warning.
3. Kemudian klik “Nomor Registrasi” dan pilih anda akan memasukkan identitas produk
sesuai nama produk atau nama dagang, atau nama produsen dan importirnya
4. Klik “Cari Produk”, dan anda akan mendapatkan data tentang produk yang anda
masukkan, apakah produk itu sudah legal/terdaftar atau masuk ke dalam produk yang
ditarik dari pasaran.
STUDI KASUS 2
Seorang karyawan yang baru saja dirumahkan sementara dari perusahaannya ingin membuat
teh kering dan minuman siap minum tanpa pengawet dalam kemasan botol kaca untuk
dititipkan di cafe dekat rumah.
Dapatkah anda membantu pengusaha tersebut, kemana dia harus mendaftarkan
produknya?
Jelaskan jawaban saudara disertai dengan data dukung yang sesuai!
ANALISIS
Menurut Peraturan kepala Badan POM RI Nomor 22 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga, menyatakan bahwa Pangan
Industri Rumah Tangga (P-IRT) adalah sertifikasi bagi Industri yang memproduksi makanan
dan minuman skala rumahan, sehingga pengusaha tersebut bisa mendaftarkan P-IRT. Pangan
6
olahan harus memenuhi persyaratan kriteria keamanan, bergizi dan bermutu, maka dari itu
teh kering dan minuman teh sebaiknya harus di daftarkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk memperoleh SPP-IRT. SPP-IRT (Sertifikat Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga) adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh Bupati/Walikota terhadap
pangan produksi IRTP di wilayah kerjanya yang telah memenuhi persyaratan pemberian
SPP-IRT dalam rangka peredaran pangan produksi IRTP. Jenis pangan produksi IRTP yang
diizinkan untuk memperoleh SPP-IRT meliputi:
1. Hasil Olahan Daging Kering
2. Hasil Olahan Ikan Kering
3. Hasil Olahan Unggas Kering
4. Hasil Olahan Sayur
5. Hasil Olahan Kelapa
6. Tepung dan Hasil Olahnya
7. Minyak dan Lemak
8. Selai, Jeli dan sejenisnya
9. Gula, Kembang Gula dan Madu
10. Kopi dan Teh Kering
11. Bumbu
12. Rempah-rempah
13. Minuman Serbuk
14. Hasil Olahan Buah
15. Hasil Olahan Biji-bijian, Kacang-kacangan dan Umbi
Pada teh kering termasuk kedalam jenis pangan kopi dan teh kering, sedangkan untuk
minuman teh termasuk kedalam jenis minuman serbuk. Menurut Peraturan Badan POM
Nomor 22 Tahun 2018 Untuk memperoleh SPP-IRT pemilik harus membuat permohonan
pengajuan ke Dinas Kesehatan setempat. Kemudian pemilik harus melengkapi persyaratan
diantaranya:
a. Memiliki sertifikat penyuluhan keamanan pangan.
Untuk mendapatkan sertifikat penyuluhan keamanan pemilik harus mengikuti
kegiatan penyuluhan keamanan pangan untuk mendapatkan sertifikat tersebut. Dalam
mengikuti penyuluhan keamanan pangan untuk mendapatkan sertifikat pemilik harus
memperoleh nilai evaluasi (post test) minimal 60.
b. Menunggu hasil evaluasi terhadap dokumen yang kelengkapan permohonan SPP-IRT.
Berkas yang untuk evaluasi meliputi:
7
1. Nama Pangan,
2. Nama Dagang,
3. Jenis Kemasan,
4. Berat Bersih,
5. Bahan Baku dan Bahan Lain yang digunakan,
6. Tahapan Produksi,
7. Nama, Alamat, Kode Pos dan Nomor Telepon IRTP,
8. Nama Pemilik,
9. Nama Penanggung Jawab,
10. Informasi Tentang Masa Simpan,
11. Informasi Tentang Kode Produksi,
12. Surat Keterangan Izin Usaha dari Camat,
13. Rancangan Label Pangan,
14. Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (bagi pemohon baru).
untuk berkas persyaratan tersebut akan dievaluasi oleh Dinas Kesehatan
Setempat, jika terdapat kekurangan dalam isian dokumen dan kelengkapannya melalui
Bupati melalui Dinas Kesehatan untuk dilakukan pembinaan kepada IRTP yang
mengajukan permohonan.
c. Pemeriksaan sarana produksi pangan IRTP
Pemeriksaan sarana produksi pangan IRTP dapat dilakukan setelah berkas
pemilik memenuhi persyaratan dan untuk pemeriksaan sarana produksi pangan IRT
dilakukan oleh Tenaga Pengawas Pangan Kabupaten/Kota dengan dilengkapi surat
tugas yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota c.q Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Kriteria Tenaga Pengawas Pangan Kabupaten/Kota adalah Pegawai Negeri Sipil yang
memiliki sertifikat kompetensi pangan Kabupaten/Kota.
d. Pemberian Nomor IRTP
Jika pemeriksaan sarana produksi pangan industri rumah tangga telah memuni
syarat akan dilakukan pemberian nomor IRTP yang terdiri dari 15 digit angka contoh
sebagai berikut: P-IRT No. 12345678901234-45, untuk Nomor IRTP diberikan hanya
untuk 1 jenis pangan IRT.
Untuk penjelasan dari 15 digit angka sebagai berikut:
1. Digit ke-1 menunjukkan kode jenis kemasan,
2. Digit ke-2 dan 3 menunjukkan nomor urut/kode jenis pangan,
3. Digit ke-4, 5, 6, dan 7 menunjukkan kode provinsi,
8
4. Digit ke-8 dan 9 menunjukkan nomor urut pangan IRTP,
5. Digit ke-10, 11, 12, dan 13 menunjukkan nomor urut IRTP di Kabupaten/Kota
yang bersangkutan,
6. Digit ke-14 dan 15 menunjukkan tahun berakhir masa berlaku.
e. Penyerahan SPP-IRT
Setelah pemilik mendapatkan nomor P-IRT dinas kesehatan Kabupaten/Kota
akan mengirimkan SPP-IRT ke Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan
Bupati/Walikota c.q Unit Pelayanan terpadu SatuPintu menyerahkan SPP-IRT kepada
pemilik/penanggung jawab IRTP yang telah memnuhi persyaratan.
9
BAB III
KESIMPULAN
Pada kasus 1 Peredaran kosmetika membutuhkan perizinan yang dimana tertuang dalam
beberapa peraturan yang tertuang dalam PERMENKES, Kepala BPOM maupun BPOM.
Setelah melakukan perizinan kosmetika akan diedarkan dan disebarluaskan kepada
masyarakat maka dari itu perlunya informasi mengenai produk yang akan diedarkan agar
tidak terjadi penyalahgunaan pemakaian, yaitu dengan pemberian informasi atau edukasi
melalui media sosial, elektronik maupun non elektronik salah satunya dengan inovasi yang
bisa diberikan yaitu adalah leatflet online yang bisa diberikan melalui media sosial
dikarenakan banyaknya penggunaan media sosial saat ini.
Sedangkan pada kasus 2 Produk tersebut bisa di daftarkan terlebih dahulu karena teh kering
dan minuman teh dari bunga telang termasuk ke dalam P-IRT. Pangan olahan harus
memenuhi persyaratan kriteria keamanan, bergizi dan bermutu maka dari itu pemilik harus
mengurus P-IRT melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk memperoleh SPP-IRT
dengan melakukan beberapa persyaratan yang sudah ditetapkan sesuai peraturan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan (2010) ‘Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1175/MENKES/PER/VIII/2010 Tentang Izin Produk Kosmetika’, Dirjen Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, (396), pp. 1–32.
Angriani, L. (2019). The Potential of Extract Butterfly Pea Flower (Clitoria ternatea L.) as a
Local Natural Dye for Various Food Industry. Canrea Journal: Food Technology,
Nutritions, and Culinary Journal, 2(1), 32–37.
Indonesia, B. P. O. D. M. R. (2018). Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga. Badan Pengawas Obat Dan Makanan, 1–16.
Kepala, P., Pengawas, B., Dan, O., Indonesia, R., Olahan, P. P., Rahmat, D., Yang, T., Esa,
M., Badan, K., Obat, P., Makanan, D. A. N., & Indonesia, R. (2016). BERITA
NEGARA. 825.
Sellia, N. M., & Atmadja, I. B. P. (2019). Kajian Tentang Izin Pada Industri Rumah Tangga
Pangan. Kertha Semaya : Journal Ilmu Hukum, 7(8), 1.
Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan.
Yulianti, M. D., & Mustarichie, R. (2018). Tata Cara Registrasi Untuk Pangan Olahan
Industri Rumah Tangga (PIRT) Dan Makanan Dalam Negeri (MD) Dalam Rangka
Peningkatan Produk Yang Aman Dan Bermutu Di Bandung Jawa Barat. Farmaka,
15(3), 57–64.
11